Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN ISTIRAHAT TIDUR PADA LANSIA

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Disusun oleh :
ADESI RIZKI INDRIANI
ABD. RAHMAN
TUMINAH
NURHANI
AMRUL CHAKI
BAGUS KRISDIANTO

 
PROGRAM S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS GRESIK
Bab 1
pendahuluan
Latar belakang

istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres 
emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak 
melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk atau 
berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat. 
Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi 
mereka sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa 
yang selesai ujian merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan. 
Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam  menyiapkan 
lingkungan  atau suasana yang nyaman untuk beristirahat  bagi 
klien/pasien.
Sedangkan Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang 
relatif tenang disertai peningkatan ambang rangsangan  yang tinggi 
terhadap  stimulus dari luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih 
berganti dengan keadaan terjaga(bangun), dan mudah 
dibangunkan, (Hartman). Pendapat lain juga menyebutkan bahwa 
tidur merupakan  suatu keadaan istirahat yang terjadi dalam suatu 
waktu tertentu, berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki 
sistem tubuh/memulihkan energi. Juga tidur sebagai fenomena di 
mana terdapat periode tidak sadar yang disertai perilaku fisik psikis 
yang berbeda dengan keadaan terjaga.
TUJUAN
PENULISAN
Penulis membuat makalah ini untuk memenuhi tugas 
dari dosen mata kuliah Keperawatan Gerontik serta 
memberikan  informasi dan ilmu pengetahuan 
tentang Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur.
BAB 2
PEMBAHASAN
PENGERTIAN

Istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres emosional, bebas dari 
kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi 
empuk
atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai pembanding,
klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan
mahasiswa yang selesai ujian merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu
perawat dalam hal ini berperan dalam  menyiapkan lingkungan  atau suasana yang nyaman
untuk beristirahat  bagi klien/pasien.
Sedangkan tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif tenang 
disertai peningkatan ambang rangsangan  yang tinggi terhadap  stimulus dari luar. 
Keadaan ini bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan terjaga(bangun), dan 
mudah dibangunkan, (Hartman). Pendapat lain juga menyebutkan bahwa tidur 
merupakan  suatu keadaan istirahat yang terjadi dalam suatu waktu tertentu, 
berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki sistem tubuh/memulihkan 
energi. Juga tidur sebagai fenomena di mana terdapat periode tidak sadar yang 
disertai perilaku fisik psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.

MENURUT NARROW (1645-1967) TERDAPAT ENAM KONDISI SESEORANG


DAPAT BERISTIRAHAT : MERASA SEGALA SESUATU BERJALAN NORMAL ;
MERASA DITERIMA ; MERASA DIRI MENGERTI APA YANG SEDANG
BERLANGSUNG ; BEBAS DARI PERLUKAAN DAN KETIDAK NYAMANAN ;
MERASA PUAS TELAH MELAKUKAN AKTIFITAS-AKTIFITAS YANG
BERGUNA ; MENGETAHUI BAHWA MEREKA AKAN MENDAPAT
PERTOLONGAN BILA MEMBUTUHKANNYA.
Mekanisme tidur

 Teori Chemics : peningkatan CO2 menyebabkan rasa 
ngantuk.
 Teori Vaskuler : penurunan TD di otak yang menyebabkan 

rasa ngantuk.
 Salah satu fungsi kelenjar hipofise sebagai pusat pengaturan 

tidur.
 Para Ahli neurifisiologis : sekresi hormone serotonin yang 

menyebabkan rasa ngantuk
 Teori Feed Back : Kelemahan sel-sel saraf yang 

menyebabkan rasa ngantuk
Tahap-tahap tidur

1. Tanda-tanda menjelang tidur :
 Suhu badan (SB) menurun
 Pernapasan melambat
 Otot-otot rileks
 Menguap (tanda tubuh beradaptasi akibat 
pernapasan melambat)
2. Basic Rest Activity Cycle (BRAC): 
   a). NREM (Non Rapid Eye Movement)

“Slow wave sleep”, yang terdiri dari 4 tahap :
Tahap I :
- Mulai saat hilangnya Gel Alpha yang biasa terdapat pada seseorag yang 
sedang terjaga.
- Muncul gel2 yang tidak sinkron, frekuensi bercampuran dan voltase 
rendah.
- Merasa ingin tidur, bila banyak pikiran akan mudah dibangunkan.
- Merupakan tidur paling dangkal, berlangsung selama beberapa detik – 
beberapa menit.

