Anda di halaman 1dari 43

Sistem Pentanahan

Syaiful Islam 11-2015-025


Fajar Dipa 11-2014-084
Definisi Sistem Pentanahan
• Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai
grounding system adalah sistem pengamanan
terhadap perangkat - perangkat yang
mempergunakan listrik sebagai sumber
tenaga, dari lonjakan listrik utamanya petir.
Sistem pentanahan digambarkan sebagai
hubungan antara suatu peralatan atau
sirkit listrik dengan bumi.
Menurut IEEE Std 142™-2007, tujuan system
pentanahan adalah:
• a) Membatasi besarnya tegangan terhadap bumi agar
berada dalam batasan yang diperbolehkan
• b) Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat
memberikan deteksi terjadinya hubungan yang tidak
dikehendaki antara konduktor system dan bumi.
Deteksi ini akan mengakibatkan beroperasinya
peralatan otomatis yang memutuskan suplai tegangan
dari konduktor tersebut.
• Tujuan utama pentanahan adalah menciptakan
jalur yang low-impedance (tahanan rendah)
terhadap permukaan bumi untuk gelombang
listrik dan transient voltage. Penerangan, arus
listrik, circuit switching dan electrostatic
discharge adalah penyebab umum dari adanya
sentakan listrik atau transient voltage. Sistem
pentanahan yang efektif akan meminimalkan
efek tersebut.
Sistem Pentanahan terbagi menjadi 2 bagian
yaitu :
• Proteksi
• Sistem Pentanahan Pada Sistem 1 Fasa dan 3
Fasa
Tujuan Pentahanan Perlatan (Proteksi
peralatan)
1. Untuk mencegah terjadinya tegangan kejut
listrik yang berbahaya bagi manusia.
2. Untuk memungkinkan timbulnya arus
tertentu baik besarnya maupun lamanya
dalam keadaan gangguan tanah tanpa
menimbulkan kebakaran atau ledakan.
3. Untuk menambah kemampuan dari sistem.
Sistem Pentanahan Untuk Proteksi
• Grounding dan Bonding
a.)Grounding adalah sistem pentanahan yang
terpasang pada suatu instalasi listrik yang
bekerja untuk meniadakan beda potensial
dengan mengalirkan arus sisa dari kebocoran
tegangan atau arus dari sambaran petir ke bumi.
Cara pemasangan grounding ini dapat
menggunakan sebuah elektroda khusus untuk
pembumian yang ditanam di bawah tanah.
b.) Bonding adalah menggabungkan dua konduktor listrik
bersama. Ini mungkin dua kabel, kawat dan pipa, atau ini
mungkin dua Peralatan. Bonding harus dilakukan dengan
menghubungkan semua bagian logam yang tidak
seharusnya membawa arus selama operasi normal untuk
membawa mereka ke potensial listrik yang sama. Bonding
memastikan bahwa dua hal yang terikat ini akan memiliki
potensi listrik yang sama. Itu berarti kita tidak akan
menimbulkan listrik di satu peralatan atau di antara dua
peralatan yang berbeda. Tidak ada aliran arus yang dapat
terjadi antara dua benda terikat karena mereka memiliki
potensi yang sama.
• Tegangan Langkah (step potential) disebabkan oleh
aliran arus gangguan melalui tanah. Semakin dekat
personil dengan ground rod atau grounded device,
semakin besar konsentrasi arus dan semakin besar pula
tegangan atau potensial listriknya. Aliran arus listrik
menciptakan tegangan jatuh (voltage drop) karena
adanya arus listrik mengalir melalui permukaan tanah
dan seseorang atau personil maintenance yang berdiri
dengan lebar langkah kaki tertentu, menjadi bagian
jembatan dari voltage drop sehingga menciptakan
lintasan paralel bagi aliran arus listrik.
• Tegangan sentuh Langsung
• Tegangan Sentuh Tak Langsung
Resistivitas jenis tanah
• a.) Resistivitas tanah
• Struktur dan karakteristik tanah merupakan salah satu
faktor yang mutlak diketahui karena mempunyai kaitan
erat dengan perencanaan sistem pentanahan yang
akan digunakan. Nilai tahanan jenis tanah harganya
bermacam-macam, tergantung pada komposisi
tanahnya. Batasan atau pengelompokan tahanan jenis
dari berbagai macam jenis tanah pada kedalaman
tertentu tergantung pada beberapa hal antara lain
pengaruh temperatur, pengaruh kelembaban, dan
pengaruh kandungan kimia.
Tabel Resistivitas jenis tanah
Metoda Geolistrik
• Metode geolistrik merupakan metode geofisika yang
mempelajari sifat kelistrikan di bawah permukaan Bumi
untuk menentukan keadaan di bawah permukaan
Bumi. Metode geolistrik memanfaatkan direct currents
(DC) atau alternating currents (AC) berfrekuensi rendah
untuk menginvestigasi sifat kelistrikan di bawah
permukaan Bumi. Pada metode resistivitas atau
tahanan jenis, sifat kelistrikan yang dipelajari adalah
resistivitas batuan. Semakin rendah nilai resistivitas
suatu lapisan batuan, maka lapisan batuan tersebut
semakin mudah menghantarkan arus listrik.
• R= (ρ).(L/A)
• Keterangan:
• R : resistansi batuan
• ρ : resistivitas batuan (ohm meter)
• L : panjang lintasan Bumi yang diukur
• A : luas permukaan yang dilalui arus
Ilustrasi arus yang di injeksikan ke
bumi
Pengukuran Resistivitas tanah
• Cara mengukur menurut metode von Werner
atau cara 4-batang acuan.
• Pada ujung-ujung luar batang elektrode 1 dan 4 dialirkan arus dan pada bagian dalam dari
batang elektrode 2 dan 3 diukur susut tegangan dalam lapisan tanah. Dari hasil pengukuran
perbandingan jembatan dapat dibaca nilai tahanan R, maka resistans jenis tanah dapat
dihitung dengan rumus :
• ρ = 2 phi x a x Rt
Pengukuran tahanan grounding
• Pengukuran perlu dilakukan sebelum sistem dioperasikan pertama
kali,waktu pemeliharaan atau setelah system ada gangguan.
Sewaktu pelaksanaan pengukuran pentanahan, saluran (kawat) dari
electrode ke rangka peralatan harusdilepas. Pengukuran dilakukan
pada electrode dengan alat ukur EARTH TESTER.Untuk
mendapatkan nilai resistansi R dari elektroda pengetanahan
haruslah mempunyai parameter yang meliputi:
• 1. Resistivitas tanah
• 2. Resistivitas air tanah
• 3. Dimensi elektroda pengetanahan
• 4. Ukuran elektroda pengetanahan PUIL 2000-3.19.1.4 : Apabila
hasil pengukurannya belum mencapai 5 Ω, Maka Ground rood
• ditambah, dengan jarak 2 x panjangnya.
Pengukuran menggunakan Earth Tester
• 1. Kabel berwarna merah (C) dihubungkan ke lubang
konektor berwarna merah pada alat ukur, dan ujung
satunya dihubungkan ke electrode yang tersedia dan sudah
ditancapkan ke tanah.
• 2. Kabel berwarna kuning (P) dihubungkan kelubang
konektolr berwarna kuning pada alat ukur, dan ujung
satunya dihubungkan ke electrolde yang tersedia dan sudah
ditancapkan ke tanah (usahakan jarak antara stick atau
tolngkat besi yang satu dengan yang lainnya 5-10m)
• 3. Kabel berwarna hijau (E) dihubungkan ke lubang
kolnektolr berwarna hijau dan ujung satunya dihubungkan
ke kabel pengkantar pada titik grounding yang sudah
dipasang
Pengkuran Tangen Delta
• Setiap peralatan berisolasi yang dialiri
tegangan & arus yang terus menerus akan
mengalami pemburukan nilai isolasi. Terlebih
lagi peralatan yang beroperasi pada tegangan
tinggi. Untuk mengetahui nilai isolasi maka
secara periodik akan dilakukan pengujian
berupa pengukuran Tangen Delta
• Azas Pengukuran TANGEN DELTA
AC Electrical Characteristic pada isolasi :
1. Capacitance
2. Resistance
3. Total Current
4. Dielectric Loss
5. Power factor
• CAPACITANCY
• Setiap material / media isolasi yang terpakai pada
peralatan listrik memiliki nilai capasitansi
(menyimpan muatan). Jika peralatan tersebut
bertegangan maka akan timbul I Capasitive (Ic)
yang bersifat mendahului tegangan sebesar 90º.
Ic = EωC
Ic = 2¶fC
It = Ic
dengan :
It = arus total
• RESISTANCY
• Selama peralatan beroperasi maka berbagai
faktor akan mempengaruhi nilai isolasi :
Electrical
Thermal (suhu)
Mechanical (mekanis)
Chemical (kimia)
Ageing (umur)
• beberapa faktor di atas akan menyebabkan isolasi
mengalami deteriorasi dan kontaminasi.
• Deteriorasi adalah pemburukan nilai isolasi karena corona dan
karbon
Kontaminasi adalah bercampurnya zat lain ke dalam media isolasi
(kotoran dan air)

• kedua hal tersebut menyebabkan timbulnya R pada isolasi (isolasi


memiliki nilai Resistansi)
Nilai R yang terdapat pada media isolasi menyebabkan timbulnya
Arus Resistif (Ir) yang bersifaT sejajar dengan tegangan.
Ir = E/R
It = Ir
dengan :
Ir = I resistif
E = Tegangan
R = Nilai Resistansi
• Ir yang timbul akan menyebabkan adanya
Losses daya (Watt Loss). Jadi semakin besar
nilai R dalam media isolasi = semakin besar
Losses daya = semakin turun nilai isolasi.
P=E. Ir
dengan :
P = Watt Loss
Ir = I resistif
• Dengan adanya nilai capasitansi dan resistansi
maka :
• It = Ic + Ir
Power factor = cos θ
Dissipasi factor = tan δ
Isolasi yang baik adalah yang murni
kapasitansi atau dengan besar θ = 90º atau
cos θ = cos 90º = 0 a
• tau tan δ = 0
• Jika θ = 90º, maka :
Ir = 0
It = Ic
• Watt Loss
P = E.Ir
= E. 0
= 0 watt
• Tan δ = Ir / Ic
= 0 / Ic
=0
Megger
• Megger dipergunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari
alat – alat listrik maupun instalasi – instalasi, output dari alat
ukur ini umumnya adalah tegangan tinggi arus searah, yaitu
diputar oleh tangan. Besar tegangan tersebut pada umunya
adalah 500, 1000, 2000, atau 5000 Volt dan batas pengukuran
dapat bervariasi antara 0,02 sampai 20 meter ohm dan 5
sampai 5000 meter ohm an lain – lain sesuai dengan sumber
tegangan dari megger tersebut.
• Megger ini banyak digunakan dalam mengukur tanahan isolasi
antara lain untuk :
1. Kabel instalasi pada rumah – rumah atau bangunan
2. Kabel Tegangan Rendah
3. Kabel Tegangan Tingi
4. Transformator, dan peralatan lainnya
MEGGER TEST
• Mengapa kita melakukan pengetesan insulation /
megger test ? Test insulasi dipergunakan untuk
mengetahui konduktor di jaringan. Insulasi yang
memadai diperlukan untuk menghindari terjadinya
direct contact seperti short circuit atau ground fault.
Buruknya instalasi jaringan bisa mengakibatkan
terjadinya arus bocor dan bisa membahayakan
nyawa seseorang. Dimungkinkan juga akan
menimbulkan percikan api yang bisa mengakibatkan
kebakaran.
Pengetesan HI-POT
• HV Test atau yang kita sebut sebagai pengujian
tegangan tinggi dilakukan untuk memastikan
perangkat-perangkat elektrik tidak mengalami
kebocoran arus yang mengakibatkan hilangnya
sebagian daya yang digunakan dan terjamin
keamanan dalam pemakaiannya.
• Peralatan listrik normal harus mampu menahan
tegangan lebih selama masa operasi, pengujian
ini juga bisa diklasifikasikan sebagai pengujian
bahan isolasi (sample dielektrik).

Anda mungkin juga menyukai