Anda di halaman 1dari 57

FISIOLOGI

SISTEM SARAF PUSAT


Laksamana Abimanyu B
1410211134
ORGANISASI SISTEM SARAF

SUSUNAN SARAF 3 KELAS FUNGSIONAL


NEURON
SSP SST

ORGANISASI SISTEM SARAF


Sistem saraf terdiri dr :
1. SSP (Sistem Saraf Pusat)
a. Otak
b. Medula spinalis
2. SST (Sistem Saraf Tepi)
tdr ats serat2 saraf yg membawa informasi antara ssp dan bagian tubuh lain (perifer)
a. Divisi aferen : bawa informasi dr lingk eksternal dan aktivitas internal  SSP
b. Divisi eferen : bawa instruksi dr SSP  organ efektor-otot atau kelenjar
 SS Somatik : tdr ats serat2 neuron motorik  menyarafi otot rangka
 SS Otonom : tdr ats serat2  menyarafi otot polos,otot jantung,kelenjar
- SS Simpatis
- SS Parasimpatis
ORGANISASI SISTEM SARAF

SUSUNAN SARAF 3 KELAS FUNGSIONAL


NEURON
SSP SST

• Respon thd rangsangan


Potensial aksi dr reseptor
sensorik merambat ke
akson perifer  akson
sentral  menuju medula
spinalis  akson sentral
bersinaps dan menyebar dg
neuron2 lain di medula
spinalis  inforasi stimulus
disebar
3 KELAS FUNGSIONAL NEURON
Sistem saraf dibentuk o/ 3 kelas fungsional neuron :
1. Neuron aferen (byk di SST)
- Reseptor sensorik : mhasilkan potensial aksi
- Akson perifer/serat aferen : dr reseptor ke
badan sel
- Badan sel neuron aferen : tdk mngandung
dendrit dan input prasinaps, letaknya dekat
medula spinalis
- Akson sentral : dr badan sel ke medula spinalis
2. Neuron eferen (byk di SST)
- Badan sel neuron eferen : berada di SSP
- Akson eferen/serat eferen : dr SSP ke otot atau
kelenjar utk menimbulkan efek
3. Antarneuron (interneuron)
- Byk di SSP, 99% neuron tmsk kategori ini
- Terletak diantara neuron aferen dan eferen
- Peran : integrasi respon perifer dg informasi dr
perifer
ORGANISASI SISTEM SARAF

SUSUNAN SARAF 3 KELAS FUNGSIONAL


NEURON
SSP SST

PROTEKSI & GAMBARAN


NUTRISI OTAK UMUM SSP

SEL GLIA PROTEKSI 3 MEMBARAN CSS SDO O2 & GLUKOSA


SSP MENINGES
SEL GLIA

• 90% sel SSP adl sel glia/neuroglia (bukan neuron )


• Tidak membentuk atau menyalurkan impuls saraf
• Fungsi : Jaringan ikat SSP  menunjang neuron scr fisik dn metabolik :
– menjaga homeostasis komposisi lingkungan ekstrasel sekitar neuron
– Memodulasi fungsi sinaps
SEL GLIA
4 tipe sel glia :
1. Astrosit
2. Oligodendrosit
3. Mikroglia
4. Sel Ependim

JENIS SEL GLIA FUNGSI

ASTROSIT - “lem” utama SSP,mnyatukan neuron2, menopang neuron dlm hub spasial yg tepat
- Perancah perkembangan otak janin
- memicu pembentukan sawar darah-otak
- perbaikan cedera otak dan pbentukan jar parut saraf
- menyerap dan menguraikan neurotransmiter yg dibebaskan mjd bahan mentah utk mbtk lebih byk
neurotransmiter o/ neuron
-Menyerap kelebihan K+ utk jaga konsentrasi ion CES otak dan eksitabilitas normal neuron
-Meningkatkan pbtkan sinaps dan mperkuat transmisi sinaps mel/ sinyal kimiawi ke neuron

OLIGODENDROSIT - Mbtk selubung mielin di SSP

MIKROGLIA - Berperan dlm pertahanan otak sbg fagosit

SEL EPENDIM -Melapisi bagian dlm rongga otak dan medula spinalis
-Ikut membentuk cairan serebrospinal,py silia yg ikut mengalirkan cairan serebrospinal di seluruh ventrikel
-Bfx sbg sel punca neuron dg potensi mbtk neuron dan sel glia baru
ORGANISASI SISTEM SARAF

SUSUNAN SARAF 3 KELAS FUNGSIONAL


NEURON
SSP SST

PROTEKSI & GAMBARAN


NUTRISI OTAK UMUM SSP

SEL GLIA PROTEKSI 3 MEMBARAN CSS SDO O2 & GLUKOSA


SSP MENINGES
PROTEKSI SSP
4 pelindung SSP dari cedera :
1. Tulang keras kranium dan
kolumna vertebralis
2. Meninges Membran
protektif dan nutritif
diantara tulang dan jar
saraf
3. Cairan Serebrospinal (CSS)
 bantalan cairan khusus
tmpt otak “mengapung”
4. Sawar darah-otak  sgt
selektif membatasi akses
bahan2 di dlm darah
masuk ke jar otak.
ORGANISASI SISTEM SARAF

SUSUNAN SARAF 3 KELAS FUNGSIONAL


NEURON
SSP SST

PROTEKSI & GAMBARAN


NUTRISI OTAK UMUM SSP

SEL GLIA PROTEKSI 3 MEMBARAN CSS SDO O2 & GLUKOSA


SSP MENINGES

Meninges adl 3 membran yg


membungkus SSP dr luar ke
dalam :
1. Durameter
2. Arachnoid
3. Piameter
3 MEMBRAN MENINGES
1. Durameter : ada 2 lapisan yg melekat erat,di bbrp tmpt mbtk rongga berisi
darah,sinus dural,sinus venosus darah vena otak,CSS masuk ke sinus ini.
2. Arakhnoid : lapisan halus kaya PD, ruang subaraknoid (antara araknoid dan
piameter) terisi CSS , vili araknoid (penonjolan jar araknoid ke sinus
durameter  utk CSS direabsorpsi ke sinus lalu ke sirkulasi darah.)
3. Piameter : byk PD dan melekat erat ke perm otak dan medula spinalis, bs
masuk jauh mbawa PD kedlm otak berkontak dg sel ependim yg melapisi
ventrikel
ORGANISASI SISTEM SARAF

SUSUNAN SARAF 3 KELAS FUNGSIONAL


NEURON
SSP SST

PROTEKSI & GAMBARAN


NUTRISI OTAK UMUM SSP

SEL GLIA PROTEKSI 3 MEMBARAN CSS SDO O2 & GLUKOSA


SSP MENINGES

Cairan Serebrospinal
Adl cairan yg mengelilingi dan menjadi bantalan otak dan medula spinalis
CAIRAN SEREBROSPINAL
1. Dihasilkan o/ pleksus khoroideus
2. Beredar di seluruh ventrikel
3. Keluar dr ventrikel ke4 di dasar
otak
4. Mengalir di ruang subarakhnoid
antara lapisan2 meninges
5. Direabsorpsi dr ruang
subarakhnoid ke dalam darah
vena melewati vili arakhnoid
CAIRAN SEREBROSPINAL
Fungsi CSS :
– Cairan peredam kejut utkmencegah otak menumbuk
bagian interior tengkorak yg keras ketika kepala tiba2
mengalami benturan.
– Pertukaran bahan antara sel2 saraf dan cairan
interstisium sekitarnya
– Perubahan komposisi CSS mempengaruhi komposisi
cairan interstisium otak (krn pertukaran bahan CSS-
cairan interstisium otak lebih mudah drpd antara
darah-cairan interstisium otak)
– CSS mengandung lebih sedikit K+ dan lebih banyak
Na+  shg cairan interstisium otak merup lingk ideal
bagi perpindahan ion2 ini mengikuti penurunan
gradien suatu proses yg esensial bagi perambatan
impuls saraf.
ORGANISASI SISTEM SARAF

SUSUNAN SARAF 3 KELAS FUNGSIONAL


NEURON
SSP SST

PROTEKSI & GAMBARAN


NUTRISI OTAK UMUM SSP

SEL GLIA PROTEKSI 3 MEMBARAN CSS SDO O2 & GLUKOSA


SSP MENINGES
SAWAR DARAH-OTAK
Fungsi SDO:
• Melindungi jar otak dr fluktuasi kimiawi di darah
• Mencegah bahan2 potensial berbahaya mencapai otak

• Kapiler otak disatukan o/ taut erat


• Hanya bahan larut lemak (O2,CO2, alkohol, hormon steroid) yg bs
menembus fosfolipid membran sel ddg kapiler
• Bahan2 esensial spt glukosa,asam amino, dan ion diangkut o/
pembawa terikat membran
• Hipotalamus  bagian otak yg tidak memiliki SDO

• Kapiler otak dikelilingi o/ prosesus astrosit berperan :


1. Memberi sinyal utk pembentukan kapiles otak utk merapat
2. Transpor sebagian bahan yaitu K+
ORGANISASI SISTEM SARAF

SUSUNAN SARAF 3 KELAS FUNGSIONAL


NEURON
SSP SST

PROTEKSI & GAMBARAN


NUTRISI OTAK UMUM SSP

SEL GLIA PROTEKSI 3 MEMBARAN CSS SDO NUTRISI O2 &


SSP MENINGES GLUKOSA UTK
OTAK

• Otak tidak dapat menghasilkan energi ATP tanpa O2 / tidak bisa metab anaerob
spt jar lain
• Neuroglobin : protein pengikat O2 di otak (idm Hb)
• Otak tidak dapat menyimpan glukosa dlm bentuk glikogen spt jar lain shg sgt tgt
pasokan darah
ORGANISASI SISTEM SARAF

SUSUNAN SARAF 3 KELAS FUNGSIONAL


NEURON
SSP SST

PROTEKSI & GAMBARAN


NUTRISI OTAK UMUM SSP

SUSUNAN SARAF PUSAT


Terdiri dari otak dan medula spinalis.Ada 100 milyar neuron di otak yg
membentuk anyaman kompleks berfungsi :
1. Secara bawah sadar mengatur lingkungan internal mel/ sist saraf
2. Mengalami emosi
3. Secara sadar mengontrol gerakan
4. Menyadari kesadaran tubuh dan lingkungan
5. Melakukan fungsi kognitif yaitu berpikir,mengingat
OTAK
Bagian-bagian otak :
1. Batang otak
a. Otak tengah
b. Pons
c. medula
2. Serebelum
3. Otak depan (forebrain)
a. Diensefalon
• Hipotalamus
• Talamus
b. Serebrum
• Nukleus basal
• Korteks serebri
MEDULA SPINALIS
Medula spinalis adl suatu silinder
panjang jaringan saraf yg erjalan dr
batang otak.

• Panjang 45 cm dan diameter 2 cm


• Dr medula spinalis keluar nervus
spinalis
• Saraf spinalis terdapat 31 pasang
– 8 pasanga nervus servikalis (c1-c8)
– 12 pasang nervus torakalis
– 5 pasang nervus lumbalis
– 5 pasang nervus sakralis
– 1 pasang nervus koksigeus
LENGKUNG REFLEKS
• Reseptor menerima stimulusSerat-serat aferen masuk melalui akar
dorsal menghantarkan impuls ke medula spinalis Antara serat aferen
dan eferen dihubungkan o/ interneuron di medula spinalisSerat-serat
eferen keluar melalui akar ventral menujuorgan efektor
• Serat aferen dan eferen dibungkus mjd satu dlm suatu nervus spinalis
JALUR REFLEKS
Jalur refleks
1. Stimulus berupa suhu,nyeri m’aktivasi reseptor di ujung jari
2. Tercetus PA di jalur aferen menyalurkan impuls ke korda spinalis
3. Pada korda spinalis sbg pusat integrasi  disini neuron aferen stimulasi : a. Eksitatori
interneuron yg m’stimulus neuron motor thd bisep b. Inhibitori interneuron yg
m’hambat neuron motor trisep c. Interneuron yg merup bagian jalur asending ke
otak
4. Satu jalur eferen m’stimulasi bisep utk kontraksi , jalur eferen lainnya mbuat relaksasi
trisep dg mencegah prdx eksitatori dan kontrx otot
5. Bisep dan trisep adl organ efektor  tjd fleksi menarik tangan menjauhi stimulus
nyeri
6. Terjadi jalur asending ke otak utk membuat kesadaran akan adanya nyeri/potensi
bahay,penyimpanan memori.
FISIOLOGI SADAR, TIDUR, KOMA
BATANG OTAK (BRAINSTEM)
• Terdapat suatu anyaman neuron-neuron yang saling
berhubungan  FORMASIO RETIKULARIS, meluas di seluruh
batang otak  masuk ke talamus.
• Jarngan ini berfungsi : menerima dan mengintegrasikan semua
masukan sinaptik sensorik yang datang
• Serat- serat asendens yang berasal dari formasio retikularis
membawa sinyal ke atas untuk  membangunkan dan
mengaktifkan korteks serebri.
• Serat serat ini membentuk sistem pengaktif retikular
(RETICULAR ACTIVATING SYSTEM/RAS),  mengontrol derajat
keseluruhan kewaspadaan korteks dan penting dalam
kemampuan untuk mengarahkan perhatian.
• Sebaliknya serat serat desendens dari korteks, terutama
daerah motoriknya, dapat mengaktifkan RAS
• Pusat-pusat yang mengatur tidur terdapat di batang otak,
meskipun bukti-bukti terakhir mengisyaratkan bahwa pusat
yang mendorong tidur gelombang lambat terletak di
hipotalamus.
KESADARAN

Merujuk pada keadaan mengetahui secara subyektif ttg dunia


luar dan diri sendiri, termasuk mengetahui alam pikirannya
sendiri-yaitu, kesadaran akan pikiran, persepsi, mimpi dsb.
KESADARAN SESUAI URUTAN PENURUNAN TK
KETERJAGAAN
• Didasarkan pada tingkat interaksi antara
rangsangan perifer dan otak :
1. Kewaspadaan max
2. Terjaga
3. Tidur
4. Koma
• Tingkat kesadaran yang dipakai di klinik
1. CM  kesadaran penuh
2. Letargi 
- pasien mengantuk,
- kedua mata msh membuka dan
- menatap pemeriksa,
- menjawab pertanyaan
- kemudian tidur lagi
3. Somnolen
- Pasien membuka matanya
- menatap pemeriksa
- respon lambat
- terlihat agak bingung
4. Stupor
• Pasien hanya bangun dari tidur bila dilakukan rangsang yang
menimbulkan nyeri.
• Respon verbal lambat atau bahkan tidak ada.
• Pasien akan non responsif bila rangsang dihentikan
• Penentuan derajat/tk kesadaran didasarkan pada jumlah
(kuantitas) input SSP dan penentuan kualitas kesadaran
didasarkan pada bagaimana pengolahan input menghasilkan
pola-pola output SSP.
Reticular Activating System (RAS)
• Input yang berperan disini bersifat non
spesifik
• Asal impuls dari impuls aferen spesifik
yang disalurkan mll lintasan aferen non
spesifik dikenal sebagai diffuse
ascending reticular system (lintasan ini
tdd serangkaian neuron di substansia
retikularis  mll medula spinalis dan
batang otak  menyalukan impuls
aferen ke talamus (Inti intralaminar).
• Inti intralaminar (neuron disini dsb sbg
neuron penggalak kewaspadaan) yang
menerima impuls  menggalakan dan
memancarkan impuls yang diterima 
menuju dan merangsang seluruh
korteks serebri (neuron disini dsb sbg
neuron pengemban kewaspadaan)
secara difus dan bilateral  timbul
kewaspadaan /kesadaran
TIDUR
• Suatu proses aktif, bukan sekedar hilangnya
keadaan terjaga.
• Tingkat aktivitas otak keseluruhan tidak
berkurang selama tidur.
• 2 jenis tidur (ditandai oleh pola EEG) yang
berbeda dan perilaku yang berlainan :
1. Tidur gelombang lambat / NREM
2. Tidur paradoksal / REM
NON REM
• Tidur tenang dan dalam atau tidur gelombang
lambat, karena gelombang otak pada saat
tidur nonRem lebih lambat dibanding
gelombang alfa dan beta pada orang yang
sadar.
• Sering timbul mimpi bahkan mimpi buruk dpt
terjadi.
• Mimpi tidak dapat diingat kembali
TAHAPAN TIDUR NON REM
1. TAHAP I (paling ringan, very light sleep)
• Adalah tahap tidur yang paling ringan
• Besar voltase gelombang EEG sangat rendah
• Seseorang akan merasa ngantuk dan rileks
• Nadi dan RR menurun
• Mudah terbangun
2. TAHAP II ( ringan, light sleep )
• Semua proses fisiologis tubuh mulai melemah
• Bola mata masih bergerak
• Nadi,RR,suhu menurun
• EEG terlihat gelombang theta
• berlangsung 10-15 menit
3. TAHAP III
• Nadi,RR, proses fisiologis tubuh jauh menurun,
karena dominasi sistem para simpatis.
• Sudah mulai sulit dibangunkan
• Pada EEG terlihat gelombang theta, gelombang
tersebut sdh lebih reguler
4. TAHAP IV
• Merupakan tidur malam
• Pada EEG terlihat gelombang delta
• Nadi dan RR menurun 20-30%
• Seseorang sangat rileks, jarang bergerak, sulit
dibangunkan.
• Untuk memulihkan tubuh secara fisik
• Timbul mimpi
• 2 jam latihan fisik sebelum tdr dapat memfasilitasi
tidur tahap ini.
REM
• Didominasi oleh sistem saraf simpatis
• Berguna untuk memulihkan keadaan mental
seseorang yakni untuk kemampuan belajar,
kemampuan adaptasi psikologis dan ingatan.
• Terjadi pengulangan kejadian selama sehari
dan proses penyimpanan informasi.
• CIRI TIDUR REM :
1. Pada tidur REM, otak mnjd sgt aktif, dan metabolisme di
seluruh otak sgt meningkat sebanyak 20%. Juga pda EEG
terlihat pola gelombang yg serupa dgn yg terjadi selama
keadaan siaga.
2. Tonus otot di seluruh tubuh sgt berkurang.
3. Frekuensi denyut jantung dan pernafasan biasanya irreguler,
ini merupakan sifat dari keadaan tidur dgn mimpi.
4. Tidur REM berhubungan dgn mimpi yg aktif
5. Biasanya orang lebih sukar dibangunkan, walaupun telah
diberi rangsangan sensorik, dan ternyata org2 terbangun di
pagi hari sewaktu episode tidur REM, dan bukan pd waktu
tidur NREM,
6. Pergerakan cepat dr mata
7. Disebut tidur paradoksal , karena bersifat paradoks yaitu org
tetap tidur walaupun aktivitas otaknya nyata.
KOMA
• Keadaan tidak sadar, dimana rangsang berupa
keras pun tidak dapat mengembalikan
keadaan sadar.
diantara koma dan sadar  trdapat bbrp
keadaan peralihan  STUPOR dan DELIRIUM
• STUPOR :
Suatu keadaan penurunan kesadaran dimana subyek
hanya dapat dibangunkan untuk waktu yang sgt
singkat oleh rangsang keras yang berulang – ulang.
• DELIRIUM :
Suatu keadaan kesadaran yang menurun serta kacau
dimana terdapat : disorientasi, keadaan iritatif,
salah persepsi thd rangsang-rangsang sensoris
hingga sering timbul hipertensi.
KLASIFIKASI KOMA
• Berdasarkan susunan anatomi :
1. Koma kortikal bihemisferik
(neuron pengemban kewaspadaan / neuron
pada inti intralaminar sama sekali tdk berfungsi)
1. Koma diensefalik
(neuron penggalak kewaspadaan tidak berdaya
untuk mengaktifkan neuron pengemban
kewaspadaan / neuron pd korteks serebri)
• Berdasarkan penyebab organik :
1. Lesi supratentorial
Penyebabnya : lesi akut seperti abses,
perdarahan, atau tumor serta edema
kolateral yang menyebabkan daerah lesi dan
sekitarnya ber++ volumenya dengan cepat.
2. Lesi Sub/infratentorial
2 jenis :
- Proses di dlm batang otak yang merusak bagian formasio
retikulkaris serta atau merusak Pembuluh pembuluh
darah yang mengurusnya dgn akibat ISKEMIA,
PERDARAHAN dan NEKROSIS.
- Proses di luar batang otak yang menyebabkan tekanan
langsung yang merusak batang otak sendiri, jika
berlangsung cepat, seperti perdarahan serebelum.
3. Ggn metabolik dan serebral difus
penyebabnya : kekurangan O2 dan kekurangan
glukosa.
4. Ggn peredaran darah.
5. Pengaruh toksin dalam menimbulkan koma.
PENILAIAN KESADARAN

Anda mungkin juga menyukai