01 Perencanaan Wilayah Dan Penyelenggaraan Penataan Ruang
01 Perencanaan Wilayah Dan Penyelenggaraan Penataan Ruang
PENYELENGGARAAN
PENATAAN RUANG
Perencanaan Wilayah
• Pendekatan Kewilayahan
melihat pemanfaatan ruang serta interaksi berbagai
kegiatan dalam ruang wilayah
pengelompokkan suatu wilayah dapat dilakukan berdasar
batas administrasi
memandang wilayah terdiri dari bagian-bagian wilayah
yang lebih kecil dg potensi dan daya tariknya masing-
masing
PERMASALAHAN PENATAAN RUANG
a. Disebagian daerah Provinsi, Kabupaten/Kota, penataan ruang belum
mendapat proporsi perhatian utama sebagai instrumen dasar
penyusunan Rencana Program Pembangunan Daerah, baik yang
dilakukan pemerintah maupun masyarakat dan dunia usaha. Hal ini
tercermin dengan semakin luasnya lahan yang beralih fungsi seperti
lahan pertanian beririgasi teknis berubah menjadi permukiman atau
industri, penggundulan hutan yang berakibat banjir, dll.
b. Konflik-konflik pemanfaatan ruang baik antara masyarakat dengan
pemerintah, antar instansi pemerintah maupun antar kewenangan
tingkatan pemerintahan semakin hari semakin marak dan dapat
mengganggu pelaksanaan pembangunan.
c. Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang telah terjadi dikotomi
kebutuhan antara menggali sumber-sumber pendapatan asli daerah
dari sumberdaya alam yang dimiliki tanpa/kurang memperhatikan
dampak lingkungan dan penyelamatan ruang.
d. Belum optimalnya kelembagaan penataan ruang di daerah serta
mekanisme pengawasan pemanfaatan ruang.
Multifungsional
MELALUI
“KOORDINASI
DIPERLUKAN” Sumber: Dit. Pembinaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, 2007
Pelaksanaan koordinasi penataan ruang Provinsi dan
Kabupaten/Kota dilakukan mulai dari tahap penyusunan
rencana tata ruang, pemanfaatan ruang, sampai
dengan pengendalian pemanfaatan ruang.
Koordinasi penataan ruang di Daerah dilakukan antara
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota serta Instansi terkait di daerah.
Koordinasi penataan ruang Provinsi
dilakukan oleh Gubernur.
Koordinasi penataan ruang Kabupaten/
Kota dilakukan oleh Bupati/ Walikota.
RTRW
NASIONAL
Kerjasama SINKRON
RTRW RTRW
PROVINSI HARMONISASI RTRW PADUSERASI PROVINSI
YANG PROVINSI YANG
BERBATASAN BERBATASAN
Kerjasama SINERGI
RTRW RTRW
KAB/KOTA HARMONISASI RTRW PADUSERASI KAB/KOTA
YANG KAB/KOTA YANG
BERBATASAN BERBATASAN
Pasal 195
1) Daerah DAPAT MENGADAKAN KERJASAMA
dengan daerah lain
2) Bentuk BADAN KERJASAMA ANTAR DAERAH
yang diatur dengan KEPUTUSAN BERSAMA.
3) Daerah dapat bekerja sama dengan pihak ketiga.
4) KERJASAMA yang membebani masyarakat dan
daerah harus mendapatkan persetujuan DPRD
… Lanjutan
Pasal 196
1) Urusan pemerintahan yang mengakibatkan dampak
LINTAS DAERAH dikelola bersama oleh daerah
terkait.
2) Untuk EFISIENSI PELAYANAN PUBLIK daerah
WAJIB mengelola secara bersama dengan daerah
sekitarnya
3) Untuk pengelolaan, daerah membentuk BADAN
KERJA SAMA.
Pasal 197
Tata cara pelaksanaan kedua pasal itu akan diatur
dengan PERATURAN PEMERINTAH
… Lanjutan
B. UU 26/2007 tentang
Penataan Ruang
Kawasan
Pasal 47 (ayat 1)
Perkotaan “Penataan Ruang Kawasan Perkotaan yang
Mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah Kab/Kota
dilaksanakan melalui “Kerjasama Antardaerah”.
Pasal 54 (ayat 1)
“Penataan Ruang Kawasan Perdesaan Kawasan
yang Mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah Perdesaan
Kabupaten dilaksanakan melalui
“Kerjasama Antardaerah”.
URGENSI
KERJASAMA ANTAR DAERAH
UNDANG-UNDANG 32/2004
Tentang
Pemerintahan Daerah Pasal 9 Ayat (1 dan 2);
Pasal 10 Ayat (1);
Pasal 11 Ayat (1).
Penjelasan Umum : - Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah.
- Pembinaan dan Pengawasan
Pasal 13 Ayat (1) butir b;
Pasal 14 Ayat (1) butir b;
URUSAN
Pasal 185;
KEWENANGAN
Pasal 186; WAJIB
Pasal 189; PEMERINTAH
Bab VI : Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah.
BAB XII : Pembinaan & Pengawasan (Pasal 222)
URUSAN KEWENANGAN
WAJIB PEMERINTAH
PROVINSI DAN
KABUPATEN DAN KOTA
… Lanjutan