Teknik yang paling sederhana dan efektif untuk pemurnian padatan senyawa
organik adalah kristalisasi. Memperoleh suatu senyawa kimia dengan
kemurnian yang sangat tinggi merupakan hal yang sangat esensi bagi
kepentingan kimiawi. Kemudian jika masih merasa diperlukan, terdapat
kelanutan dari poses krstalisasi yaitu rekristalisasi. Di mana rekristalisasi
merupakan sebuah metode pemurnian senyawa dengan prinsip perbedaan
kelarutan antara zat pengotor dengan zat yang akan dimurnikan. Pemurnian
demikian ini banyak dilakukan pada industri-industri (kimia) maupun
laboratorium untuk meningkatkan kualitas zat yang bersangkutan.
Campuran adalah materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih dan masih
memiliki sifat-sifat zat asalnya. Terdapat 2 jenis capuran yakni campuran
heterogen dan campuran homogen. Masing-masing campuran dapat
dipisahkan dengan teknik pemisahan tertentu. Sifat dari campuran atau materi
inilah yang akan menentukan metode manakah yang cocok dilakukan. Metode
yang sering digunakan dalam pemisahan campuran antara lain filtrasi, destilasi,
sublimasi, dekantasi, kristalisasi dan rekristalisasi (Chang, 2010).
Rekristalisasi merupakan suatu pembentukan kristal kembali dari larutan atau leburan
dari material yang ada. Rekristalisasi adalah sebuah proses kelanjutan dari kristalisasi.
Apabila kristalisasi (dalam hal ini hasil kristalisasi) memuaskan rekristalisasi hanya
bekerja apabila digunakan pada pelarut pada suhu kamar, namun dapat lebih larut
pada suhu yang lebih tinggi. Hal ini bertujuan supaya zat tidak murni dapat menerobos
kertas saring dan yang tertinggal hanyalah kristal murni (Fessenden, 1983).
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang banyak digunakan.
Reksristalisasi dilakukan dengan cara melarutkan zat padat dengan menggunakan
pelarut yang sesuai kemudian larutan tersebut dikristalakn kembali. Rekristalisasi
menggunakan prinsip dimana zat dapat larut dalam suatu pelarut tertentu pada saat
dipanaskan. Karena konsentrasi total zat dan pengotor biasanya lebih kecil dari
konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi zat dan pengotor yang
rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi akan
mengendap (Arsyad, 2001).
Tujuan praktikum
1. Untuk memurnikan zat padat dengan cara
rekkristalisasi
2. Mempelajari teknik kristalisasi untuk pemurnian
zat organik.
3. Untuk memurnikan zat padat dengan cara
rekristalisasi berdasarkan pelarutnya .
Alat dan bahan
1. ALAT
Nama Alat
Pipet tetes
Erlenmeyer 125ML
Corong buchner
Timbangan
Tabung reaksi
2. Bahan :
- Asam asetil salisilat
- Aceton
- toluena
- Aquades
- Etanol 95%
- N-heksena
- Es batu
- Tab paracetamol
- Tab bodrex
- Tab ponstan
Prosedur Kerja
1. Pemilihan pelarut
SAMPEL 0,1gr
1. PEMILIHAN PELARUT
Keterangan : TL = Tidak larut, L = Larut, TE = Tidak ada endapan, E = Ada endapan
TL L TL L TE E
AQUADEST √ √ √
ETANOL 95% √ √ √
ETIL ASETAT √ √ √
ASETON √ √ √
TOLUENA √ √ √
N-HEKSANA √ √ √
SAMPEL B (TABLET PONSTAN)
PELARUT SUHU KAMAR DIPANASKAN DI DINGINKAN
TL L TL L TE E
AQUADEST √ √ √
ETANOL 95% √ √ √
ETIL ASETAT √ √ √
ASETON √ √ √
TOLUENA √ √ √
N-HEKSANA √ √ √