Anda di halaman 1dari 22

INSEMINASI

BUATAN DAN
BAYI TABUNG
AZIZAH F ANDYRA
FAISAL GANI PUTRA ARLOND
DEFINISI

• Inseminasi secara Bahasa: Pemasukan mani kedalam liang sanggama


• Inseminasi buatan: Proses pemasukkan sperma kedalam saluran kelamin
wanita dengan bantuan alat tanpa dilakukan hubungan seksual
• Fertilisasi: Bersatunya sel mani dengan sel telur
• Bayi tabung: Fertilisasi in vitro, usaha fertilisasi yang dilakukan diluar
tubuh di dalam cawan biakan dengan suasana yang mendekati alamiah
INSEMINASI BUATAN PADA HEWAN
• Belum dibahas dalam fikih klasik secara tuntas karna belum terjadi
pada era mereka
• Pendapat jumul ulama: HARAM, memperjualbelikan sperma pejantan
• Hukum jual beli sperma hewan mendapat pembahasan khusus oleh
Imam Mahzab, Imam Al Syafii, Imam Malik: Pemilik hewan pejantan
boleh mengambil upah, alasannya, mengqiyaskannya dengan
penyerbukan yang banyak dilakukan di masa Nabi. Mereka menilai
larangan Nabi memperjualbelikan sperma hewan dimungkinkan
karena tidak diketahui kadar, kualitas, atau jumlahnya.
IMPLIKASI PENERAPAN TEKNOLOGI
REPRODUKSI

• Menimbulkan dampak sosial dalam masyarakat, hubungan


fundamental antar manusia, hubungan pria-wanita dan
kasih sayng, perkawinan, hak dan kewajiban anak dan
orang tua, dll.
• Dampak terburuk: kerancuan nasab, kepastian posisi
nasab, silsilah anak menjadi simpang siur dan tidak jelas
INSEMINASI BUATAN DAN BAYI TABUNG
PADA MANUSIA
Pokok bahasan:
1. Benihnya dari pasangan suami istri, embrio diimplantasikan ke
dalam Rahim istri atau Rahim wanita lain
2. Salah satu neihnya dari donor, embrio diimplantasikan ke dalam
Rahim istri atau Rahim wanita lain
3. Semua benihnya dari donor, embrio diimplantasikan ke dalam
Rahim wanita bersuami atau Rahim seorang gadis
HUKUM MELAKUKAN INSEMINASI BUATAN

• Belum pernah terjadi pada masa Nabi


• Tidak ditemukan dalam Al-Quran dan Hadits serta
fatwa ulama klasik
• Dalam Islam, reproduksi bayi harus berdasarkan
ikatan suami istri yang sah
ALASAN BOLEHNYA

• Jika pasangan suami istri telah mengupayakan pembuahan dan


kelahiran alami ternyata tidak berhasil  dibolehkan
mengusahakan terjadinya pembuahan di luar cara dan tempat
yang alami pasti disebabkan adanya sesuatu yang tidak
normal/sakit
• Inseminasi buatan/bayi tabung sebagai salah satu bentuk
pengobatan (berobat dianjurkan)
• Mempunyai anak dianjurkan dalam
SYARAT BOLEHNYA

Apabila jalan yang ditempuh tidak bertentangan dengan hukum


Islam:
• Sperma dan sel telur berasal dari pasangan suami istri
• Ketika embrio diimplantasikan ke rahim ibunya, suami istri masih
dalam status perkawinan
• Alasan tidak memperoleh anak dan diniatkan dengan tujuan luhur
• Untuk mencegah penyakit keturunan secara dini
KETERLIBATAN DONOR
• Proses reproduksi manusia dengan spema atau ovum bukan milik mahrahmya, hukumnya
HARAM = ZINAH
• Ulama sepakat haramkan berdasarkan
QS : At-Tin (4)
QS : Al-’Isra (70)
QS : Al-Baqarah (223)
• Terdapat juga hadits, tentang menyiramkan airnya ke ladang (Rahim orang lain)
Bahwa Rasulullah SAW Bersabda pada hari (perang hunaian) ”tidak halal bagi seorang yang
beriman kepada Allah dan hari akhir menyiramkan air (spermanya) pada tanaman orang lain
(vagina/Rahim orang lain)” HR Riwayat Abu Dawud, Ahmad, at-Turmudzi dan Ibnu Hibban
• Anak yang dihasilkan = anak zinah
DOKTER AHLI YANG MELAKUKAN
INSEMINASI BUATAN

Dilakukan oleh dokter yang benar-benar ahli di bidang itu


dan sangat dianjurkan dilakukan oleh dokter yang sejenis
kelaminnya.

