Anda di halaman 1dari 38

Referensi Artikel

TINNITUS

Dini Estri Mulianingsih | G99172061


Lastry Wardani G99172101
Wahyu Yas Saputra | G99182008
Pengertian Tinnitus
Pengertian
Tinnitus
Tinitus barasal dari bahasa Latin tinnire yang
berarti menimbulkan suara atau dering. Tinitus
adalah suatu gangguan pendengaran berupa
keluhan perasaan mendengarkan bunyi tanpa
ada rangsangan bunyi atau suara dari luar.
Adapun keluhan yang dialami ini seperti bunyi
mendengung, mendesis, menderu, atau
berbagai variasi bunyi yang lain.
Anatomi dan Fisiologi Tinnitus
Anatomi
dan
Fisiologi
Membran
Timpani
Telinga Tengah
Telinga Dalam

Terdiri dari:
• Labyrinthus osseus (labirin tulang)
• Labyrinthus membranaceus (labirin
membranosa)
Telinga Dalam

Secara fungsi, terdiri dari:


• Cochlea sebagai organ auditus atau
sistem pendengaran
• Canalis semisircularis sebagai sistem
keseimbangan keseimbangan
Cochlea
Cochlea terdiri dari tiga
ruangan yaitu skala
vestibuli, skala media
(skala koklear) dan skala
timpani. Skala vestibuli
dan skala tympani berisi
cairan perilim sedangkan
skala media berisi
endolimf.
Organ
Corti

Organon corti (OC) terletak di atas membran basilaris dari basis ke apeks, yang
mengandung organel penting untuk mekanisme saraf pendengaran perifer.
Terdiri bagi tiga bagian sel utama yaitu sel penunjang, selaput gelatin penghubung dan
sel-sel rambut yang dapat membangkitkan impuls saraf sebagai respon terhadap getaran
suara.
Kelainan
somatik
daerah
Sebab lain leher dan Kerusakan
•NIHL rahang n.
•Presikusis Vestibuloko
•Sindrom meniere klearis

Kelainan vaskuler
Infeksi • Atherosklerosis
•Rubella • Hipertensi
•Neurosyphilis • Malformasi kapiler
•Meningitis • Tumor pembuluh
darah

Etiologi
Gangguan
konduksi Metabolik

Kelainan
Gangguan neurologis
mekanik •Multiple
sclerosis
Obat-obatan
• Analgetik Psikogenik
• Antibiotik •Depresi
• Kemoterapi •Anxietas
• Diuretik
Patofisiologi
• Tinnitus -> aktivitas elektrik pada area auditoris
yang menimbulkan perasaan adanya bunyi
• Impuls yang ada bukan berasal dari bunyi
eksternal yang ditransformasikan, melainkan
berasal dari sumber impuls abnormal di dalam
tubuh pasien sendiri.
• Impuls abnormal itu dapat ditimbulkan oleh
berbagai kelainan telinga.
Spontaneous
otoacoustic
emmissions • Merupakan sinyal akustik kecil dihasilkan oleh
(SOAEs) aktivitas elektrik-mekanik dari OHCs di cochlea
dan diperbanyak ke kanalis akustikus externus.
• SOAEs diproduksi oleh koklea dapat
dipersepsikan sebagai tinnitus, oleh karena itu
disebut juga tinitus koklea mekanik.
• SOAEs biasanya tidak dapat didengar, tapi dapat
menjadi didengar bila ada ketidak stabilan.
Discordant
theory
• OHCs lebih rentan dbanding IHC terhadap
suara dan agen ototoxic.
• Peningkatan input afferent dari IHCs dapat
berperan signifikan dalam pembentukan
tinnitus.
• Hilangnya motilitas OHCs -> ↓pengaturan
sensitivitas IHCs -> input suara virtual
(aktivitas normal yang tidak dapat terdengar)
-> tinnitus
• OHCs >rusak IHCs -> eksitasi dari IHCs tapi
tidak dari OHC yang rusak -> disinhibisi dari
neuron di Dorsalis Cochlea Nuclei (DCNs) ->
tinnitus.
• Normalnya ada gap kecil antara cillia IHCs -
membran tektorial-> OHCs rusak dan IHCs
intak-> membran tektoria bisa menyentuh
cillia IHCs -> IHCs terdepolarisasi -> tinnitus
Klasifikasi Kelainan vaskuler; AVM

Tinnitus Tinnitus objektif Temporomandibular joint


syndrome

Berdasarkan objek Patensi Tuba eustachius


yang mendengar
tinnitus
Proses iritatif
Tinnitus
subjektif
Proses
degeneratif
Tinnitus pulsatil
Berdasarkan kualitas
suara yang didengar
pasien Tinnitus non
pulsatil
Diagnosis Tinnitus
DIAGNOSIS
TINNITUS

- ANAMNESIS
- PEMERIKSAAN FISIK
- PEMERIKSAAN LAB
Penegakan
Diagnosis • Anamnesis
– Lokasi
– Karakteristik tinnitus
– Ritmis/pulsatil?
• Penentuan derajat keparahan tinnitus
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan audiometri
Anamnesis
Tinnitus
Penilaian
derajat
keparahan
tinnitus
Ringkasan panduan dalam diagnostik tinitus
Pernyataan Tindakan Kekuatan
Anamnesis dan Klinisi seharusnya melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang terarah untuk Direkomendasikan
pemeriksaan fisik evaluasi awal pasien dengan tinitus primer untuk menentukan identifikasi dan
managemen segera dalam meringankan tinitus

Pemeriksaan Dilakukan bila pasien dengan tinitus unilateral, menetap (≥ 6 bulan), atau berkaitan Direkomendasikan
audiologi segera dengan gangguan mendengar

Pemeriksaan Klinisi dapat melakukan pemeriksaan audiologi awal secara komprehensif pada Pilihan
audiologi rutin pasien dengan tinitus
Pemeriksaan Klinisi seharusnya tidak melakukan pemeriksaan radiologis kepala dan leher pada Sangat
radiologis pasien dengan tinitus, terutama untuk mengevaluasi tinitus, kecuali pasien tersebut direkomendasikan
memiliki satu atau lebih gejala berikut: tinitus yang terlokalisir pada satu telinga,
tinitus pulsatil, abnormalitas neurologis fokal, atau kehilangan pendengaran
asimetris
Terapi Tinnitus
TERAPI

• Psikologis
• Stimulasi auditorik
• Farmakologis
• Stimulasi otak
Terapi psikologis
1) Konseling dan psikoedukasi
Melalui konseling, pasien diberikan informasi, nasihat, dan penguatan untuk dapat mengatasi
konsekuensi tinitus, seperti stres emosional, gangguan tidur, sulit konsentrasi, dan gangguan
dalam melakukan aktivitas sehari-hari

2) Tinnitus retraining therapy


TRT merupakan gabungan dari konseling dan terapi suara, yang didasari oleh model
neurofisiologi Jastreboff.

3) Cognitive and Behavioral Therapy


Intervensi ini bertujuan untuk mengurangi gangguan yang muncul akibat tinitus dengan cara
mengubah respon maladaptif terhadap tinitus melalui modifikasi perilaku dan mengubah
persepsi kognitif
Stimulasi Auditorik
1)Terapi suara
Prinsip dari terapi suara adalah menggunakan suara lingkungan atau suara buatan untuk menutupi
persepsi suara tinitus. Alat bantu dengar digunakan oleh pasien tinitus yang menderita gangguan
pendengaran untuk mengkompensasi hilangnya masukan auditorik pada rentang frekuensi yang
terganggu.

2)Implan koklea
Implan koklea ditemukan bermanfat pada pasien tinitus akibat gangguan pendengaran sensorineural
dengan cara mengembalikan input auditorik ke sistem pusat pendengaran

3)Stimulasi suara individual


4)Latihan persepsi suara
Terapi
farmakologis
Beberapa jenis intervensi farmakologis
diteliti untuk menjadi terapi farmakologis
tinitus, tetapi belum ada obat yang
disetujui oleh Food and Drug
Administration (FDA) Amerika Serikat
atau European Medicines Agency (EMA)
sebagai terapi tinitus
Stimulasi
otak
Terapi stimulasi otak memodulasi
aktivitas neuron dan ditemukan
menyebabkan normalisasi aktivitas
neuron yang berhubungan dengan
tinitus
KESIMPULAN • Tinitus adalah suatu gangguan pendengaran berupa
keluhan perasaan mendengarkan bunyi tanpa ada
rangsangan bunyi atau suara dari luar
• Tinitus ada yang bersifat subjektif dan objektif.
• Subjektif berarti tinitus hanya dapat didengar oleh
pasien dan objektif berarti tinitus dapat didengar juga
oleh pemeriksa
• Banyak sekali pendapat mengenai etiologi tinitus
diantaranya, kelainan somatik daerah leher dan rahang,
kerusakan n. Vestibulokoklearis, kelainan vaskular, dan
lain lain
• Dalam mendiagnosis tinitus diperlukan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang
efektif dan lengkap

Anda mungkin juga menyukai