Anda di halaman 1dari 28

KASUS

G1P0A0 GRAVID ATERM + INPARTU


KALA 1 FASE LATEN +PRESENTASE
KEPALA + KU IBU DAN JANIN BAIK +
PANGGUL KESAN CUKUP + KPD

Oleh: Kelompok Jaga Pagi


ANAMNESIS
 Keluhan utama : Keluar air-air dari jalan lahir
 Anamnesis terpimmpin : Pasien masuk RS pada
Tanggal 12 Oktober 2018 Pukul 18.00 WITA, KU:
keluhan keluar air-air jernih, tidak berbau dari
kemaluan sejak ±12 jam yang lalu, sedikit-sedikit.
Keluhan ini dusertai nyeri tembus belakang sejak 1 hari
yang lalu dan disertai pengeluaran darah dan lendir
sejak tadi subuh. Keluhan lain : pusing (+) demam (-),
sakit kepala (-), batuk (-), mual(-), Muntah (-), BAB
baik, BAK lancar. Riwayat jatuh/trauma tidak ada.
Riwayat penyakit lainnya tidak ada.
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. Nurhaida M.  Nama suami: Tn. Subandi
 Umur suami : 25 tahun
 Umur : 21 Tahun
 Pendidikan terakhir : SMA
 Alamat : Jl. Chairil Anwar
 Pekerjaan suami : Swasta
 Status : Menikah
 Suku : Bugis
 Agama : Islam
 Pendidikan terakhir : SMA
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 HPHT : 07 Januari 2018
 TP : 14 Oktober 2018
 ANC : Ya, di Puskesmas dan dr. Sp. OG.,
imunisasi TT2, partisipasi KB belum pernah.

Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada


ANAMNESIS OBSTETRIK :
 RiwayatPernikahan dan
Kehamilan Dahulu
 Menikah 1 kali umur 20 tahun
 Hamil pertama kali, abortus tidak
pernah
 Riwayat Menstruasi
 Menarche : 14 tahun, Siklus :
Teratur, Lamanya : 5-6 hari
 Dismenorea (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Status • Keadaan Umum: Sakit ringan


Present • Kesadaran : Compos Mentis

• Tekanan darah : 110/60 mmHg


Tanda • Nadi : 80 x/menit
Vital • Respirasi
• Suhu
: 20 x/menit
: 36,4 ºC
Kepala • Normocephal, konjungtiva anemis(-)

• Pupil bulat isokor kanan = kiri


Mata • Konjungtiva anemis -/-
• Sclera ikterik -/-

Lidah • Kotor ( - )

Tonsil • T1/T1 Hiperemis -/-

• Pembesaran Kelenjar Getah


Leher Bening ( - )
• Bunyi jantung I/II murni reguler,
Jantung bising ( - )

• Bunyi pernapasan vesikuler, ronchi -


Paru /- ., wheezing -/-

• Cembung asimetris, nyeri tekan (-),


Perut ballotemen (+), peristaltik (+) normal

Ekstremit • Udem (-)


as
o Status Obstetri
Pemeriksaan Luar :  Leopold 1: TFU 3 jari dari proc. Xypoideus
 Leopold 2: Punggung kiri
 Leopold 3: kesan kepala
 Leopold 4: sudah masuk PAP
 His (+) (20’ 30’ 30’ 30’)
 DJJ 14x/menit
 TBJ: 3100 gr
Pemeriksaan Dalam Vagina :  Vulva/vagina dalam batas normal
 Porsio: Lunak, tipis
 pembukaan 3 cm,
 Ketuban Merembes
 Presentase kepala (+)
 UUK sdn
 Panggul kesan cukup
 Pelepasan air-air, lendir, darah
DIAGNOSIS
G1P0A0 Gravid Aterm + Inpartu Kala 1 Fase
Laten +Presentase Kepala + Ku Ibu dan Janin
baik + Panggul Kesan Cukup + KPD

PENATALAKSANAAN
•IVFD RL 28 tpm
•Observasi DJJ, HIS, tanda vital ibu dan kemajuan
Persalinan
Hari, Tanggal Perjalanan Penyakit Rencana Terapi
F
OLLOW Jam S: keluar air-air dari jalan lahir P : IVFD RL ; 28 tpm
Jum’at 12/10/2018
U
P 18.00 WITA
O: TD: 110/60 mmHg, N: 80x/m, P: 20x/m, S: 36,4oC
DJJ: 140x/m
His 3x (20”, 25”, 30”)
TBJ : 2912 gr.
Observasi DJJ, His,
Tanda Vital ibu dan
Pem.Luar: kemajuan persalinan
L1 : 2 jari dbw proc.xyphioideus
L2 : PUKI
L3 : Kepala
L4 : Kepala belum masuk PAP
PDV:
Vulva/vagina dalam batas normal
Porsio: Lunak, tipis
pembukaan 3 cm,
Ketuban Merembes
Presentase kepala (+)
UUK sdn
Panggul kesan cukup
Pelepasan air-air, lendir, dan darah

A : G1P0A0 Gravid Aterm + Inpartu Kala 1 Fase


Laten + Presentase Kepala + Ku Ibu dan Janin
baik + Panggul Kesan Cukup + KPD

S: Nyeri perut (+), keluar air-air (+) P: Observasi DJJ, His,


22.00 WITA O: TD: 120/70 mmHg, N: 74x/m, P: 18x/m, S: 36,8oC
PDV: v/v dbn, porsio lunak tipis, pembukaan 6 cm,
Tanda Vital ibu
ketuban merembes, pelepasan lendir, darah, penurunan
hodge II-III
His 4x (30” 35” 35” 35)
DJJ 138x/m
22.30 WITA Nadi : 74 x/m P : Oservasi lanjut TTV ibu, DJJ,
DJJ : 132 x/m His, dan kemajuan persalinan
His : 4 x/m (35” 35” 40”40)

23. 00 WITA Nadi : 94 x/m


DJJ : 140 x/m
His : 5 x/m (40”40” 45” 45” 50)

S : Ibu ingin mengedan P: Pimpin persalinan normal


23. 30 WITA O : TD: 110/60 mmHg, N:96x/m, P: 20x/m, S: 36,8oC
His 4x (50” 50” 48” 48” 50)
DJJ 146x/m
PDV: v/v dbn, porsio lunak tipis, pembukaan 10 cm,
ketuban (-), presentase kepala, UUK arah jam 3,
pelepasan lendir, darah, penurunan hodge IV,
panggul kesan cukup.

23. 45 WITA Bayi lahir spontan, presentasi kepala, langsung Cek fundus uteri, lanjut oxy 10 iu
menangis, tidak cacat, JK (L), BBL (2900 gr), PBL (47 im., jepit dan jahit tali pusat, IMD,
cm), A/S 7/9 PTT.

23.55 WITA Plasenta lahir kesan lengkap, ruptur perineum grade II, Masase fundus uteri, hecting
perdarahan (+), kontraksi uterus baik

SABTU, 13/10/2018 2 jam post patrum


Jam 01.55 WITA S : Nyeri bekas jahitan
O : TD: 110/60 mmHg, N:84x/m, P: 22x/m, S: 36,2oC
TFU : Setinggi umbilikus, lokia rubra, urin +/-200 cc,
ASI (-)

09.00 WITA S : KU baik P : Amoxcilin 3 X 500 mg


O : TD: 110/80 mmHg, N:94x/m, P: 22x/m, S: 36,8oC SF 2X1
TFU : Satu jari di bawah pusat, mamma bengkak (-),
ASI (-), lokia rubra, BAB/BAK (+/+) RENCANA BPL
A : Post partum H1
TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
 Ketuban Pecah Dini
 Adalah: kondisi dimana ketuban pecah sebelum
proses persalinan dan usia gestasi ≥ 37 minggu.1
 Ketuban Pecah Dini Prematur : ketuban pecah pada
usia gestasi <37 minggu
 periode laten: waktu dari ketuban pecah hingga terjadinya
proses persalinan.
 Makin muda usia gestasi ketika ketuban pecah, periode laten
akan semakin panjang.
 75% proses bersalin terjadi dalam 24 jam
 ketuban pecah diusia 26 minggu, ½ ibu hamil akan terjadi
persalinan dalam 1 minggu
 usia gestasi 32 minggu, persalinan terjadi dalam waktu 24-48
jam

 Pada kasus ini, waktu sejak pecahnya ketuban hingga


persalinan adalah 12 jam.
EPIDEMIOLOGI
 Insiden KPD di Indonesia: 4,5% - 7,6% dari seluruh
kehamilan
 94% pada kehamilan aterm

 50%-75% mengalami persalinan secara spontan dalam


waktu 48 jam,
 33% akan mengalami sindrom gawat napas,

 32%-76% mengalami kompresi tali pusat,

 13%-60% mengalami khorioamnionitis,

 4%-12% mengalami abruption plasenta

 1%-2% kemungkinan mengalami kematian janin.


ETIOLOGI  infeksi traktus genitalis
 perdarahan antepartum
Idiopatik  Polihidramnion

 inkompetensi serviks

 abnormalitas uterus

 Trauma

 riwayat ketuban pecah dini pada


kehamilan sebelumnya.
FAKTOR RISIKO
 Status sosial ekonomi rendah
 Indeks masa tubuh rendah (<19,8)
 Kekurangan gizi
 Merokok
 riwayat persalinan prematur
 infeksi saluran kemih
 Cerclage
 amniosentesis
Normalnya, Terdapat
PATOFISIOLOGI keseimbangan antara sintesis dan
degradasi ekstraseluler matriks

Aterm
Kematian Sel Terprogram
Aktivasi Enzim Katabolik
Ketuban Pecah
(kolagenase)
kontraksi uterus dan
peregangan berulang

KPD
Ada proses patologis yang
mendasari, mis:
• peradangan &/ infeksi selaput
dan dpt berasal dari vagina
Ketuban Pecah
• Kekurangan tembaga dan asam
askorbik
• Polihidramnion
• inkompeten serviks
• solusio placenta
DIAGNOSIS
Anamnesis
• Keluarnya air-air dari vagina,
tanda-tanda lain persalinan

Inspekulo
• melihat adanya cairan ketuban
yang keluar dari cavum uteri

Vaginal touche
• tidak dianjurkan kecuali pasien diduga inpartu,
karena meningkatkan insidensi korioamnionitis,
post partum endometritis, infeksi neonatus,
memperpendek periode laten
Nitrazin test
• Pengukuran pH vagina dengan kertas
lakmus

tes pakis
• Kristalisasi Cairan Amnion di kaca objek
(min 10 menit), dilihat dibawah mikroskop

Kultur lendir serviks


kultur swab anovaginal

USG
• Melihat oligohidramnion
Diagnosis ketuban pecah dini pada kasus
ini:
• anamnesis : keluar air-air jernih, tidak
berbau dari kemaluan yang dirasakan
sejak ±12 jam yang lalu, sedikit-sedikit;
• Kemudian pasien merasakan nyeri perut
tembus belakang disertai keluarnya
lendir dan darah dari kemaluan.
• Pemeriksaan Dalam vagina :
didapatkan Pelepasan air-air, lendir dan
darah
• USG obstetrik yang menunjukan
oligohidramnion dan usia kehamilan
berdasarkan BPD-FL yaitu ± 37-38
minggu.
PENATALAKSANAAN
 Penilaian awal
 Memastikan diagnosis
 Menentukan usia kehamilan
 Evaluasi infeksi maternal atau janin.
Pertimbangkan butuh antibiotik/tidak
terutama jika ketubah pecah sudah lama
 Dalam kondisi inpartu, ada gawat janin atau
tidak
 KPD
 dirawat di RS untuk diobservasi
(minimal 48 jam)
 Jika air ketuban tidak keluar lagi 
BOLEH PULANG
 Jika persalinan kala aktif,
korioamnionitis, gawat janin →
TERMINASI
Usia Gestasi Penatalaksanaan
< 32 minggu • Rawat inap
• Beri steroid, antibiotik, observasi kondisi ibu
dan Janin
32-37 minggu • Belum inpartu: steroid, profilaksis antibiotik,
observasi tanda infeksi dan kesejahteraan janin
• Sudah ada tanda inpartu: berikan steroid,
antibiotik intrapartum profilaksis, induksi
setelah 24 jam
>37 minggu evaluasi infeksi, pertimbangkan pemberian
antibiotik jika ketuban pecah sudah lama,
terminasi kehamilan (pertimbangkan pemberian
induksi)
 Kehamilan > 37 minggu, induksi oksitosin atau
misoprostol 25μg-50μg intravaginal tiap 6 jam
maksimal 4 kali.
 Bila ada tanda infeksi berikan antibiotik dosis
tinggi dan diterminasi. Bila gagal,
pertimbangkan SC.
PENATALAKSANAAN PADA KASUS:
•IVFD RL 28 tpm
•Cefotaxime 1 Amp/12 Jam
•Observasi DJJ, tanda vital ibu
•Bed rest
•Pasang kateter urine tetap
DIAGNOSIS BANDING:
 Darah, air mani, bakteriosis vaginalis bersifat
alkali sehingga dapat memberikan hasil positif
palsu.

KOMPLIKASI:
 kelahiran kurang bulan, sindrom gawat napas,
kompresi tali pusat, khorioamnionitis, abruption
plasenta, infeksi maternal/neonatus, hipoplasia
pulmonal ,sampai kematian janin,
 Semakin lama KPD, semakin besar
kemungkinan komplikasi yang terjadi

Anda mungkin juga menyukai