Anda di halaman 1dari 27

FARUK KATILI BASYAROH 1704015345

FRISCA VIDYA NINGRUM 1704015194


LUCY SYIFA GRISELDA 1704015315
NISYA AYU WULANDARI 1704015255
NETASYA ROSALIA 1704015063
PURWITASARI 1704015224
REKA SAFITRI 1704015023
REZA GITTA DEVIYOLANDA 1704015285

PTERIDOPHYTA
(TUMBUHAN PAKU)
Pengertian Pteridophyta

Yunani, Pteron : bulu
Phyton : tumbuhan

Merupakan satu divisio tumbuhan yang telah memiliki


sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak
menghasilkan biji untuk reproduksinya.
Cara Hidup Pteridophyta

Tumbuhan paku merupakan organisme fotoautotrof,
artinya dapat membuat makanan sendiri dengan cara
berfotosintesis.
Habitat Pteridophyta

Tumbuhan paku dapat tumbuh di berbagai habitat,
terutama di tempat yang lembap (higrofit), di air
(hidrofit), permukaan batu, tanah, atau dan menempel
(epifit) di kulit pohon.
Tumbuhan paku yang
hidup di tanah

Adiantum cuneatum Alsophila glauca
(suplir) (paku tiang)
Tumbuhan paku yang
hidup di air

Azolla pinnata Salvinia natans
Tumbuhan paku yang
menempel di pohon

Platycerium bifurcatum Asplenium nidus
(paku tanduk rusa) (paku sarang burung).

CIRI-CIRI TUBUH
PTERIDOPHYTA
1. Bentuk dan Ukuran
Tubuh Pteridophyta

Tumbuhan paku termasuk Cormophyta, berbentuk
seperti tumbuhan tingkat tinggi, dengan ukuran tubuh
yang bervariasi. Ada yang berukuran hanya beberapa
sentimeter, misalnya Paku Air Azolla caroliniana. Ada
pula yang berbentuk seperti pohon dengan tinggi
sekitar 5 meter, misalnya Paku Tiang Alsophila glauca.
Para ahli menduga tumbuhan paku di masa
Karboniferus ada yang mencapai 15 m – 40 m.
Berdasarkan ukuran dan bentuk daunnya, tumbuhan paku
dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.


 Paku heterofil, memiliki dua macam daun yang
berbeda ukuran dan bentuknya. Contohnya aku sisik
naga Drymoglossum yang memiliki sporofil dengan
ukuran lebih panjang daripada tropofil.
 Paku homofil, memiliki daun dengan ukuran dan
bentuk yang sama. Contohnya Adiantum cunninghamii
(suplir), dan Nephrolepis.
2. Struktur dan Fungsi Tubuh
Pteridophyta Berbentuk Sporofit

Sporofit memiliki bagian-bagian tubuh, yaitu akar, batang,
dan daun. Rizoidnya sudah berkembang ke bentuk akar. Sel-
sel penyusun batang dan daun memiliki klorofil sehingga
tampak berwarna hijau.
Batang tumbuhan paku bercabang dan ada yang berkayu.
Ada juga batang yang memiliki rambut halus (berbulu).
Tumbuhan paku ada yang tidak memiliki daun disebut
paku telanjang, misalnya Psilotum. Daun tumbuhan paku
muda yang menggulung disebut fiddlehead (circinnate,
sirsinat). Gulungan akan terbuka ketika daun muda tumbuh
menjadi daun dewasa.

Daun dewasa dapat dibedakan berdasarkan fungsinya,
yaitu sebagai berikut.
 Tropofil, adalah daun yang berfungsi khusus untuk
fotosintesis dan tidak mengandung spora.
 Sporofil, adalah daun yang menghasilkan spora.
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:


 Paku Homospora atau Isospora; menghasilakn jenis
spora dengan bentuk dan ukuran yang sama. Paku
Homospora disebut juga berumah satu karena sporanya
akan tumbuh menjadi protalium pembentuk anteridium
maupun arkegonium. Contohnya Lycopodium, dll.

 Paku Heterospora atau Anisospora;
menghasilkan dua jenis spora dengan ukuran
berbeda. Spora yang berukuran besar
(makrospora atau megaspora) berkelamin betina
yang akan tumbuh menjadi makroprotalium
atau megaprotalium pembentuk arkegonium.
Spora yang berukuran kecil (mikrospora)
berkelamin jantan yang akan tumbuh menjadi
mikroprotalium pembentuk anteridium. Paku
heterospora disebut juga berumah dua.
Contohnya Salvinia, Selaginella, Marsilea.

 Paku peralihan atau campuran; menghasilkan spora
dengan ukuran sama, tetapi jenisnya berbeda
(berkelamin jantan atau betina). Spora dapat tumbuh
menjadi protalium yang akan membentuk salah satu
alat kelamin; arkegonium atau anteridium saja. Paku
peralihan termasuk berumah dua. Contohnya
Equisetum debile.
3. Struktur dan Fungsi Tubuh
Pteridophyta Berbentuk Gametofit

 Gametofit pada tumbuhan paku berupa talus, ada yang
berukuran kecil (beberapa milimeter) dan ada yang
berukuran besar. Pada umumnya gametofit berbentuk
lembaran seperti hati atau daun waru yang disebut
protalium (protalus). Gametofit melekat pada substrat
dengan menggunakan rizoid. Gametofit berukuran
kecil, misalnya pada Equisetum dan Lycopodium,
sedangkan gametofit berukuran besar, misalnya pada
Platycerium bifurcatum (paku tanduk rusa). Pada
umumnya sel-sel gametofit mengandung klorofil dan
dapat berfotosintesis.

 Gametofit akan membentuk alat kelamin jantan
(anteridium) dan alat kelamin betina (arkogenium).
Anteridium akan menghasilkan spermatozoid berflagel,
sedangkan arkegonium menghasilkan ovum (sel telur).

 Tumbuhan paku berumah satu memiliki gametofit


biseksual yang dapat membentuk dua macam alat
kelamin, baik anteridium maupun arkegonium, misalnya
paku homospora. Tumbuhan paku berumah dua
memiliki gametofit uniseksual yang hanya membentuk
salah satu alat kelamin (anteridiun atau arkegonium saja),
misalnya paku heterospora dan paku peralihan.

KLASIFIKASI
PTERIDOPHYTA
Psilopsida (Paku Purba)
 Psilopsida (Yunani, pilos = telanjang) merupakan tumbuhan paku
purba (primitif) yang sebagian besar anggotanya sudah punah dan


ditemukan sebagai fosil. Tumbuhan ini hidup pada periode antara
zaman Silurian dan Devonian. Hanya beberapa spesies yang masih
hidup di bumi saat ini, misalnya Psilotum nudum.

 Paku purba memiliki struktur tubuh yang masih sangat sederhana,


dengan tinggi sekitar 30 cm – 1 m. Sporofit pada umumnya tidak
memiliki daun (dengan ukuran kecil yang berbentuk seperti sisik) dan
akar sejati, tetapi memiliki rizom yang dikelilingi rizoid. Batang
bercabang-cabang dikomotus, berklorofil, dan sudah memiliki sistem
vaskuler (pembuluh) untuk mengangkut air serta garam mineral.
Sporangium dibentuk di ketiak ruas batang. Sporangium menghasilkan
satu jenis spora dengan bentuk dan ukuran yang sama (homospora).
Gametofit tersusun dari sel-sel yang tidak berklorofil sehingga zat
organic didapatkan dari simbiosis dengan jamur.
 Jenis paku yang termasuk Psilopsida, antara lain Rhynia (paku tidak
berdaun) yang telah memfosil. Psilopsida yang saat ini masih hidup di
bumi, yaitu Tmesipteris, ditemukan tumbuh di kepulauan Pasifik.
Lycopsida (Paku Kawat)

 Lycopsida (paku kawat/paku rambut) disebut juga club moss (lumut
gada) atau ground pine (pinus tanah), tetapi sebenarnya bukan
merupakan lumut atau pinus. Lycopsida diduga sudah ada di bumi
pada masa Devonian, dan tumbuh melimpah selama masa
Karboniferus. Lycopsida yang hidup pada masa tersebut kini telah
menjadi fosil atau endapan batubara. Pada masa Devonian ukuran
Lycopsida berukuran paling besar sekitar 3 m, hidup di rawa-rawa
selama jutaan tahun, tetapi punah ketika rawa-rawa tersebut mulai
mengering. Sementara Lycopsida yang berukuran kecil masih dapat
bertahan hidup hingga sekarang di daerah hutan-hutan tropis.
 Bagian tubuh Lycopsida yang mudah dilihat merupakan generasi sporofitnya (2n) yang tersusun dari sel-sel yang
mengandung klorofil dan memiliki daun berbentuk seperti sisik yang tersusun rapat pada batang. Batangnya
berbentuk seperti kawat dengan cabang-cabang yang mengandung sporangium dalam wadah sporofil yang
berbentuk gada (strobilus). Gametofit berukuran kecil dan tidak berklorofil. Oleh karena itu, makanannya diperoleh
melalui simbiosis dengan jamur yang tumbuh di sekitarnya. Sporangium menghasilkan spora. Ada Lycopsida yang
menghasilkan satu jenis spora (homospora), seperti Lycopodium sp., namun ada juga yang menghasilkan dua jenis
spora (heterospora), seperti Selaginella sp. Gametofitnya ada yang memiliki dua jenis alat kelamin, misalnya
Lycopodium sp., namun ada pula yang menghasilkan satu jenis alat kelamin saja, misalnya Selaginella sp.
Equisetopsida atau Sphenopsida
(Paku Ekor Kuda)

Sphenopsida disebut paku ekor kuda (Horsetail) karena
memiliki percabangan batang yang khas berbentuk ulir
sehingga menyerupai ekor kuda. Paku ekor kuda sering
tumbuh di daerah dengan tanah berpasir. Sporofitnya
berbentuk sisik dengan warna agak transparan dengan
susunan melingkar pada batangnya. Batangnya berongga
dan beruas. Karena pada lapisan luar batang terkandung
silika tinggi, batang dari klasifikasi tumbuhan paku ini
cukup keras dan sering digunakan sebagai alat penyikat.
Batang memiliki rizom dan ujung yang mengandung
sporangia.
Pteropsida (Paku Sejati)

Pteropsida (paku sejati) atau pakis merupakan
kelompok tumbuhan paku yang sering kita temukan di
berbagai habitat, terutama di tempat yang lembab.
Pteropsida memiliki akar, batang dan daun sejati
dengan ukuran variatf. Daunnya berukuran lebih besar
dibanding paku-pakuan jenis lain , bentuknya
lembaran, dan tulang daunnya bercabang. Daun atau
tunas mudanya menggulung. Terdapat >12.000 spesies
paku sejati di dunia saat ini. Beberapa contoh
tumbuhan paku sejati ini antara lain Asplenium nidus,
Adiantum fimbriatum, dan Marsilea crenata.
Pteridophyta yang Mempunyai
Efek Farmakologis

 Paku Sisik Naga

Tanaman paku sisik naga adalah tanaman merambat yang sering kita
jumpai pada daerah sekitar hutan. Nama latin tanaman paku sisik naga
adalah Drymoglossum Piloselloides L. Presl. Ciri-ciri tanaman paku sisik naga
ialah mempunyai bentuk daun agak bulat yang mirip dengan sisik dengan
tekstur yang berair dan berwarna hijau. Ukuran daun yang berbentuk bulat
sampai jorong hampir sama dengan uang logam picisan sehingga tanaman ini
dinamakan picisan. Kegunaan dan fungsi tanaman paku sisik naga ini bagi
sebagian orang dijadikan tanaman hias. Namun ternyata tanaman paku sisik
naga ini mempunyai segudang manfaat dan khasiat, yang mana untuk
menyembuhkan berbagai macam penyakit yang ada ditubuh seperti untuk
mengobati penyakit kanker payudara, menyembuhkan penyakit kencing
nanah (gonore), mengobati penyakit gondongan (parotitis), mengobati sakit
batuk, dll.

 Paku Simpai

Paku simpai memiliki rasa pahit, manis, dan bersifat


hangat. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam paku
simpai, diantaranya alkaloid, escentia oil, vitamin E,
aspidinol, kanji, dan tannin. Bahan kimia yang terkandung
dalam tanaman akan masuk ke meridian hati dan ginjal.
Efek farmokologis simpai, diantaranya antirematik serta
menguatkan tulang punggung dan lutut.

 Paku ekor kuda untuk anti diuretik
(lancar seni).

 Cyclophorus untuk obat pusing dan obat luar.

 Platycerium bifurcata untuk obat tetes telinga luar.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai