Anda di halaman 1dari 16

Pertemuan ke : 11

HUTAN RAKYAT (PRIVATE FOREST)


1. Pengertian hutan rakyat
2. Struktur dan fungsi hutan rakyat
3. Manfaat hutan rakyat
4. Pengembangan hutan rakyat
1. Pengertian Hutan Rakyat
• Undang-undang RI. No.41 (1999) tentang
Kehutanan:
– Hutan rakyat ialah hutan yang terdapat di atas tanah
yang dibebani hak atas tanah seperti hak milik, hak
guna usaha dan hak pakai. Lahan yang dibebani
dengan hak-hak seperti itu adalah lahan milik
masyarakat. Oleh karenanya, hutan rakyat disebut
juga dengan hutan milik.
– Luas lahan hutan rakyat minimal 0,25 Ha dengan
penutupan tajuk minimal 50%
– Jumlah pepohonan awal minimal 500 pohon/Ha dan
akhir 250 pohon/Ha
Tujuan hutan rakyat
• Tujuan hutan rakyat adalah untuk merehabilitasi dan meningkatkan
produktivitas lahan serta kelestarian sumberdaya alam agar dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada pemiliknya,
sehingga kesejahteraan hidup pemiliknya meningkat (Sumedi,
2006).
• Apabila dirinci, tujuan pembangunan hutan rakyat tersebut adalah :
– meningkatkan pendapatan petani perdesaan terutama di daerah lahan
kritis,
– memperbaiki tata air dan lingkungan pada lahan milik rakyat,
– memanfaatkan secara optimal lahan yang tidak produktif untuk usaha
tani tanaman semusim maupun tahunan,
– penganekaragaman komoditas dan hasil pertanian yang diperlukan
masyarakat, dan
– meningkatkan produksi kayu bakar dan kayu perkakas.
Sasaran lahan untuk hutan rakyat
• Sasaran lokasi pembangunan hutan rakyat
ialah pada areal lahan kritis dengan kondisi
seperti :
– Berjurang,
– Bertebing dengan kelerengan lebih dari 40 %, atau
– Lahan yang diterlantarkan sebagai bekas lahan
tanaman semusim.
Potensi hutan rakyat
• Hutan rakyat memiliki potensi cukup besar dalam menyediakan kayu bulat
baik untuk industri kayu pertukangan maupun kayu bakar.
• Luas hutan rakyat Indonesia telah mencapai 1.279.581 ha dengan produksi
42,97 juta m3 (Anonim, 2006).
• Kualitas produk kayu hutan rakyat tidak kalah dari produk kayu hutan alam
baik untuk kebutuhan bahan bangunan maupun bahan baku industri. Untuk
konstruksi bangunan:
– lantai (flooring),
– dinding,
– jembatan,
– tiang listrik,
– kapal kayu dan lain-lain.
Untuk bahan baku industri:
– industri pulp (bubur kertas),
– kayu perekatan (kayu lapis indah dan glulam),
– papan partikel,
– papan mineral,
– papan blok dan industri balok kotak (box beam).
2. Struktur dan Pola Hutan Rakyat
• Struktur dan komposisi hutan akyat sangat ditentukan oleh
tujuan pengelolan pemiliknya
• Struktur hutan rakyat di Pulau Jawa pada umumnya terdiri atas
pepohonan dan tumbuhan bawah. Tumbuhan bawah biasanya
berupa tanaman semusim guna menambah nilai ekonominya.
• Jenis pepohonan yang menyusun hutan rakyat terdiri atas jati,
mahoni, sengon, jabon, suren, karet, kopi, coklat dll.
• Jenis tumbuhan bawahnya biasanya terdiri atas kapulaga,
porang, lada, ubi jalar, ganyong dll yang tahan terhadap naungan
pepohonan.
• Strata tinggi kanopi penyusun hutan rakyat biasanya kurang dari
3 strata.
• Struktur diameter batang pohon biasanya tersebar mualai dari
seedling sampai pohon besar berdiameter > 20 cm
• Sistem penggunaan lahan pada hutan rakyat sangat efektif:
karena tanaman tahunan (pepohonan) dan tanaman perdu
tumbuh bersama-sama dalam campuran dengan pembagian
tapak secara berurutan dengan ataupun tanpa hewan
• Perpaduan pepohonan dengan tumbuhan perdu membentuk
pola hutan rakyat yang khas.
• Pola hutan rakyat yang ditemukan di Pulau Jawa:
– bentuk murni hutan dengan pola tanam monokultur
misalnya hutan sengon monokultur,
– bentuk murni hutan dengan pola tanam campuran dari
berbagai jenis pohon hutan, dan
– bentuk hutan rakyat dengan sistem agroforestri (yaitu
campuran antara jenis-jenis tanaman tahunan dengan
tanaman semusim).
• Berdasarkan komposisinya Hutan rakyat pada prnsipnya
terdir atas dua jenis yaitu monokultur dan polikultur.
• Doni (1996) telah merinci pola hutan rakyat di Wonogiri
sbb:
1. pola murni tanaman tahunan yang lambat tumbuh,
2. pola campuran tanaman tahunan dengan tanaman
buah-buahan,
3. pola campuran tanaman tahunan dengan tanaman
semusim, dan
4. pola campuran tanaman tahunan dengan tanaman
buah-buahan dan tanaman semusim
• Di Gunung Kidul Sumedi (2006) mendeskripsi hutan rakayat
berdasarkan dominansi jenis penyusunnya mendapatkan 6 pola
hutan rakyat sebagai berikut:
1. Pola kayu-kayuan, yaitu hutan rakyat yang didominasi oleh
tanaman penghasil kayu bangunan ataupun bahan perkakas.
2. Pola industri, yaitu hutan rakyat yang didominasi oleh jenis
tanaman perdagangan
3. Pola hortikultura, yaitu hutan rakyat yang didominasi oleh
tanaman buah-buahan
4. Pola kayu bakar, yaitu hutan rakyat yang didominasi oleh jenis
pohon yang kayunya untuk menghasilkan energi
5. Pola tanaman pangan, yaitu hutan rakyat didominasi oleh
tanaman pangan
6. Pola silvopasture, yaitu hutan rakyat yang didominasi oleh jenis
tanaman yang dapat menghasilkan makanan ternak
• Pola hutan rakyat di Kabupaten Ciamis lebih beragam
dibanding tempat lain.
• Di kab. Ciamis Sudiana (2010) mendapatkan 9 pola tanam:
1. hutan rakyat berbasis sengon,
2. hutan rakyat berbasis jati,
3. hutan rakyat berbasis mahoni,
4. hutan rakyat berbasis karet,
5. hutan rakyat berbasis MPTS (tanaman serba guna),
6. hutan rakyat berbasis tanaman semusim,
7. hutan rakyat berbasis kopi,
8. hutan rakyat berbasis kapulaga dan
9. hutan rakyat berbasis coklat.
Ekosistem
Hutan Rakyat
dengan
tanaman utama
Jati.

Tanaman
bawahnya
Empon-empon,
Garut, Tales,
dan umbi-
umbian lainnya
3. Manfaat Hutan Rakyat
Manfaat hutan rakyat dapat dianalisis dari 3 segi:
1. Manfaat Ekologi dan Lingkungan
2. Manfaat Ekonomi
3. Manfaat Sosial
1. Manfaat Ekologi dan Lingkungan
• Pengendalian aliran permukaan tanah dan
erosi
– Semakin kompleks struktur dan komposisi
ekosistem hutan rakyat maka semakin rendah
limpasan permukaan dan erosi ekosistem
• Konservasi tanah dan air
• Konservasi biologi
– Menghasilkan lebih besar keuntungan pada penggunaan lahannya
karena tumbuhan bawah dapat digantikan oleh tumbuhan
budidaya., sehingga:
• Terjadi keberlanjutan usaha konservasi tanah,
• Terjadi peningkatan hasil, Memperkecil resiko kerusakan atau
kegagalan tanam,
• Kemudahan pengelolaan dan pengendalian hama dan penyakit
tanaman
• Memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi masyarakat setempat.

Anda mungkin juga menyukai