Anda di halaman 1dari 27

DISUSUN OLEH:

Nirwana Mustafa
C014182041

RESIDEN PEMBIMBING:
dr. Novianti Hajai

SUPERVISOR PEMBIMBING:
dr. Irma Santy, Sp.KJ
Identitas Pasien
 Nama : Tn. A
 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 Tempat, tanggal lahir : Messawa, 08 Agustus 1993 (26 Tahun)
 Status Perkawinan : Belum Menikah
 Agama : Islam
 Warga Negara : Indonesia
 Suku : Bugis
 Pekerjaan : Tidak bekerja
 Pendidikan terakhir : SD
 Alamat : Jalan Pettarani, Makassar
 Nomor Rekam Medik : 164388
 Tanggal Masuk RSKD : 13 Juni 2019
Riwayat Psikiatri
 Keluhan Utama : Gelisah
 Riwayat Gangguan Sekarang :
a. Keluhan dan Gejala
Seorang laki-laki berusia 26 tahun dibawa ke IGD Rumah Sakit Khusus Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan untuk yang ketiga kalinya karena gelisah yang dialami sejak
tanggal 28 Mei 2019 dan memberat 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pada awalnya
pasien selalu ingin jalan keluar rumah. Pasien pernah keluar rumah lalu berjalan kaki
dari Jalan Pettarani ke kota Maros dan bisa kembali sendiri ke rumah. Pasien di rumah
sering menyendiri di kamar, tidak menyahut saat diajak bicara, dan terkadang tiba-tiba
menunjukkan raut wajah sedih, pasien juga biasa ketawa sendiri dan berbicara seperti
ada lawan bicara padahal tidak ada. Pasien juga selalu tidak bisa tidur sampai pagi.
Pasien juga mengatakan bahwa mendengar bisikan setan yang dirasakan terus
menerus. Pasien juga meyakini bahwa ada sosok Imam Mahdi yang masuk ke
tubuhnya yang mengontrol dirinya sehingga disaat itu pasien bisa melakukan silat
sampai memukul kepalanya sendiri
b. Hendaya/disfungsi
 Hendaya dalam bidang sosial (+)
 Hendaya dalam bidang pekerjaan (+)
 Hendaya dalam waktu senggang (+)
c. Faktor stressor psikososial
Hubungan percintaan yang tidak disetujui oleh orang tua dan keluarga
d. Hubungan gangguan, sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis
sebelumnya:
o Riwayat infeksi (-)
o Riwayat trauma (-)
o Riwayat kejang (-)
o Riwayat Merokok (-)
o Riwayat NAPZA (-)
o Riwayat minum alkohol (-)
 Riwayat gangguan sebelumnya:
a.Riwayat penyakit fisik sebelumnya : Tidak ada
b.Riwayat penggunaan NAPZA: tidak ada.
c.Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya: ada, keluhan yang sama pernah
dirasakan sebelumnya dan pernah dirawat di RSKD 2 tahun yang lalu .
• Riwayat kehidupan pribadi:
a. Riwayat Prenatal dan Perinatal (0-1 tahun)
Pasien lahir di rumah melalui persalinan normal, cukup bulan, dibantu oleh dukun.
Tidak ditemukan cacat lahir maupun kelainan bawaan. Selama kehamilan, keadaan ibu
pasien baik. Tidak ada penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan selama kehamilannya.
b. Riwayat Kanak Awal (1-3 tahun)
Riwayat ASI hingga umur 2 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan baik..
Perkembangan masa kanak-kanak pasien seperti berjalan dan berbicara baik.
Perkembangan bahasa dan perkembangan motorik berlangsung baik. Melakukan
interaksi yang normal dengan lingkungan sekitar.
c. Riwayat Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pada usia 6 tahun pasien masuk SD. Pasien dapat bergaul cukup baik dengan
temannya Pasien tinggal bersama ibu dan ayahnya, pasien mendapatkan perhatian serta
kasih sayang yang cukup dari kedua orang tuanya.
d. Riwayat Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)
Pasien sekolah SMP tapi tidak tamat hanya sampai kelas 2. Pasien dapat bergaul
cukup baik dengan temannya.
e. Riwayat Masa Dewasa
o Riwayat Pekerjaan: Buruh
o Riwayat Pernikahan: Belum menikah
o Riwayat Kehidupan Beragama: Pasien memeluk agama Islam dan menjalankan
kewajiban agama dengan baik.
o Aktivitas Sosial : Pasien memiliki cukup banyak teman, dan bergaul dengan baik.
 Riwayat kehidupan keluarga:
- Pasien merupakan anak ke empat dari 5 bersaudara (♀♀♀,♂,♀). Hubungan
dengan anggota keluarga baik. Pasien tinggal bersama adiknya di Makassar
sementara orang tuanya tinggal di Mamuju.
- Pasien belum menikah
- Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga pasien ada yaitu ibu kandung.
 Situasi sekarang:
Saat ini pasien dirawat di Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan di ruang perawatan sawit.
 Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya:
Pasien tidak merasa dirinya sakit.
Status Mental
A. Deskripsi umum :
 Penampilan : Laki-laki umur 26 tahun, wajah tidak sesuai
umur. Perawakan sedang, perawatan diri cukup. Rambut pendek berwarna
hitam. Memakai baju coklat lengan panjang, celana panjang kain berwarna
hitam. Kontak mata ada, verbal ada
 Kesadaran : Berubah
 Aktivitas psikomotor : Cukup tenang
 Pembicaraan : Spontan, terbata-bata,
intonasi pelan
 Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
B. Keadaan Afektif (mood), perasaan, dan empati, perhatian:
 Mood : Sulit dinilai
 Afek : Terbatas
 Empati : Tidak dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual (kognitif):
 Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan: Sesuai dengan tingkat
pendidikan.
 Daya konsentrasi : Terganggu
 Orientasi
o Waktu : Terganggu
o Orang : Terganggu
o Tempat : Terganggu
 Daya ingat
o Jangka panjang : Terganggu
o Jangka pendek : Terganggu
o Jangka segera : Terganggu
 Pikiran abstrak : Terganggu
 Bakat kreatif : Tidak ada
 Kemampuan menolong diri sendiri: Terganggu
D. Gangguan Persepsi:
 Halusinasi : Ada
o Halusinasi auditorik (+) : Pasien mengaku mendengar suara setan yang
berbisik di telinganya terus menerus.
 Ilusi : Tidak ada
 Depersonalisasi : Tidak ada
 Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berpikir:
1. Arus pikiran:
 Produktivitas : Cukup
 Kontinuitas : Kadang Irrelevan
 Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya dalam berbahasa
2. Isi pikiran:
 Preokupasi : Tidak ada
 Gangguan isi pikiran : Ada
o Delusion of Control : Pasien meyakini bahwa ada sosok Imam Mahdi yang
masuk ke tubuhnya yang mengontrol dirinya sehingga disaat itu pasien bisa
melakukan silat sampai memukul kepalanya sendiri.
F. Pengendalian impuls : Terganggu
G. Daya nilai:
 Norma sosial : Terganggu
 Uji daya nilai : Terganggu
 Penilaian realitas : Terganggu
H. Tilikan (insight) : Derajat 1 (Penyangkalan sepenuhnya
terhadap penyakit)
I. Taraf dipercaya : Dapat dipercaya
Pemeriksaan Fisis
 Status Internus
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Compos mentis
 Tanda vital
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 80x/menit
 Suhu : 36.5°C
 Pernapasan : 20x/menit
 konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, jantung, paru dan abdomen
dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.
 Status Neurologis
GCS E4M6V5, rangsang meningeal tidak dilakukan, tanda
ekstrapiramidal (tremor tangan tidak ada, cara berjalan normal, keseimbangan
baik). Sistem saraf motorik dan sensorik dalam batas normal. Kesan normal.
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang pasien laki-laki berusia 26 tahun datang ke igd RSKD untuk yang
ketiga kalinya dibawa oleh adiknya dengan keluhan gelisah yang dialami sejak tanggal
28 Mei 2019 dan memberat 1 hari sebelum masuk rumah sakit. dalam 2 minggu yang
terakhir. Pada awalnya pasien selalu ingin jalan keluar rumah. Pasien pernah keluar
rumah lalu berjalan kaki dari Jalan Pettarani ke kota Maros dan bisa kembali sendiri ke
rumah. Pasien di rumah sering menyendiri di kamar, tidak menyahut saat diajak bicara,
dan terkadang tiba-tiba menunjukkan raut wajah sedih, pasien juga biasa ketawa sendiri
dan berbicara seperti ada lawan bicara padahal tidak ada. Pasien juga selalu tidak bisa
tidur sampai pagi. Pasien juga mengatakan bahwa mendengar bisikan setan yang
dirasakan terus menerus. Pasien juga meyakini bahwa ada sosok Imam Mahdi
yang masuk ke tubuhnya yang mengontrol dirinya sehingga disaat itu pasien bisa
melakukan silat sampai memukul kepalanya sendiri.
Awal perubahan perilaku pasien 2 tahun yang lalu setelah bekerja di
Kalimantan. Pasien mulai berdiam diri di rumah.. Pasien juga memiliki riwayat
keluarga ada yang menderita gangguan jiwa sebelumnya yaitu ibu kandung. Riwayat
dirawat di RSKD 2 tahun lalu.
Lanjutan :
Pada pemeriksaan status mental pasien datang dengan mengenakan baju
berwarna coklat dan celana panjang kain berwarna hitam. Rambut pendek, warna
hitam. Pembicaraan spontan, terbata-bata, intonasi pelan dan sikap terhadap pemeriksa
kooperatif. Mood sulit dinilai, afek terbatas, empati tidak dapat dirabarasakan. Daya
konsentrasi terganggu. Halusinasi auditorik, gangguan isi pikir yaitu waham. Tilikan
derajat 1, penyangkalan sepenuhnya terhadap penyakit. Secara keseluruhannya, setiap
informasi yang diutarakan pasien dapat dipercaya.
Evaluasi Multiaksial
 Aksis 1 : Skizofrenia Paranoid (F20.0).
 Aksis 2 : Berdasarkan informasi yang didapatkan, data yang
diperoleh belum cukup untuk diarahkan ke salah satu
ciri khas kepribadian.
 Aksis 3 : Tidak ada
 Aksis 4 : Hubungan percintaan yang tidak disetujui oleh orang
tua
 Aksis 5 : GAF Scale 50-41 (gejala berat (serious), disabilitas
berat).
Daftar Masalah
1. Organobiologik:

Diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter, maka dari itu pasien


memerlukan farmakoterapi.

2. Psikologik:

Ditemukan adanya hendaya dalam kehidupan sehari-hari yang menimbulkan gejala


psikis sehingga pasien membutuhkan psikoterapi

3. Sosiologik:

Ditemukan adanya hendaya dalam sosial, pekerjaan, dan penggunaan waktu


senggang sehingga pasien memerlukan sosioterapi.
Rencana Terapi
1. Psikofarmakoterapi :
R/Risperidon 2 mg 1 tablet/12jam/oral
Chlorpromazine 25 mg/24jam/oral malam
Trihexyphenidil 2 mg/12jam/oral (jika ada gejala EPS)
2. Psikoterapi Suportif
Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien dalam
memahami dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan dan pengertian
mengenai penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping yang
mungkin timbul selama pengobatan, serta memotivasi pasien supaya mau minum obat
secara teratur.
3. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien dan orang-orang di sekitarnya
sehingga dapat menerima dan menciptakan suasana lingkungan yang kondusif untuk
membantu proses penyembuhan dan keteraturan pengobatan
Prognosis
 Ad vitam : Dubia et bonam

 Ad Functionam : Dubiat et malam

 Ad sanationam : Malam

a). Faktor pendukung prognosis:

 Keluarga pasien mendukung kesembuhan pasien

b). Faktor penghambat:

 Pasien tidak merasa sakit dan merasa tidak perlu berobat

 Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga ada.


Pembahasan Dan Diskusi
Gangguan psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya
halusinasi, waham, perilaku katatonik, perilaku kacau, pembicaraan kacau yang pada
umumnya disertai tilikan yang buruk. Waham atau delusi adalah kepercayaan yang
salah, berdasarkan simpulan yang salah tentang kenyataan eksternal, yang dipegang
teguh meskipun apa yang diyakini semua orang merupakan bukti-bukti yang jelas dan
tak terbantahkan.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Ajar Psikatri (2nd ed). Sylvia DE, Gitayanti H, editor. Jakarta: Badan Penerbit FKUI, 2013;
 Kriteria Diagnostik Menurut PPDGJ III (F20.0 Skizofrenia Paranoid) :
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia:
1. Harus adanya sedikit satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala
atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
 Isi pikiran : - thought echo, -thought insertion or withdrawal, -thought broadcasting.
 Waham : -delusion of control, -delusion of influence, -delusion of passivity, -
delusional perception.
 Halusinasi auditorik.
 Waham-waham menetap jenis lainnya yang menurut budaya setempat diangap tidak
wajar dan sesuatu yang mustahil, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia
biasa .
2. Atau paling sedikit dua gejala berikut yang harus selalu ada secara jelas :
 Halusinasi yang menetap dari pancaindera apa saja, disertai baik oleh waham yang
mengambang ,ataupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas.
 Arus pikiran yang terputus yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
relevan.
 Perilaku katatonik.
 Gejala-gejala negative.
Maslim Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkas dari PPDGJ III dan DSM 5. Cetakan 2. Jakarta: Penerbit Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa Fk-Unika Atma Jaya. Di cetak oleh PT. Nuh Jaya
Gejala-gejala khas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau
lebih. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan dan penarikan diri secara sosial.
 Sebagai tambahan:
- Halusinasi dan /atau waham harus menonjol :
o Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah atau
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit atau bunyi tawa.
o Halusinasi pembauan atatu pengecapan rasa atau bersifat seksual atau halusinasi
visual mungkin ada tapi jarang menonjol.
o Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan, dipengaruhi,
atau passivity dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam adalah yang
paling khas.
- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik
secara relative tidak nyata dan tidak menonjol

Maslim Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkas dari PPDGJ III dan DSM 5. Cetakan 2. Jakarta: Penerbit
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fk-Unika Atma Jaya. Di cetak oleh PT. Nuh Jaya
Lanjutan :
 Pasien ini diberikan Risperidon 2 mg, sesuai dengan terapi antipsikosis atipikal.
Risperidon bekerja dengan cara menghambat reseptor serotonin dan dopamine.
Pasien juga diberikan Clozapin 25 mg yang merupakan obat antipsikosis. Hanya
bekerja dengan cara menghambat serotonin alfa adrenergik.
 Selain itu, pasien turut diberikan Trihexyphenidyl 2 mg untuk mengobati gejala
ekstrapiramidal jika terjadi. Gejala ekstrapiramidal ini muncul akibat penggunaan
obat antipsikotik. Trihexyphenidyl bekerja dengan cara menghambat asetilkolin.

Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi 2014. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya,
2014
Sadock B, Sadock V. Kaplan & Saddock’s Comprehensive textbook of psychiatry Vol I/II. Tenth Edition. China. Wolters Kluwer. 2017.
DISUSUN OLEH:
Nirwana Mustafa
C014182041

RESIDEN PEMBIMBING:
dr. Novianti Hajai

SUPERVISOR PEMBIMBING:
dr. Irma Santy, Sp.KJ
Antipsikotik Tipikal
Antipsikotik tipikal merupakan golongan obat yang memblokade dopamine pada
reseptor pasca-sinaptik neuron di otak, khususnya sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal
(dopamine D-2 receptor antagonist).
Antipsikotik tipikal terbagi menjadi 3 kelas yakni golongan phenotiazine,
golongan butyrophenone, dan golongan diphenyl buthyl piperidine.
 Golongan phenotiazine terbagi menjadi tiga rantai yakni :
o Rantai aliphatic : Chlorpromazine dan
levomepromazine
o Rantai piperazine : Perphenazine, Trifluoperazine,
dan Fluphenazine
o Rantai piperidin : Thioridazine.
 Golongan butyrophenone : Haloperidol
 Golongan diphenyl-buthyl-piperidine : Pimozide

Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik.Edisi ketiga. Jakarta : Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.Bab 3. Obat antipsikotik.
MEKANISME KERJA :
Penghambatan reseptor dopamin adalah efek utama yang
berhubungan dengan keuntungan terapi obat-obatan antipsikotik
tipikal. Terdapat beberapa jalur utama dopamin diotak, antara lain :

1. Jalur dopamin mesolimbik


2. Jalur dopamin mesokortikal
3. Jalur dopamin nigrostriatal
4. Jalur dopamin tuberoinfundibular

Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik.Edisi ketiga. Jakarta : Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.Bab 3. Obat antipsikotik.
INDIKASI PENGGUNAAN
Gejala sasaran antipsikosis (target syndrome) : SINDROM PSIKOSIS,
yaitu
1. Hendaya berat dalam kemampuan daya menilai realitas (reality
testing ability).
2. Hendaya berat dalam fungsi-fungsi mental.
3. Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari.

Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik.Edisi ketiga. Jakarta : Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.Bab 3. Obat antipsikotik.
EFEK SAMPING
 Sedasi dan inhibisi psikomotor
 Gangguan otonomik
 Gangguan ekstrapiramidal
 Gangguan endokrin (amenorrhoe, gynaecomastia), metabolik
(Jaundice), hematologik (agranulocytosis), biasanya pada
pemakaian jangka panjang.

Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik.Edisi ketiga. Jakarta : Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.Bab 3. Obat antipsikotik.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai