Anda di halaman 1dari 26

Rabun Jauh

Panji, berusia 18 tahun, seorang murid SMA di Pekanbaru datang ke


praktik dokter untuk memeriksakan matanya. Panji mengeluhkan saat ini dia
kesulitan membaca tulisan dipapan kelasnya. Selain itu, dia juga mengeluhkan
jika melihat benda atau orang dari jarak jauh tidak terlalu jelas. Adanya
keluhan mata merah dan nyeri disangkal. Panji mengatak selama ini ia sering
membaca buku sambil tiduran. Panji merasa terganggu dgn keluhan ini.
Kemudian dokter melakukan pemeriksaan tajam penglihatan dgn
snellen chart didapatkan visus mata kanan 6/60 dgn koreksi S-3,50 dioptri 6/6
dan visus mata kiri 4/60 dgn koreksi S -4,00 dioptri 6/6. Dokter mediagnosis
panji mengalami gangguan refraksi. Dokter menyarankan panji menggunakan
kacamata untuk membantu penglihatannya. Namun, panji menolak untuk
menggunakan kacamata karena ia seorang atlet basket, sehingga dokter
menyarankan panji untuk konsultasi ke dokter spesialis mata mengenail
tindakan LASIK.
Step 1
• Terminologi
1. Snellen chart : Poster yg digunakan utk pemeriksaan
tajam penglihatan pada orang dewasa.
Berisikan simbol, huruf, angka, gambar
dgn ukuran yang berbeda-beda.
2. Dioptri : satuan pengukuran kemampuan optikal
dari sebuah lensa cembung/cekung.
3. Gangguan Refraksi: Kelainan pembiasan cahaya sehingga
bayangan tidak fokus tepat diretina
maka yang mengakibatkan penglihatan
menjadi kabur.
4. Visus : Ketajaman penglihatan.
5. LASIK (Lasser-assisted In situ Keratomileusis) yaitu operasi
mata untuk memperbaiki gangguan pembiasan tertentu seperti
miopi dimana sebuah permukaan lapangan kornea dibentuk
ulang kelengkunagnnya dengan sinar lasik.
• Keyword
1. lk2 18th, KU : Rabun Jauh.
2. Keluhan mata merah dan nyeri disangkal.
3. Sering membaca buku sambil tiduran.
4. Diagnosis : Gangguan Refraksi
5. Pemeriksaan visus dgn Snellen chart :
- visus mata kanan 6/60 dgn koreksi S -3,50 D 6/6
- visus mata kiri 4/60 dgn koreksi S -4,00 D 6/6
6. Pasien menolak menggunakan kacamata dan dokter
menyarankan untuk melakukan tindakan LASIK.
Step 2
1. Bagaimana anatomi mata ?
2. Bagaimana mekanisme akomodasi mata normal?
3. Mengapa visus mata kanan dan kiri berbeda?
4. Apakah ada hubungan sering membaca buku sambil tiduran
dengan rabun jauh?
5. Apakah ada gangguan refraksi lain selain myopi?
6. Faktor-faktor yang memperberat miopi?
7. Bagaimana mekanisme terjadinya miopi?
8. Apakah miopi dapat diturunkan?
9. Apa saja klasifikasi dari miopi?
10. Bagaimana mekanisme melihat? Jaras penglihatan
11. Apa faktor resiko miopi?
12. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus?
13. Apa saja tanda dan gejala dari miopi?
14. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dilakukan tindakan
LASIK?
15. Perbedaan pengliahatan monokuler dan binokuler?
Step 3
Step 4
Anatomi Mata Fisiologi Mata

Hipermetropia

Miopi
Gangguan
Presbiopia
Refraksi Klasifikasi

Etiologi
Astigmatisme
Penatalaksanaan
Faktor Resiko

Kacamata LASIK Manifetasi Klinis

Patofisiologi dan
Patogenesis
Step 5
1. Anatomi Mata.
2. Media refraksi dan fungsinya.
3. Mekanisme melihat dan jaras penglihatannya.
4. Penglihatan monokuler dan binokuler.
5. Visus mata yang berbeda dan apa resikonya.
6. Klasifikasi dari miopi.
7. Etiologi miopi.
8. Faktor resiko miopi.
9. Manifestasi klinis miopi.
10. Patofisiologi dan patogenesis miopi?
11. Parental myopia.
12. Indikasi dan Kontrakindikasi LASIK.
13. Prinsip penatalaksanaan.
14. Kriteria diagnosis (Miopia, hipermetropia, presbiopia, astigmatisme)
Step 6
Patofisiologi dan Patogenesis
Faktor Risiko
• Near work
• Education
• Genetics
• Other risk factors (prematury, diet, light
exposure, season of birth, etc)
• Parental miopia
Manifestasi Klinis
• Melihat jelas bila melihat dekat
• Melihat jauh buram (rabun jauh)
• Sakit kepala
• Juling
• Celah kelopak yang sempit
• Kebiasaan menyipitkan mata (untuk
mencegah aberasi sferis atau untuk
mendapatkan efek pinhole)
Manifestasi Klinis
Miopia Simpleks:
Gejala obyektif
• Segmen anterior:
 Bilik mata yang dalam dan pupil yang relatif lebar
 Kadang ditemukan bola mata yang agak menonjol

• Segmen posterior:
 Biasanya terdapat gambaran yang normal atau
dapat disertai kresen miopia ringan di sekitar
papil saraf optik
Manifestasi Klinis
Miopia patologik:
1. Gejala subyektif
• Kabur bila melihat jauh
• Membaca atau melihat benda kecil harus dari
jarak dekat
• Lekas lelah bila membaca (karena
konvergensi yang tak sesuai dengan
akomodasi)
2. Gejala obyektif
• Segmen anterior:
 Serupa dengan miopia simpleks

• Segmen posterior:
 Berupa kelainan-kelainan pada:
a. Badan kaca
b. Papil saraf optik
c. Makula
d. Retina bagian perifer
e. Seluruh lapisan fundus
Kriteria diagnosis miopi
• Anamnesis
keluhan utama :
– Melihat jelas bila melihat dekat/ melihat jauh buram
– Sakit kepala,sering disertai dengan juling
– Mempunyai kebiasaan menyipitkan matanya
• Pemeriksaan Fisik
pemeriksaan funduskopi & Snellen Chart
• pengobatan
dengan memberikan kacamata sferis (-) terkecil yang
memberikan ketajaman penglihatan maksimal.
Kriteria diagnosis Hipermetropia
• Anamnesis
keluhan utama yaitu, penglihatan dekat dan jauh
kabur,sakit kepala,silau, kadang rasa juling atau lihat
ganda dan mengeluh mata lelah dan sakit. (biasanya
pada anak-anak tidak memberikan keluhan).
• Pemeriksaan fisik

• Pengobatan
sebaiknya diberikan kacamata sferis positif terkuat atau
lensa positif terbesar yang masih memberikan tajam
penglihatan maksimal.
PENATALAKSANAAN
KACAMATA
A. MIOPI B. HIPERMETROPI
 Lensa divergen/lenca  Lensa
cekung/konkaf konvergen/lensa
 Dimulai dari lensa cembung/konveks
yang terkecil
LASIK
LASIK
• INDICATIONS • CONTRAINDICATIONS
o Myopic o Age above 18 years.
o Hyperopic o Auto-immune disease.
o No other occular o Pregnancy
pathology.
VIDEO
VIDEO

Anda mungkin juga menyukai