Anda di halaman 1dari 27

REDERAT

REDERAT

STATUS EPILEPTIKUS DAN EPILEPSI

Oleh:
Nova Nilam Sari, S.Ked.
NIM. 712017004

Pembimbing:
dr. Irma Yanti, Sp. S
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

International League Against Epilepsy  status epileptikus adalah aktivitas kejang yang
berlangsung terus menerus selama 30 menit atau lebih

Epilepsi  kumpulan gejala dan tanda klinis bangkitan (seizure) berulang akibat
gangguan fungsi otak intermitten diakibatkan  lepas muatan listrik abnormal dan
berlebihan di neuron – neuron secara paroksismal

50,000-200,000 kasus terjadi pertahun di Amerika Serikat.

Tujuan pengobatan  untuk menghentikan secepatnya aktivitas kejang

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
STATUS EPILEPTIKUS

• Epilepsy Foundation of America’s Working Group on Stastus


Epileptic  bangkitan yang berlangsung >30 menit atau dua
atau lebih bangkitan, dimana diantara dua bangkitan tidak
terdapat pemulihan kesadaran.

• Penanganan kejang harus dimulai dalam 10 menit setelah awitan


suatu kejang
FISIOLOGI IMPULS SARAF

co2_transport.jpg

Struktur Neuron Motorik


FISIOLOGI IMPULS SARAF

Langkah Sintesis Gamma Aminobutyric (GABA)


PROSES KONTRAKSI OTOT

Potensial aksi dalam serabut otot  arus listrik  bagian


dalam serabut  pelepasan ion – ion kalsium dari retikulum
sarkoplasma  peristiwa – peristiwa kimia  kontraksi otot
ETIOLOGI

• Penyebabnya tidak diketahui


Idiopatik epilepsi • Inteligensi normal, hasil pemeriksaan normal
dan predisposisi genetik

• Lesi yang mendasari / lesi di otak tidak


Kriptogenik epilepsi diketahui
• Gambaran klinis  ensefalopati difus

• Lesi struktural di otak yang mendasari


Simptomatik epilepsi • contoh  trauma kepala, infeksi CNS,
kelainan kongenital
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS

Epilepsi tonik-klonik Umum


• Bangkitan grandmal 
bangkitan tonik klonik umum

• Penderita mendadak menghilang


kesadarannya  kejang tonik
(badan dan anggota gerak
menjadi kaku),  kejang klonik
(badan dan anggota gerak
berkejut - kejut, kelojotan)
MANIFESTASI KLINIS

Epilepsi tonik

Bentuk klinis  pergerakan


tonik satu ekstremitas, atau
pergerakan tonik umum dengan
ekstensi lengan dan tungkai
menyerupai sikap
deseberasi/ekstensi tungkai dan
fleksi lengan bawah dengan
bentuk dekortikasi
MANIFESTASI KLINIS

Epilepsi Absence
Perubahan kesadaran dan status
presen sebagai suatu keadaan
mimpi (dreamy state)

Penderita tiba-tiba berhenti


melakukan aktivitas

Memandang kosong

beberapa detik kemudian sadar


dan melanjutkan aktivitas
MANIFESTASI KLINIS

Epilepsi Parsial Sederhana

Gerakan klonik atau tonik yang


tidak sinkron, dan mereka
cenderung melibatkan wajah,
leher dan tungkai

Meliputi Gerenjit ( tic)  ditandai


dengan pengangkatan bahu, mata
berkedip – kedip dan wajah
menyeringai
MANIFESTASI KLINIS

Epilepsi Parsial Kompleks

Kejang juga disebut kejang


psikomotor.
Didahului oleh kejang parsial
sederhana dengan atau tanpa aura,
disertai dengan gangguan
kesadaran atau sebaliknya,
DIAGNOSIS

EEG Dan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan
Lainnya
• Family history • Patologi intrakranial • Pemeriksaan EEG 
• Past history di masa lalu mengklasifikasikan
• Systemic history • Patologi intrakranial tipe epilepsi
• Alcoholic history yang dialami seseorang
• sekarang • Laboratorium 
Drug hostory
• Perkembangan etiologi kejang
• Focal neurological
symptoms and signs patologi intrakranial
yang dimaksud di
atas
TATALAKSANA

Stabilisasi pasien Mecegah Bila setelah


PRINSIP

PRINSIP

PRINSIP
dengan prinsip bangkitan ulang menit ke 60
kegawadaruratan atau mengatasi belum teratasi
umum (ABC) penyulit (refrakter),
sebaiknya
perawatan
Menghentikan Mengatasi factor dilakukan di ICU
bangkitan dan pencetus
mencari etiologi
simultan
TATALAKSANA (Epileptikus Konvulsif)
Stadium Penatalaksanaan
Stadium I (0-10  Memperbaiki fungsi kardio-respirasi
menit)  Memperbaiki jalan nafas, pemberian oksigen, resusitasi bila perlu
Stadium II (10-60  Pemeriksaan status neurologic
menit)  Pengukuran tekanan darah, nadi dan suhu
 Monitor status metabolic, AGD dan status hematologi
 Pemeriksaan EKG
 Memasangi infus pada pembuluh darah besar dengan NaCl 0,9%. Bila akan digunakan 2
macam OAE pakai jalur infus
 Mengambil 50-100 cc darah untuk pemeriksaan laboratorium (AGD, Glukosa, fungsi ginjal
dan hati, kalsium, magnesium, pemeriksaan lengkap hematologi, waktu pembekuan dan kadar
OAE), pemeriksaan lain sesuai klinis
 Pemberian OAE emergensi : Diazepam 0.2 mg/kg dengan kecepatan pemberian 5 mg/menit IV
dapat diulang bila kejang masih berlangsung setelah 5 menit
 Berilah 50 cc glukosa 50% pada keadaan hipoglikemia
 Pemberian tiamin 250 mg intervena pada pasien alkoholisme
 Menangani asidosis dengan bikarbonat
TATALAKSANA (Epileptikus Konvulsif )
Stadium Penatalaksanaan
Stadium III  Menentukan etiologi
(0-60/90  Bila kejang berlangsung terus setelah pemberian lorazepam / diazepam, beri phenytoin iv 15 – 20
menit) mg/kg dengan kecepatan < 50 mg/menit. (monitor tekanan darah dan EKG pada saat pemberian
 Atau dapat pula diberikan fenobarbital 10 mg/kg dengan kecepatan < 100 mg/menit (monitor
respirasi pada saat pemberian)
 Memulai terapi dengan vasopressor (dopamine) bila diperlukan
 Mengoreksi komplikasi

Stadium IV
(30/90 menit)
 Bila kejang tetap tidak teratasi selama 30-60 menit, pasien dipindah ke ICU, diberi Propofol
(2mg/kgBB bolus iv, diulang bila perlu) atau Thiopenton (100-250 mg bolus iv pemberian dalam 20
menit, dilanjutkan dengan bolus 50 mg setiap 2-3 menit), dilanjutkan sampai 12-24 jam setelah
bangkitan klinis atau bangkitan EEG terakhir, lalu dilakukan tapering off. Iviemonitor bangkitan
dan EEG, tekanan intracranial, memulai pemberian OAE dosis rumatan
TATALAKSANA (Status Epileptikus Non Konvulsif)
Tipe Terapi Pilihan Terapi Lain
SE Lena Benzodiazepam IV/Oral Valproat IV

SE Parsial Complex Klobazam Oral Lorazepam/Fenitoin/Fenobarbital IV

SE Lena Atipikal Valproat Oral Benzodiazepin, Lamotrigin, Topiramat,


Metifenidat, Steroid Oral

SE Tonik Lamotrigine Oral Metifenidat, Steroid


SE Non-Konvulsif pada Fenitoin IV aatu Fenobarbital Anestesi dengan tiopenton,
pasien Koma Penobarbital, Propofol atau Midazolam
TATALAKSANA (Status Epileptikus Refrakter)
Kombinasi OAE Indikasi

Sodium valproate + etosuksimid Bangkitan Lena

Karbamazepin + sodium valproate Bangkitan Parsial Kompleks

Sodium valproate + Lamotrigin Bangkitan Parsial/Bangkitan Umum

Topiramat + Lamotrigin Bangkitan Parsial/Bangkitan Umum


PROGNOSIS

• Prognosis status epileptikus bergantung pada respon terhadap pengobatan

• studi yang dilakukan oleh Koperasi SE Veteran Affairs menunjukkan bahwa


sebesar 56% dari pasien yang terdiagnosis jelas mengalami GCSE (General
Convulsive Status Epilepticus) yang memberikan respon terhadap pengobatan
tahap awal

• status epileptikus halus (Subtle SE) hanya 15% pasien yang menanggapi
pengobatan awal
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN

International League Against Epilepsy  status epileptikus  aktivitas


kejang yang berlangsung terus menerus selama 30 menit atau lebih.

Epilepsi  kumpulan gejala dan tanda klinis, ditandai 


bangkitan (seizure) berulang akibat gangguan fungsi otak secara
intermitten  akibat lepas muatan listrik abnormal dan berlebihan
di neuron – neuron secara paroksismal
KESIMPULAN

Tahun 1981 International League Against Epilepsy (ILAE)  klasifikasi


kejang dan epilepsi  2 golongan utama  serangan parsial (partial onset
seizures) dan serangan umum (generalized-onset seizures).

Ketepatan diagnosis  bergantung pada penegakan terhadap


gambaran yang jelas baik dari pasien maupun dari saksi. Untuk
anamnesis, berikut perlu dintanyakan  Family history, Past
history ,Systemic history, Alcoholic history, Drug history dan
Focal neurological symptoms and signs.
KESIMPULAN

EEG  tes untuk membantu dalam penegakan diagnosa dan membantu


pembedaan antara kejang umum dan kejang fokal.

Status epileptikus  gawat darurat neurologic. Harus ditindaki secepat 


untuk menghindarkan kematian atau cedera saraf permanen.

Dilakukan dua tahap tindakan  stabilitas pasien dan menghentikan kejang


dengan obat anti kejang
That’s all. Thank
Any Questions?you very

much!

Anda mungkin juga menyukai