Anda di halaman 1dari 28

• Terputusnya kontinuitas jaringan akibat

trauma : luka atau vulnus

• Luka : . vulnus scissum


. vulnus laceratum
. vulnus punctum
. vulnus sclopetorum
. vulnus morsum
. (luka bakar)
Luka robek
Luka tusuk
Luka tusuk
Luka gigit
Vulnus morsum
Air panas / scald

“Terpegang” setrika

Tersiram asam sulfat


• Clean wounds
• Clean contaminated wounds
• Contaminated wounds
• Dirty and infected wounds

• Luka baru (golden period)


• Luka lama
Penyembuhan Luka
• First intention wound healing
(penyembuhan primer)

• Second intention wound healing


(penyembuhan sekunder)

• Delayed Primary / Third intention


• Bila ada luka  otomatis cari jarum dan
benang  jahit. Ini keliru!!!!

• Langsung jahit hanya pada vulnus


scissum / luka operasi
• Yang harus dikerjakan adalah membersih-
kan luka dari benda asing dan jaringan
mati (wound toilet / WT)
• Baru dipertimbangkan apakah dijahit atau
dibiarkan terbuka (delayed primary suture)
Wound Toilet
• Bersihkan dengan air mengalir dan sikat +
antiseptik
• Ganti sarung tangan
• Anestesi lokal
• Debridement : buang benda asing dan
jaringan mati (sampai berdarah, kontraksi)
• Pertimbangkan penutupan luka
Wound toilet
Penutupan luka
• Otot, fascia, tendo, saraf dan pembuluh
darah diusahakan tertutup
• Penutupan jangan tegang
• Bila perlu dilakukan insisi disebelahnya
• Kulit tidak boleh inversi / melipat kedalam
• Perhatikan jarak jahitan agar vaskularisasi
tidak terganggu
Penutupan luka
• Ditutup primer bila diharapkan penyembuhan
primer terjadi
• Jahitan situasi (?)
• Dibiarkan terbuka, 3 – 5 hari lagi dilakukan
penutupan primer (delayed primary suture)
• Dibiarkan terbuka, sembuh sekunder dg
granulasi banyak  tandur alih kulit / skin
grafting
Healing by first intention

• Phase I – Inflammatory respons ( day 1 to


day 5 )
• Phase II – Migration / Proliferation ( day 5
to day 14 )
• Phase III – Maturation / Remodelling ( day
14 through complete healing )
Penyembuhan luka primer
• Inflammatory /
preparative

 terjadi hari 1, berakhir


setelah 3-7 hari (rata-rata
5 hari)
 cairan, PMN, enzym, fibro-
blast
 terjadi proses inflamasi :
bengkak, merah, panas
• Proliferative

 migrasi sel – sel ke dalam


luka
 fibrobast membentuk kola-
gen  jaringan granulasi
 mulai hari ke 5
 bila gap kecil  berlang-
sung singkat (mis. aprok-
simasi dg dijahit)
 terjadi juga kontraksi
• Remodelling

 dimulai setelah kolagen


cukup : hari ke 14
 tidak ada batasan tegas dg
fase II
 hasilnya : jaringan parut
 makin banyak kolagen,
makin banyak jaringan parut
Penyembuhan luka
sekunder
• Karena infeksi, trauma berat, hilangnya
jaringan
• terjadi granulasi hebat, dimulai dari dasar
luka ke atas
• didapati myofibroblast yg mempercepat
penyembuhan dg kontraksi luka
• Luka sembuh lama, jar parut banyak,
kontraksi
Penyembuhan luka primer tertunda
(third intention/delayed primary)

• Dilakukan debridement
• Luka dibiarkan terbuka
• 3 – 5 hari kemudian, bila tidak ada infeksi
dilakukan penutupan luka primer
• Dapat sembuh seperti penyembuhan luka
primer
Faktor yg mempengaruhi
penyembuhan luka
• Umur, pada orang tua lebih lambat
• Berat badan: gemuk, lemak
• Status gizi: defisiensi protein, karbohidrat
• Dehidrasi
• Pendarahan / vaskularisasi
• Respons imunologi
• Adanya penyakit kronis
• Infeksi dan faktor lokal lain
Komplikasi Luka

• Infeksi  osteomyelitis
• Jaringan parut / sikatriks
• Keloid
• Kontraktur
Infeksi

Dehiscence
Keloid

Anda mungkin juga menyukai