BAB I
PENJELASAN UMUM
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL
1.1. RASIONAL
Sesuai dengan kesepakatan GATT, AFTA dan APEC bahwa era perdagangan bebas
telah ditetapkan dan akan diberlakukan sebagai berikut:
AFTA dan AFLA mulai dilaksanakan pada tahun 2003
APEC mulai dilaksanakan pada tahun 2020
Era globalisasi dalam lingkup perdagangan bebas antar negara, membawa dampak
ganda, di satu sisi era ini membuka kesempatan kerjasama yang seluas-luasnya
antar negara, namun di sisi lain era itu membawa persaingan yang semakin tajam
dan ketat. Oleh karena itu, tantangan utama di masa mendatang adalah
meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor industri dan
sekor jasa dengan mengandalkan kemampuan sumber daya manusia (SDM),
teknologi dan manajemen.
Untuk menyiapkan SDM yang berkualitas sesuai dengan tuntutan pasar kerja atau
dunia usaha dan industri, perlu adanya hubungan timbal balik antara pihak dunia
usaha/industri dengan lembaga diklat baik pendidikan formal, informal maupun
yang dikelola oleh industri itu sendiri. Salah satu bentuk hubungan timbal balik
tersebut adalah pihak dunia usaha/industri harus dapat merumuskan standar
kebutuhan kualifikasi SDM yang diinginkan, untuk menjamin kesinambungan
usaha atau industri tersebut. Sedangkan pihak lembaga diklat akan menggunakan
standar tersebut sebagai acuan dalam mengembangkan program dan kurikulum
sedangkan pihak birokrat akan menggunakannya sebagai acuan dalam merumuskan
kebijakan dalam pengembangan SDM secara makro.
Standar kebutuhan kualifikasi SDM tersebut diwujudkan ke dalam Standar
Kompetensi Bidang Keahlian yang merupakan refleksi atas kompetensi yang
diharapkan dimiliki orang-orang atau seseorang yang akan bekerja di bidang
tersebut. Di samping itu standar tersebut harus juga ekuivalen dan kesetaraan
dengan standar-standar relevan yang berlaku pada sektor industri di negara lain
bahkan berlaku secara internasional.
Sejalan dengan pemikiran di atas sejak tahun 1995 Depdiknas (Depdikbud) bersama
dengan pihak dunia industri dan dunia usaha yang direpresentasikan oleh KADIN
Indonesia (DU/DI), telah membentuk Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional
(MPKN) yang salah satu tugas pokok fungsinya adalah memberi masukan dalam
merumuskan kebijakan pada pengembangan Pendidikan Menengah Kejuruan. Salah
DEPDIKNAS RI 1
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)
satu bentuk masukan tersebut berupa standar kompetensi bidang keahlian, yang
dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Kelompok Bidang Keahlian (KBK). Hingga
saat ini telah terbentuk sebanyak 43 (empat puluh tiga) KBK dari berbagai sektor
industri, sebagian diantaranya telah selesai merumuskan standar kompetensi (SK)
sesuai dengan bidang keahliannya.
1.2. TUJUAN
Penyusunan standar kompetensi bertujuan untuk memperoleh standar kompetensi
bidang keahlian, yang memiliki pengakuan secara nasional. Untuk memenuhi
kriteria tersebut, standar yang dikembangkan harus:
Dikembangkan berdasar pada kebutuhan industri/dunia usaha, dimaknai dengan
dilakukannya eksplorasi data primer dan sekunder secara komprehensif.
Menggunakan referensi dan rujukan dari standar-standar sejenis yang
dipergunakan oleh negara lain atau standar internasional, agar dikemudian hari
dapat dilakukan proses saling pengakuan (mutual recognition arrangement-
MRA).
Dilakukan bersama dengan representatif dari asosiasi profesi dan dunia
industri/usaha secara institusional, agar memudahkan dalam pencapaian
konsensus dan pemberlakuan secara nasional.
1.3. PENGERTIAN
Berdasarkan terminologi standar kompetensi terbentuk dari dua suku kata, yaitu
standar dan kompetensi. Standar diartikan sebagai ukuran atau patokan yang
disepakati sedangkan kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan atau
kecakapan melakukan suatu pekerjaan. Kompetensi merupakan penambahan dari
kata dasar kompeten yang artinya adalah kemampuan dan kewenangan yang
dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan, yang didasari oleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang ditetapkan.
Didasari dari berbagai referensi yang ada definisi kompetensi ditinjau dari sudut
pengembangan SDM meliputi:
A competency refers to an individual's demonstrated knowledge, skill or
abilities (KSA's) performed to a specific standard. Competencies are
observable, behavioral acts that requare a combination of KSA's to execute.
They are demonstrated in a job context and as such, are influenced by an
organization's culture and work environment. In other words, competencies
consist of a combination of knowledge, skill and abilities that are necessary in
order to perform a major task or function in the work setting.
DEPDIKNAS RI 2
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)
DEPDIKNAS RI 3
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)
Ada beberapa alasan mengapa ”standar kompetensi” dipilih sebagai acuan untuk
pengembangan sumber daya manusia.
Pertama : Kecepatan perubahan dan kemajuan teknologi yang diaplikasikan
di industri menuntut adanya SDM yang memiliki kemampuan
beradaptasi dan daya suai yang fleksibel untuk menghadapinya.
Kedua : Tinggi dan ketatnya persaingan global menuntut perusahaan atau
industri melakukan perencanaan strategik yang berdampak pada
tuntutan dan penyesuaian organisasi yang fleksibel. Penyesuaian
organisasi tersebut akan berpengaruh pada jabatan-jabatan yang
akan mengisinya.
Ketiga : Dengan adanya tuntutan bentuk organisasi yang cenderung
berubah, pengembangan SDM yang mengacu kepada standar
jabatan yang tetap/baku, akan cepat tertinggal, maka perlu dicari
model pendekatan lain yang lebih efisien.
Keempat : Telah diperkenalkan dan dipakainya model standar kompetensi oleh
International Labour Organization (ILO) di beberapa negara Asia
Pasifik yang dinyatakan “compatible” secara internasional.
Kelima : Adanya keinginan “stakeholder” atau yang berkepentingan dari
berbagai pihak baik dari unsur pemerintah maupun swasta, untuk
memiliki wadah atau badan yang merumuskan arah kebijakan
nasional dalam pengembangan SDM, dimana pada saat ini sedang
berlangsung proses pembentukannya. Salah satu pemikiran yang
telah dirumuskan adalah dipergunakan model standar kompetensi
untuk acuan pengembangan SDM.
DEPDIKNAS RI 4
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)
Panduan Penilaian
Kompetensi Kunci
BIDANG KEAHLIAN
ATAU PEKERJAAN
L
UNIT-UNIT E
KOMPETENSI V K
E U
L A
L
K I
O F
ELEMEN
KOMPETENSI M I
P K
E A
T S
E I
N
KRITERIA S
UNJUK KERJA I
BATASAN
VARIABEL
PA N D U A N P E N I L A I A N
PANDUAN
PENILAIAN
DEPDIKNAS RI 5
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)
a. Kode Unit
Penetapan kode unit dimaksudkan untuk memudahkan bagi seluruh pengguna
sesuai dengan keperluannya, untuk kegiatan identifikasi dan administrasi
dengan cara lebih sistimatis.
Kode unit terdiri dari beberapa huruf dan angka yang disepakati oleh anggota
tim perumus standar kompetensi.
b. Judul Unit
Judul memberikan penjelasan umum tentang pekerjaan yang harus dilakukan
di tempat kerja atau menjelaskan suatu pekerjaan yang akan dilakukan.
Judul ditulis dengan mengarah pada hasil yang ingin dicapai dan harus ditulis
singkat, jelas dan menggunakan kata kerja aktif.
c. Deskripsi Unit
Deskripsi memberikan penjelasan singkat kegunaan kompetensi tersebut dan
kemungkinan berhubungan dengan unit kompetensi lain (bila ada).
d. Elemen Kompetensi
Sub kompetensi/elemen merupakan dasar pembentukan bangunan unit
kompetensi atau merupakan unsur atau aspek utama yang dibutuhkan untuk
tercapainya unit kompetensi tersebut.
e. Kriteria Unjuk Kerja
Kriteria unjuk kerja merupakan pernyataan yang mengidentifikasikan hasil
akhir yang perlu dinilai, bila unit kompetensi tersebut telah dicapai.
Kriteria unjuk kerja menunjukkan pengetahuan, keterampilan dan pengertian,
serta dituangkan dalam kalimat pasif yang mengarah pada pembendaan (kata
benda).
Kriteria unjuk kerja ini merupakan standar unjuk kerja untuk setiap sub
kompetensi/elemen.
f. Panduan Penilaian
Panduan penilaian atau indikator kompetensi berhubungan dengan unit
kompetensi secara terpadu dan memberikan panduan tentang interpretasi
standar dan penilaian terhadap standar kompetensi. Indikator kompetensi
dapat memberikan:
- Aspek dari kompetensi yang perlu diberikan tekanan pada saat penilaian
- Penilaian apa yang perlu dilakukan bersamaan
- Pengetahuan yang diperlukan terkait dan mendukung tercapainya
kompetensi tersebut
- Menjelaskan tentang metoda penilaian
- Kompetensi kunci
DEPDIKNAS RI 6
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)
g. Kompetensi Kunci
Kompetensi kuinci dimaksudkan sebagai pengelompokan tingkat kemampuan
dalam menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan berdasarkan pada tingkat
kesulitan dan atau kompleksitas pekerjaan.
Pengelompokan tingkat kemampuan dalam menyelesaikan suatu tugas atau
pekerjaan tersebut didasari pada tingkat kesulitan dan kompleksitas pekerjaan
yang dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan/level.
DEPDIKNAS RI 7
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)
Judul Unit:
Merupakan fungsi tugas / pekerjaan yang akan dilakukan, dinyatakan sebagai suatu unit kompetensi yang
menggambarkan sebagian atau keseluruhan standar kompetensi. Judul unit biasanya menggunakan
kalimat aktif yang diawali dengan kata kerja aktif yang dapat terobservasi.
Deskripsi Unit:
Penjelasan lebih lanjut tentang judul unit yang mendeskripsikan pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan dalam mencapai standar kompetensi.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Mengidentifikasi tugas-tugas yang harus dikerjakan Menggambarkan kegiatan yang harus
untuk mencapai kompetensi berupa pernyataan yang dikerjakan untuk memperagakan kompetensi di
menunjukkan komponen-komponen pendukung unit setiap elemen, apa yang harus dikerjakan pada
kompetensi. waktu menilai dan apakah syarat-syarat dari
elemen dipenuhi.
Batasan variabel
Ruang lingkup, situasi dan kondisi dimana kriteria unjuk kerja diterapkan. Mendefinisikan situasi dari
unit dan memberikan informasi lebih jauh tentang tingkat otonomi perlengkapan dan materi yang
mungkin digunakan dan mengacu pada syarat-syarat yang ditetapkan, termasuk peraturan dan produk
atau jasa yang dihasilkan.
DEPDIKNAS RI 8
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)
PERAWAT
Vokasi (VK) Generalis (PG)
DEPDIKNAS RI 9
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)
Untuk penomoran kode unit dengan mengacu pada Kepmenakertrans No. 69/2004,
sebagai berikut:
Kode Unit : Terdiri dari kombinasi huruf dan angka yang memiliki arti
khusus sebagai berikut:
Arti
Angka yang menyatakaan versi
standar kompetensi.
Kombinasi angka untuk nomor urut
unit kompetensi.
Angka yang menyatakan
pengelompokan bidang/grup unit
komptensi yaitu:
00: Tidak ada grup
01: Kelompok Umum
02: Kelompok Inti
03: Kelompok Pilihan
Kombinasi huruf yang menyatakan
subsektor, untuk sub sektor bidang
Perawat Generalis digunakan PG
Kombinasi huruf yang menyatakan
sektor bidang keahlian, untuk
sektor bidang kesehatan
digunakan KES
DEPDIKNAS RI 10
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)
BAB II
PETA UNIT KOMPETENSI
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan
biopsikososialspiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok
dan komunitas, baik sakit maupun sehat, yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia. Pelayanan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan hisup
sehari hari secara mandiri.
Dalam kerangka kerja ICN, kompetensi untuk perawat generalis dikelompokkan menjadi 3
judul utama, yaitu:
1. Praktik professional, etis dan legal
2. Pemberian asuhan dan manajemen asuhan keperawatan
3. Pengembangan professional
DEPDIKNAS RI 11
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)
umum yang dimaksud adalah program pendidikan formal yang memberikan landasan
luas dan kokoh dalam ilmu-ilmu perilaku, biologi dan keperawatasn untuk melakukan
praktik umum dalam bidang keperawatan. Melaksanakan peran kepemimpinan dan
mempersiapkan untuk pendidikan pasca dasar bagi praktik keperawatan dalam bidang
keahlian khusus atau praktik keperawatan lanjut.
Perawat Generalis disiapkan dan diberi kewenangan untuk:
• Berfungsi dalam lingkup praktik keperawatan termasuk promosi kesehatan.
pencegahan penyakit, memberikan asuhan keperawatan pada klien/pasien yang
sakit fisik/mental dan orang-orang cacat dari segala usia di semua tatanan
pelayanan kesehatan dan tatanan lain di masyarakat.
• Melakukan penyuluhan dalam hal asuhan keperawatan
• Berpartisipasi secara penuh sebagai anggota tim asuhan kesehatan
• Menyelia dan melatih tenaga-tenaga pembantu keperawatan dan atau pembantu
kesehatan.
• Diharapkan terlibat dalam penelitian
Pemetaan fungsi pekerjaan bidang perawat (vokasi dan generalis) dan unit kompetensi
terkait dapat dilihat pada bagan 2.1 dan 2.2 berikut ini.
DEPDIKNAS RI 12
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)
BAGAN 2.1 PETA FUNGSIONAL KOMPETENSI BIDANG KEPERAWATAN UNTUK PERAWAT VOKASIONAL
`
TUJUAN BIDANG FUNGSI
UNIT KOMPETENSI
FUNGSIONAL PEKERJAAN
DEPDIKNAS RI 13
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)
BAGAN 2.2 PETA FUNGSIONAL KOMPETENSI BIDANG KEPERAWATAN UNTUK PERAWAT GENERALIS
1. Bertanggung gugat dan bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan profesional
1). Bertanggung 2. Mengenal batas peran dan kompetensi diri sendiri
Gugat terhadap 3. Merujuk atau mengkonsultasikan pada lebih kompeten/kepakaran untuk asuhan keperawatan
Praktik yang memerlukannya
Profesional 4. Mengkonsultasikan pada tenaga kesehatan profesional lain dan organisasi/agensi yang
relevan apabila individu atau kelompok perlu bekerja di luar lingkup praktik
Asuhan
1. Menerapkan kebijakan kesehatan nasional dalam promosi kesehatan
Keperawatan 2. Bekerja sama dengan profesi lain dan komunitas
3. Memandang individu, keluarga dan komunitas dari perspektif holistik dengan
mempertimbangkan berbagai faktor penentu kesehatan
2). Melaksanakan 4. Mengambil bagian dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit serta berkontribusi
uoaya promosi pada evaluasinya
kesehatan 5. Menggunakan sumber-sumber yang tersedia untuk promosi kesehatan dan pendidikan
dalam kesehatan
pelayanan 6. Menggerakkan individu, keluarga dan komunitas untuk menerapkan gaya hidup sehat
keperawatan 7. Memberikan info kesehatan yang relevan pada individu, keluarga dan komunitas untuk
membantu mencapai kesehatan yang optimal dan rehabilitasi
8. Memfasilitasi praktik penyembuhan tradisional yang diyakini oleh individu, keluarga dan
komunitas
9. Memberikan dukungan/pendidikan di dalam pengembangan dan/atau mempertahankan
keterampilan kehidupan yang mandiri
10. Mengakui potensi pendidikan kesehatan dalam intervensi keperawatan
11. Menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam upaya promosi kesehatan
12. Mengevaluasi pembelajaran dan pemahaman tentang praktik kesehatan
1. Merumuskan rencana asuhan sedapat mungkin berkaloborasi dgn klien/pasien dan atau
pemberi asuhan (career)
2. Mengkonsultasikan rencana asuhan kepada anggota tim kesehatan dan sosial yang sesuai
3. Memastikan klien/pasien dan atau pemberi asuhan menerima dan memahami informasi
tentang landasan persetujuan untuk dilaksanakan asuhan
4). Menyusun 4. Melibatkan orang yang lebih ahli (konsultan keperawatan) dalam mendukung pengambilan
rencana keputusan asuhan keperawatan
keperawatan 5. Membuat prioritas asuhan sedapat mungkin berkolaborasi dengan klien/pasien dan atau
pemberi asuhan
6. Mengidentifikasikan hasil yang diharapkan dan batas waktu pencapaiannya dan/atau
menelaah berkolaborasi dengan klien/pasien dan/atau pemberi asuhan
7. Menelaah dan merivisi secara teratur rencana asuhan sedapat mungkin bekerja sama dgn
klien/pasien dan/atau pemberi asuhan
8. Mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan
DEPDIKNAS RI 14
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)
DEPDIKNAS RI 15
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)
Mengevaluasi asuhan Mengevaluasi dan mendokumentasikan kemajuan arah pencapaian hasil yang diharapkan
keperawatan Berkolaborasi dengan klien/pasien dan/atau memberi pelayanan dalam menelaah ke arah hasil
yang direncanakan
Menggunakan data hasil evaluasi untuk memodifikasi rencana asuhan
Menciptakan dan Menciptakan dan mempertahankan lingkungan asuhan yang aman melalui penggunaan
mempertahankan pengendalian mutu (quality assurance) dan strategi manajemen resiko
Menggunakan alat pengkajian yang tepat untuk mengidentifikasi resiko aktual dan potensial
lingkungan yang aman
Memastikan pemberian substansi terapeutik yang aman
Mengimplementasikan prosedur pengendalian infeksi
Mencatat dan mengkomunikasikan masalah keamanan kepada yang berwenang
Mempergunakan
Mendelegasikan kepada pihak lain kegiatan yang sesuai dengan kemampuan lingkup praktik
delegasi dan supervisi
mereka
dalam pelayanan
Mempergunakan berbagai strategi pendukung ketika melakukan supervisi terhadap aspek asuhan
asuhan keperawatan
yang didelegasikan kepada pihak lain.
DEPDIKNAS RI 16