Anda di halaman 1dari 19

RESEPTOR SEBAGAI

ADD TEXT
TARGET AKSI OBAT
35%D TENGKU RATNA SAFRIANI
C
B
YOUR CONTENT A
WRITE SOME
TEXT HERE
ADD TEXT
FUNGSI RESEPTOR

1. Mengenal dan mengikat suatu ligan dengan


spesifisitas tinggi.
2. Meneruskan signal tersebut ke dalam sel melalui :
A a. Perubahan permeabilitas membran
b. Pembentukan second messenger, dan
c. Mempengaruhi transkripsi gen
LIGAN
 Hormones – dihasilkan oleh kelenjar eksokrin dan disekresikan melalui
peredaran darah menuju sel target yang jauh (e.g.’s: insulin,
testosterone)
B  Autocrine/paracrine factors – hormon yang beraksi lokal (e.g.:
prostaglandins)
 Neurotransmitters – dilepaskan oleh ujung saraf sebagi respon dari
depolarisasi (e.g.’s: acetylcholine, norepinephrine)
 Cytokines – ligan yang diproduksi oleh sel-sel pada sistem imunitas.
Targetnya bisa jauh atau dekat (e.g.’s: interferons, interleukins)
 Membrane-bound ligands – terdapat pada permukaan sel, mengikat
pada reseptor komplementer sel yang lain menjembatani interaksi
antar sel (e.g.: integrins)
 Drug/chemicals – merupakan senyawa yang dipaparkan dari luar
AGONISME
Agonis :
Suatu ligand yang bila berinteraksi dapat
C menghasilkan efek (efek maksimum) Agonisme dalam
menghasilkan respon fisiologi (seluler) melalui dua cara :
1. Agonisme langsung
2. Agonisme tidak-langsung
AGONISME
LANGSUNG
 Respon berasal dari interaksi agonis
C PROSES
dengan
perubahan
reseptornya,
konformasi
menyebabkan
reseptor,
reseptor aktif menginisiasi proses
1. Pemberian sinyal dari agonis kepada biokimiawi sel
reseptor untuk mengaktivasinya.Dalam
hal ini, obat atau agonis merupakan  Interaksi bisa berupa stimulasi atau
pembawa pesan pertama (first penghambatan respon seluler
messenger).  Proses agonisme langsung merupakan
2. Penerusan sinyal oleh reseptor hasil aktivasi reseptor oleh obat yang
teraktivasi ke dalam komponen seluler mempunyai efikasi (aktivitas intrinsik)
untuk menginduksi respon seluler
diperantarai oleh second messenger Contoh : aktivasi adrenalin thd reseptor
adrenergik kontraksi otot polos vaskuler
AGONISME
TIDAK LANGSUNG
• Senyawa obat mempengaruhi senyawa endogen dalam
C menjalankan fungsinya
• Melibatkan proses modulasi atau potensiasi efek senyawa
endogen
• Umumnya bersifat Alosterik

Contoh :
Benzodiazepin dan barbiturat pada reseptor GABA memperkuat
aksi GABA pada reseptor tersebut
AGONISME
TIDAK LANGSUNG
• Agonis kolinergik
C bekerja tidak langsung dengan memblok metabolisme
asetilkolin oleh kolinesterase sehingga obat-obat ini
meningkatkan konsentrasi asetilkolin di semua sinaps
kolinergik. Dibagi 2 golongan:
o Ester : Betanekol, karbakol, sevimelin, metakolin
o Alkaloid : arekolin, muskarin, pilokarpin
C
C
ANTAGONISME

 Antagonisme: peristiwa manakala suatu senyawa menurunkan


D aksi suatu agonis atau ligan dalam menghasilkan efek
 Senyawa tersebut dinamakan sebagai antagonis

JENIS ANTAGONISME
(Berdasarkan mekanisme thd makromolekul reseptor agonis)
 Antagonisme tanpa melibatkan makromolekul reseptor agonis
 Antagonisme melibatkan makromolekul reseptor agonis
ANTAGONISME

D
ANTAGONISME
MEKANISME ANTAGONISME
YANG TIDAK MELIBATKAN MAKRO MOLEKUL RESEPTOR
D
ANTAGONISME
3. Antagonisme fungsional atau fisiologi

D Antagonisme akibat dua agonis bekerja pada dua macam


reseptor yang berbeda dan menghasilkan efek saling
berlawanan pada fungsi fisiologik yang sama
Antagonisme fungsional, jika dua macam reseptor yang
berbeda tersebut berada dalam sistem sel yang sama.
Contoh : antagonisme antara senyawa histamin dengan
obat α1-adrenergik (fenilefrin) pada pembuluh darah,
vasodilatasi vs vasokonstriksi
Antagonisme fisiologi, jika dua macam reseptor tersebut
berada pada sistem yang berbeda. Contoh : antagonisme
glikosida jantung (kenaikan TD) dengan dihidralazin
(penurunan TD)
ANTAGONISME

D
ANTAGONISME

D
1. Metabolit dan Antimetabolit
Penambahan gugus alkil akan membuatnya lebih resisten
terhadap enzim pemetabolismenya (kolinesterase dan MAO)
Agonis β-Adrenergik Bloker β-Adrenergik

Isoprenalin Sotalol Propranolol Praktolol


3. Agonis dan Antagonis Irreversibel Selektif
Antagonisasi irreversibel dapat terjadi melalui
reaksi asetilasi atau alkilasi.
Contoh: antikanker seperti Mekloretamin,
Siklofosfamid, dan Tiotepa. Bekerja tidak selektif
karena dapat menyerang sel kanker dan sel normal
dalam tubuh.
Antagonis selektif irreverseibel dapat diturunkan
dari senyawa antagonis selektif reversibel

Anda mungkin juga menyukai