Anda di halaman 1dari 27

GANGGUAN POST-PARTUM

Dr. Woro Pramesti, Sp.KJ


Ada 3 tipe gangguan post-partum
:

1. Postpartum blues (“baby blues”)


2. Postpartum depression
3. Postpartum psychosis
1. POSTPARTUM BLUES
(“BABY BLUES”)
 Onset 3 atau 4 hari setelah melahirkan dan
dapat berlangsung selama beberapa hari
sampai beberapa minggu.
 70-80 % wanita mengalami gejala-gejala
depresi yang akan menghilang dalam waktu
beberapa minggu.
 Gejala depresi sementara dalam beberapa hari
pertama : perasaan sedih, mood yang berubah-
ubah, anorexia, gangguan tidur, merasa tidak
berharga.
2. POSTPARTUM DEPRESSION

 Onset dapat kapan saja dalam satu tahun


setelah kelahiran.
 Kerentanan tertinggi adalah 3 bulan pertama
setelah kelahiran.
 10% mengalami beberapa tingkatan depresi
postpartum yang terjadi dalam satu tahun.
 Depresi postpartum harus dibedakan dari
penyesuaian postpartum.
A. PENYEBAB

- Penyebab pasti belum diketahui. Kadar


hormon estrogen, progesteron, cortisol,
dan thyroid menurun drastis setelah
melahirkan.
B. PATOFISIOLOGI

Kruckman menyatakan terjadinya depresi pascasalin


dipengaruhi oleh faktor :
 1. Biologis

 Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi


postpartum sebagai akibat kadar hormon seperti
estrogen, progesteron dan prolaktin yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah dalam masa nifas atau
mungkin perubahan hormon tersebut terlalu cepat
atau terlalu lambat.
 Depresi terjadi jika terdapat defisiensi relatif satu
atau beberapa neurotransmiter aminergik pada
sinaps neuron di otak, terutama pada sistim
limbik. Oleh sebab itu teori biokimia depresi dapat
diterangkan sebagai berikut :
a. Menurunnya pelepasan dan transport serotonin
atau menurunnya kemampuan neurotransmisi
serotonergik
lanjutan

b. Menurunnya pelepasan atau produksi epinefrin,


terganggunya regulasi aktivitas norepinefrin dan
meningkatnya aktivitas alfa 2 adrenoreseptor pre
sinaptik
c. Menurunnya aktivitas dopamin
d. Meningkatnya aktivitas asetilkolin
 2. Karakteristik ibu, yang meliputi :
 a. Faktor umur
 Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat
bagi seseorang perempuan untuk melahirkan pada usia
antara 20–30 tahun, dan hal ini mendukung masalah
periode yang optimal bagi perawatan bayi oleh seorang
ibu. Faktor usia perempuan yang bersangkutan saat
kehamilan dan persalinan seringkali dikaitkan dengan
kesiapan mental perempuan tersebut untuk menjadi
seorang ibu.
 b. Faktor pengalaman
 Beberapa penelitian diantaranya adalah pnelitian
yang dilakukan oleh Paykel dan Inwood (Regina
dkk, 2001) mengatakan bahwa depresi pascasalin
ini lebih banyak ditemukan pada perempuan
primipara, mengingat bahwa peran seorang ibu
dan segala yang berkaitan dengan bayinya
merupakan situasi yang sama sekali baru bagi
dirinya dan dapat menimbulkan stres.
 c. Faktor pendidikan
 Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi
tekanan sosial dan konflik peran, antara tuntutan
sebagai perempuan yang memiliki dorongan untuk
bekerja atau melakukan aktivitasnya diluar rumah,
dengan peran mereka sebagai ibu rumah tangga
dan orang tua dari anak–anak mereka.
 d. Faktor selama proses persalinan.
 Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta
intervensi medis yang digunakan selama proses
persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik
yang ditimbulkan pada saat persalinan, maka akan
semakin besar pula trauma psikis yang muncul
dan kemungkinan perempuan yang bersangkutan
akan menghadapi depresi pascasalin.
 e. Faktor dukungan sosial
 Banyaknya kerabat yang membantu pada
saat kehamilan, persalinan dan pascasalin,
beban seorang ibu karena kehamilannya
sedikit banyak berkurang.
C. FAKTOR RISIKO

1. Mempunyai riwayat gangguan mental atau


penyalahgunaan zat dalam keluarga
ataupun diri sendiri.
2. Tekanan dalam kehidupan perkawinan atau
keuangan.
3. Komplikasi melahirkan
4. Tidak yakin atas kemampuannya sebagai
orang tua
lanjutan

 Masalah dengan kesehatan bayinya.


