Anda di halaman 1dari 30

SGD 19

BLOK IMUNOHEMATOLOGY
Skenario 1 blok
imunohematology
Seorang laki-laki, 66 tahun pensiunan
pabrik datang berobat ke puskesmas
dengan keluhan demam, batuk dan sesak
napas sudah 10 hari. Sebelumnya os juga
sering mengalami keluhan ini dan agak
berkurang setelah berobat. Seminggu
yang lalu os menderita flu tapi os juga
terus bekerja sehingga timbul keluhan
tersebut. Pada pemeriksaan diketahui
Temp 38,6
Istilah kata
• Pneumonia  radang pada paru-paru.
• Pols  tekanan nadi. Normalnya 60-90 X/menit
• Flu  infeksi saluran nafas atas akut yang menimbulkan
gejala-gejala demam,batuk, sesak nafas dan lain-lain.
• Leukosit  sel darah putih. Macam-macam sel darah putih
yang lain neutrofil, basofil, eosinofil, monosit, limfosit.
• Organ limfoid  organ-organ yang termasuk dalam sistem
imun. Organ-organ yang termasuk organ limfoid : limfa,
kelenjar timus (primer), kelenjar getah bening, tonsil
palatina, sumsum tulang (primer)
Identifikasi masalah
1. Apa yang terjadi pada Os ?
A. Demam pneumoni dari pemeriksaan foto
torak ditambah hasil laboratorium yang
menunjukan temperatur 38,6C, pols 116 X
/I dan leukosit 13600/mm3.
B. tekanan darah 95/70 mmHg berarti
tekanan darahnya rendah. Kemungkinan
hypotensi. Untuk menaikan tekanan darah
diberikan cairan infus garam fisiologis.
2. Mengapa Os sering mengalami keluhan
yang sama?
 Jadi kemungkinan sistem imun Os
menurun sehingga mudah mengalami
infeksi.
Laki-laki, 66 tahun

Demam, batuk, sesak nafas, flu

Gejala kinis

Temp: 38,6°C. leukosit: 13600. pols: 116 x/I,


TD: 95/70 mmHg

Imunitas menurun

Sistem imun & respon imun Sel imun dan Antigen dan antibodi dan
menurun organ limfoid reaksinya
Tujuan pembelajaran
• Mahasiswa mampu mengetahui dan
memahami Sistem imun dan respon imun
yang normal dan tidak normal.
• Mahasiswa mampu mengetahui dan
memahami sel-sel imun dan organ limfoid
• Mahasiswa mampu mengetahui dan
memahami antigen, antibodi dan reaksi
antigen dan antibodi.
Sistem Imun
 Fungsi:
1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit;
menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme
atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan
virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh
2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak
(debris sel) untuk perbaikan jaringan.
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal
 Sasaran utama: bakteri patogen & virus
 Leukosit mrpkn sel imun utama (disamping sel plasma,
makrofag, & sel mast)

faal_imun/ikun/2006 9
Organ yang berperan dalam
sistem imun

Timus Limpa

Jaringan limfoid terkait


Kelenjer Getah Bening
mukosa (MALT)
Organ limfoid
Primer Sekunder
Limphnode
Sumsum tulang
perifer

Fetal liver Limfa

Mucosa
Associated
Thymus
limphoid
Tissue (MALT)

Bursa of
Fabricius
Sistem Imun
 Pertahanan lapis pertama:
Pertahanan fisik (physical
barrier)
 Ada 2 sistem kekebalan tubuh:
1. Sistem kekebalan
nonspesifik (didapat)
(innate immune system)
2. Sistem kekebalan spesifik
(dipelajari/adaptif)
(learned/adaptive
immune system)
Respons Imun
Tahap:
 Deteksi & mengenali benda asing
 Komunikasi dg sel lain untuk berespons
 Rekruitmen bantuan & koordinasi respons
 Destruksi atau supresi penginvasi

 antibodi & sitokin


Respons Imun
1. Respons imun alami nonspesifik
- ada sejak lahir
- tdk memiliki target ttt
- terjadi dlm bbrp menit – jam
 Reaksi inflamasi
2. Respons imun didapat spesifik
- spesifik untuk jenis ttt
- respons thd paparan I tjd dlm bbrp hari,
paparan berikutnya lebih cepat
Pertahanan Lapis Pertama
 Kulit & membran mukosa yang utuh
 Kelenjar keringat, sebum, & airmata  mensekresi zat kimia &
bersifat bakterisid
 Mukus, silia, tight junction, desmosom, sel keratin & lysozim di
lapisan epitel
 Rambut pd lubang hidung
 Flora normal
Sistem Kekebalan Non-spesifik
 Dapat mendeteksi adanya benda asing & melindungi tubuh dari
kerusakan yang diakibatkannya, namun tdk dpt mengenali benda
asing yang masuk ke dalam tubuh.
 Yang termasuk dlm sistem ini:
1. Reaksi inflamasi/peradangan
2. Protein antivirus (interferon)
3. Sel natural killer (NK)
4. Sistem komplemen
Sistem Kekebalan Spesifik
 Atau sistem kekebalan adaptif dapat
menghancurkan patogen yang lolos dari sistem
kekebalan non-spesifik.
 Mencakup:
(1) kekebalan humoral  produksi antibodi oleh
limfosit B (sel plasma)
(2) kekebalan selular  produksi limfosit T yg
teraktivasi
 Harud dapat membedakan sel asing yg harus
dirusak dari sel-diri  antigen (molekul besar,
kompleks, & unik yg memicu respons imun
spesifik jika masuk ke dalam tubuh)
Sistem Kekebalan Humoral
 Antigen (Ag) merangsang sel B berubah menjadi sel plasma yg
memproduksi antibodi (Ab).
 Ab disekresi ke darah atau limf  lokasi sel plasma yg teraktivasi;
semua Ab akan mencapai darah  gamma globulin =
imunoglobulin (Ig)
Imunoglobulin (Ig)
Ada 5 kelas:
1. Ig M  berperan sbg reseptor permukaan sel B & disekresi
pd tahap awal respons sel plasma
2. Ig G  Ig terbanyak di darah, diproduksi jika tubuh
berespons thd antigen yg sama
Ig M & IgG berperan jika tjd invasi bakteri & virus serta
aktivasi komplemen
3. Ig E  melindungi tubuh dr infeksi parasit & mrp mediator
pd reaksi alergi; melepaskan histamin dari basofil & sel
mast
4. Ig A  ditemukan pd sekresi sistem perncernaan,
pernapasan, & perkemihan (cth: pd airmata & ASI)
5. Ig D  terdapat pada banyak permukaan sel B; mengenali
antigen pd sel B
Sistem Kekebalan Seluler
 Limfosit T spesifik untuk kekebalan terhadap infeksi
virus & pengaturan pd mekanisme kekebalan.
 Sel-sel T harus kontak langsung dg sasaran
 Ada 3 subpopulasi sel T: sel T sitotoksik, sel T penolong,
& sel T penekan
 Major histocompatibility complex (MHC): kode human
leucocyte-associated antigen (HLA) yg terikat pd
permukaan membran sel; khas pd setiap individu
 Surveilens imun: kerjasama sel T sitotoksik, sel NK,
makrofag, & interferon
Reaksi Antigen & Antibodi
Ikatan kimia antara antigen dan antibodi

Reaksi pelarutan (precipitation)


Kaidah imunoserapan bulatan
Kaidah Ouchterlony
Kaidah imunojerapan berpaut enzim (ELISA)
Kaidah pemblotan Western

Kaidah pewarnaan berpendarfluor


Ikatan kimia antara antigen
dan antibodi
• Terdiri dari ikatan non kovalen, sehingga
reaksi ini dapat kembali ke semula
(reversible). Kekuatan ikatan ini
bergantung kepada jarak antara paratop
dan bagian-bagian tertentu pada epitop.
Reaksi pelarutan
(precipitation)
• reaksi ini dapat optimum pada zona
kesetaraan (equivalence zone) di mana
antibodi dan antigen terbentuk pada kondisi
yang paling sesuai untuk membentuk satuan
ikatan (lattice). Pada zona antibodi berlebih
(antibody excess zone) dan zona antigen
Berlioz (antigen excess zone) maka
pembentukan satuan ikatan tidak optimum
dan masih terdapat antibodi atau antigen
bebas yang tidak terdapat dalam larutan.
Kaidah imunoserapan bulatan
• Kaidah ini berguna untuk menentukan
kehadiran atau menentukan kepekatan
antigen
Kaidah Ouchterlony
• Kaidah ini berguna untuk menentukan
perhubungan antigen (antigenic
relationship).
Kaidah imunojerapan berpaut
enzim (ELISA)
• Kaidah ini tergolong ke dalam asai
imunoenzim kerana melibatkan tindak
balas enzim dengan substrat
Kaidah pemblotan Western
• Kaidah pemblotan Western digunakan
untuk mengesan kehadiran antigen. Dalam
kaedah ini antigen tercampur dipisahkan
menggunakan elektroforesis gel. Kemudian
antigen-antigen tersebut dipindahkan
kepada membran menggunakan arus
elektrik. Kehadiran antigen spesifik pada
membran dikesan menggunakan antibodi
spesifik untuk sesuatu antigen.
Kaidah pewarnaan
berpendarfluor
• Kaidah ini menggunakan antibodi
spesifik berlabel pendarfluor seperti
fluorescein isothiocyanate (FITC).
Referensi
• Sears, Benjamin W. 2011. Intisari Mikrobiologi
& Imunologi. Jakarta : EGC
• S.Snell, Richard. 2006. Anatomi Klinik Untuk
Mahasiswa Kedokteran Edisi 6. Jakarta : EGC
• F. Ganong, Wiliam. 1999. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran Edisi 17. Jakarta : EGC
• Dorland, Newman. 2010. Kamus kedokteran
Dorland Edisi 31. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai