Anda di halaman 1dari 18

Imunisasi campak

Pendahuluan
Penyakit campak merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi
masalah kesehatan di Indonesia, karena sering dilaporkan dibeberapa daerah.
Menurut data SKRT insiden campak pada balita sebesar 528/10.000. angka
tersebut jauh lebih rendah dibandingkan tahun 1982 sebelum program imunisasi campak
dimulai, yaitu sebesar 8000/10.000 pada anak umur 1-15 tahun. Imunisasi merupakan
salah satu upaya terbaik untuk menurunkan insiden campak cenderung turun pada semua
golongan umur. Pada bayi kurang dari 1 tahun dan anak umur 1-4 tahun terjadi penurunan
cukup tajam, sedangkan pada golongan umur 5-14 tahun relative lambat.
Saat ini program pemberantasan penyakit campak dalam tahap reduksi yaitu
penurunan jumlah kasus dan kematian akibat campak, menyusul tahap eliminasi dan
akhirnya tahap eradikasi. Diharapkan 10-15 tahun setelah tahap eliminasi, penyakit campak
dapat dieradikasi, karena satu-satunya pejamunya dalah manusia. Respon imun memegang
peranan penting dalam upaya mengatasi infeksi virus campak. Baik respon yang timbul
oleh infeksi campak alam maupun respon setelah imunisasi
Tinjauan teori

Campak
Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular,
yang ditandai dengan demam, lemas, batuk, konjungtivis
(peradangan selaput ikat mata/ konjungtiva) dan bintik merah
dikulit (ruam kulit).
Etiologi

Campak disebabkan oleh paramiksovirus ( virus campak). Virus ini terdapat


dalam darah dan sekret (cairan) nasofaring (jaringan antara tenggorokan dan
hidung) pada masa gejala awal (prodromal) hingga 24 jam setelah timbulnya bercak
merah di kulit dan selaput lendir.

Replikasi virus memerlukan watu 24 jam. Jumlah virus dalam darah


mencapai puncaknya pada hari 11-14 setelah terpapar dan kemudian menurun
cepat 2-3 hari kemudian.
Karakteristik virus

Virus campak atau morbili adalah virus RNA anggota family


paramyxoviridae. Secara morfologi tidak dapat dibedakan dengan virus anggota
family paramyxoviridae. Virus campak terdiri atas nukleokapsid berbentuk heliks
yang dikelilingi oleh selubung virus. Sifat infeksius virus campak ditunjukkan dengan
tingginya sensitivitas dan aktivitas hemolitiknya.
Tanda – tanda campak
Adanya Koplik spots (kemerahan dengan putih di tengah) di selaput lendir
pipi yang tampak 1-2 hari sebelum timbulnya rash. Rash adalah kemerahan kulit
yang biasanya muncul pada hari ke 14 setelah terpapar, kemudian menyebar dari
kepala ke anggota badan selama 3-4 hari. Setelah 3-4 hari rash akan menghilang
meninggalkan noda kehitaman.
Rash merupakan manifestasi reaksi hipersensitivitas yang tidak akan terlihat
pada orang yang mengalami penekanan sistem imunitas seluler. Sel yang terinfeksi
virus campak mampu berfusi membentuk sel raksasa multinuklear (multinuclear
giant cells), yang merupakan tanda patologis infeksi virus campak.
Gejala campak
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa: - Panas
badan - nyeri tenggorokan - hidung meler ( Coryza ) - batuk ( Cough ) - Bercak Koplik - nyeri
otot - mata merah ( conjuctivitis ), 2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut
bagian dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5
hari setelah timbulnya gejala diatas.
Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula
(ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan
dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam
menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu
tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai
merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang. Demam, kecapaian, pilek, batuk
dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat
merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.
Cara penularan
Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut
maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease). Masa
inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul. Cara penularan
melalui droplet dan kontak, yakni karena menghirup percikan ludah
(droplet) dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita
morbili/campak.
Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari
sebelum rimbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Masa
inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
komplikasi

Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang


berakibat serius. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:
• Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah
• Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit),
sehingga pendeita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan
• Ensefalitis (inteksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.
Pencegahan dengan IMUNISASI

Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya


penyakit tertentu. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk
membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk
menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap
penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga
membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa
kanak-kanak.
Imunisasi campak efektif untuk memberi kekebalan terhadap penyakit
campak sampai seumur hidup. Penyakit campak yang disebabkan oleh
virus yang ganas ini dapat dicegah jika seseorang mendapatkan imunisasi
campak, minimal dua kali yakni semasa usia 6 bulan - 59 bulan dan masa
SD (6 - 12 tahun).

Hingga kini penyakit campak masih menjadi penyebab utama kematian


anak di bawah umur 1 tahun dan Balita umur 1 - 4 tahun di Indonesia.
Diperkirakan lebih dari 30.000 anak/tahun meninggal karena komplikasi
campak. Selain itu, campak berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa
(KLB) atau wabah. Imunisasi adalah jalan utama untuk mencegah dan
menurunkan angka kematian anak-anak akibat campak.
Imunisasi ada dua macam, yaitu :

1. Imunisasi aktif dan pasif.


adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan
atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi
antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio atau campak.

1. Imunisasi pasif
adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi
dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus
Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah
yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima
berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama masa
kandungan, misalnya antibodi terhadap campak.
VAKSIN CAMPAK
Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap
dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit virus
strain CAM 70, dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30
mcg residu erythromycin.

Jumlah pemberian imunisasi campak diberikan sebanyak 2 kali; 1 kali di


usia 9 bulan, 1 kali di usia 6 tahun. Dianjurkan, pemberian campak ke-1
sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9
bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika
sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada
usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles Mump Rubella).
Indikasi Komposisi

Tiap dosis vaksin yang


Untuk Imunisasi aktif sudah dilarutkan mengandung :
terhadap penyakit campak. • Virus Campak >= 1.000 CCID50
• Kanamycin sulfat <= 100 mcg
• Erithromycin <= 30 mcg
Dosis dan cara pemberian
Imunisasi campak terdiri dari dosis 0,5 ml yang disuntikkan secara
Subkutan, lebih baik pada lengan atas.
Vaksin yang telah dilarutkan hanya dapat digunakan pada hari itu juga
(maksimum untuk 8 jam) dan itupun berlaku hanya jika vaksin selama
waktu tersebut disimpan pada suhu 2°-8°C serta terlindung dari sinar
matahari.
Efek samping

Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam ringan dan


kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8 - 12 hari setelah
vaksinasi. Terjadinya Encephalitis setelah vaksinasi pernah dilaporkan
yaitu dengan perbandingan 1 kasus per 1 juta dosis yang diberikan
KONTRAINDIKASI
Terdapat beberapa kontraindikasi yang berkaitan dengan pemberian
vaksin campak. Walaupun berlawanan penting untuk mengimunisasi
anak yang mengalami malnutrisi. Demam ringan, infeksi ringan pada
saluran nafas atau diare, dan beberapa penyakit ringan lainnya jangan
dikategorikan sebagai kontraindikasi. Kontraindikasi terjadi bagi
individu yang diketahui alergi berat terhadap kanamycin dan
erythromycin.

Anda mungkin juga menyukai