09 777 001 Pembimbing Klinik: dr. Nurhaedah, Sp. A DEFINISI Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan kesadaraan. Gejala ini bukan disebabkan kuman secara langsung, tetapi sebagai dampak eksotosin (tetanospasmin) yang dihasilkan oleh clostridium tetani pada ganglion sambungan sumsum tulang belakang, sambungan neuro muscular (neuro muscular junction) dan saraf otonom. Etiologi Clostridium Tetani, dengan sifat: • Basil gram positif • Berspora (spora terminal) • Spora yang dihasilkan mampu bertahan dalam suhu tinggi, kekeringan dan desinfektans, tetapi tidak pada autoklaf dan antibiotik (sel vegetatif) • Bergerak dengan flagella • Dalam keadaan anerob menghasilkan eksotosin • Port d’entre melalui luka, pada tetnus neonatorum morganisme masuk melalui umbilikus yang terkontaminasi. Epidemiologi • Tetanus terjadi diseluruh dunia dan endemik pada 90 negara yang sedang berkembang, tetapi insidensnya sangat bervariasi. • Bentuk yang paling sering adalah tetanus neonatorum, membunuh sekurang-kurangnya 500.000 bayi setiap tahunnya. • Kejadian tetanus pada anak terutama pada daerah resiko tinggi dengan cakupan imunisasi DTP yang rendah. Patogenesis Dampak toksin antara lain: • Dampak pada ganglion pra sumsum tulang belakang disebabkan oleh karena eksotosin memblok sinaps jalur antagonis, mengubah keseimbangan dan koordinasi impuls sehingga tonus otot meningkat dan otot menjadi kaku. • Dampak pada otak, diakibatkan oleh toksin yang menempel pada cerebral ganggliosides diduga menyebabkan kekakuan dan kejang yang khas pada tetanus. • Dampak pada saraf autonom, terutama mengenai saraf simpatis dan menimbulkan gejala keringat yang berlebihan, hipertermia, hipotensi, hipertensi, aritmia, heart block atau takikardia. Diagnosis Anamnesis: Pemeriksaan fisik: • Apakah dijumpai luka tusuk, luka kecelakaan/patah tulang • Trismus terbuka, luka dengan nanah atau gigitan binatang? • Risus sardonikus • Apakah pernah keluar nanah • Opistotonus dari telinga? • Apakah pernah menderita gigi • Otot dinding perut kaku berlubang? • Apakah sudah pernah • Pada tetanus yang berat : terjadi mendapat imunisasi DT atau gangguan pernapasan TT, kapan imunisasi yang terakhir? • Pada tetanus neonatus: • Selang waktu antara timbulnya gejala klinis kekakuan mulut ini pertama (trismus atau spasme menyebabkan mulut mencucu lokal) dengan spasme yang pertama (period of onset)? seperti mulut ikan sehingga bayi tidak dapat menetek Pemeriksaan penunjang • Hasil uji spatula (+) • Hasil laboratorium tidak khas, jumlah leukosit normal atau sedikit meningkat • Cairan serebrospinal normal • Biakan kuman memerlukan prosedur khusus untuk kuman anaerobic. Selain maha, hasil biakan yang positif tanpa gejala knilis tidak mempunyai arti. • EMG dapat menunjukkan pelepasan subunit motorik yang terus-menerus dan pemendekan atau tidak adanya interval tenang yang normal yang diamati setelah potensial aksi Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi : • sepsis, • bronkopneumonia akibat infeksi sekunder bakteri, • kekakuan otot laring dan otot jalan napas, • aspirasi lender/makanan/minuman, • patah tulang belakang (fraktur kompresi). Penatalaksanaan • Mecukupi kebutuhan cairan dan nutrisi • Menjaga saluran napas tetap bebas, pada kasus yang berat perlu trakeostomi. • Memberikan tambahan O2 dengan sungkup (masker). • Mengurangi spasme dan mengatasi kejang. Diazepam: yang direkomendasikan adalah: 0,1-0,3 mg/kgBB/kali dengan interval 2-4 jam usia <2 tahun: 8mg/kgBB/hari diberikan oral dalam dosis 2-3 mg setiap 3 jam. • Kejang harus segera dihentikan dengan pemberian diazepam rektal 5 mg BB<10 kg, dan 10 mg BB≥10 kg atau diazepam iv dosis anak 0,3 mg/kgBB/kali., Tatalaksana Khusus • Antibiotik lini pertama metronidazol iv/oral dengan dosis inisial 15 mg/kgBB dilanjutkan dengan dosis 30 mg/kgBB/hari dngn interval stiap 6 jam slma 7- 10 hari. sebagai lini kedua dapat diberikan penisilin prokain, bila tidak ada /terdapat reaksi hipersensitif dapat diberikan tetrasiklin. • Anti serum Dosis ATS yang dianjurkan adalah 100.000 IU dengan 50.000 IU im dan 50.000 IU iv.
Pada tetanus anak pemberian anti serum dapat
disertai dengan imunisasi aktif DT setelah anak pulang dari rumah sakit. Bila fasilitas tersedia dapat diberikan HTIG (Human Tetanus Immune Globulin) 3.000-6.000 IU. Prognosis • Makin pendek masa inkubasi makin buruk prognosis, • makin pendek period of onset makin buruk prognosis. • Letak, jenis luka dan luas kerusakan jaringan turut memegang peran dalam menentukan prognosis. • Pada tetanus neonatorum harus dianggap sebagai tetanus berat oleh karena mempunyai prognosis yang buruk. Pencegahan • Perawatan luka haru segera dilakukan terutama pada luka tusuk, luka kotor atau luka yang diduga tercemar dengan spora tetanus. Terutama perawatan luka guna mencegah timbulnya jaringan anaerob. Jaringan nekrotik dan benda asing harus dibuang. • Pemberian ATS dan Toksoid Tetanus pada luka, profilaksis dengan pemberian ATS hanya efektif pada luka baru (< 6 jam). , • Imunisasi aktif, imunisasi aktif yang diberikan yaitu DPT, DT atau toksoid tetanus.