Tahap II :
- Merupakan tidur yang tidak dalam.
- Muncul gel yang berbentuk seperti spindel dengan voltase lebih
   tinggi, runcing2 (Gel K)
- Berlangsung 5-10 menit.
•Tahap  III  :
Merupakan  tidur  yang  dalam.
 Muncul gel Deltha, yang  lambat dengan amplitudo besar, tinggi dan dalam.
Biasanya  sulit  dibangunkan.
Berlangsung  ±  10  menit.

Tahap  IV  :
Tidur  yang  paling  dalam.
Pada  EEG  dipenuhi  Gel  Deltha.
Sangat  sulit  dibangunkan.
Terjadi  mimpi  sehubungan  dengan  kejadian  sehari  sebelumnya.
Lamanya  5-15  menit
Terjadi  perubahan  fisik
Nadi  &  pernapasan  melambat
TD  turun
Otot-otot sangat rileks
b) REM (Rapid Eye Movement)
“Paradoksical sleep”- sebagai puncak Tidur :
- Sangat sulit dibangunkan.
- Pada orang dewasa tahap ini 20-25% dari tidur malam, bila seseorang 
terbangun pada tahap ini mereka dapat mengingat mimpi mereka.
- Biasanya terjadi 80-100 menit setelah orang tertidur.
- Semakin lelah seseorang makin cepat mengalami tahap ini.

Karakteristik Tahap REM :
- Terjadi pada tahap II NREM dan berlangsung selama 5-10 menit.
- Kembali ke tahap II NREM lagi.
- Saat perpindahan dari NREM ke REM biasanya terjadi hentakan otak yang 
tidak disadari.
- TD menngkat.
- Sekresi getah/asam lambung meningkat.
- Basal metabolisme dan SB meningkat.
- Terjadi mimpi yang menyenangkan, bersemangat dan sibuk.
- Orang yang tidak mengalami periode REM biasanya tidak merasa puas dengan 
tidurnya.
- Orang biasanya mengalami 4-5x masa REM
Kegunaan Tidur
(Delment & Wolman )
 Beradaptasi  terhadap rangsangan  yang dapat 
menimbulkan kecemasan.
 Memperbaiki ingatan.
 Mempermudah mempelajari sesuatu serta dalam 
mengatasi masalah-masalah yang sulit.
 Relaksasi
Kebutuhan Tidur Rata –
Rata Perhari
– Bayi baru lahir : Lama tidur 14-18 jam/hari dengan 50% REM dan  1 
siklus tidur rata-rata 45-60 menit.
– Bayi(s/d 1 thn) : 1 siklus tidur rata2 12-14 jam/hari dengan  20-30% REM 
dan tidur sepanjang malam
– Todler(1-3 thn): Lama tidur 11-12 jam/hari dengan   25% REM dan 
  Tidur sepanjang malam + tidur siang
– Pra sekolah : ± 11 jam/hari dengan 20% REM
– Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan  18,5% REM
– Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan 18,5% REM
– Adolescent : ± 8,5 jam/hari dengan 20% REM
– Dewasa muda : 7-8 jam/hari dengan 20-25% REM
– Dewasa menengah : ± 7 jam/hari dengan 20% REM dan sering sulit tidur
– Dewasa tua  : ± 6 jam/hari dengan  20-25% REM dan sering sulit tidur
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tidur
 Umur 
 Penyakit
 Motivasi
 Emosi
 Lingkungan
 Obat-obatan
 Makanan dan minuman
 aktifitas
Masalah – Masalah Yang
Terjadi Pada Saat Tidur
1. Insomnia, merupakan suatu keadaan di 
mana seseorang sulit untuk memulai atau 
mempertahankan keadaan tidurnya. 
Insomnia terdiri dari tiga jenis:
 Jangka pendek
 Sementara
 Kronis 
2. Narkolepsi, merupakan suatu keadaan tidur di mana seseorang 
sulit mempertahankan keadaan terjaga/bangun/sadar. Penderita 
akan sering mengantuk hingga dapat tertidur secara tiba-tiba.
3. Somnabulisme atau disebut tidur berjalan.
4. Enuresa atau ngompol
5. Nocturia, merupakan suatu keadaan di mana klien sering 
terbangun pada malam hari untuk buang air kecil/BAK.
6.  Apnea/tidak bernapas dan Mendengkur.
7. Delirium/Mengigau.
8. Sehubungan dengan gangguan penyakit seperti pain, anxiety dan 
dispneu.
9. Nightmares dan  Nightterros (mimpi buruk)
10. Tidur dan stadium penyakit (digigit nyamuk tse-tse).
Asuhan Keperawatan Gangguan Tidur Pada Lansia
Pengkajian
1. Pemeriksaan fisik
a. Integumen :
• Lemak subkutan menyusut
• Kulit kering dan tipis, rentang terhadap trauma dan iritasi, serta 
lambat sembuh

b. Mata :
• Areus senilis, penurunan visus

c. Telinga :
• Pendengaran berkurang yang selanjutnya dapat berakibat gangguan 
bicara
d. Kardiopulmonar :
• Curah jantung berkurang serta elastisitas jantung dan pembuluh 
darah berkurang, terdengar bunyi jantung IV (S4) dan bising sistolik, 
kapasitas vital paru, volume ekspirasi, serta elastisitas paru-paru 
berkurang.

e. Muskuloskeletal :
• Massa tulang berkurang, lebih jelas pada wanita, jumlah dan 
ukuran otot berkurang.
• Massa tubuh banyak yang tergantikan oleh jaringan lemak yang 
disertai pula oleh kehilangan cairan.
d. Gastrointestinal :
• Mobilitas dan absorpsi saluran cerna berkurang, daya
pengecap, serta produksi saliva menurun.

f. Neurologikal :
• Rasa raba juga berkurang, langkah menyempit dan pada
pria agak melebar. Selain itu, terdapat potensi perubahan
pada status mental.
2. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Kesadaran : klien dapat menunjukkan tingkat kesadaran baik (tidak ada kelainan
atau
gangguan kesadaran).
b. Sistem Integumen : Tidak adanya anemis, ikterus, sianosis, serta lesi primer dan
sekunder.
c. Pengkajian status gizi :Terjadi malnutrisi

3. Pengkajian Fisik Khusus
b. Pengkajian sistem perkemihan : Inkontinensia
c. Pengkajian sistem pernapasan : Perubahan pada saluran pernapasan atas, 
diameter dinding dan dinding dada kaku.
d. Pengkajian sistem kulit/integumen : Pertumbuhan epidermis melambat (kulit 
kering, epidermis menipis), berkurangnya vaskularisasi, juga melanosit dan 
kelenjar-kelenjar pada kulit.
e. Pengkajian pola tidur : susah tidur pulas, sering terbangun, serta kualitas tidur 
yang rendah, lama ditempat tidur serta jumlah total waktu tidur per hari yang 
berkurang.
f. Pengkajian status fungsional :
• Tentang mandi = Dikatakan mandiri (independen) bila dalam melakukan 
aktivitas klien hanya memerlukan bantuan untuk menggosok atau 
membersihkan sebagian tertentu dari anggota badannya, Dikatakan dependen 
bila klien memerlukan bantuan untuk lebih dari satu bagian badannya.
• Berpakaian = Independen bila tak mampu mengambil sendiri pakaian dalam 
lemari atau laci.
• Ke toilet = Independen bila lansia tak mampu ke toilet sendiri, beranjak dari 
kloset, merapikan pakaian sendiri. Dependen bila memang memerlukan bed pan 
atau pispot.
• Transferring = Independen bila mampu naik turun sendiri dari tempat tidur 
atau kursi roda. Dependen bila selalu memerlukan bantuan untuk kegiatan 
tersebut diatas atau tak mampu
melakukan satu atau lebih aktivitas transferring.
• Kontinensia = Independen bila mampu buang hajat sendiri (urinari dan 
defekasi). Dependen bila pada salah satu atau keduanya miksi atau sefekasi 
memerlukan enema atau kateter.
• Makan = Independen bila mampu menyuap makanan sendiri, mengambil dari 
piring.
g. Pengkajian aspek spiritual
• Perasaan individu tentang kehidupan keagamaannya
• Melakukan kewajiban-kewajiban agar berkontemplasi tentang kehidupan 
menurut agama dan kepercayaannya
Diagnosa keperawatan
1. GANGGUAN POLA TIDUR BERHUBUNGAN DENGAN RASA
NYERI

TUJUAN : SETELAH DILAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN


TIDUR MENJADI EFEKTIF

KRITERIA HASIL :
A. DAPAT MENINGKATKAN RASA SEHAT DAN MERASA DAPAT
TIDUR
B. MERASA TIDUR TIDAK TERGANGGU DAN NYERI HILANG

INTERVENSI :
1. BIASAKAN DAN PATUHI JAM TIDUR SETIAP MALAM
2. UPAYA MEMODIFIKASI FAKTOR LINGKUNGAN, KHUSUSNYA BAGI LANSIA YANG TINGGAL DI
INSTITUSI.
3. PERTAHANKAN KONDISI YANG KONDUSIF UNTUK TIDUR, YANG MENCAKUP PERHATIAN PADA
FAKTOR-FAKTOR
LINGKUNGAN DAN KEGIATAN RITUAL MENJELANG TIDUR.
4. Bantu orang tersebut untuk rileks pada saat menjelang tidur dengan 
memberikan usapan punggung, masase kaki atau kudapan tidur bila diinginkan. 
Latihan pasif dan gerakan mengusap
memberikan efek yang menidurkan.
5. Memberikan posisi yang tepat, menghilangkan nyeri, dan memberika 
kehangatan dengan selimut-selimut konvensional atau selimut listrik listrik juga 
dapat membantu.
6. Jangan membiarkan pasien meminum kafein (kopi, teh, cokelat) di sore hari 
dan malam hari.
7. Lakukan tindakan-tindakan yang masuk akal seperti memutar musik lembut 
di radio dan menawarkan susu hangat dan minuman hangat lainnya atau 
kudapan yang lebih berat untuk meningkatkan tidur pada lansia tanpa 
menggunakan hipnotik. Pada waktu malam, secangkir anggur, sherry, brandi 
atau bir memberikan kehangatan internal dan relaksasi pada lansia yang perlu 
tidur. Namun, efek dari satu minuman hanya berlangsung selama dua pertiga 
siklus tidur.
Sedasi juga bersifat sama, yang menyebabkan tidur terputus-putus.
8. Tidur siang merupakan hal yang tepat; namun jumlah tidur siang 
tidak boleh lebih dari 2 jam.
9. Latihan setiap hari juga harus dianjurkan. Hal ini merupakan cara 
yang terbaik untuk meningkatkan tidur. Latihan harus dilakukan 
di pagi hari daripada menjelang tidur karena pada jam-jam 
tersebut latihan hanya akan menimbulkan efek menyegarkan 
daripada menidurkan.
10. Mandi air hangat terkadang dapat merilekskan lansia tetapi 
beberapa di antaranya tidak menyukai intervensi ini, mengeluh 
pusing pada saat mereka bangun dari tempat tidur.
2. Diagnosa: gangguan pola tidur b.d psikologis

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidur menjadi efektif

Kriteria hasil :
a. Dapat meningkatkan rasa sehat dan merasa dapat tidur
b. Merasa tidur tidak terganggu dan psikologis tenang.

Intervensi:
- Berikan kesempatan pasien untuk mendiskusikan keluhan yang mungkin menghalangi 
tidur.
- Rencanakan asuhan keperawatan rutin yang memungkinkan psien tidur tanpa terganggu 
selama
   beberapa jam.
- Berikan bantuan tidur kepada pasien, seperti bantal, mandi sebelum tidur, makanan atau
   minuman dan bahan bacaan.
- Ciptakan lingkungan yang kondusif untuk tidur.
- Berikan pengobatan yang diprogramkan untuk meningkatkan pola tidur normal pasien.
- Minta pasien setiap pagi menjelaskan kualitas tidur malam sebelumnya.
- Berikan pendidikan kesehatan kepada pasien tentang tehnik relaksasi seperti imjinasi
   terbimbing, relaksasi otot progresif, dan meditasi.
Rasional
- Mendengar aktif dapat membantu
menentukan penyebab kesulitan tidur.
- Tindakan ini memungkinkan asuhan
keperawatan yang konsisten dan memberikan
waktu untuk tidur tanpa terganggu.
- Susu dan beberapa kudapan tinggi protein,
seperti keju dan kacang, mengandung L-
trytophan, yang dapat mempermudah tidur.
- Tindakan ini dapar mendorong istirahat dan
tidur.
- Agens hipnotik memicu tidur, obat penenang
menurunkan ansietas.
- Tindakan ini membantu mendeteksi adanya
gejala perilaku yang b.d tidur.
- Upaya relaksasi yang bertujuan biasanya
dapat membantu meningkatkan tidur
FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
                                                                                         
                                                                                            Tanggal Pengkajian  : 25 Maret 2018
A.   DATA BIOGRAFI
Nama                    : Tn. M
TTL                       : Bandung, 14 maret 1925
Jenis Kelamin        : Laki – laki ,Gol.Darah :O
Pendidikan            : SD
Agama                  : Islam
Status Perkawinan  : Kawin   
TB/BB                   : 165 cm,. 60 kg
Penampilan           :  Bersih dan rapi, Ciri-ciri tubuh : berambut pendek, berwarna putih, bentuk 
tubuh bungkuk,berjanggut
Alamat                  : Kel.Kota Besi Hulu  RT/RW 05 /02
                                Kec.Kota Besi ....Telp/HP 085753394881
                                Kabupaten Kotawaringin Timur
Orang Yang Dekat :Ny. T
Hubungan             : istri
Alamat/ Telpon     : kota besi /082154560570
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1.   Genogram
2.   Riwayat Keluarga
Di dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti 
DM, Hipertensi, Asma Dan menular seperti Hepatitis, TBC dan lain – lain.
 
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini                : tidak ada
Alamat pekerjaan                :  -
Jarak dari rumah                 :  - ......................km/meter*
Alat transportasi                  :  -
Pekerjaan sebelumnya        : PERUN TNI AD
Jarak dari rumah                 : 20 km/meter*
Alat transportasi                  : Tidak ada
Sumber-sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan: sumber – 
sumber pendapatan d dapat dari anak dan sudah dapat memenuhi kebutuhan 
sehari-hari.
 
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Type tembat tinggal : Rumah
Jenis lantai rumah : Keramik
Kondisi lantai : Kering
Tangga rumah : Tidak ada
Penerangan : cukup
Tempat tidur : aman (pagar pembatas,tidak terlalu tinggi)
Alat dapur : tertata rapi

WC
Ada : aman (posisi duduk ,ada pegangan )
Kebersihan lingkungan : bersih (tidak ada barang membahayakan)

Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah : 6 orang


Derajat privasi : klien, 1 istri, 1 anak, 1 menantu, 2 cucu.
Tetangga Terdekat : ada
Alamat dan Telepon :.kota besi (0851546505670)

E. RIWAYAT REKREASI
Hobby atau Minat : memancing dan memelihara ayam dan bunga
Keanggotaan organisasi : tidak ada
Liburan atau Perjalanan :jalan – jalan ke pantai dan ketempat anak
F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterafi*  :  ada
Jarak dari rumah                            :  20  km/meter*
Rumah Sakit                                 :  Ada  ,Jarak 5 km
Klinik                                            :  tidak ada            jarak        -        km
Pelayanan Kesehatan Di rumah      :  tidak ada
Makanan yang dihantarkan            :  tidak ada
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga: tidak ada
Lain-lain
 
G. DESKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual     : sholat 5 waktu
Yang lainnya           : Tidak ada
H. STATUS KESEHATAN
Status Kesehatan umum Selama setahun yang lalu: klien pernah menderita
demam,sakit kepala, flu,batuk, maag, dan hernia. Yang sering kambuh yaitu maag.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : klien menderita hernia.
Keluhan Utama: nyeri ulu hati
1.Provocative / Paliative : imflamasi mukosa lambung
2.Quality/ Quantity : tertusuk – tusuk jarum
3.Region : Epigastrium
4.Severity Scale : skala nyeri 3(0-10)
5.Timing : kalau telat makan( kadang-kadang)
Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : Apabila kambuh klien minum
obat promaag.

Obat-obatan

NO. NAMA OBAT DOSIS KETERANGAN

1.  paracetamol 500 mg Sesudah makan

2.  promaag 250 mg Sebelum makan


Alergi (Catatan Agent dan Reaksi Spesifik) :
Obat-obatan             : Tidak ada
Makanan                 : tidak ada
Faktor Lingkungan  : tidak ada
 
Penyakit yang diderita :
Hipertensi               Rheumatoid                 Asthma                         Dimensia
Lain-lainnya sebutkan: hernia
 
 
I. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)
Indeks KATZ                      :  A
Oksigenasi                          : kebutuhan oksigenasi klien terpenuhi
Cairan dan Elektrolit                       : klien minum air 1500ml/hari
Nutrisi                                 : klien makan 3x sehari lengkap dengan nasi, sayur, dan lauk pauknya.
Eliminasi                             : klien BAB 1x sehari dan BAK  >3x sehari
Aktivitas                             : klien hanya dirumah memelihara ayam dan bunga
Istirahat dan Tidur               : klien siang tidur dari jam 12.00 – 13.00 dan malam dari jam 20.00 – 04.00. 
Kwantitas : klien sering terbangun, setiap jam klien terbangun dan susah untuk memulai tidur lagi.
Personal Hygiene                : 2x sehari
Seksual                               : 1bulan sekali
Rekreasi                              : kepantai dan memancing
J. PSIKOLOGI,KOGNITIF DAN PERSEPTUAL
Konsep Diri : Klien puas dengan keadaan dirinya
Emosi : terkontrol
Adaptasi : klien mampu beradaptasi dengan baik.
Mekanisme Pertahanan diri : Baik
Status mental :
Tingkat Kesadaran : komposmentis
Afasia :-
Dimensia : tidak
Orientasi : normal
Bicara : normal
Bahasa yang digunakan : bahasa indonesia, banjar dan sunda
Kemampuan membaca : bisa
Kemampuan interaksi : sesuai
Vertigo : tidak
Short Porteble Mental Status Questionaire (SPMSQ) = Fungsi mental
utuh
Mini – Mental State Exam (MMSE)= baik nilai kesalahan : 1
Geriatrik Depresion Scale = Tidak depresi nilai: 4
APGAR =
K. TINJAUAN SISTEM
Keadaan Umum : Baik
Tingkat Kesadaran :Composmentis
Tanda – tanda Vital : TD 140 / 90 mmHg Nadi: 80 x/menit
RR 20 X/menit Suhu : 36 0c
TB : 165 cm BB: 60 Kg

PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1: BREATHING)
1.Bentuk dada : simetris
2.Sekresi dan Batuk : Tidak ada
3.Pola nafas
Frekwensi Nafas : 20 x/menit
4.Bunyi nafas : Normal
5.Pergerakan dada: Normal
Intercostal Supra Clavicula Tracheal Tag Lain lain
Substernal Suprasternal Flail Chest

6.Tractil Fremitis/Fremitus Vokal: Normal


Meningkat lokasi
Menurun lokasi
Lain-lain

7.Alat Bantu Pernafasan: Tidak ada


Nasal Bag and Mask Tracheostomi
Masker Respirator
CARDIOVASKULER ( B2 : BLEEDING )
1.Nadi
Frekuensi 80x/menit
Reguler                    Kuat
Irreguler            Lemah
2.Bunyi Jantung
Normal
Tambahan        Ada      Tidak,Jenis..............
3.Letak Jantung
Ictus cordis teraba pada.................
4.Pembesaran Jantung             : Tidak
5.Nyeri Dada               : Tidak
6.Edema :
Palpebra           Anasarka         Ekstrimitas atas
Asites               Tidak Ada        Ekstrimitas bawah
Lainnya.........................
7.Clubbing Finger        : Tidak

 
PERSYARAFAN (B3 : BRAIN )
Tingkat Kesadaran : Kompos mentis
1.GCS :
Eye :......4........  Verbal :.....5........ Motorik :.6.................
Total GCS : 15
2.Refleks                     : normal
3.Koordinasi Gerak     : Tidak
4.Kejang                      :Tidak
5.Lain-lain..........................................
PENGINDERAAN ( PERSEPSI SENSORI )
1.      Mata ( Penglihatan )
a.       Bentuk       : Normal
b.      Visus.....................
Pupil : isokor
c.       Gerak bola Mata    : normal
d.      Medan Penglihatan : normal
e.       Buta Warna                        : tidak
f.       Tekanan intra okuler : tidak

2.      Hidung (Penciuman )
a.       Bentuk                               :           Normal
b.      Gangguan Penciuman        :           Tidak        
        
3.      Telinga ( Pendengaran )
a.       Aurikel                              : Normal
b.      Membran tympani             : Terang
c.       Otorrhoea                          : Tidak ada
d.      Gangguan Pendengaran     : Tidak
e.       Tinitus                               : Tidak

4.      Perasa                                      :  normal

5.      Peraba                                      :  normal
PERKEMIHAN – ELIMINASI URI ( B4 : BLADDER )
Masalah Kandung Kemih        : tidak ada masalah
Produksi Urine 700 ml/hari      Frekuensi > 3x /hari
Warna kuning  kecoklatan ,Bau khas amoniak
 
PENCERNAAN  – ELIMINASI ALVI ( B5 : BOWEL)
1.      Mulut  dan Tenggorokan
a.       Mulut
Selaput Lendir Mulut : lembab
b.      Lidah : bersih                    
c.       Kebersihan Rongga Mulut : Tidak berbau
d.      Tenggorokan                      : tidak ada masalah
e.       Abdomen                           : Nyeri tekan,lokasi epigastrium
f.       Pembesaran hepar              tidak ada
g.       Pembesaran Lien               tidak ada
h.      Asites                                 tidak ada
i.        Lain – lain : tidak ada
2.      Masalah usus besar dan rektum/anus
BAB 1 X/hari
Tidak ada masalah
OTOT,TULANG DAN INTEGUMENT ( B6 : BONE )
1.      Otot dan Tulang
Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai ( ROM )              
Kemampuan kekuatan otot     : Bebas
Fraktur                                     : Tidak ada
Dislokasi                                 : Tidak ada
Haematom                              : Tidak ada
2.      Integumen
Warna Kulit : cokelat                                     
Turgor :Elastik                       
Tulang Belakang         :  kiposis
Akral                          :  hangat
 
REPRODUKSI
Laki –laki :
Kelamin bentuk                 : Terdapat pembesaran buah dzakar
Kebersihan Alat Kelamin         : Bersih
1.      Faktor Alergi : tidak ada
Manifestasi : tidak ada
Cara Mengatasi : tidak ada
2.      Kelainan endokrin: tidak ada masalah.
 
PENGETAHUAN  :
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya:
.klien menganggap  bahwa kesehatan dirinya itu sangatlah 
penting.sehingga klien rutin melakukan control.
ANALISA DATA
NO. DATA ETIOLOGI PROBLEM
S: saya sering terbangun apabila tidur  Ketidak  Gangguan rasa 
malam normalan status  nyaman(istirahat 
  fisiologi tidur)
O : - ku baik
      - konjungtiva anemis
      - klien setiap 1 jam 
bangun       apabila tidur malam
      -klien tampak lelah
      -klien menguap
      - TD 140/90 mmHg
         N  80 x/ menit
         RR 20x/ menit
        S 36 C
-          Kuantitas tidur malam dari jam 
20.00 – 04.00
-          Kuantitas tidur siang dari jam 
12.00 – 13.00
-           
 
 
RENCANA KEPERAWATAN

NO. Dx TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


KEP
1. 1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Lakukan  Memberikan 
diharapkan gangguan istirahat tidur tidak  pengkajian masalah  informasi dasar 
terjadi,dengan criteria hasil: gangguan  dalam menentukan 
1.      Klien tampak rileks dan lebih segar tidur klien,  rencana 
2.      Ttv dalam batas normal karakteristik dan  keperawatan.
3.      Klien dapat tidur 6-8 jam setiap malam. penyebab kurang  2.      Mengatur 
tidur. pola tidur.
2.      Lakukan  3.      Meningkatka
persiapan untuk  n tidur.
tidur malam seperti  4.      Meningkatka
pada jam 9 malam  n tidur.
sesuaidengan pola  5.      Meningkatka
tidur klien. n tidur.
3.      Lakukan  6.      Meningkatka
mandi air hangat. n tidur.
4.      Anjurkan  7.      Mengurangi 
makan yang cukup  gangguan tidur.
satu jam sebelum  8.      Mengurangi 
tidur. gangguan tidur.
5. Berikan susu hangat 9. Mengurangi
sebelum tidur. gangguan tidur.
6. Keadaan tempat 10. Mengurangi tidur.
tidur yang nyaman,
11. Meningkatkan
bersih dan bantal yang
nyaman. pola tidur
7. Bunyi telepon dan
alarm hp di kecilkan.

8. Berikan
pengobatan seperti
analgetik dan
sedative,setengah jam
sebelum tidur.

9. Lakukan masase
pada daerah belakang,
tutup jendela/pintu jika
perlu.
10. Tingkatkan aktivitas
sehari – hari dan kurangi
aktivitas sebellum tidur.
11. Pengetahuan
kesehatan : jadwal tidur
mengurangi stress ,
cemas , dan latihan
relaksasi.
IMPLEMENTASI
NO. Dx KEP IMPLEMENTASI EVALUASI

1.  1.  melakukan  pengkajian  masalah  gangguan  S : klien mengatakan “saya 


masih sering terbangun pada 
tidur  klien, karakteristik dan penyebab kurang tidur. malam hari”
Hasil : klien sering terbangun pada malam hari O : - : - ku baik
      - konjungtiva anemis
2.      menganjurkan  klien  untuk  tidur  malam  seperti        - klien setiap 1 jam     
pada jam 9 malam sesuaidengan pola tidur klien. bangun apabila tidur malam
      -klien tampak lelah
Hasil : klien tidur jam 20.00 – 04.00 wib       -klien menguap
3.      anjurkan  keluarga  klien  untuk  memberikan        - TD : 140/90 mmHg
Keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih dan bantal           N  : 80 x/ menit
         RR : 20x/ menit
yang nyaman.         S : 36 C
Hasil : keluarga klien menuruti anjuran ersebut.. -         - Kuantitas tidur malam 
dari jam 20.00 – 04.00
4.      meningkatkan  aktivitas  sehari  –  hari  dan       - Kuantitas tidur siang dari 
kurangi aktivitas sebellum tidur. jam 12.00 – 13.00
 A:  masalah belum teratasi
Hasil : klien tidak melakukan kegiatan sebelum tidur  P:  lanjutkan intervensi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai