Disusun Oleh:
Apri Kartikasari H.S.
Fokus Kajian:
1. menelaah makna kata;
2. asal mula kata;
3. perkembangan kata;
4. sebab terjadinya perubahan makna dalam
sejarah bahasa.
MARI ANALISIS!
1. Mereka belajar bahasa.
2. Jangan marah, anak itu memang tidak tahu
bahasa.
3. Katakanlah dengan bahasa kalbu!
4. Bahasa Fiersa Besari tidak sama dengan bahasa
Pidi Baiq.
5. Kiranya antarsesama peserta itu tidak ada
kesatuan bahasa.
6. Sang Raja tidak tahu bahasa Sang Permaisuri
yang telah tiada.
KESADARAN ANALISIS SEMANTIK
1. Bahasa bersifat unik.
2. Memiliki hubungan yang sangat erat dengan
kebudayaan manusia.
3. Analisis semantik hanya berlaku dalam bahasa
sesuai asal kata yang dimaksud (tidak dapat
digunakan untuk bahasa lain).
4. Makna Kontekstual
Makna yang muncul sebagai akibat hubungan
antara ujaran dan situasi pada waktu ujaran
dipakai.
5. Makna Konseptual
a. Makna yang dimiliki oleh sebuah leksem atau
kata terlepas dari konteks atau asosiasi
apapun.
b. Makna konseptual sesungguhnya sama
dengan makna leksikal, makna denotatif, dan
makna referensial.
6. Makna Kognitif
Aspek makna satuan bahasa yang berhubungan
dengan ciri-ciri dalam alam di luar bahasa atau
penalaran.
7. Makna Deskriptif
Makna yang ditunjukkan oleh referen
lambangnya.
8. Makna Ideasional
a. Makna yang muncul sebagai akibat
penggunaan leksem yang memiliki konsep.
b. Secara umum merupakan jenis kata baru
(istilah ilmiah populer).
9. Makna Referensial
Makna yang langsung berhubungan dengan
acuan yang diamanatkan oleh leksem.
10. Makna Asosiatif
Makna yang dimiliki oleh sebuah leksem/ kata
bertalian leksem itu dengan keadaan di luar
bahasa.
Hipernim Hiponim
Bunga Mawar
Melati
Sedap malam
Lili
Crisan
Raflesia
6. Ambiguitas
Penafsiran ganda.
Perbedaan dengan polisemi:
Polisemi: berupa kata
Ambiguitas: berupa frasa atau kalimat
Ambiguitas terjadi akibat penafsiran struktur
gramatikal yang berbeda.
Contoh:
Yang meninggal Ibu Ustad Rafli.
7. Redundansi
Pemakaian unsur segmental yang berlebih-
lebihan dalam suatu ujaran.
Contoh: amat sangat ... Sekali.
para bapak-bapak.
banyak halangan rintangan
PERUBAHAN MAKNA
Faktor yang memengaruhi:
1. Perkembangan IPTEKS
2. Perkembangan Sosial Budaya
3. Perbedaan bidang pemakaian
4. Perbedaan Asosiasi
5. Pertukaran tanggapan indra
6. Perbedaan tanggapan (peyoratif – amelioratif)
7. Adanya penyingkatan
8. Proses gramatikal (afiksasi, reduplikasi,
komposisi)
9. Perkembangan istilah
JENIS PERUBAHAN
1. Meluas
Gejala yang terjadi pada sebuah kata/ leksem
yang pada mulanya memiliki sebuah makna.
Contoh: saudara
2. Menyempit
gejala yang terjadi pada sebuah kata yang
pada mulanya mempunyai makna yang cukup luas
kemudian memiliki makna yang terbatas.
Contoh: sarjana
3. Perubahan Total
Berubahnya sama sekali makna sebuah
kata dan makna asalnya.
Contoh: ceramah
4. Penghalusan (Eufemia)
Perubahan makna yang meluas,
menyempit dan berubah secara total
berhadapan dengan sebuah bentuk yang tetap.
Contoh: bui lembaga pemasyarakatan
5. Pengasaran (Sarkasme)
Kebalikan dari penghalusan. Sering juga disebut
disfemia.
Contoh: mengambil mencaplok