 Sudah darurat, hendaknya tidak melanggar larangan


syarak lainnya (melihat aurat orang lain)
PENDAPAT YANG MENOLAK INSEMINASI
BUATAN
Minoritas ulama (Lembaga Riset dan Fatwa Saudi Arabia) tidak membenarkan
inseminasi buatan walaupun dari pasangan suami istri  alasannya karena
setiap orang harus rela menerima ketetapan (qadla dan qadar) Allah, termasuk
ditakdirkan mandul

“atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang
dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya
Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa” (QS Al-Syura (42):50)
HUKUM PENGGUNAAN TEKNOLOGI
REPRODUKSI

• Umumnya ulama memandang upaya mempertemukan sperma dan telur dari


pasangan suami istri yang sah di lab, agar terjadi pembuahan di luar tubuh, dari
sudut pandang islam TAK MASALAH (Tak Bertentangan dalam syariah maupun
per UU yang berlaku)
FATWA MAJLIS MAJMA AL-FIQH AL-ISLAMI
FATWA ULAMA INDONESIA
• MPKS mengeluarkan fatwa tahun 1958 :
1. Permanian buatan dengan mani bukan suami hukumnya
TERLARANG!
2. Permanian buatan dengan mani suami TIDAK TERLARANG !
3. Memperingatkan kepada umat beragama terutama umat islam
supaya menjauhi permanian buatan dengan mani bukan suami
untuk memelihara keselamatan keagamaan mereka, menjaga
kejernihan nasab, memelihara kerukukan kekeluragan, dan
memelihara ketentraman hati nurani, serta susila masyarakat
• Ulama Indonesia sepakat mengharamkan bayi tabung yang melibatkan
donor, fatwa MUI :
1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum suami istri yang SAH hukumnya
BOLEH/MUBAH
2. Bayi tabung dari pasangan suami istri dengan titipan pada Rahim istri
yang lain hukumnya haram
3. Bayi tabung dengan sperma yang dibekukan dari suami yang telah
meninggal hukumnya HARAM
4. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangan
suami istri yang sah, hukumnya HARAM
SURROGATE MOTHER
• Disebut juga: ibu tumpang, mother hoster, sewa Rahim, ibu pengganti
• Biasanya dibayar oleh suami isteri yang ingin memliki anak
• Mengandung mashlahah dan mudarat
MASHLAHAH MUDARAT
Menyelamatkan kelebihan embrio dari • Kehadiran anak itu dapat menjadi sumber
tindakan pemusnahan karna dianggap tidak konflik anatar penyewa Rahim dan pemilik
menghormati kehidupan insani dan Rahim
merupakan pembunuhan dengan sengaja • Kemungkinan terjadinya komersialisasi
Rahim
• Tidak terjalin hubungan keibuan antara
anak dan ibu pemilik Rahim (tidak sejalan
dengan QS Luqman ayat 14)
FATWA ULAMA INDONESIA TERHADAP
SURROGATE MOTHER
Bahtsul Masail NU pada Muktamar ke-29 tahun 1994 menetapkan hokum surrogate mother sebagai
berikut:
TIDAK SAH DAN HARAM
1. Dalam hal nasab, kewalian, waris, dan hadhanah tidak bisa dinisbatkan kepada pemilik sperma
menurut Imam Ibnu Hajar, karena masuknya tidak muhtarom
2. Yang menjadi ibu secara syar’i adalah:
Apabila sperma dan telur yang ditanam itu tidak dimungkinkan campur dengan
telur pemilik Rahim, maka yg menjadi pemilik anak adalah pemilik indung telur
Jika dimungkinkan adanya pencampuran indung tellur dari pemilik Rahim, maka
ibu anak itu adalah pemilik Rahim (yang melahirkan)
IMPLANTASI ZIGOT PASCA CERAI

Sama dengan melakukan hubungan seksual pasca bercerai, tidak


dibenarkan zigot yang diimplantasikan ke Rahim ibunya meskipun saat
proses masih terikat perkawinan

 Yang dipertanyakan, zigot didalam rahim tersebut harus


dikemanakan?
HUKUM PIDANA BAGI PELAKU DONOR
SPERMA

Menurut kesepakatan empat Imam mahzab, inseminasi


buatan dan bayi tabung yang melibatkan donor tidak
termasuk zina yang mengharuskan dikenai had (dengan
rajam atau cambul (jilid) 100 kali
MERELAKAN ISTRI DIBUAHI SPERMA
DONOR
Jika ada suami yang merelakan istrinya dihamili oleh orang lain atau istri
melakukan inseminasi buatan / bayi tabung dengan sperma donor atau jika
istri tanpa sepengetahuan suaminya maka anak tersebut bukan anak
kandung suaminya dan tidak bernasab kepada suaminya, dijelaskan pada
hadits
“anak adalah hak si empunya ibunya, dan bagi pezina
dirajam”
(HR al-Bukhari, Muslim, al Nasai, Abu Dawud, dan Ahmad)
NASIB ANAK MOTHER HOSTER

Ulama menyatakan nasab anak dari sisi ibu, jika


praktik inseminasi atau bayi tabung dengan sewa
Rahim terjadi, adalah kepada pemilik Rahim atau ibu
tumpang berdasarkan QS. Al Mujadalah ayat 2.
KESIMPULAN
• Inseminasi buatan pada hewan hukumnya mubah bahkan sangt diperlukan karena
tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas, termasuk maslahah
• Inseminasi buatan dan bayi tabung jika dilakukan suami isteri sah maka boleh dan
terikat anjuran berobat. Tapi dalam prosesnya harus lihat aurat, jadi ada sedikit
bagian ulama yang mengharamkannya
• Inseminasi buatan dan bayi tabung donor, atau melibatkan pihak ketiga melalui
sewa/titip Rahim atau yg telah putus hubungan suami isteri  haram
• Hukum pemusnahan sisa bayi tabung: antara haram (perbedaan memahami batas
hidup insani) dan boleh (mudaratnya lebih ringan daripada jika diimplantasikan
pada Rahim ibu lain)

Anda mungkin juga menyukai