Anda di halaman 1dari 42

Program Gizi dan Kesehatan

Dalam Penyelamatan 1000 HPK


Pada Remaja Dan Wanita Usia Subur

Puskesmas Kec Pesanggrahan


• Masalah
Kesehatan
dan Gizi di
1. Indonesia
JUMLAH KEMATIAN IBU DI INDONESIA DAN
PENYEBABNYA
TAHUN 2014 - 2015

Jumlah Total Kematian


Ibu:
4.925 (2014),
4809 (2015)

Sumber : Data rutin direktorat Bina kesehatan Ibu, 2015


Perkembangan Masalah Gizi
Masalah yang telah dapat
dikendalikan Kekurangan Vit A,
Gangguan Akibat Kurang Yodium,
Anemia Gizi pada anak 2-5 th

Masalah yang belum selesai


(un-finished) Stunting dan
Gizi Kurang

Masalah baru yang mengancam


kesehatan masyarakat (emerging)
Gizi lebih
MASALAH GIZI PADA SETIAP SIKLUS KEHIDUPAN
DI INDONESIA
LANSIA

- GIZI LEBIH
IBU HAMIL - PTM

REMAJA DAN - ANEMIA 37.1%


USIA PRODUKTIF - KEK: 22.4%
- KONSUMSI ENERGI
KEK : > 30% DAN PROTEIN < 70%
- ANEMIA: > 15% AKG: 70% - 80%
- KURANG KONSUMSI IBU MENYUSUI
SAYUR DAN BUAH: > 90%
- IMD : 49%
- Pemberian ASI Eksklusif: 42%

- BBLR : 10.2%
- WASTING: 12.1%
ANAK SEKOLAH - UNDERWEIGHT: 19.6%
- STUNTING: 37.2%
- STUNTING: 31% – 35% - OVERWEIGHT: 11.9%
- WASTING: 8.9% - 10.1%
- KEGEMUKAN: 1.4% - 2.5%
- USIA PERTAMA KALI MEROKOK : 4.8% BAYI DAN BALITA
Anak Usia SMP/A & remaja
PUS & WUS
• Kespro remaja
• Konseling: Gizi HIV/AIDS,
NAPZA dll
• Konseling dan • Konseling • Suplementasi Fe
Lansia pelayanan gizi • Pelayanan KB
lansia • PKRT
• Lansia sehat, Anak Usia SD
bugar, produktif •Penjaringan
CONTINUUM OF •Bulan Imunisasi Anak
•P4K Sekolah
Ibu Hamil •Buku KIA CARE •Upaya Kes Sekolah
•ANC terpadu •PMT-AS
•Kelas Ibu Hamil •Promosi MJAS di
•Suplementasi besi •ASI eksklusif sekolah
•Inisiasi Menyusu folat •Imunisasi dasar lengkap
Dini •PMT ibu hamil KEK •Pemantauan pertumbuhan
•Suplementasi Kalsium dan perkembangan Balita
•Vit K 1 inj
•Imunisasi Hep B •Penanggulangan •PMT/MP-ASI • Pemantauan pertumbuhan &
•Rumah Tunggu kecacingan •Zink untuk manajemen perkembangan
•Kemitraan Bidan •TT ibu hamil diare • PMT/MP-ASI
Dukun •Vit A • Fortifikasi besi dan kegiatan
•KB pasca •MTBS suplementasi (Taburia)
Bayi • Vit A
persalinan
•PONED-PONEK • MTBS
•Promosi ASI • Pemberian obat cacing
Eksklusif • Zink untuk manajemen diare
•Konseling Ibu Bersalin, 1000 HPK
Mneyusui Nifas dan Neonatal
Prevalensi anemia masih tinggi
 SKRT 1995 : 57,1% ( rematri 10-14 th)
• Permaesih (2005) : 30,0% (rematri 10-19 th)
• Riskesdas 2007 : 19,7%; (dewasa)
50.0

40.0 37.8 37.1


36.4

30.0

20.0

10.0

0.0
Perkotaan Perdesaan INDONESIA
A. Beberapa data, anemia rematri/WUS TIDAK menunjukkan penurunan
berarti
 Anemia pada WUS (di atas usia 15 tahun) 22,7% dan pada ibu hamil
37,1% (Riskesdas, 2013)
 Anemia pada remaja putri (10-19 tahun) 30% (SKRT, 2001)
 Anemia pada remaja putri berkisar antara 32,4 – 61% (WHO-VNIS,
2005; Kurniawan YAI dan Muslimatun, 2006; Marudut, 2012).
B. Risiko melahirkan BBLR dan stunting pada saat hamil
C. Asupan total zat besi pada anak perempuan (10–12 tahun) anemia
hanya sebesar 5,4 mg/hari, jauh lebih rendah daripada kebutuhan
perhari sebesar 20 mg sesuai dengan AKG 2004 dan AKG 2013 sekolah
Reamaja Putri Mendapat TTD
94,7

program
0,3
1,9 3,2 beli

program dan beli


n remaja puteri=10.454
tidak beli/program

Persentase Remaja Puteri yang


Mendapat TTD
• Pentingnya
1000 HPK
2.
MENGAPA 1000 HARI PERTAMA
KEHIDUPAN, PENTING?
Dampak jangka pendek Dampak jangka panjang

Perkembangan Kognitif dan


otak Prestasi belajar

Gizi pada
1000 hari pertama
Pertumbuhan
kehidupan Kekebalan
(janin dan massa tubuh
bayi 2 tahun) Kapasitas kerja
dan komposisi badan

Diabetes, Obesitas,
Metabolisme Penyakit jantung dan
Mati glukosa, lipids, protein pembuluh darah,
Hormon/receptor/gen kanker, stroke,
dan disabilitas lansia

Sumber: Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000)
Kerangka Pikir Penyebab Masalah Gizi pada
1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)

Penanganan masalah gizi merupakan upaya lintas sektor untuk mengatasi


penyebab langsung, tidak langsung, dan akar masalah melalui upaya intervensi
gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif
13
DAMPAK KURANG GIZI

Gizi kurang & Gizi cukup & sehat


infeksi

“Otak Kosong” bersifat permanen Anak cerdas


Tak terpulihkan dan produktif

MUTU RENDAH MUTU SDM TINGGI

BEBAN ASET
Sumber : Unicef, 2002
Stunting
Umur sama dengan TB berbeda
Anak Usia SMP/A & remaja
PUS & WUS
• Kespro remaja
• Konseling: Gizi HIV/AIDS,
NAPZA dll
• Konseling dan • Konseling • Suplementasi Fe
Lansia pelayanan gizi • Pelayanan KB
lansia • PKRT
• Lansia sehat, Anak Usia SD
bugar, produktif •Penjaringan
CONTINUUM OF •Bulan Imunisasi Anak
•P4K Sekolah
Ibu Hamil •Buku KIA CARE •Upaya Kes Sekolah
•ANC terpadu •PMT-AS
•Kelas Ibu Hamil •Promosi MJAS di
•Suplementasi besi •ASI eksklusif sekolah
•Inisiasi Menyusu folat •Imunisasi dasar lengkap
Dini •PMT ibu hamil KEK •Pemantauan pertumbuhan
•Suplementasi Kalsium dan perkembangan Balita
•Vit K 1 inj
•Imunisasi Hep B •Penanggulangan •PMT/MP-ASI • Pemantauan pertumbuhan &
•Rumah Tunggu kecacingan •Zink untuk manajemen perkembangan
•Kemitraan Bidan •TT ibu hamil diare • PMT/MP-ASI
Dukun •Vit A • Fortifikasi besi dan kegiatan
•KB pasca •MTBS suplementasi (Taburia)
Bayi • Vit A
persalinan
•PONED-PONEK • MTBS
•Promosi ASI • Pemberian obat cacing
Eksklusif • Zink untuk manajemen diare
•Konseling Ibu Bersalin, 1000 HPK
Mneyusui Nifas dan Neonatal
GERAKAN NASIONAL
PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 42 TAHUN 2013


tanggal 23 Mei 2013

GERAKAN NASIONAL
PERCEPATAN
PERBAIKAN GIZI
(Gerakan 1000 HPK)

upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui penggalangan


partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan
terkoordinasi untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat dengan prioritas pada
seribu hari pertama kehidupan

www.themegallery.com
Upaya preventif-
PEMBERDAYAAN
promotif, kuratif-
PEREMPUAN & rehabilitatif
PERLINDUNGAN penanganan KESEHATAN Ketersediaan
Penyebaran ANAK masalah gizi makanan di rumah
informasi gizi tangga, jumlah
dan jenis asupan
KOMUNIKASI gizi.
&
INFORMATIKA PERTANIAN

PERCEPATAN
PERBAIKAN
SOSIAL GIZI KELAUTAN &
PERIKANAN
Penanganan Produksi
masalah gizi pada perikanan
keluarga miskin nasional, gerakan
gemar makan
ikan
PERINDUSTRIAN PENDIDIKAN &
DUNIA USAHA & AGAMA
KEBUDAYAAN
PERDAGANGAN

Akses masyarakat untuk Pengetahuan dan persepsi tentang


memperoleh makanan bermutu pemilihan makanan, jumlah dan gizi
dengan harga terjangkau yang seimbang.

MASALAH GIZI TIDAK SAJA DIPANDANG SEBAGAI MASALAH KESEHATAN, TETAPI TELAH
MENJADI TANGGUNG JAWAB BERSAMA
• Kebijakan Nasional
Perbaikan Gizi
3.
Kebijakan Nasional Perbaikan Gizi

Inpres Nomor 3 Tahun 2010


“Perlunya disusun dokumen Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2011-2015 dan
Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) 2011-2015 di 33 provinsi.”

UU Pangan NO 18 Tahun 2012 (psl 63)


“Pemerintah menetapkan kebijakan di bidang Gizi untuk perbaikan status gizi masyarakat.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyusun rencana aksi pangan dan gizi setiap 5 (lima) tahun

Perpres No. 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional


Percepatan Perbaikan Gizi
upaya penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan
terkoordinir untuk percepatan perbaikan gizi pada 1000 hari perta kehidupan.
ARAH KEBIJAKAN 2015 - 2019

6 Penguatan peran Linsek


dalam rangka intervensi
Peningkatan
1 sensitif dan spesifik
surveilans gizi
termasuk pemantauan
pertumbuhan
Penguatan
PERBAIKAN pelaksanaan 5
dan pengawasan
GIZI
Peningkatan promosi regulasi dan
perilaku masyarakat standar gizi
tentang kesehatan, 2
gizi, dll 4
Peningkatan peran
serta masyarakat
Peningkatan akses dalam perbaikan gizi
dan mutu paket
3
yankes dan gizi
Sasaran Kegiatan Pembinaan Gizi
Rencana Kerja
Pembinaan Gizi 2015-2019 RPJMN 2015-2019
Rencana Strategis
1. Balita gizi buruk yang mendapat Kemenkes 2015-2019 1. Menurunnya prevalensi
perawatan
2. Balita ditimbang berat badannya anemia pada ibu hamil
3. Bayi usia kurang dari 6 bulan 1. Ibu hamil KEK mendapat (28%)
mendapat ASI Eksklusif
4. Rumah tangga mengonsumsi garam makanan tambahan 2. Menurunnya bayi dengan
beriodium (95%) Berat Badan Lahir Rendah
5. Balita 6-59 bulsn mendapat kapsul (BBLR) (8%)
vitamin A
2. Ibu hamil mendapat
6. Ibu hamil mendapat TTD min 90 TTD 90 tablet selama 3. Meningkatnya persentase
tablet bayi usia kurang dari 6 bulan
masa kehamilan (98%)
7. Ibu hamil KEK mendapat makanan yang mendapat ASI eksklusif
tambahan 3. Bayi usia < 6 bulan (50%)
8. Balita kurus mendapat makanan mendapat ASI eksklusif
tambahan 4. Menurunnya prevalensi
9. Remaja putri mendapat TTD (50%) kekurangan gizi
10. Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A 4. Bayi baru lahir (underweight) pada anak
11. Bayi baru lahir mendapat IMD
12. Bayi dengan BBLR mendapat IMD (50%) balita (17%)
13. Balita mempunyi Buku KIA/KMS 5. Balita kurus yang 5. Menurunnya prevalensi
14. Balita ditimbang yang naik berat
mendapat makanan stunting (pendek dan sangat
badannya pendek) anak baduta (28%)
15. Balita ditimbang yang tidak naik berat tambahan (90%)
badannya (T) 6. Prevalensi wasting (kurus
6. Remaja putri yang dan sangat kurus) anak
16. Balita ditimbang yang tidak naik berat
badannya dua kali berturut-turut (2T) mendapat TTD (30%) balita (9,5%)
17. Balita BGM
18. Ibu hamil Anemia 24
Indikator Pembinaan Gizi Masyarakat
( RENSTRA )
Target
PROGRAM/
NO SASARAN INDIKATOR
KEGIATAN Base
line 2015 2016 2017 2018 2019

% ibu hamil KEK yang 150.000 65%


1 - 50% 80% 95%
mendapatkan PMT (13%)
Persentase ibu hamil yang
Pembinaan Meningkatnya 2 mendapat Tablet Tambah Darah 82% 82% 85% 90% 95% 98%
3,1 Perbaikan Gizi pelayanan gizi (TTD)
Masyarakat masyarakat
Persentase bayi usia s/d 6 bulan
3 38% 39% 42% 44% 47% 50%
yang mendapat ASI eksklusif

Persentase bayi baru lahir


4 mendapat Inisiasi Menyusu Dini 35% 38% 41% 44% 47% 50%
(IMD)

Persentase balita kurus yang


5 0 70% 75% 80% 85% 90%
mendapat makanan tambahan

Persentase remaja puteri yang


6 mendapat Tablet Tambah Darah 0 10% 15% 20% 25% 30%
(TTD)
Jenis Intervensi Perbaikan Gizi

• Intervensi Gizi Spesifik


1

• Intervensi Gizi Sensitif


2

26
INTERVENSI GIZI SENSITIF
Pengarusutamaan Pembangunan Gizi pada Lintas Sektor

BKP/PERTANIAN PU
Air Bersih &
Ketahanan
Sanitasi
Pangan dan Gizi

PP DAN PA
BPJS Remaja
Jaminan Perempuan
Kesehatan
Masyarakat

SOSIAL AGAMA
Pendidikan Gizi
Penanggulangan Masyarakat
Kemiskinan BKKBN
DIKBUD
Keluarga
Berencana 27
INTERVENSI GIZI SENSITIF
• Penanggulangan
Anemia Pada
Remaja Putri
4.
Prevalensi anemia masih tinggi
 SKRT 1995 : 57,1% ( rematri 10-14 th)
• Permaesih (2005) : 30,0% (rematri 10-19 th)
• Riskesdas 2007 : 19,7%; (dewasa)

50.0

40.0 36.4 37.8 37.1

30.0

20.0

10.0

0.0
Perkotaan Perdesaan INDONESIA
Yunimar untuk Orientasi Petugas di Malang 27 Mei 2015
Prevalensi anemia pada Persentase Umur Kawin
WUS tidak hamil Pertama pada Wanita Pernah
Kawin Usia 10-59 tahun
45
41.9
22.9
25 20 40
17.8
20 35 33.6

15 30
%

25
10
anemia 20
5
15
11.5
0
15-24 25-34 35-49 10
4.8 5.7
thn thn thn
5
Wanita Usia Subur (WUS) tidak 1.9
0.6
hamil usia 15-49 tahun 0
10-14 20-24 30-34 Tdk
menjawab
Sumber: Riskesdas 2013
Yunimar untuk Orientasi Petugas di Malang 27 Mei 2015
PENGERTIAN ANEMIA
 Suatu kondisi rendahnya kadar Hb
dibandingkan dengan kadar normal, yang
menunjukkan kurangnya jumlah sel darah
merah yang bersirkulasi. Akibatnya
jumlah oksigen yang diangkut ke jaringan
tubuh berkurang.
Klasifikasi Anemia Menurut Kelompok Umur
Anemia (mg/dl)
Non
Populasi Anemia Ringan Sedang Berat
(mg/dl)
Anak 6 – 59 bulan 11 10,0 – 10,9 7,0 – 9,9 < 7,0
Anak 5 – 11 tahun 11.5 11,0 – 11,4 8,0 – 10,9 < 8,0
Anak 12 – 14 tahun 12 11,0 – 11,9 8,0 – 10,9 < 8,0
Perempuan tidak 12 11,0 – 11,9 8,0 – 10,9 < 8,0
hamil (≥ 15 tahun)

Ibu hamil 11 10,0 – 10,9 7,0 – 9,9 < 7,0


Laki-laki ≥ 15 tahun 13 11,0 – 12,9 8,0 – 10,9 < 8.0
Sumber: WHO, 2011
Remaja Puteri lebih mudah
menderita anemia,
Rematri yang memasuki masa pubertas mengalami pertumbuhan pesat
sehingga kebutuhan zat besi juga meningkat untuk meningkatkan
pertumbuhannya.

Rematri dan WUS yang mengalami haid akan kehilangan


darah setiap bulan sehingga membutuhkan zat besi dua kali
lipat saat haid. Rematri dan WUS juga terkadang mengalami
gangguan haid seperti haid yang lebih panjang dari biasanya
atau darah haid yang keluar lebih banyak dari biasanya.

Rematri seringkali melakukan diet yang keliru yang bertujuan


untuk menurunkan berat badan, diantaranya mengurangi
asupan protein hewani yang dibutuhkan untuk pembentukan
hemoglobin darah.
Dampak Anemia

Remaja putri dan WUS:


• Daya tahan tubuh menurun 
penyakit infeksi
• Kebugaran dan ketangkasan
berpikir menurun
• Prestasi belajar dan produktivitas
menurun

Ibu hamil:
• Prematur
• Perdarahan
• BBLR
• Bayi lahir dengan cadangan zat besi
(Fe) rendah -> anemia usia dini
Kerangka Pikir Pencegahan dan Penanggulangan
Anemia pada Rematri dan WUS
Cara Pencegahan dan Penanggulangan Anemia
pada Rematri dan WUS

1. Meningkatkan asupan makanan sumber zat


besi
2. Fortifikasi bahan makanan dengan zat besi
3. Suplementasi zat besi
4. Penerapan 4 Pilar Gizi Seimbang
Spesifikasi TTD WUS & Bumil
Komposisi : Zat besi setara 60 mg besi
elemental (dalam bentuk sediaan Ferro sulfat,
Ferro Fumarat atau Ferro Gluconat); dan Asam
Folat 0,400 mg.
Spesifikasi produk: Warna: merah tua;
Bentuk: Bulat atau lonjong; Tablet Salut Gula 
salut film.
Kemasan: Sachet, blister, strip, botol dengan
dimensi yang proporsional.
Permenkes No.88 Tahu 2014 tentang Standar TTD
Cara Pemberian:
 REMATRI (12-18 TAHUN) di Inst. Pendidikan:
SE Dirjen Kesmas No.HK.03.03/V/0595/2016 tgl 20 jun 2016
perubahan dari SE No.GK.01.02/V.3/0042/2016 tgl 18 jan 2016.

1 tab/minggu sepanjang tahun di institusi pendidikan


(SMP/SMA atau yang sederajat)

 WUS (19-49 TAHUN)  GP2SP


KARTU KONTROL TTD REMAJA PUTRI
Pesan Gizi Seimbang untuk Remaja (10-19 th)
1. Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam) bersama
keluarga
2. Biasakan mengonsumsi ikan dan sumber protein lainnya
3. Perbanyak mengonsumsi sayur dan cukup buah-buahan
4. Biasakan membawa bekal dan air putih dari rumah
5. Batasi mengonsumsi makanan cepat saji, jajanan dan makanan
selingan yang manis, asin dan berlemak
6. Biasakan menyikat gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari
setelah makan pagi dan sebelum tidur
7. Hindari merokok
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai