Disusun oleh :
ADESI RIZKI INDRIANI
ABD. RAHMAN
TUMINAH
NURHANI
AMRUL CHAKI
BAGUS KRISDIANTO
PROGRAM S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS GRESIK
Bab 1
pendahuluan
Latar belakang
istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres
emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak
melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk atau
berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat.
Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi
mereka sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa
yang selesai ujian merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan.
Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam menyiapkan
lingkungan atau suasana yang nyaman untuk beristirahat bagi
klien/pasien.
Sedangkan Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang
relatif tenang disertai peningkatan ambang rangsangan yang tinggi
terhadap stimulus dari luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih
berganti dengan keadaan terjaga(bangun), dan mudah
dibangunkan, (Hartman). Pendapat lain juga menyebutkan bahwa
tidur merupakan suatu keadaan istirahat yang terjadi dalam suatu
waktu tertentu, berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki
sistem tubuh/memulihkan energi. Juga tidur sebagai fenomena di
mana terdapat periode tidak sadar yang disertai perilaku fisik psikis
yang berbeda dengan keadaan terjaga.
TUJUAN
PENULISAN
Penulis membuat makalah ini untuk memenuhi tugas
dari dosen mata kuliah Keperawatan Gerontik serta
memberikan informasi dan ilmu pengetahuan
tentang Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur.
BAB 2
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
Istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres emosional, bebas dari
kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi
empuk
atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai pembanding,
klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan
mahasiswa yang selesai ujian merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu
perawat dalam hal ini berperan dalam menyiapkan lingkungan atau suasana yang nyaman
untuk beristirahat bagi klien/pasien.
Sedangkan tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif tenang
disertai peningkatan ambang rangsangan yang tinggi terhadap stimulus dari luar.
Keadaan ini bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan terjaga(bangun), dan
mudah dibangunkan, (Hartman). Pendapat lain juga menyebutkan bahwa tidur
merupakan suatu keadaan istirahat yang terjadi dalam suatu waktu tertentu,
berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki sistem tubuh/memulihkan
energi. Juga tidur sebagai fenomena di mana terdapat periode tidak sadar yang
disertai perilaku fisik psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.
Teori Chemics : peningkatan CO2 menyebabkan rasa
ngantuk.
Teori Vaskuler : penurunan TD di otak yang menyebabkan
rasa ngantuk.
Salah satu fungsi kelenjar hipofise sebagai pusat pengaturan
tidur.
Para Ahli neurifisiologis : sekresi hormone serotonin yang
menyebabkan rasa ngantuk
Teori Feed Back : Kelemahan sel-sel saraf yang
menyebabkan rasa ngantuk
Tahap-tahap tidur
1. Tanda-tanda menjelang tidur :
Suhu badan (SB) menurun
Pernapasan melambat
Otot-otot rileks
Menguap (tanda tubuh beradaptasi akibat
pernapasan melambat)
2. Basic Rest Activity Cycle (BRAC):
a). NREM (Non Rapid Eye Movement)
“Slow wave sleep”, yang terdiri dari 4 tahap :
Tahap I :
- Mulai saat hilangnya Gel Alpha yang biasa terdapat pada seseorag yang
sedang terjaga.
- Muncul gel2 yang tidak sinkron, frekuensi bercampuran dan voltase
rendah.
- Merasa ingin tidur, bila banyak pikiran akan mudah dibangunkan.
- Merupakan tidur paling dangkal, berlangsung selama beberapa detik –
beberapa menit.
Tahap II :
- Merupakan tidur yang tidak dalam.
- Muncul gel yang berbentuk seperti spindel dengan voltase lebih
tinggi, runcing2 (Gel K)
- Berlangsung 5-10 menit.
•Tahap III :
Merupakan tidur yang dalam.
Muncul gel Deltha, yang lambat dengan amplitudo besar, tinggi dan dalam.
Biasanya sulit dibangunkan.
Berlangsung ± 10 menit.
Tahap IV :
Tidur yang paling dalam.
Pada EEG dipenuhi Gel Deltha.
Sangat sulit dibangunkan.
Terjadi mimpi sehubungan dengan kejadian sehari sebelumnya.
Lamanya 5-15 menit
Terjadi perubahan fisik
Nadi & pernapasan melambat
TD turun
Otot-otot sangat rileks
b) REM (Rapid Eye Movement)
“Paradoksical sleep”- sebagai puncak Tidur :
- Sangat sulit dibangunkan.
- Pada orang dewasa tahap ini 20-25% dari tidur malam, bila seseorang
terbangun pada tahap ini mereka dapat mengingat mimpi mereka.
- Biasanya terjadi 80-100 menit setelah orang tertidur.
- Semakin lelah seseorang makin cepat mengalami tahap ini.
Karakteristik Tahap REM :
- Terjadi pada tahap II NREM dan berlangsung selama 5-10 menit.
- Kembali ke tahap II NREM lagi.
- Saat perpindahan dari NREM ke REM biasanya terjadi hentakan otak yang
tidak disadari.
- TD menngkat.
- Sekresi getah/asam lambung meningkat.
- Basal metabolisme dan SB meningkat.
- Terjadi mimpi yang menyenangkan, bersemangat dan sibuk.
- Orang yang tidak mengalami periode REM biasanya tidak merasa puas dengan
tidurnya.
- Orang biasanya mengalami 4-5x masa REM
Kegunaan Tidur
(Delment & Wolman )
Beradaptasi terhadap rangsangan yang dapat
menimbulkan kecemasan.
Memperbaiki ingatan.
Mempermudah mempelajari sesuatu serta dalam
mengatasi masalah-masalah yang sulit.
Relaksasi
Kebutuhan Tidur Rata –
Rata Perhari
– Bayi baru lahir : Lama tidur 14-18 jam/hari dengan 50% REM dan 1
siklus tidur rata-rata 45-60 menit.
– Bayi(s/d 1 thn) : 1 siklus tidur rata2 12-14 jam/hari dengan 20-30% REM
dan tidur sepanjang malam
– Todler(1-3 thn): Lama tidur 11-12 jam/hari dengan 25% REM dan
Tidur sepanjang malam + tidur siang
– Pra sekolah : ± 11 jam/hari dengan 20% REM
– Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan 18,5% REM
– Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan 18,5% REM
– Adolescent : ± 8,5 jam/hari dengan 20% REM
– Dewasa muda : 7-8 jam/hari dengan 20-25% REM
– Dewasa menengah : ± 7 jam/hari dengan 20% REM dan sering sulit tidur
– Dewasa tua : ± 6 jam/hari dengan 20-25% REM dan sering sulit tidur
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tidur
Umur
Penyakit
Motivasi
Emosi
Lingkungan
Obat-obatan
Makanan dan minuman
aktifitas
Masalah – Masalah Yang
Terjadi Pada Saat Tidur
1. Insomnia, merupakan suatu keadaan di
mana seseorang sulit untuk memulai atau
mempertahankan keadaan tidurnya.
Insomnia terdiri dari tiga jenis:
Jangka pendek
Sementara
Kronis
2. Narkolepsi, merupakan suatu keadaan tidur di mana seseorang
sulit mempertahankan keadaan terjaga/bangun/sadar. Penderita
akan sering mengantuk hingga dapat tertidur secara tiba-tiba.
3. Somnabulisme atau disebut tidur berjalan.
4. Enuresa atau ngompol
5. Nocturia, merupakan suatu keadaan di mana klien sering
terbangun pada malam hari untuk buang air kecil/BAK.
6. Apnea/tidak bernapas dan Mendengkur.
7. Delirium/Mengigau.
8. Sehubungan dengan gangguan penyakit seperti pain, anxiety dan
dispneu.
9. Nightmares dan Nightterros (mimpi buruk)
10. Tidur dan stadium penyakit (digigit nyamuk tse-tse).
Asuhan Keperawatan Gangguan Tidur Pada Lansia
Pengkajian
1. Pemeriksaan fisik
a. Integumen :
• Lemak subkutan menyusut
• Kulit kering dan tipis, rentang terhadap trauma dan iritasi, serta
lambat sembuh
b. Mata :
• Areus senilis, penurunan visus
c. Telinga :
• Pendengaran berkurang yang selanjutnya dapat berakibat gangguan
bicara
d. Kardiopulmonar :
• Curah jantung berkurang serta elastisitas jantung dan pembuluh
darah berkurang, terdengar bunyi jantung IV (S4) dan bising sistolik,
kapasitas vital paru, volume ekspirasi, serta elastisitas paru-paru
berkurang.
e. Muskuloskeletal :
• Massa tulang berkurang, lebih jelas pada wanita, jumlah dan
ukuran otot berkurang.
• Massa tubuh banyak yang tergantikan oleh jaringan lemak yang
disertai pula oleh kehilangan cairan.
d. Gastrointestinal :
• Mobilitas dan absorpsi saluran cerna berkurang, daya
pengecap, serta produksi saliva menurun.
f. Neurologikal :
• Rasa raba juga berkurang, langkah menyempit dan pada
pria agak melebar. Selain itu, terdapat potensi perubahan
pada status mental.
2. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Kesadaran : klien dapat menunjukkan tingkat kesadaran baik (tidak ada kelainan
atau
gangguan kesadaran).
b. Sistem Integumen : Tidak adanya anemis, ikterus, sianosis, serta lesi primer dan
sekunder.
c. Pengkajian status gizi :Terjadi malnutrisi
3. Pengkajian Fisik Khusus
b. Pengkajian sistem perkemihan : Inkontinensia
c. Pengkajian sistem pernapasan : Perubahan pada saluran pernapasan atas,
diameter dinding dan dinding dada kaku.
d. Pengkajian sistem kulit/integumen : Pertumbuhan epidermis melambat (kulit
kering, epidermis menipis), berkurangnya vaskularisasi, juga melanosit dan
kelenjar-kelenjar pada kulit.
e. Pengkajian pola tidur : susah tidur pulas, sering terbangun, serta kualitas tidur
yang rendah, lama ditempat tidur serta jumlah total waktu tidur per hari yang
berkurang.
f. Pengkajian status fungsional :
• Tentang mandi = Dikatakan mandiri (independen) bila dalam melakukan
aktivitas klien hanya memerlukan bantuan untuk menggosok atau
membersihkan sebagian tertentu dari anggota badannya, Dikatakan dependen
bila klien memerlukan bantuan untuk lebih dari satu bagian badannya.
• Berpakaian = Independen bila tak mampu mengambil sendiri pakaian dalam
lemari atau laci.
• Ke toilet = Independen bila lansia tak mampu ke toilet sendiri, beranjak dari
kloset, merapikan pakaian sendiri. Dependen bila memang memerlukan bed pan
atau pispot.
• Transferring = Independen bila mampu naik turun sendiri dari tempat tidur
atau kursi roda. Dependen bila selalu memerlukan bantuan untuk kegiatan
tersebut diatas atau tak mampu
melakukan satu atau lebih aktivitas transferring.
• Kontinensia = Independen bila mampu buang hajat sendiri (urinari dan
defekasi). Dependen bila pada salah satu atau keduanya miksi atau sefekasi
memerlukan enema atau kateter.
