DI PUSKESMAS
- Evaluasi Penggunaan
Tujuan Pengelolaan Obat dan BMHP
METODA : PUSH/PULL
FREKUENSI DISTRIBUSI SARANA DISTRIBUSI:
MAMPU MENJAGA
MUTU OBAT
PERTIMBANGAN : PEMAKAIAN
RATA2, SISA STOK, POLA
PENYAKIT, JML KUNJUNGAN
SUB UNIT
PUSKESMAS
7/16/19 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 17
Penggunaan Obat
Metode Metode
morbiditas konsumsi
Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan data obat di Puskesmas merupakan rangka
ian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara tertib
, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digun
akan di Puskesmas dan/ atau unit pelayanan lainnya:
LPLPO
Ketersediaan Obat Indikator di Puskesmas
Laporan lain (Keuangan, BMD, dll)
Petunjuk Pengisian telah tercantum dalam Juknis Tata Laksana Indikator Kinerja Tata Kelola Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan dan telah dibagikan ke seluruh Dinas Kesehatan
Evaluasi Pengelolaan Obat dan BMHP
Indikator Pengelolaan Obat di Puskesmas antara lain:
1. Kesesuaian item obat yang tersedia dengan Formularium Nasional
OBAT BEREDAR
(Safety, Efficacy, Quality)
KONSEP
FORNAS
OBAT
(Benefit Risk, Cost-
ESENSIAL
Effective)
DOEN
Ia
Data Dukung dari meta analysis atau systematic review terhadap uji klinik acak terkendali
tersamar ganda dengan pembanding.
Ib Data dukung dari sekurang-kurangnya satu uji klinik acak terkendali, tersamar ganda
dengan pembanding.
Pembentukan
Komite Nasional Penyusunan Formularium
Nasional
• Terdiri dari unsur Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), BPJS Kesehatan, as
osiasi profesi, perguruan tinggi dan tenaga ahli, yang akan bertugas sebagai :
- Tim Evaluasi
- Tim Ahli
- Tim Review Obat
• Bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan dan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan melalui Keputusan
Menteri Kesehatan No. HK. 02.02/Menkes/140/2015 tentang Komite Nasional Penyusunan Formularium Na
sional
KRITERIA ANGGOTA KOMNAS
24
TAHAPAN
PENYUSUNAN
FORNAS SOSIALISASI
&
PERSIAPAN ADDENDUM
• Kirim surat
usulan
DISKUSI PENGESAHAN
• Penyusunan SK
• Penetapan
Addendum
• Seleksi dan • Pemberlakuan dan Fornas
• Kajian Data Obat • Rapat Pleno
Penetapan Penerapan • Publikasi
• Pembahasan • Rapat Finalisasi
Komite Nasional Teknis • Website Kemkes
Penyusunan • Pencetakan
Fornas September 2015 Oktober – • Distribusi
• Kompilasi usulan Desember 2015
Juni – Agustus 2015
dan seleksi
Administratif
Januari 2016
November 2014 –
Mei 2015
DRAFT DRAFT
AWAL AKHIR
Perkembangan Formularium Nasional
FORNAS 2015
SK Menkes No.
HK.02.02/Menkes/523/2015
- 562 item obat/zat aktif
(terdiri dari 983 kekuatan
0 16
dan bentuk sediaan) 2
- Obat Rujuk Balik : 75 item
dalam 151 Bentuk sediaan. ADENDUM PERUBAHAN 2016
FORNAS 2013 + - 573 item obat/zat aktif (terdiri dari
ADENDUM 2014 1018 kekuatan dan bentuk sediaan)
SK Menkes No. 328/ Menkes/ SK/
- Perubahan Restriksi 123 Item dalam
5
VIII/2013
1
- 540 item dalam 968 194 kekuatan/sediaan
20
sediaan/ kekuatan - Perubahan Faskes 32 item dalam 46
- Obat Rujuk Balik : 82 bentuk kekuatan/sediaan
item dalam 155 sed/kek
2014
1 3
20
KEBIJAKAN PENERAPAN FORNAS
1. Formularium Nasional merupakan acuan yang digunakan dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk pelaksanaan program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
2. Formularium Nasional harus digunakan sebagai acuan bagi :
• Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk
pengadaan obat dalam menjamin ketersediaan obat pada
penyelenggaraan dan pengelolaan Program JKN.
• FKTP dan FKRTL yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam
pengadaan obat untuk kebutuhan pelayanan kesehatan.
• Dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis dalam
menulis resep.
3. Apabila obat yang dibutuhkan tidak tercantum dalam Fornas dapat
digunakan obat lain secara terbatas berdasarkan rekomendasi Komite
Farmasi dan Terapi dan disetujui oleh Komite Medik atau Kepala/Direktur
Rumah Sakit.
27
KEBIJAKAN PENERAPAN FORNAS (2)
4. Penambahan dan atau pengurangan daftar obat yang tercantum dalam For
nas ditetapkan oleh Menkes setelah mendapatkan rekomendasi Komnas Fo
rnas (Adendum Fornas)
5. Pelayanan obat bagi peserta Jaminan Kesehatan harus memperhatikan rest
riksi obat dan peresepan maksimal obat sebagaimana tercantum dalam For
nas
6. Dalam hal dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis berd
asarkan indikasi medis memerlukan lebih banyak obat melebihi jumlah m
aksimal untuk peresepan, maka peresepan harus mendapat persetujuan K
omite Medik dan Kepala/Direktur Rumah Sakit.
DAFTAR OBAT PROGRAM RUJUK BALIK
DALAM FRORNAS
Tercantum pada Fornas untuk obat Program Rujuk Balik dengan
tanda (*) di belakang nama dan sediaan obatnya.
OBAT OBAT
UTAMA TAMBAHAN
Obat yang mutlak
Obat - obat kronis yang
diberikan bersama obat
dapat diresepkan oleh
utama untuk mengatasi
dokter spesialis/sub
penyakit penyerta atau
spesialis di Faskes Rujukan
mengurangi efek samping
Tingkat Lanjut.
akibat obat utama.
Penutup