 Perubahan besar dalam kehidupan selama
waktu melahirkan.
 Sedikit dukungan atau pertolongan
berkaitan dengan bayinya.
 Ibu yang berusia muda.

 Syndrom premenstrual yang berat


D. GEJALA-GEJALA EMOSIONAL

- Sering menangis, iritabilitas, merasa tidak


punya harapan, merasa kesepian, merasa
sedih, tidak dapat mengontrol emosi,
merasa tidak sanggup, merasa bersalah,
perasaan takut melukai diri sendiri atau
bayinya.
E. GEJALA-GEJALA TINGKAH LAKU

- Kurang atau terlalu memperhatikan


bayinya.
- Rawat diri kurang.
- Kehilangan minat untuk beraktivitas.
- Mengisolasi dan menarik diri dari pergaulan
sosial.
- Konsentrasi buruk dan kebingungan.
- Kelelahan.
lanjutan

- Malas.
- Gangguan tidur (tidak berkaitan dengan
tangisan bayi).
- Perubahan nafsu makan.
- Sakit kepala.
- Nyeri dada.
- Jantung berdebar-debar.
- Napas terengah.
 PATOFISIOLOGI
 Menurut Kruckman menyatakan terjadinya depresi
pascasalin dipengaruhi oleh faktor :
 1. Biologis
 Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi postpartum
sebagai akibat kadar hormon seperti estrogen, progesteron
dan prolaktin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dalam
masa nifas atau mungkin perubahan hormon tersebut
terlalu cepat atau terlalu lambat.
F. PENGOBATAN
a. Pengobatan meliputi :
- Konseling/psychotherapy
- Farmakoterapi
- Kelompok dukungan
- Menolong diri sendiri
b. Untuk gejala-gejala ringan sampai sedang
kurangi penggunaan farmakologi, tetapi
lebih fokus pada konseling dan terapi
kelompok.
lanjutan

c. Semua antidepresan berpengaruh pada ASI.


d. Farmakoterapi.
- Pilihan lini pertama adalah golongan SSRIs
seperti flouxetine (10-60 mg/hr), sertraline
(50-200 mg/hr), paroxetine (20-60 mg/hr),
citalopram (20-60 mg/hr), atau escitalopram
(10-20 mg/hr).
lanjutan

- SNRIs seperti venlafaxine (75-300 mg/hr)


atau duloxetine (40-60 mg/hr), juga sangat
efektif untuk depresi dan kecemasan.
- ECT efektif untuk depresi berat/psikosis.

e. Untuk konseling atau terapi bicara (terapi


individual atau kelompok), langkah lain
yang harus dilakukan oleh ibu untuk
melawan gejala-gejala depresi adalah :
lanjutan

- Olah raga
- Makan makanan yang sehat
- Gunakan jalan keluar, seperti diary, anggota
keluarga, atau teman
- Coba untuk tidak mengisolasi diri
- Meningkatkan tidur
- Ambil waktu santai, dan sediakan waktu untuk
melakukan hal-hal yang menyenangkan
3. POSTPARTUM PSYCHOSIS

 Jarang terjadi : 0,1-0,2 % dari kelahiran


 Biasanya terjadi 3-8 minggu setelah kelahiran

 Risiko lebih tinggi berhubungan dengan


pasien gangguan bipolar dan gangguan
skizoafektif
 Psikosis postpartum yang tidak diobati dapat
mengakibatkan : penganiayaan anak, bunuh
diri, pembunuhan bayi
GEJALA-GEJALA

 Waham
 Halusinasi
 Gangguan tidur
 Pikiran obsesif tentang bayi
 Perubahan mood yang cepat (dengan mimik
gangguan bipolar)
lanjutan

- Kecemasan yang hebat, mengamuk


- Pikiran bunuh diri dan membunuh
- Memerlukan rawat inap dan pengobatan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai