Anda di halaman 1dari 49

PUASA RAMADHAN

BAGI DIABETESI
PUASA

•BERARTI TIDAK ADA ASUPAN MAKANAN &


MINUMAN > 12 JAM PERHARI

•BUKAN MUSTAHIL DIJALANI OLEH DIABETISI


WALAUPUN ADA BEBERAPA KETERBATASAN
AGAR PUASA DAPAT DIJALANI DENGAN BAIK
BAGAIMANA PENGATURAN GULA
DARAH KITA ??

• GULA DARAH DIPERLUKAN TUBUH


SEBAGAI SUMBER ENERGI TERUTAMA
BAGI ORGAN-ORGAN PENTING SEPERTI
OTAK, SYARAF, SEL DARAH , OTOT dll
• GULA DARAH SELALU DIPERTAHANKAN
ANTARA 60 – 150 MG%
SUMBER GULA DARAH
ADALAH:
1. MAKANAN & MINUMAN YANG
KITA MAKAN

2. CADANGAN / SIMPANAN GULA DI


HATI, LEMAK & OTOT
APA YANG TERJADI BILA KITA
BERPUASA ??

PADA ORANG NORMAL DAN DIABETISI


YANG GULA DARAHNYA TIDAK
TERLALU TINGGI:

SELAMA BERPUASA, SUMBER ENERGI


DIPEROLEH DARI CADANGAN GULA
DARI HATI, CUKUP UNTUK PUASA 12 –
16 JAM , KEMUDIAN BILA PUASA
LEBIH LAMA , BARU DIGUNAKAN
CADANGAN GULA DARI LEMAK DAN
OTOT
APA YANG TERJADI BILA KITA
BERPUASA ??
PADA DIABETISI YANG GULA
DARAHNYA MASIH TINGGI
( >250 mg% ):

SUMBER ENERGI DARI HATI TIDAK


MENCUKUPI , SEHINGGA LEBIH CEPAT
DIPERGUNAKAN CADANGAN ENERGI
DARI LEMAK DAN OTOT.
APA AKIBATNYA?

PENGGUNAAN ENERGI DARI LEMAK


MENGHASILKAN KETON , YANG
DALAM JUMLAH BESAR
MERUPAKAN RACUN BAGI TUBUH.
Kelebihan Keton
Keracunan Keton /Ketoasidosis

• Lemas
• Sakit perut
• Mual dan muntah muntah
• Pusing
• Gelisah
• Kram otot
• Nafas berbau aseton
• Bingung, kesadaran menurun, Koma
APAKAH DIABETISI BOLEH
BERPUASA ??

PUASA?

YA
PUASA??
PUASA?

asal….

APAKAH DIABETISI AMAN


BERPUASA ??
Waspadai Risiko Berpuasa Bagi
Diabetisi

• Gula darah terlalu rendah


(hipoglikemia)
• Gula darah terlalu tinggi
(Hiperglikemi)
• Keracunan Keton (Ketoasidosis)
• Kekurangan cairan (dehidrasi)
Diabetisi yang aman
berpuasa:

• Gula darah terkendali baik


terutama dengan perencanaan
makan & olahraga
• Kelebihan berat badan atau
kegemukan
• Gula darah < 250 mg%
Diabetisi yang sebaiknya
tidak berpuasa:

• Diabetisi tipe 1 yang


sulit terkendali
• Diabetisi yang
menggunakan suntikan
insulin > 2 kali perhari
• Diabetisi tipe 1 atau 2
yang gula darahnya
tidak terkendali
Diabetisi yang sebaiknya
tidak berpuasa:

• Diabetisi yg pernah mengalami


koma ketoasidosis
• Diabetisi yang sedang hamil
• Diabetisi usia lanjut yang
diperkirakan sulit memahami
komplikasi komplikasi yg
mungkin timbul
Diabetisi yang sebaiknya
tidak berpuasa:

• Diabetisi yang pernah


mengalami ≥ 2 kali episode
hipoglikemia / hiperglikemia
selama Ramadan
• Diabetisi dengan penyakit lain
yg berat (jantung, ginjal, lever,
darah tinggi )
mengapa bila gula
darah kita masih
tinggi tidak
disarankan
berpuasa ???
BILA GULA DARAH KITA
MASIH TINGGI:
• PENGGUNAAN CADANGAN ENERGI
DARI LEMAK LEBIH AWAL DAN
MENYISAKAN BENDA KETON
YANG DAPAT MERACUNI OTAK
• TUBUH KEKURANGAN CAIRAN
KARENA BANYAK DIKELUARKAN
MELALUI AIR SENI (SERING
KENCING) & TIDAK ADA ASUPAN
MINUM SELAMA PUASA
KERACUNAN BENDA KETON
DITAMBAH DENGAN
KEKURANGAN CAIRAN DAPAT
MENGAKIBATKAN KOMA /
PINGSAN
Berpuasalah dengan aman
• Tetaplah aktif secara fisik dengan tetap
memperhatikan kegiatan olahraga yang
disarankan
• Hindari aktifitas fisik / olahraga
berlebihan selama puasa karena dapat
memicu gula darah terlalu rendah
• Hindari olahraga 1 – 2 jam sebelum buka
puasa, karena dapat menimbulkan gula
darah terlalu rendah
• Olahraga dapat dilakukan setelah makan
utama buka puasa. Kegiatan tarawih
memberikan manfaat karena
mempertahankan keaktifan fisik
Berpuasalah dengan aman
• Selama puasa, jumlah energi yang
diperlukan sama seperti bila tidak
berpuasa
• Waktu dan distribusi makanan selama
puasa dirubah:
-- Buka puasa: 50 % dari kebutuhan
energi sehari sbb:
1. sebelum sholat maghrib : makanan
ringan/segar
2. sesudah sholat maghrib: makanan
padat/besar
Berpuasalah dengan aman
-- Sesudah sholat tarawih (10% dari
kebutuhan energi sehari ), berupa
makanan kecil
-- Sahur (40% dari kebutuhan energi
Ikuti
sehari) berupa makanan padat / besar
petunjuk ahli gizi
• Hindari gula darah terlalu rendah:
lambatkanlah waktu sahur & segera
berbuka begitu tiba saat berbuka
• Ikuti petunjuk ahli gizi
Puasa Ramadan Bagi Diabetisi
• Individualisasi
• Pemantauan kadar glukosa darah lebih
sering
• Nutrisi - perencanaan makan
• Aktivitas fisik
• Kapan perlu Batal Puasa
Berpuasalah dengan aman

• Jangan lupa kemungkinan


Bagaimana
perubahan jadwal danCara
jumlah obat
yang harus diminum atau jumlah
Minum
insulin maupun saat penyuntikan
Obat tablet diabetes
insulin
Perubahan
jadwal & dosis
Obat tablet diabetes
Bila anda biasa minum tablet
sulfonilurea (glibenclamide, amaryl, dll)
1 X sehari , sebelum sarapan:

• obat diminum 1 X sehari pada saat


berbuka puasa
• dosis obat mungkin dikurangi
sesuai pertimbangan dokter
Bila anda biasa minum tablet
sulfonilurea (glibenclamide, amaryl, dll)
2 X sehari , sebelum sarapan &
makan petang:

• obat pertama yg biasa diminum


pagi hari , dipindahkan diminum
saat berbuka puasa
• Obat kedua yg biasa diminum
petang dialihkan ke saat makan
sahur dengan dosis yg dikurangi
Bila anda biasa minum tablet
sulfonilurea (glurenorm, gliquidon dll)
3 X sehari , sebelum makan:

• Obat pertama yg biasa diminum pagi


hari , dipindahkan diminum saat
berbuka puasa
• Obat kedua yg biasa diminum siang hari,
dialihkan ke saat makan sahur
• Obat ketiga yang biasa diminum malam
hari tidak diminum
Bila anda biasa minum tablet
Metformin,( glucophage, diabex,
glumin dll ) 3 x 500 mg sehari:

• 1 tablet diminum sesudah sahur,


• 2 tablet diminum sesudah buka puasa
Bila anda biasa minum tablet
Metformin,( glucophage, diabex,
glumin dll) 2 x 500 mg/ 850 mg
sehari:

• 1 tablet diminum sesudah sahur, 1


tablet diminum sesudah buka puasa
Bila anda
menggunakan
insulin
Diabetisi tidak dianjurkan
berpuasa bila:

• Dosis insulin yang


digunakan cukup
besar
• Menyuntik insulin
3 – 4 kali perhari
Berpuasalah dengan aman
Bagaimana Suntikan
• Jangan Insulin
lupa Saya
kemungkinan
perubahanSelama Puasa maupun
dosis insulin
jadwal / waktu penyuntikan insulin
Ramadan?
anda
Perubahan
dosis insulin
dan
waktu / saat
penyuntikan
insulin
Insulin yang disuntikkan
sebelum makan

Humalog Apidra
Insulin yang disuntikkan pagi
atau malam sebelum tidur

Lantus

Insulatard Humulin N
Diabetisi dengan suntikan
insulin 1 X sehari, pagi hari
( Lantus, Insulatard,
Humulin N )

• Insulin disuntikkan sore hari


menjelang berbuka puasa
• Dosis insulin anda mungkin akan
disesuaikan oleh dokter
Diabetisi dengan suntikan
insulin 1 X sehari, malam hari
( Lantus, Insulatard,
Humulin N )

• Insulin tetap disuntikkan malam


hari seperti biasa
• Dosis insulin anda mungkin akan
disesuaikan oleh dokter
Diabetisi dengan suntikan insulin
2 X sehari, sebelum sarapan &
sebelum makan malam
(Apidra, Premix )

• Insulin pagi disuntikkan sore hari


menjelang berbuka puasa , dosis
mungkin dikurangi 1/3 nya
• Insulin sore disuntikkan sebelum
sahur, dosis mungkin dikurangi
hingga 1/3 nya
Diabetisi dengan suntikan insulin
2 X sehari, sebelum sarapan &
sebelum makan malam Apidra, Premix )

• Besarnya pengurangan dosis sesuai


dengan pertimbangan dokter yang
berbeda pada tiap-tiap diabetisi
Berpuasalah
dengan
aman
Diperlukan pemantauan gula
darah yg lebih ketat

Diperlukan kewaspadaan yg
lebih tinggi terhadap
kemungkinan terjadinya
hipoglikemia, keracunan
keton, kekurangan cairan dll
Gula darah terlalu rendah
(hipoglikemia)
• Berdebar
• Banyak keringat
• Gemetar
• Rasa lapar
• Pusing
• Gelisah
• Mata ber-kunang2
• Kejang
• kesadaran menurun
Cara mengatasi gula darah
terlalu rendah (hipoglikemia)
• Segeralah berbuka
• Minum manis / gula
pasir sampai gejala2
hilang, dilanjutkan
dengan makan
• Berhenti minum obat
diabetes
• Konsultasi dokter/ team
diabetes anda pada
kesempatan pertama
Keracunan keton
(Ketoasidosis)

• Lemas
• Sakit perut
• Mual dan muntah muntah
• Pusing
• Gelisah
• Kram otot
• Nafas berbau aseton
• kesadaran menurun
• Persiapkanlah diri anda sebelum
berpuasa
• Yakinkan anda sudah mengikuti
saran tim diabetes anda (dokter,
ahli gizi , perawat, edukator
diabetes)
Berkonsultasilah dengan

•Dokter anda
•Ahli Gizi
•Edukator Diabetes
Kesimpulan
• Berpuasa Ramadan bagi penyandang DM sedikit
banyak meningkatkan risiko komplikasi DM
• Umumnya Pasien DM tipe 1 tidak dianjurkan untuk
berpuasa.
• Menghadapi puasa Ramadan perlu penyesuaian
dosis obat secara individual
• Pemantauan yang cermat dapat mengurangi risiko
komplikasi
SELAMAT BERPUASA
The following general guidelines should be considered:
• Strongly recommend avoiding premixed insulin during fasting.
• However, if the patient insists on staying on mixed insulin, the doses should
be changed so that less insulin is given at Sahur
• Consider a lower dose of long-acting insulins (Isophane or glargine) to avoid
higher risk of hypos mid-day
• Insulin prandial analogues (Lispro and Aspart insulins) are useful for fasting
because they allow people to inject during or just after their break of fast
meal, and give a lower risk of hypoglycaemia during the night
• Recommend rest during the day to help avoid low blood glucose levels.

References
• Omar M, Motala A. Fasting in Ramadan and the diabetic patient. Diabetes Care (1997); 20:12,
1925-1926.
• Pinar R. Management of people with diabetes during Ramadan. British Journal of Nursing (2002);
11(20): 1300-3, Nov 14-27.
Pengelolaan DM dengan Insulin
• Perlu diperhatikan prinsip basal – bolus.
Menekan produksi glukosa hati dan
mengatasi hiperglikemi setelah makan.
• Risiko hipoglikemi pada DM tipe 2 < DM
tipe 1 yang berpuasa.
• Kombinasi lnsulin kerja panjang dan
insulin kerja singkat bermanfaat untuk
pasien DM berpuasa.

Anda mungkin juga menyukai