Anda di halaman 1dari 16

Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)

BAB I
PENJELASAN UMUM
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL

1.1. RASIONAL
Sesuai dengan kesepakatan GATT, AFTA dan APEC bahwa era perdagangan bebas
telah ditetapkan dan akan diberlakukan sebagai berikut:
 AFTA dan AFLA mulai dilaksanakan pada tahun 2003
 APEC mulai dilaksanakan pada tahun 2020
Era globalisasi dalam lingkup perdagangan bebas antar negara, membawa dampak
ganda, di satu sisi era ini membuka kesempatan kerjasama yang seluas-luasnya
antar negara, namun di sisi lain era itu membawa persaingan yang semakin tajam
dan ketat. Oleh karena itu, tantangan utama di masa mendatang adalah
meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor industri dan
sekor jasa dengan mengandalkan kemampuan sumber daya manusia (SDM),
teknologi dan manajemen.
Untuk menyiapkan SDM yang berkualitas sesuai dengan tuntutan pasar kerja atau
dunia usaha dan industri, perlu adanya hubungan timbal balik antara pihak dunia
usaha/industri dengan lembaga diklat baik pendidikan formal, informal maupun
yang dikelola oleh industri itu sendiri. Salah satu bentuk hubungan timbal balik
tersebut adalah pihak dunia usaha/industri harus dapat merumuskan standar
kebutuhan kualifikasi SDM yang diinginkan, untuk menjamin kesinambungan
usaha atau industri tersebut. Sedangkan pihak lembaga diklat akan menggunakan
standar tersebut sebagai acuan dalam mengembangkan program dan kurikulum
sedangkan pihak birokrat akan menggunakannya sebagai acuan dalam merumuskan
kebijakan dalam pengembangan SDM secara makro.
Standar kebutuhan kualifikasi SDM tersebut diwujudkan ke dalam Standar
Kompetensi Bidang Keahlian yang merupakan refleksi atas kompetensi yang
diharapkan dimiliki orang-orang atau seseorang yang akan bekerja di bidang
tersebut. Di samping itu standar tersebut harus juga ekuivalen dan kesetaraan
dengan standar-standar relevan yang berlaku pada sektor industri di negara lain
bahkan berlaku secara internasional.
Sejalan dengan pemikiran di atas sejak tahun 1995 Depdiknas (Depdikbud) bersama
dengan pihak dunia industri dan dunia usaha yang direpresentasikan oleh KADIN
Indonesia (DU/DI), telah membentuk Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional
(MPKN) yang salah satu tugas pokok fungsinya adalah memberi masukan dalam
merumuskan kebijakan pada pengembangan Pendidikan Menengah Kejuruan. Salah

DEPDIKNAS RI 1
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)

satu bentuk masukan tersebut berupa standar kompetensi bidang keahlian, yang
dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Kelompok Bidang Keahlian (KBK). Hingga
saat ini telah terbentuk sebanyak 43 (empat puluh tiga) KBK dari berbagai sektor
industri, sebagian diantaranya telah selesai merumuskan standar kompetensi (SK)
sesuai dengan bidang keahliannya.

1.2. TUJUAN
Penyusunan standar kompetensi bertujuan untuk memperoleh standar kompetensi
bidang keahlian, yang memiliki pengakuan secara nasional. Untuk memenuhi
kriteria tersebut, standar yang dikembangkan harus:
 Dikembangkan berdasar pada kebutuhan industri/dunia usaha, dimaknai dengan
dilakukannya eksplorasi data primer dan sekunder secara komprehensif.
 Menggunakan referensi dan rujukan dari standar-standar sejenis yang
dipergunakan oleh negara lain atau standar internasional, agar dikemudian hari
dapat dilakukan proses saling pengakuan (mutual recognition arrangement-
MRA).
 Dilakukan bersama dengan representatif dari asosiasi profesi dan dunia
industri/usaha secara institusional, agar memudahkan dalam pencapaian
konsensus dan pemberlakuan secara nasional.

1.3. PENGERTIAN
Berdasarkan terminologi standar kompetensi terbentuk dari dua suku kata, yaitu
standar dan kompetensi. Standar diartikan sebagai ukuran atau patokan yang
disepakati sedangkan kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan atau
kecakapan melakukan suatu pekerjaan. Kompetensi merupakan penambahan dari
kata dasar kompeten yang artinya adalah kemampuan dan kewenangan yang
dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan, yang didasari oleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang ditetapkan.
Didasari dari berbagai referensi yang ada definisi kompetensi ditinjau dari sudut
pengembangan SDM meliputi:
 A competency refers to an individual's demonstrated knowledge, skill or
abilities (KSA's) performed to a specific standard. Competencies are
observable, behavioral acts that requare a combination of KSA's to execute.
They are demonstrated in a job context and as such, are influenced by an
organization's culture and work environment. In other words, competencies
consist of a combination of knowledge, skill and abilities that are necessary in
order to perform a major task or function in the work setting.

DEPDIKNAS RI 2
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)

(JGN consulting Denver, USA)


 Competency models that identify the skills, knowledge and characteristics
needed to perform a job…
D. Lucia & R. Lepsinger/Preface xiii)
 Competency comprises knowledge and skills and the consistent application of
that knowledge and skills to the standard of performance required in
employment.
(Competency standards Body Canberra, 1994)
 Competency is combination of knowledge, skills and abilities to perform them
in the job context which are expected by related industries.
Dari beberapa definisi di atas dapat dirumuskan bahwa kompetensi diartikan
sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup atas pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas dengan
standar kinerja (performance) yang ditetapkan.
Standar kompetensi bidang keahlian merupakan refleksi atas kompetensi yang
diharapkan dimiliki orang-orang atau individu perorangan yang akan bekerja di
suatu bidang. Menghadapai arus globalisasi, standar tersebut harus memiliki
ekuivalen dan kesetaraan dengan standar-standar yang memiliki relevansi dan
berlaku pada sektor industri di negara lain serta dapat berlaku secara internasional.
Menyadari kegunaan standar kompetensi ini baik bagi dunia industri maupun dunia
pendidikan, maka standar kompetensi disusun dengan tujuan:
1. Untuk lembaga pendidikan kejuruan dan lembaga pelatihan/kursus
keterampilan:
- Memberikan informasi dan acuan untuk pengembangan program dan
kurikulum.
- Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan atau kursus-kursus
keterampilan.
2. Untuk dunia usaha/industri dan pengguna tenaga kerja:
- Membantu dalam pembuatan uraian tugas (job description) bagi tenaga
kerjanya.
- Membantu dalam rekruitmen.
- Membantu penilaian unjuk kerja.
- Dapat digunakan untuk membuat uraian jabatan.
- Untuk mengembangkan program pelatihan yang spesifik berdasarkan
kebutuhan dunia usaha/industri.

DEPDIKNAS RI 3
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)

3. Untuk institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi:


- Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program sertifikasi sesuai
dengan kualifikasi dan jenjangnya.

Ada beberapa alasan mengapa ”standar kompetensi” dipilih sebagai acuan untuk
pengembangan sumber daya manusia.
Pertama : Kecepatan perubahan dan kemajuan teknologi yang diaplikasikan
di industri menuntut adanya SDM yang memiliki kemampuan
beradaptasi dan daya suai yang fleksibel untuk menghadapinya.
Kedua : Tinggi dan ketatnya persaingan global menuntut perusahaan atau
industri melakukan perencanaan strategik yang berdampak pada
tuntutan dan penyesuaian organisasi yang fleksibel. Penyesuaian
organisasi tersebut akan berpengaruh pada jabatan-jabatan yang
akan mengisinya.
Ketiga : Dengan adanya tuntutan bentuk organisasi yang cenderung
berubah, pengembangan SDM yang mengacu kepada standar
jabatan yang tetap/baku, akan cepat tertinggal, maka perlu dicari
model pendekatan lain yang lebih efisien.
Keempat : Telah diperkenalkan dan dipakainya model standar kompetensi oleh
International Labour Organization (ILO) di beberapa negara Asia
Pasifik yang dinyatakan “compatible” secara internasional.
Kelima : Adanya keinginan “stakeholder” atau yang berkepentingan dari
berbagai pihak baik dari unsur pemerintah maupun swasta, untuk
memiliki wadah atau badan yang merumuskan arah kebijakan
nasional dalam pengembangan SDM, dimana pada saat ini sedang
berlangsung proses pembentukannya. Salah satu pemikiran yang
telah dirumuskan adalah dipergunakan model standar kompetensi
untuk acuan pengembangan SDM.

1.4. STRUKTUR STANDAR KOMPETENSI


Struktur Standar kompetensi model Regional Model of Competencies Standards pada
setiap standar Kompetensi minimal memuat unsur-unsur sebagai berikut:
 Kode Unit
 Judul Unit
 Deskripsi Unit
 Elemen Kompetensi
 Kriteria Unjuk Kerja
 Batasan Variabel

DEPDIKNAS RI 4
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)

 Panduan Penilaian
 Kompetensi Kunci

1.5. SKEMA DAN FORMAT STANDAR KOMPETENSI


1.5.1. Skema Standar Kompetensi

BIDANG KEAHLIAN
ATAU PEKERJAAN

L
UNIT-UNIT E
KOMPETENSI V K
E U
L A
L
K I
O F
ELEMEN
KOMPETENSI M I
P K
E A
T S
E I
N
KRITERIA S
UNJUK KERJA I

BATASAN
VARIABEL

PA N D U A N P E N I L A I A N
PANDUAN
PENILAIAN

1.5.2. Perumusan Unit Kompetensi


Perumusan unit kompetensi untuk bidang keahlian yang menggunakan regional
model of competencies standards (RMCS) memuat unsur-unsur yang meliputi:

DEPDIKNAS RI 5
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)

a. Kode Unit
Penetapan kode unit dimaksudkan untuk memudahkan bagi seluruh pengguna
sesuai dengan keperluannya, untuk kegiatan identifikasi dan administrasi
dengan cara lebih sistimatis.
Kode unit terdiri dari beberapa huruf dan angka yang disepakati oleh anggota
tim perumus standar kompetensi.
b. Judul Unit
Judul memberikan penjelasan umum tentang pekerjaan yang harus dilakukan
di tempat kerja atau menjelaskan suatu pekerjaan yang akan dilakukan.
Judul ditulis dengan mengarah pada hasil yang ingin dicapai dan harus ditulis
singkat, jelas dan menggunakan kata kerja aktif.
c. Deskripsi Unit
Deskripsi memberikan penjelasan singkat kegunaan kompetensi tersebut dan
kemungkinan berhubungan dengan unit kompetensi lain (bila ada).
d. Elemen Kompetensi
Sub kompetensi/elemen merupakan dasar pembentukan bangunan unit
kompetensi atau merupakan unsur atau aspek utama yang dibutuhkan untuk
tercapainya unit kompetensi tersebut.
e. Kriteria Unjuk Kerja
Kriteria unjuk kerja merupakan pernyataan yang mengidentifikasikan hasil
akhir yang perlu dinilai, bila unit kompetensi tersebut telah dicapai.
Kriteria unjuk kerja menunjukkan pengetahuan, keterampilan dan pengertian,
serta dituangkan dalam kalimat pasif yang mengarah pada pembendaan (kata
benda).
Kriteria unjuk kerja ini merupakan standar unjuk kerja untuk setiap sub
kompetensi/elemen.
f. Panduan Penilaian
Panduan penilaian atau indikator kompetensi berhubungan dengan unit
kompetensi secara terpadu dan memberikan panduan tentang interpretasi
standar dan penilaian terhadap standar kompetensi. Indikator kompetensi
dapat memberikan:
- Aspek dari kompetensi yang perlu diberikan tekanan pada saat penilaian
- Penilaian apa yang perlu dilakukan bersamaan
- Pengetahuan yang diperlukan terkait dan mendukung tercapainya
kompetensi tersebut
- Menjelaskan tentang metoda penilaian
- Kompetensi kunci

DEPDIKNAS RI 6
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)

g. Kompetensi Kunci
Kompetensi kuinci dimaksudkan sebagai pengelompokan tingkat kemampuan
dalam menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan berdasarkan pada tingkat
kesulitan dan atau kompleksitas pekerjaan.
Pengelompokan tingkat kemampuan dalam menyelesaikan suatu tugas atau
pekerjaan tersebut didasari pada tingkat kesulitan dan kompleksitas pekerjaan
yang dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan/level.

1.5.3. Pengkategorian Unit Kompetensi


Unit-unit kompetensi dalam standar kompetensi suatu bidang keahlian dapat
dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kategori, yaitu:
1. Kelompok umum
Kelompok ini mencakup unit-unit kompetensi yang berlaku dan dibutuhkan
pada hampir semua sub-sub bidang keahlian, misalnya yang berkaitan dengan
keselamatan kerja, berkomunikasi di tempat kerja, menggunakan komputer,
memelihara dan menjaga ruang kerja, menggunakan peralatan tangan atau
membaca dan membuat gambar teknik.
2. Kelompok inti
Kelompok ini mencakup unit-unit kompetensi yang berlaku dan dibutuhkan
hanya untuk spesifik sub bidang keahlian (stream) tertentu dan merupakan
unit yang wajib (compulsary) sub bidang keahlian dimaksud.
3. Kelompok pilihan
Pada kelompok ini mencakup unit-unit kompetensi yang dapat ditambahkan
ke dalam sub bidang keahlian tertentu, sebagai pelengkap dan bersifat pilihan.

DEPDIKNAS RI 7
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)

1.5.4. Format Unit Kompetensi


Kode Unit:
Terdiri dari beberapa huruf dan angka yang disepakati oleh para pengembang dan industri/usaha terkait
dengan tujuan untuk mempermudah dalam pengelolaan.
(merujuk pada Kepmenakertrans No. KEP-227/MEN/2003 tanggal 13 Oktober 2003 dan
Kepmenakertrans No. 69/MEN/V/2004 )
XXX . XX 00 . 000 . 00
Sektor Sub sektor Bidang/Grup Nomor Unit Versi

Judul Unit:
Merupakan fungsi tugas / pekerjaan yang akan dilakukan, dinyatakan sebagai suatu unit kompetensi yang
menggambarkan sebagian atau keseluruhan standar kompetensi. Judul unit biasanya menggunakan
kalimat aktif yang diawali dengan kata kerja aktif yang dapat terobservasi.
Deskripsi Unit:
Penjelasan lebih lanjut tentang judul unit yang mendeskripsikan pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan dalam mencapai standar kompetensi.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Mengidentifikasi tugas-tugas yang harus dikerjakan Menggambarkan kegiatan yang harus
untuk mencapai kompetensi berupa pernyataan yang dikerjakan untuk memperagakan kompetensi di
menunjukkan komponen-komponen pendukung unit setiap elemen, apa yang harus dikerjakan pada
kompetensi. waktu menilai dan apakah syarat-syarat dari
elemen dipenuhi.
Batasan variabel
Ruang lingkup, situasi dan kondisi dimana kriteria unjuk kerja diterapkan. Mendefinisikan situasi dari
unit dan memberikan informasi lebih jauh tentang tingkat otonomi perlengkapan dan materi yang
mungkin digunakan dan mengacu pada syarat-syarat yang ditetapkan, termasuk peraturan dan produk
atau jasa yang dihasilkan.

Kondisi unjuk kerja


Pelaksanaannya menunjukan hubungan antaa pekerjaan yang dilakukan , mengaitkan pengetahuan dan
kebutuhan industri, memfokuskan apa yang dinilai. Merupakan informasi dimana unit tersebut akan
diberlakukan , serta memuat ketentuan yang menjadi daasar untuk menentukan parameter Kriteria Unjuk
Kerja. [Peraturan, Kebijakan Standar, SOP , Manual, Peralatan dan Bahan yang dibutuhkan]
Panduan Penilaian
Membantu menginterpretasikan dan menilai unit dengan mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu
dikumpulkan, untuk memperagakan kompetensi sesuai tingkat keterampilan yang digambarkan dalam
kriteria unjuk kerja, yang meliputi :
1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk seseorang dinyatakan kompeten pada
tingkatan tertentu.
2. Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode apa pengujian
seharusnya dilakukan.
3. Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan kunci pokok yang perlu
dilihat pada waktu pengujian.

DEPDIKNAS RI 8
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)

1.6. KOMPETENSI KUNCI


Keterampilan umum yang diperlukan agar kriteria unjuk kerja tercapai pada
tingkatan kinerja yang dipersyaratkan untuk peran/ fungsi pada suatu pekerjaan.
Komponen kunci meliputi :

No. KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT


1 Mengumpul kan dan mengorganisasikan informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi
3 Merencana kan dan mengatur kegiatan
4 Bekerja sama dengan orang lain dan kelompok
5 Menggunakan ide dan teknik matematika
6 Memecahkan persoalan/masalah
7 Menggunakan teknologi

Kompetensi kunci dibagi dalam tiga tingkatan yaitu:


1. Tingkatan 1 harus mampu:
- melaksanakan proses yang telah ditentukan.
- menilai mutu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
2. Tingkat 2 harus mampu:
- mengelola proses.
- menentukan kriteria untuk mengevaluasi proses.
3. Tingkat 3 harus mampu:
- menentukan prinsip-prinsip dan proses.
- mengevaluasi dan mengubah bentuk proses.
- menentukan kriteria untuk mengevaluasi proses.

1.7. KODEFIKASI UNIT KOMPETENSI


Sesuai dengan pengelompokan bidang oleh Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional
(MPKN) maka bidang keahlian Perawat masuk ke dalam Kelompok Kesehatan.
Bidang Perawat sendiri kemudian dikelompokkan kembali menjadi 2 sub sektor,
sebagai berikut:

PERAWAT
Vokasi (VK) Generalis (PG)

DEPDIKNAS RI 9
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)

Untuk penomoran kode unit dengan mengacu pada Kepmenakertrans No. 69/2004,
sebagai berikut:
Kode Unit : Terdiri dari kombinasi huruf dan angka yang memiliki arti
khusus sebagai berikut:

Struktur Kode XXX . XX 00 . 000 . 00

Arti
Angka yang menyatakaan versi
standar kompetensi.
Kombinasi angka untuk nomor urut
unit kompetensi.
Angka yang menyatakan
pengelompokan bidang/grup unit
komptensi yaitu:
00: Tidak ada grup
01: Kelompok Umum
02: Kelompok Inti
03: Kelompok Pilihan
Kombinasi huruf yang menyatakan
subsektor, untuk sub sektor bidang
Perawat Generalis digunakan PG
Kombinasi huruf yang menyatakan
sektor bidang keahlian, untuk
sektor bidang kesehatan
digunakan KES

Contoh kode unit: KES.PG01.001.01


atinya unit kompetensi sektor Kesehatan sub sektor Perawat Generalis
bidang/grup Kelompok Umum nomor urut 001 versi 01

DEPDIKNAS RI 10
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)

BAB II
PETA UNIT KOMPETENSI

2.1. PENGERTIAN KEPERAWATAN

Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan
biopsikososialspiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok
dan komunitas, baik sakit maupun sehat, yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia. Pelayanan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan hisup
sehari hari secara mandiri.
Dalam kerangka kerja ICN, kompetensi untuk perawat generalis dikelompokkan menjadi 3
judul utama, yaitu:
1. Praktik professional, etis dan legal
2. Pemberian asuhan dan manajemen asuhan keperawatan
3. Pengembangan professional

2.2. PENGELOMPOKAN BIDANG KEPERAWATAN


Pengelompokan tingkat kemampuan dalam menyelesaikan suatu tugas/pekerjaan,
berdasarkan tingkat kesulitan dan atau kompleksitas pekerjaan dapat dibagi 3 (tiga)
tingkatan/level, yaitu:
1. Level Perawat Vokasi: Mengerjakan tugas rutin membantu perawat generalis
(Ners generalis) menurut cara yang telah ditentukan, bersifat sederhana dan di bawah
pengawasan perawat generalis. Perawat vokasi adalah perawat yang melaksanakan
tindakan keperawatan dalam batas-batas sesuai dengan pendidikan dan kewenangan
yang ditetapkan oleh badan yang memberikan lisensi untuk praktik.
Setiap saat perawat vokasi mempertahankan tanggung jawab untuk tindakan-
tindakannya dan tetap akuntabel kepada perawat generalis untuk semua fungsi yang
didelegasikan. Perawat vokasi melaksanakan praktik dengan dan di bawah bimbingan
serta supervisi perawat generalis dan membantu perawat generalis dalam memberikan
asuhan keperawatan.

2. Level Perawat Generalis: perawat yang telah menyelesaikan suatu program


pendidikan dasar dan umum dalam bidang keperawatan dan diberi kewenangan oleh
badan yang berwenang untuk melakukan praktik keperawatan. Pendidikan dasar dan

DEPDIKNAS RI 11
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)

umum yang dimaksud adalah program pendidikan formal yang memberikan landasan
luas dan kokoh dalam ilmu-ilmu perilaku, biologi dan keperawatasn untuk melakukan
praktik umum dalam bidang keperawatan. Melaksanakan peran kepemimpinan dan
mempersiapkan untuk pendidikan pasca dasar bagi praktik keperawatan dalam bidang
keahlian khusus atau praktik keperawatan lanjut.
Perawat Generalis disiapkan dan diberi kewenangan untuk:
• Berfungsi dalam lingkup praktik keperawatan termasuk promosi kesehatan.
pencegahan penyakit, memberikan asuhan keperawatan pada klien/pasien yang
sakit fisik/mental dan orang-orang cacat dari segala usia di semua tatanan
pelayanan kesehatan dan tatanan lain di masyarakat.
• Melakukan penyuluhan dalam hal asuhan keperawatan
• Berpartisipasi secara penuh sebagai anggota tim asuhan kesehatan
• Menyelia dan melatih tenaga-tenaga pembantu keperawatan dan atau pembantu
kesehatan.
• Diharapkan terlibat dalam penelitian

3. Level Perawat Spesialis: Perawat spesialis bekerja pada berbagai tatanan


mencakup rumah sakit, klinik, nursing home, industri swasta, home care dan
komunitas. Perawat spesialis berada pada level perawat lanjut baik magister atau
doctoral-expert pada satu bidang keperawatan tertentu, misalnya keperawatan
kesehatan mental, keperawatan komunitas, keperawatan maternitas, keperawatan
medikal bedah dan keperawatan anak. Mereka melaksanakan pengkajian keperawatan,
menetapkan diagnosa keperawatan, memberikan tindakan keperawatan (nursing
treatment), melakukan evaluasi dan mengembangkan metoda pengawasan kualitas
secara mandiri. Selain itu perawat spesialis bekerja sebagai konsultan, peneliti,
pendidikan dan pengelola administrasi pada level tertentu.

Pemetaan fungsi pekerjaan bidang perawat (vokasi dan generalis) dan unit kompetensi
terkait dapat dilihat pada bagan 2.1 dan 2.2 berikut ini.

DEPDIKNAS RI 12
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)

BAGAN 2.1 PETA FUNGSIONAL KOMPETENSI BIDANG KEPERAWATAN UNTUK PERAWAT VOKASIONAL

`
TUJUAN BIDANG FUNGSI
UNIT KOMPETENSI
FUNGSIONAL PEKERJAAN

1) Menerapkan 1. Melakukan komunikasi interpersonal dalam melaksanakan tindakan


prinsip keperawatan
komunikasi 2. Menerapkan prinsip etika, etiket dalam keperawatan
interpersonal, 3. Menerapkan prinsip infeksi nosokomial
etika, etiket dan
infeksi
1. Mencuci rambut klien/pasien di tempat tidur
nosokomial
2. Membersihkan mulut klien/pasien
Melakukan 3. Menggosok gigi klien/pasien
2) Tindakan
tindakan 4. Menggunting dan membersihkan kuku klien/pasien di tempat tidur
Membantu keperawatan
pemenuhan
kebutuhan 5. Menyisir rambut klien/pasien
perawat generalis klien/pasien kebersihan diri 6. Membersihkan alat kelamin pria dan daerah sekitar perineum
dalam individu dengan 7. Melakukan perawatan perineum (vulva hygiene)
melaksanakan masalah kesehatan 8. Memandikan klien/pasien di tempat tidur
tindakan sederhana, tidak
beresiko, di 3) Tindakan 1. Mengganti alat tenun dengan klien/pasien di tempat tidur
keperawatan bawah keperawatan
2. Menyiapkan tempat tidur
sederhana pengawasan kebutuhan
3. Menyiapkan tempat tidur pasca bedah
kebersihan
Perawat Generalis lingkungan 4. Menyiapkan meja klien/pasien
5. Membersihkan alat-alat perawatan

1. Melakukan perawatan setelah klien/pasien meninggal dunia


4) Tindakan 2. Memasang buli-buli panas
pemenuhan 3. Memasang kirbat es
kebutuhan dasar 4. Mengukur tanda-tanda vital
sederhana 5. Menolong klien/pasien buang air kecil di tempat tidur
6. Menolong klien/pasien buang air besar di tempat tidur
7. Memberi kompres dingin
8. Memberi kompres hangat
9. Membantu klien/pasien duduk di tempat tidur
10. Membantu makan dan minum klien/pasien melalui mulut
11. Memindahkan pasien/klien dari tempat tidur ke brankard dan sebaliknya
12. Memobilisasi klien/pasien miring kiri, kanan dan berbaring
13. Membantu mengantar klien/pasien

DEPDIKNAS RI 13
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)

BAGAN 2.2 PETA FUNGSIONAL KOMPETENSI BIDANG KEPERAWATAN UNTUK PERAWAT GENERALIS

TUJUAN BIDANG FUNGSI


UNIT KOMPETENSI
FUNGSIONAL PEKERJAAN

1. Bertanggung gugat dan bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan profesional
1). Bertanggung 2. Mengenal batas peran dan kompetensi diri sendiri
Gugat terhadap 3. Merujuk atau mengkonsultasikan pada lebih kompeten/kepakaran untuk asuhan keperawatan
Praktik yang memerlukannya
Profesional 4. Mengkonsultasikan pada tenaga kesehatan profesional lain dan organisasi/agensi yang
relevan apabila individu atau kelompok perlu bekerja di luar lingkup praktik

1. Menghormati hak privasi klien/pasien


Memberikan 2. Menghormati hak klien/pasien untuk memperoleh informasi
3. Menjamin kerahasiaan dan keamanan informasi tentang kesehatan klien/pasien
asuhan/praktik Praktik 4. Menghormati hak klien/pasien untuk memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan
dan pelayanan kesehatan
keperawatan Profesional, Etis 5. Mengembangkan praktik pelayanan keperawatan untuk dapat memenuhi rasa aman dan
2). Melaksanakan menghargai martabat pasien
professional dan Legal dan
praktik 6. Mengidentifikasi praktik yang tidak aman dan mengambil tindakan yang tepat
Peka Budaya keperawatan 7. Bertindak dalam peran advokasi untuk melindungi hak-hak manusia sebagaimana yang
berdasarkan diuraikan dalam Kode Etik Keperawatan
kode etik 8. Mengenal keyakinan dan nilai-nilai yang dianut klien/pasien yang dapat mempengaruhi
pemberian asuhan
9. Menghormat nilai, kebiasaan, keyakinan dan kepercayaan/agama individu dan kelompok
10. Memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan budaya klien/pasien
11. Terlibat pembuatan keputusan etik secara efektif
12. Mengambil keputusan etis dan menentukan prioritas dalam kondisi perang, tindak kekerasan,
konflik dan situasi bencana alam

3). Melaksanakan 1. Praktik sesuai dengan peraturan perundang-undangan keperawatan


praktik secara 2. Praktik sesuai dengan kebijakan lokal dan nasional
legal 3. Mengenal tindakan yang tidak sesuai dengan hokum yang berlaku, terkait dengan praktik
keperawatan dan/atau Kode Etik Profesi

1. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan praktik keperawatan


2. Menerapkan hasil riset yang relevan di dalam praktik keperawatan
3. Mempelajari diskusi dan terlihat aktif dalam pembaharuan dan perubahan pelayanan
1). Menerapkan keperawatan
prinsip-prinsip 4. Menerapkan berfikir kritis dan keterampilan penyelesaian masalah
pokok dalam 5. Menerapkan keputusan klinik yang ilmiah dan pengambilan keputusan lintas profesi dalam
pemberian dan konteks pemberian pelayanan
manajemen 6. Memberikan rasional terhadap asuhan keperawatan yang diberikan
asuhan 7. Menerapkan prinsip dan proses advokasi
keperawatan 8. Menetapkan prioritas yang menjadi fokus asuhan keperawatan dan mengelola waktu secara
efektif
9. Bertindak sebagai nara sumber bagi individu, keluarga dan komuniktas dalam menghadapi
Pemberian dan perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan kematian
manajemen 10. Menyajikan informasi secara jelas dan ringkas

Asuhan
1. Menerapkan kebijakan kesehatan nasional dalam promosi kesehatan
Keperawatan 2. Bekerja sama dengan profesi lain dan komunitas
3. Memandang individu, keluarga dan komunitas dari perspektif holistik dengan
mempertimbangkan berbagai faktor penentu kesehatan
2). Melaksanakan 4. Mengambil bagian dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit serta berkontribusi
uoaya promosi pada evaluasinya
kesehatan 5. Menggunakan sumber-sumber yang tersedia untuk promosi kesehatan dan pendidikan
dalam kesehatan
pelayanan 6. Menggerakkan individu, keluarga dan komunitas untuk menerapkan gaya hidup sehat
keperawatan 7. Memberikan info kesehatan yang relevan pada individu, keluarga dan komunitas untuk
membantu mencapai kesehatan yang optimal dan rehabilitasi
8. Memfasilitasi praktik penyembuhan tradisional yang diyakini oleh individu, keluarga dan
komunitas
9. Memberikan dukungan/pendidikan di dalam pengembangan dan/atau mempertahankan
keterampilan kehidupan yang mandiri
10. Mengakui potensi pendidikan kesehatan dalam intervensi keperawatan
11. Menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam upaya promosi kesehatan
12. Mengevaluasi pembelajaran dan pemahaman tentang praktik kesehatan

3). Melakukan 1. Melaksanakan pengkajian keperawatan dan kesehatan yang sistematik


pengkajian 2. Mengumpulkan data klien/pasien secara holistik dan komprehensif
keperawatan 3. Menganalisa, menginterpretasikan dan mendokumentasikan data secara akurat

1. Merumuskan rencana asuhan sedapat mungkin berkaloborasi dgn klien/pasien dan atau
pemberi asuhan (career)
2. Mengkonsultasikan rencana asuhan kepada anggota tim kesehatan dan sosial yang sesuai
3. Memastikan klien/pasien dan atau pemberi asuhan menerima dan memahami informasi
tentang landasan persetujuan untuk dilaksanakan asuhan
4). Menyusun 4. Melibatkan orang yang lebih ahli (konsultan keperawatan) dalam mendukung pengambilan
rencana keputusan asuhan keperawatan
keperawatan 5. Membuat prioritas asuhan sedapat mungkin berkolaborasi dengan klien/pasien dan atau
pemberi asuhan
6. Mengidentifikasikan hasil yang diharapkan dan batas waktu pencapaiannya dan/atau
menelaah berkolaborasi dengan klien/pasien dan/atau pemberi asuhan
7. Menelaah dan merivisi secara teratur rencana asuhan sedapat mungkin bekerja sama dgn
klien/pasien dan/atau pemberi asuhan
8. Mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan

DEPDIKNAS RI 14
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)

TUJUAN BIDANG FUNGSI


UNIT KOMPETENSI
FUNGSIONAL PEKERJAAN

A. Mengimplementasikan Rencana Asuhan Keperawatan Untuk mencapai hasil yang


5). Melaksanakan Telah Diidentifikasi
tindakan
keperawatan 1. Mengidentifikasi faktor-faktor determinan kesehatan yang berhubungan dengan klien/pasien
sesuai rencana dan situasi/kondisi
2. Berkolaborasi dengan klien/pasien untuk mengembangkan dan membangun prioritas
promosi kesehatan
3. Melakukan advokasi klien/pasien sehingga memahami hubungan antara strategi promosi
kesehatan dengan kesehatan yang diharapkan
4. Memfasilitasi pilihan klien/pasien untuk menggunakan terapi alternatif
5. Menerapkan strategi berubah dalam promosi kesehatan
6. Memfasilitasi praktik budaya dalam promosi kesehatan klien/pasien
Memberikan Pemberian dan 7. Memfasilitasi klien/pasien untuk mendapatkan dukungan dari kelompoknya (support system)
asuhan/praktik 8. Mengkoordinasikan kegiatan keperawatan untuk memfasilitasi kesinambungan pelayanan
manajemen 9. Menyusun rencana pembelajaran bersama klien/pasien
keperawatan Asuhan 10. Melaksanakan rencana pembelajaran
11. Mengevaluasi hasil pembelajaran
professional Keperawatan 12. Mefasilitasi klien/pasien untuk memiliki rencana promosi kesehatan sendiri
13. Menerapkan hasil riset dalam kegiatan promosi kesehatan
14. Menggunakan prinsip belajar mengajar dalam promosi kesehatan
15. Memberi bimbingan antisipasi pada fase krisis perkembangan
16. Memberi bimbingan antisipasi pada fase perubahan peran
17. Mengajarkan klien/pasien untuk menjaga kesehatan reproduksi
18. Mengajarkan kebiasaan sehat terkait dengan kegiatan/latihan fisik
19. Mengajarkan penggunaan strategi koping yang sehat untuk mengatasi masalah kehidupan
20. Mengajarkan kebiasaan sehat terkait dengan gizi
21. Mengajarkan keseimbangan antara istirahat dengan kegiatan
22. Mengajarkan strategi pengurangan stress
23. Mengajarkan praktik kesehatan terkait dengan kebersihan/hygiene
24. Melakukan skrining kesehatan
25. Mengidentifikasi resiko keamanan/keselamatan yang nyata dan potensial terhadap
klien/pasien
26. Merencanakan penanggulangan resiko bersama klien/pasien
27. Melaksanakan penanggulangan resiko kesehatan
28. Menggunakan langkah/tindakan aman untuk mencegah cidera pada klien/pasien
29. Melaksanakan pendidikan kesehatan tentang masalah atau isu kesehatan yang dapat dicegah
dan konsekuensinya
30. Melaksanakan strategi untuk mencegah kekerasan dan penelantaran dalam rumah tangga
31. Melaksanakan strategi terkait dengan pencegahan/deteksi dini terhadap penyakit/masalah
kesehatan
32. Menjalankan strategi terkait dengan pencegahan perilaku adiksi
33. Melaksanakan strategi untuk memperkecil resiko masalah kesehatan jiwa
34. Menjalankan strategi pencegahan terkait dengan penggunaan obat yang aman
35. Melaksanakan strategi pencegahan terkait dengan keamanan tempat kerja
36. Mengevaluasi efektifitas tindakan/langkah-langkah pencegahan terjadinya masalah
kesehatan dengan klien/pasien
37. Melaksanakan tindakan untuk menjaga keselamatan diri
38. Melaksanakan kontrak asuhan kuratif/suportif dengan menggunakan prinsip belajar mengajar
39. Mempersiapkan klien/pasien untuk prosedur diagnostik dan penatalaksanaan dengan
menggunakan sumber-sumber yang sesuai/tepat
40. Memberikan asuhan kepada klien/pasien selama menjalani pre-operative
41. Memberikan asuhan kepada klien/pasien selama intra-operative
42. Memberikan asuhan kepada klien/pasien selama post-operative
43. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan okdigen
44. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan sirkulasi/peredaran darah
45. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
46. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan nutrisi per oral
47. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan nutrisi parenteral
48. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan eliminasi urin
49. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan eliminasi fekal
50. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan nutrisi perenteral
51. Meningkatkan kemampuan klien/pasien untuk mempertahankan postur tubuh yang tepat
52. Memelihara keutuhan jaringan kulit
53. Melakukan perawatan luka
54. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
55. Meningkatkan stimulasi sensori pada tingkat yang tepat bagi kondisi kesehatan klien/pasien
56. Memantau perubahan kondisi kesehatan klien/pasien
57. Mengelola berbagai itervensi keperawatan secara simultan
58. Mengkomunikasikan informasi penting kepada tim kesehatan tentang kondisi klien/pasien
59. Memodifikasi rencana asuhan untuk disesuaikan dengan kondisi perubahan kondisi
klien/pasien
60. Memberikan obat secara aman dan tepat
61. Membantu mengelola nyeri dengan tindakan tanpa bantuan obat
62. Membantu mengelola nyeri dengan bantuan obat
63. Mengelola pemberian darah dan produk darah secara aman
64. Mengelola pemberian terapi melalui CVC (Central Venous Pressure)
65. Menerapkan prinsip-prinsip pencegahan infeksi nosokomial
66. Melakukan monitor kondisi kesehatan yang khusus
67. Melakukan evaluasi hasil implementasi asuhan keperawatan
68. Mempersiapkan kepulangan klien/pasien
69. Mengkoordinasikan keberlangsungan asuhan di semua tatanan perawatan
70. Memberikan perawatan pendukung kepada klien/pasien dengan penyakit kronis
71. Melakukan intervensi keperawatan paliatif untuk memenuhi kebutuhan spiritual
72. Memberikan pelayanan yang sensitif terhadap klien/pasien yang mengalami kehilangan

DEPDIKNAS RI 15
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat (Medis dan Non Medis)

TUJUAN BIDANG FUNGSI UNIT KOMPETENSI


FUNGSIONAL PEKERJAAN

Mengevaluasi asuhan Mengevaluasi dan mendokumentasikan kemajuan arah pencapaian hasil yang diharapkan
keperawatan Berkolaborasi dengan klien/pasien dan/atau memberi pelayanan dalam menelaah ke arah hasil
yang direncanakan
Menggunakan data hasil evaluasi untuk memodifikasi rencana asuhan

Mempelopori, mengembangkan dan menghentikan hubungan terepeutik dengan keterampilan


Menggunakan komunikasi interpersonal yang tepat terhadap klien/pasien dan/atau perawat lain
komunikasi terapeutik Mengkomunikasikan informasi yang relevan, akurat dan komprehensif tentang status kesehatan
dan hubungan klien/pasien dalam bentuk verbal, tertulis dan elektronik secara konsisten
Memberikan interpersonal dalam Memastikan bahwa informasi yang diberikan kepada klien/pasien dan/atau pemberi pelayanan
Pemberian dan pemberian pelayanan disajikan secara jelas dan dengan sikap yang baik
asuhan/praktik keperawatan dan Menanggapi pertanyaan, permintaan dan masalah klien/pasien dan/atau pemberi pelayanan
Manajemen
asuhan keperawatan Berkomunikasi dengan sikap yang dapat memberdayakan klien/pasien dan/atau pemberi
keperawatan
Asuhan pelayanan
professional Menggunakan teknologi informasi yang tersedia secara efektif dan tepat
Keperawatan Menunjukkan kesadaran tentang penerapan pengembangan/lokal dalam bidang teknologi

Menciptakan dan Menciptakan dan mempertahankan lingkungan asuhan yang aman melalui penggunaan
mempertahankan pengendalian mutu (quality assurance) dan strategi manajemen resiko
Menggunakan alat pengkajian yang tepat untuk mengidentifikasi resiko aktual dan potensial
lingkungan yang aman
Memastikan pemberian substansi terapeutik yang aman
Mengimplementasikan prosedur pengendalian infeksi
Mencatat dan mengkomunikasikan masalah keamanan kepada yang berwenang

Menerapkan hubungan interprofesional dalam pelayanan keperawatan/kesehatan


Mempergunakan Membina dan mempertahankan hubungan kerja yang konstruktif dengan sejawat
hubungan keperawatan dan lainnya
intreprofesional dalam Berkontribusi dalam kerja tim multidisiplin yang efektif dengan memelihara hubungan
pelayanan keperawatan/ kolaboratif
pelayanan kesehatan Menghargai peran dan keterampilan semua anggota tim pelayanan kesehatan dan sosial
Berpartisipasi dengan anggota tim pelayanan kesehatan dan sosial dalam pengambilan
keputusan tentang klien/pasien
Menelaah dan mengevaluasi pelayanan kesehatan anggota tim pelayanan kesehatan dan
sosial
Memperhatikan pandangan klien/pasien dan/atau pemberi pelayanan dalam pengambilan
keputusan oleh tim interprofesional

Mempergunakan
Mendelegasikan kepada pihak lain kegiatan yang sesuai dengan kemampuan lingkup praktik
delegasi dan supervisi
mereka
dalam pelayanan
Mempergunakan berbagai strategi pendukung ketika melakukan supervisi terhadap aspek asuhan
asuhan keperawatan
yang didelegasikan kepada pihak lain.

Melaksanakan Meningkatkan dan menjaga citra keperawatan profesional


peningkatan Memberikan advokasi demi hak untuk berpartisipasi dalam pengembangan kebijakan kesehatan
profesionalisme dalam dan perencanaan program
praktik keperawatan Berkontribusi untuk pengembangan praktik keperawatan profesional
Menghargai kontribusi riset terhadap pengembangan keperawatan dan sebagai suatu cara untuk
meningkatkan standar asuhan
Bertindak sebagai contoh peran (role mode) yang efektif
Menerapkan tanggung jawab kepemimpinan yang relevan dengan pemberian pelayanan
keperawatan dan kesehatan

Pengembangan 2). Melaksanakan


profesional peningkatan mutu
pelayanan Menggunakan bukti yang abash (valid evidence) dalam mengevaluasi mutu praktik keperawatan
keperawatan dan Berpartisipasi dalam peningkatan mutu dan prosedur jaminan mutu
asuhan
keperawatan

3). Mengikuti Mengevaluasi kinerja praktik diri sendiri


pendidikan Bertanggungjawab untuk pembelajaran seumur hidup dan mempertahankan kompetensi
berkelanjutan Melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan pendidikan berkelanjutan
sebagai wujud Berkontribusi pada pengembangan pendidikan dan profesionalisme peserta didik
tanggungjawab Bertindak sebagai pembimbing/mentor yang efektif
profesi Menggunakan kesempatan untuk belajar bersama dengan orang lain yang berkontribusi terhadap
pelayanan kesehatan

DEPDIKNAS RI 16

Anda mungkin juga menyukai