• Makan = Independen bila mampu menyuap makanan sendiri, mengambil dari
piring.
g. Pengkajian aspek spiritual
• Perasaan individu tentang kehidupan keagamaannya
• Melakukan kewajiban-kewajiban agar berkontemplasi tentang kehidupan
menurut agama dan kepercayaannya
Diagnosa keperawatan
1. GANGGUAN POLA TIDUR BERHUBUNGAN DENGAN RASA
NYERI
KRITERIA HASIL :
A. DAPAT MENINGKATKAN RASA SEHAT DAN MERASA DAPAT
TIDUR
B. MERASA TIDUR TIDAK TERGANGGU DAN NYERI HILANG
INTERVENSI :
1. BIASAKAN DAN PATUHI JAM TIDUR SETIAP MALAM
2. UPAYA MEMODIFIKASI FAKTOR LINGKUNGAN, KHUSUSNYA BAGI LANSIA YANG TINGGAL DI
INSTITUSI.
3. PERTAHANKAN KONDISI YANG KONDUSIF UNTUK TIDUR, YANG MENCAKUP PERHATIAN PADA
FAKTOR-FAKTOR
LINGKUNGAN DAN KEGIATAN RITUAL MENJELANG TIDUR.
4. Bantu orang tersebut untuk rileks pada saat menjelang tidur dengan
memberikan usapan punggung, masase kaki atau kudapan tidur bila diinginkan.
Latihan pasif dan gerakan mengusap
memberikan efek yang menidurkan.
5. Memberikan posisi yang tepat, menghilangkan nyeri, dan memberika
kehangatan dengan selimut-selimut konvensional atau selimut listrik listrik juga
dapat membantu.
6. Jangan membiarkan pasien meminum kafein (kopi, teh, cokelat) di sore hari
dan malam hari.
7. Lakukan tindakan-tindakan yang masuk akal seperti memutar musik lembut
di radio dan menawarkan susu hangat dan minuman hangat lainnya atau
kudapan yang lebih berat untuk meningkatkan tidur pada lansia tanpa
menggunakan hipnotik. Pada waktu malam, secangkir anggur, sherry, brandi
atau bir memberikan kehangatan internal dan relaksasi pada lansia yang perlu
tidur. Namun, efek dari satu minuman hanya berlangsung selama dua pertiga
siklus tidur.
Sedasi juga bersifat sama, yang menyebabkan tidur terputus-putus.
8. Tidur siang merupakan hal yang tepat; namun jumlah tidur siang
tidak boleh lebih dari 2 jam.
9. Latihan setiap hari juga harus dianjurkan. Hal ini merupakan cara
yang terbaik untuk meningkatkan tidur. Latihan harus dilakukan
di pagi hari daripada menjelang tidur karena pada jam-jam
tersebut latihan hanya akan menimbulkan efek menyegarkan
daripada menidurkan.
10. Mandi air hangat terkadang dapat merilekskan lansia tetapi
beberapa di antaranya tidak menyukai intervensi ini, mengeluh
pusing pada saat mereka bangun dari tempat tidur.
2. Diagnosa: gangguan pola tidur b.d psikologis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidur menjadi efektif
Kriteria hasil :
a. Dapat meningkatkan rasa sehat dan merasa dapat tidur
b. Merasa tidur tidak terganggu dan psikologis tenang.
Intervensi:
- Berikan kesempatan pasien untuk mendiskusikan keluhan yang mungkin menghalangi
tidur.
- Rencanakan asuhan keperawatan rutin yang memungkinkan psien tidur tanpa terganggu
selama
beberapa jam.
- Berikan bantuan tidur kepada pasien, seperti bantal, mandi sebelum tidur, makanan atau
minuman dan bahan bacaan.
- Ciptakan lingkungan yang kondusif untuk tidur.
- Berikan pengobatan yang diprogramkan untuk meningkatkan pola tidur normal pasien.
- Minta pasien setiap pagi menjelaskan kualitas tidur malam sebelumnya.
- Berikan pendidikan kesehatan kepada pasien tentang tehnik relaksasi seperti imjinasi
terbimbing, relaksasi otot progresif, dan meditasi.
Rasional
- Mendengar aktif dapat membantu
menentukan penyebab kesulitan tidur.
- Tindakan ini memungkinkan asuhan
keperawatan yang konsisten dan memberikan
waktu untuk tidur tanpa terganggu.
- Susu dan beberapa kudapan tinggi protein,
seperti keju dan kacang, mengandung L-
trytophan, yang dapat mempermudah tidur.
- Tindakan ini dapar mendorong istirahat dan
tidur.
- Agens hipnotik memicu tidur, obat penenang
menurunkan ansietas.
- Tindakan ini membantu mendeteksi adanya
gejala perilaku yang b.d tidur.
- Upaya relaksasi yang bertujuan biasanya
dapat membantu meningkatkan tidur
FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Tanggal Pengkajian : 25 Maret 2018
A. DATA BIOGRAFI
Nama : Tn. M
TTL : Bandung, 14 maret 1925
Jenis Kelamin : Laki – laki ,Gol.Darah :O
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
TB/BB : 165 cm,. 60 kg
Penampilan : Bersih dan rapi, Ciri-ciri tubuh : berambut pendek, berwarna putih, bentuk
tubuh bungkuk,berjanggut
Alamat : Kel.Kota Besi Hulu RT/RW 05 /02
Kec.Kota Besi ....Telp/HP 085753394881
Kabupaten Kotawaringin Timur
Orang Yang Dekat :Ny. T
Hubungan : istri
Alamat/ Telpon : kota besi /082154560570
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram
2. Riwayat Keluarga
Di dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti
DM, Hipertensi, Asma Dan menular seperti Hepatitis, TBC dan lain – lain.
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : tidak ada
Alamat pekerjaan : -
Jarak dari rumah : - ......................km/meter*
Alat transportasi : -
Pekerjaan sebelumnya : PERUN TNI AD
Jarak dari rumah : 20 km/meter*
Alat transportasi : Tidak ada
Sumber-sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan: sumber –
sumber pendapatan d dapat dari anak dan sudah dapat memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Type tembat tinggal : Rumah
Jenis lantai rumah : Keramik
Kondisi lantai : Kering
Tangga rumah : Tidak ada
Penerangan : cukup
Tempat tidur : aman (pagar pembatas,tidak terlalu tinggi)
Alat dapur : tertata rapi
WC
Ada : aman (posisi duduk ,ada pegangan )
Kebersihan lingkungan : bersih (tidak ada barang membahayakan)
E. RIWAYAT REKREASI
Hobby atau Minat : memancing dan memelihara ayam dan bunga
Keanggotaan organisasi : tidak ada
Liburan atau Perjalanan :jalan – jalan ke pantai dan ketempat anak
F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterafi* : ada
Jarak dari rumah : 20 km/meter*
Rumah Sakit : Ada ,Jarak 5 km
Klinik : tidak ada jarak - km
Pelayanan Kesehatan Di rumah : tidak ada
Makanan yang dihantarkan : tidak ada
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga: tidak ada
Lain-lain
G. DESKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual : sholat 5 waktu
Yang lainnya : Tidak ada
H. STATUS KESEHATAN
Status Kesehatan umum Selama setahun yang lalu: klien pernah menderita
demam,sakit kepala, flu,batuk, maag, dan hernia. Yang sering kambuh yaitu maag.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : klien menderita hernia.
Keluhan Utama: nyeri ulu hati
1.Provocative / Paliative : imflamasi mukosa lambung
2.Quality/ Quantity : tertusuk – tusuk jarum
3.Region : Epigastrium
4.Severity Scale : skala nyeri 3(0-10)
5.Timing : kalau telat makan( kadang-kadang)
Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : Apabila kambuh klien minum
obat promaag.
Obat-obatan
PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1: BREATHING)
1.Bentuk dada : simetris
2.Sekresi dan Batuk : Tidak ada
3.Pola nafas
Frekwensi Nafas : 20 x/menit
4.Bunyi nafas : Normal
5.Pergerakan dada: Normal
Intercostal Supra Clavicula Tracheal Tag Lain lain
Substernal Suprasternal Flail Chest
PERSYARAFAN (B3 : BRAIN )
Tingkat Kesadaran : Kompos mentis
1.GCS :
Eye :......4........ Verbal :.....5........ Motorik :.6.................
Total GCS : 15
2.Refleks : normal
3.Koordinasi Gerak : Tidak
4.Kejang :Tidak
5.Lain-lain..........................................
PENGINDERAAN ( PERSEPSI SENSORI )
1. Mata ( Penglihatan )
a. Bentuk : Normal
b. Visus.....................
Pupil : isokor
c. Gerak bola Mata : normal
d. Medan Penglihatan : normal
e. Buta Warna : tidak
f. Tekanan intra okuler : tidak
2. Hidung (Penciuman )
a. Bentuk : Normal
b. Gangguan Penciuman : Tidak
3. Telinga ( Pendengaran )
a. Aurikel : Normal
b. Membran tympani : Terang
c. Otorrhoea : Tidak ada
d. Gangguan Pendengaran : Tidak
e. Tinitus : Tidak
4. Perasa : normal
5. Peraba : normal
PERKEMIHAN – ELIMINASI URI ( B4 : BLADDER )
Masalah Kandung Kemih : tidak ada masalah
Produksi Urine 700 ml/hari Frekuensi > 3x /hari
Warna kuning kecoklatan ,Bau khas amoniak
PENCERNAAN – ELIMINASI ALVI ( B5 : BOWEL)
1. Mulut dan Tenggorokan
a. Mulut
Selaput Lendir Mulut : lembab
b. Lidah : bersih
c. Kebersihan Rongga Mulut : Tidak berbau
d. Tenggorokan : tidak ada masalah
e. Abdomen : Nyeri tekan,lokasi epigastrium
f. Pembesaran hepar tidak ada
g. Pembesaran Lien tidak ada
h. Asites tidak ada
i. Lain – lain : tidak ada
2. Masalah usus besar dan rektum/anus
BAB 1 X/hari
Tidak ada masalah
OTOT,TULANG DAN INTEGUMENT ( B6 : BONE )
1. Otot dan Tulang
Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai ( ROM )
Kemampuan kekuatan otot : Bebas
Fraktur : Tidak ada
Dislokasi : Tidak ada
Haematom : Tidak ada
2. Integumen
Warna Kulit : cokelat
Turgor :Elastik
Tulang Belakang : kiposis
Akral : hangat
REPRODUKSI
Laki –laki :
Kelamin bentuk : Terdapat pembesaran buah dzakar
Kebersihan Alat Kelamin : Bersih
1. Faktor Alergi : tidak ada
Manifestasi : tidak ada
Cara Mengatasi : tidak ada
2. Kelainan endokrin: tidak ada masalah.
PENGETAHUAN :
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya:
.klien menganggap bahwa kesehatan dirinya itu sangatlah
penting.sehingga klien rutin melakukan control.
ANALISA DATA
NO. DATA ETIOLOGI PROBLEM
S: saya sering terbangun apabila tidur Ketidak Gangguan rasa
malam normalan status nyaman(istirahat
fisiologi tidur)
O : - ku baik
- konjungtiva anemis
- klien setiap 1 jam
bangun apabila tidur malam
-klien tampak lelah
-klien menguap
- TD 140/90 mmHg
N 80 x/ menit
RR 20x/ menit
S 36 C
- Kuantitas tidur malam dari jam
20.00 – 04.00
- Kuantitas tidur siang dari jam
12.00 – 13.00
-
RENCANA KEPERAWATAN
8. Berikan
pengobatan seperti
analgetik dan
sedative,setengah jam
sebelum tidur.
9. Lakukan masase
pada daerah belakang,
tutup jendela/pintu jika
perlu.
10. Tingkatkan aktivitas
sehari – hari dan kurangi
aktivitas sebellum tidur.
11. Pengetahuan
kesehatan : jadwal tidur
mengurangi stress ,
cemas , dan latihan
relaksasi.
IMPLEMENTASI
NO. Dx KEP IMPLEMENTASI EVALUASI