Anda di halaman 1dari 69

PRESENTASI KASUS

Seorang Bayi Laki-laki dengan Hiperbilirubinemia


High Risk Zone ec susp Inkompatibilitas ABO,
Anemia Hemolitik ec susp Inkompatibilitas ABO
Disusun Oleh:
Lestari Eliza Handoko G99172102/B-17
Marwatunnisa Al Mubarokah G991902039/ B-25

Pembimbing:
dr. Dwi Hidayah, Sp.A (K), M. Kes
KEPANITERAAN KLINIK/ PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI
2019
IDENTITAS PASIEN
 Nama : By. Ny. R
BAB I  Usia : 3 hari
STATUS  Tanggal Lahir : 18 Febuari 2019
PASIEN:  Berat Badan : 3,4 kg
 Panjang Badan : 50 cm

IDENTITAS  Jenis Kelamin : Laki-laki


 Agama : Islam
PASIEN
 Alamat : Bulu, Sukoharjo
 Tanggal Pemeriksaan : 21 Februari 2019
 Nomor Rekam Medis : 01 45 xx xx
 Anamnesis dilakukan terhadap orang tua pasien
(alloanamnesis) di bangsal Melati I Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr. Moewardi Surakarta.
BAB I  Keluhan Utama: Bayi tampak kuning
STATUS  Riwayat Penyakit Sekarang
PASIEN: Pasien lahir pada tanggal 18 Februari 2019 pukul 17.57
melalui operasi sesar dikarenakan kekurangan air
ketuban. Menurut orang tua pasien, bayi menangis kuat
ANAMNESIS setelah lahir dan tidak tampak kelainan, operasi sesar
juga berlangsung tanpa kendala. Bayi mulai minum ASI
±1,5 jam setelah kelahiran, kemudian bayi dirawat di
ruang perawatan.
Lima belas jam setelah kelahiran (19 Februari 2019), kulit
bayi mulai tampak kuning, mulai dari area mata, wajah,
badan, punggung, hingga tangan dan kaki. Warna
BAB I kuning tersebut muncul tiba-tiba dan baru diketahui di
pagi hari. Orang tua pasien diberitahu bahwa anaknya
STATUS memerlukan pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu,
PASIEN: dan apabila ada kelainan akan dilakukan fototerapi. Dua
hari setelah kelahiran (20 Februari 2019), kulit bayi masih
tampak lebih kuning dibanding hari sebelumnya, dan
ANAMNESIS meluas hingga telapak tangan. Setelah diketahui bahwa
kadar bilirubin pasien tinggi, pasien diberikan fototerapi
2x24 jam.
Saat pemeriksaan dilakukan usia pasien adalah tiga hari
BAB I (21 Februari 2019), bayi masih tampak kuning, namun
sudah berkurang. Kuning di telapak tangan sudah
STATUS menghilang. Demam dan kejang tidak didapatkan. BAK
PASIEN: berwarna kuning, BAB cair (-), warna seperti dempul (-).
Pasien mendapatkan asupan ASI sebanyak 5 kali sehari
dengan volume tiap minum 20-30 ml. Pasien memiliki
ANAMNESIS golongan darah A+, sedangkan ibunya O+.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit ibu saat kehamilan:
BAB I
Riwayat darah tinggi : disangkal
STATUS
PASIEN: Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat demam : disangkal
ANAMNESIS Riwayat sakit kuning : disangkal
Riwayat transfusi : disangkal
 Riwayat Penyakit Keluarga dan Sosial Ekonomi
Riwayat keluarga :
Riwayat serupa saat masih bayi disangkal
BAB I Riwayat sakit kuning disangkal
STATUS Riwayat demam disangkal
PASIEN:
Riwayat Sosial Ekonomi
ANAMNESIS Ayah pasien bekerja sebagai karyawan swasta, ibu
pasien adalah ibu rumah tangga. Pasien periksa tidak
menggunakan fasilitas BPJS/asuransi lainnya (umum).
Kesan sosial ekonomi cukup.
 Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Status ibu G1P0A0, usia ibu saat hamil adalah 27 tahun.
BAB I Ibu rutin kontrol selama masa kehamilan di bidan dan
menerima vitamin dan suplemen. Riwayat penyakit saat
STATUS kehamilan disangkal. Kesan kehamilan normal.
PASIEN: Pasien lahir melalui SC (sectio caesaria) atas indikasi
oligohidramnion, cukup bulan, dan berat lahir 3200
gram, panjang badan 50 cm. Saat lahir langsung
ANAMNESIS menangis kuat, tidak biru, tonus baik, gerak aktif, tidak
kuning, air ketuban jernih. Kesan kelahiran tidak normal.
 Riwayat Imunisasi
Riwayat imunisasi pasien :
0 bulan : Hep B (19 Februari 2019)
BAB I
STATUS
 Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
PASIEN:
Pertumbuhan : BB = 3,4 kg, PB 50 cm
Perkembangan : Membuka mata (+), gerak aktif
ANAMNESIS (+), menangis (+), ditemukan refleks: glabella, rooting,
sucking, grasping.
Kesan : pertumbuhan dan perkembangan sesuai usia.
 Riwayat Nutrisi
Saat ini pasien mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) 8x per
hari dengan rata-rata tiap kali minum 10-15 cc dan
dinaikkan bertahap. Kesan nutrisi cukup.
BAB I
 Pohon Keluarga
STATUS
PASIEN:

ANAMNESIS

By. Ny. R usia 3 hari


Keterangan:
Laki-laki Pasien
Perempuan
 Keadaan Umum: Membuka mata (+), menangis kuat (+),
gerak aktif (+), sadar penuh, tidak tampak ada cacat
bawaan, E4V5M6.
 Tanda vital
BAB I Suhu : 36,7oC
STATUS Denyut nadi : 135 x/menit
PASIEN: Saturasi O2 : 99%
Frekuensi pernapasan : 56 x/menit
 Kulit: Ikterik di area wajah, meluas hingga ke badan dan
PEMERIKSAAN extremitas (derajat Kramer IV, petekie (-), ekimosis (-),
sianosis (-)
FISIK  Kepala: Mesocephal, normocephal = LK 36 cm (0 SD < LK <
+2 SD skala nellhaus), UUB datar.
 Mata: Pupil isokor 2mm/2mm, sklera ikterik (+/+),
konjungtiva anemis (-/-), refleks cahaya (+/+)
 Telinga: Sekret (-), normotia
 Hidung: Nafas cuping hidung (-/-), sekret (-)
 Mulut: Stomatitis (-), mukosa bibir basah, pseudomembran
BAB I (-), detritus (-)
STATUS  Leher: Pembesaran kelenjar getah bening (-)
PASIEN:  Thorax: Simetris, retraksi (-), normochest (+)
 Cor
Inspeksi : iktus cordis tak tampak
PEMERIKSAAN
Palpasi : iktus cordis tidak teraba
FISIK Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi: bunyi Jantung I-II intensitas normal,
regular, bising (-)
 Pulmo
Inspeksi : pengembangan dinding dada kanan//kiri
Palpasi : fremitus raba sde
BAB I Perkusi : sonor/sonor
STATUS Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
PASIEN:  Abdomen
Inspeksi : dinding dada sejajar dinding peurt
PEMERIKSAAN Auskultasi : bising usus (+) (8x/menit)
FISIK Perkusi : timpani
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri (-),
undulasi (-), pekak alih (-), turgor kulit kembali cepat
 Ekstremitas: Akral dingin (-/ -), arteri dorsalis pedis teraba kuat,
CRT < 2 detik
BAB I
STATUS
PASIEN:

PEMERIKSAAN
FISIK

PB/U : 0 SD, normoheight


BAB I
STATUS
PASIEN:

PEMERIKSAAN
FISIK

BB/U : 0 SD < BB/U < +2 SD , normoweight


BAB I
STATUS
PASIEN:

PEMERIKSAAN
FISIK

PB/BB : 0 SD < PB/BB < +1 SD, gizi cukup


 Status gizi
BAB I
Perhitungan Status Gizi
STATUS
PB/U : 0 SD, normoheight
PASIEN:
BB/U : 0 SD < BB/U < +2 SD , normoweight
PB/BB : 0 SD < PB/BB < +1 SD, gizi cukup
PEMERIKSAAN Kesan gizi cukup, normoweight, normoheight.
FISIK
Laboratorium Darah (20/2/2019)
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hematologi rutin
Hemoglobin 11,9 g/dl 14,9-23,7
Hematokrit 37 % 47-75
BAB I Leukosit 11.1 ribu/ul 5,0-19,5

STATUS PASIEN:
Trombosit 289 ribu/ul 150-450
Eritrosit 3,15 juta/ul 3,70-6,50
Index eritrosit
MCV 115,8 /um 80,0-96,0

HASIL MCH
MCHC
37,8
32,6
Pg
g/dl
28,0-33,0
33,0-36,0

PEMERIKSAAN RDW
MPV
14,6
9,6
%
Fl
11,6-14,6
7,2-11,1

LABORATORIUM PDW 18 % 25-65

Hitung jenis
Eosinofil 0,80 % 0,00-4,00
Basofil 0,20 % 0,00-1,00
Netrofil 71,20 % 18,00-74,00
Limfosit 17,00 % 60,00-66,00
Monosit 10,80 % 0,00-6,00
Laboratorium Darah (20/2/2019)
Golongan darah A

Kimia Klinik

BAB I Gula Darah Sewaktu


Albumin
65
3,8
mg/dl
g/dl
50-80
2,8-4,4

STATUS PASIEN: Bilirubin Total


Bilirubin Direk
20,01
0,88
mg/dl
mg/dl
6,00-10,00
0,00-1,20
Bilirubin Indirek 19,13 mg/dl 0,00-0,70

HASIL Elektrolit
Natrium darah 135 mmol/L 129-147

PEMERIKSAAN Kalium darah


Chlorida darah
5,3
103
mmol/L
mmol/L
3.6-6.1
98-106

LABORATORIUM Calsium ion 1,13 mmol/L 1.17-1.29


Gambaran Darah Tepi (21 Februari 2019)

 Eritrosit: normokrom, normosit, ovalosit, sel target, polikromasi,


eritroblas (-)
BAB I
 Leukosit: jumlah dalam batas normal, neutrofilia, metamielosit
STATUS PASIEN: neutrofil (+), sel blast (-), IT ratio 0:12
 Trombosit: jumlah dalam batas normal, makrotrombosit,
clumping (-)
HASIL  Simpulan: gambaran darah tepi dengan neutrofilia relatif
PEMERIKSAAN mengarah ke proses infeksi

LABORATORIUM  Saran: CRP


Laboratorium Darah (22/2/2019)
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hematologi rutin
Hemoglobin 10,4 g/dl 14,9-23,7
Hematokrit 31 % 47-75
Leukosit 12,6 ribu/ul 5,0-19,5

BAB I Trombosit
Eritrosit
286
3,06
ribu/ul
juta/ul
150-450
3,70-6,50

STATUS PASIEN:
Index eritrosit
MCV 102,0 /um 80,0-96,0
MCH 34,2 Pg 28,0-33,0
MCHC 33,5 g/dl 33,0-36,0
RDW 22,6 % 11,6-14,6
HDW 5,6 g/dl 2,2-3,2

HASIL MPV
PDW
9,6
56
Fl
%
7,2-11,1
25-65

PEMERIKSAAN Hitung jenis


Eosinofil 5,00 % 0,00-4,00

LABORATORIUM Basofil
Netrofil
Limfosit
0,70
48,00
31,20
%
%
%
0,00-1,00
18,00-74,00
60,00-66,00
Monosit 11,70 % 0,00-6,00
LUC/AMC 3,50 %
Retikulosit 12,96 % 1,00-3,00
CHr 40,8 pg 26,0-35,0

Kimia Klinik
Bilirubin Total 8,64 mg/dl 40,0-8,00
Bilirubin Direk 0,85 mg/dl 0,00-1,20
Bilirubin Indirek 7,79 mg/dl 0,00-0,70
Laboratorium Darah (25/2/2019)

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan


Hematologi rutin
Hemoglobin 10,2 g/dl 15,0-24,6
Hematokrit 31 % 47-75

BAB I Leukosit
Trombosit
11,8
330
ribu/ul
ribu/ul
5,0-19,5
150-450

STATUS PASIEN: Eritrosit


Index eritrosit
3,03 juta/ul 3,70-6,80

MCV 102,1 /um 80,0-96,0


MCH 33,5 Pg 28,0-33,0
MCHC 32,8 g/dl 33,0-36,0

HASIL RDW
HDW
20,7
5,3
%
g/dl
11,6-14,6
2,2-3,2

PEMERIKSAAN MPV
PDW
11,0
62
Fl
%
7,2-11,1
25-65

LABORATORIUM Hitung jenis


Eosinofil 4,50 % 0,00-4,00
Basofil 0,30 % 0,00-1,00
Netrofil 37,30 % 18,00-74,00
Limfosit 43,80 % 60,00-66,00
Monosit 8,80 % 0,00-6,00
LUC/AMC 5,40 %

Kimia Klinik
Bilirubin Total 11,94 mg/dl 0,00-1,00
Bilirubin Direk 0,80 mg/dl 0,00-1,20
Laboratorium Darah (27/2/2019)

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan

BAB I Kimia Klinik

Bilirubin Total 6,21 mg/dl 0,00-1,00


STATUS PASIEN: Bilirubin Direk 0,63 mg/dl 0,00-1,20

Bilirubin Indirek 5,58 mg/dl 0,00-0,70

hs-CRP 0,01 mg/dl <5

HASIL
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
 Bayi laki-laki berusia 3 hari, berat badan 3,4 kg dengan :
Anamnesis:
BAB I  Bayi tampak kuning mulai dari area mata, wajah, badan,
STATUS punggung hingga tangan dan kaki dalam rentang waktu kurang
lebih 15 jam setelah lahir.
PASIEN:  Demam (-), kejang (-), BAK kuning jernih, BAB cair (-) dan warna
dempul (-).
 Ikterik masih didapatkan pada hari kedua pasca kelahiran dan
DAFTAR tampak lebih kuning dibanding hari sebelumnya serta meluas
MASALAH hingga telapak tangan.
 Bayi bergolongan darah A+, sedangkan ibu bayi bergolongan
darah O+.
 Pasien mendapatkan asupan ASI sebanyak 5 kali sehari dengan
volume tiap minum 20-30 ml
BAB I
Pemeriksaan Fisik:
STATUS  Sklera ikterik (+/+) dan ikterik pada tubuh Kramer derajat IV-V
PASIEN:
Pemeriksaan Laboratorium:
DAFTAR  Hiperbilirubinemia yaitu bilirubin total 20,01 mg/dl dan bilirubin
indirek 19,13 mg/dl pada hari kedua pasca kelahiran
MASALAH  Anemia makrositer hiperkromik, disertai kenaikan retikulosit
BAB I  Hiperbilirubinemia high risk zone ec
STATUS inkompatibilitas ABO dd inkompatibilitas Rh dd
PASIEN: defisiensi enzim G6PD
 Anemia hemolitik ec inkompatibilitas ABO dd
DIAGNOSIS inkompatibilitas Rh dd defisiensi enzim G6PD
BANDING
BAB I
STATUS  Hiperbilirubinemia high risk zone ec suspek
inkompatibilitas ABO
PASIEN:
 Anemia hemolitik ec suspek inkompatibilitas
ABO
DIAGNOSIS
KERJA
BAB I  Rawat di HCU Neonatus ruang pemulihan
STATUS  Cairan: maintenance dengan D5 1/4NS 4
PASIEN: ml/jam
 Diet ASI 5 x 25-30 ml
PENATALAKSA  Fototerapi 2x24 jam (mulai 20 Februari 2019
NAAN 17.30 WIB)
BAB I
PLANNING
STATUS Cek laboratorium bilirubin total, direk, indirek
PASIEN:
 MONITORING
 KUVS/3 jam
PLANNING &  Balance cairan/8 jam
MONITORING  Status hidrasi/8 jam
BAB I
STATUS
PASIEN:  Ad vitam : bonam
 Ad sanationam : bonam
 Ad fungsionam : bonam
PROGNOSIS
Follow Up 21/02/2019(DPH-3) 22/02/2019(DPH-4) 23/02/2019 (DPH-5)
Subjektif Badan kuning, demam (- Badan kuning, demam (- Badan kuning berkurang,
), kejang (-), BAB cair (-) ), kejang (-), BAB cair (-) demam (-), kejang (-),
BAB cair (-)
BAB I Objektif

STATUS Keadaan
umum
Membuka mata (+),
menangis kuat (+), gerak
Membuka mata (+),
menangis kuat (+), gerak
Membuka mata (+),
menangis kuat (+), gerak
PASIEN: aktif (+), sadar penuh, aktif (+), sadar penuh, aktif (+), sadar penuh,
GCS E4V5M6 E4V5M6 E4V5M6
Tanda Vital 1. Suhu: 36,7oC 1. Suhu: 37,4oC 1. Suhu: 37,3oC
2. Denyut nadi: 135 2. Denyut nadi: 141 2. Denyut nadi: 139

FOLLOW UP 3.
x/menit
Saturasi O2 : 99% 3.
x/menit
Saturasi O2 : 98% 3.
x/menit
Saturasi O2 : 98%

PASIEN 4. Frekuensi 4. Frekuensi 4. Frekuensi


pernapasan:56 pernapasan:52 pernapasan:54
x/menit x/menit x/menit
BCD BC: +89,72 ml BC : - 14,3 ml BC : +35,4 ml
D: 0,63cc/kgBB/jam D: 2,77 ml/KgBB/jam D: 2,85 ml/KgBB/jam
(oliguria)
Follow Up 21/02/2019(DPH-3) 22/02/2019(DPH-4) 23/02/2019 (DPH-5)
Kulit
Subjektif Ikterikkuning,
Badan di area demam
wajah, (- Ikterikkuning,
Badan di area demam
wajah, (- Ikterikkuning
Badan di areaberkurang,
wajah,

),meluas
kejanghingga
(-), BABke
cair (-) ),meluas
kejanghingga
(-), BABke
cair (-) meluas (-),
demam hingga ke(-),
kejang badan
badan dan extremitas badan dan extremitas dan cair
BAB extremitas
(-) (derajat
BAB I Objektif (derajat Kramer IV, (derajat Kramer IV, Kramer III-IV, petekie (-

STATUS Keadaan
umum
petekie (-),
Membuka
sianosis (-)
menangis
ekimosis
mata (+), (-), Membuka
kuat (+), gerak
petekie (-), ekimosis
mata
sianosis (-)
menangis
(+), (-), Membuka
), ekimosismata

kuat (+), gerak (-)


(-), sianosis

menangis
(+),
kuat (+), gerak
PASIEN: Kepala
aktif (+), sadar penuh,
Mesocephal,
aktif (+), sadar penuh,
Mesocephal,
aktif (+), sadar penuh,
Mesocephal,
GCS E4V5M6 E4V5M6 E4V5M6
normocephal = LK 36 cm normocephal = LK 36 cm normocephal = LK 36 cm
Tanda Vital 1. Suhu: 36,7oC 1. Suhu: 37,4oC 1. Suhu: 37,3oC
(0 SD < LK < +2 SD skala (0 SD < LK < +2 SD skala (0 SD < LK < +2 SD skala
2. Denyut nadi: 135 2. Denyut nadi: 141 2. Denyut nadi: 139
nellhaus), UUB datar nellhaus), UUB datar nellhaus), UUB datar

FOLLOW UP Mata 3.
x/menit
Konjungtiva
Saturasianemis (-/-),
O : 99%
2 3.
x/menit
Konjungtiva
Saturasianemis (-/-),
O : 98%
2
x/menit
Konjungtiva
3. Saturasianemis
O : 98%
2
(-/-),

PASIEN sklera
4.
cekung
ikterik (+/+), mata
Frekuensi
(-/-), air mata
sklera
4. ikterik (+/+), mata
Frekuensi
cekung (-/-), air mata
sklera
4. ikterik (+/+), mata
Frekuensi
cekung (-/-), air mata
pernapasan:56 pernapasan:52 pernapasan:54
(+/+)x/menit (+/+)x/menit (+/+)x/menit

BCD
Hidung BC: +89,72
Nafas mlhidung (-),
cuping BC : - 14,3
Nafas ml hidung (-),
cuping BC : +35,4
Nafas ml hidung (-),
cuping
D: 0,63cc/kgBB/jam
sekret (-) D: 2,77 (-)
sekret ml/KgBB/jam D: 2,85(-)
sekret ml/KgBB/jam
(oliguria)
Follow Up 21/02/2019(DPH-3) 22/02/2019(DPH-4) 23/02/2019 (DPH-5)
Telinga
Subjektif Sekretkuning,
Badan (-),tidak nyeri (-
demam Sekretkuning,
Badan (-),tidakdemam
nyeri (- Sekretkuning
Badan (-),tidak nyeri
berkurang,
),tekan,
kejangnormotia
(-), BAB cair (-) ),tekan
kejang (-), BAB cair (-) tekan (-), kejang (-),
demam
Mulut Mukosa basah , tonsil T1- Mukosa basah , tonsil T1- BAB cairbasah
Mukosa (-) , tonsil T1-
BAB I Objektif T1 T1 T1

STATUS Keadaan
Leher
umum
Membuka
Pembesaran
menangis
mata
KGB(+),
(-)
kuat (+),(-)gerak
Membuka
Pembesaran
menangis
mata
KGB(+),
(-)
kuat (+),(-)gerak
Membuka
Pembesaran
menangis
mata
KGB(+),
(-)
kuat (+),(-)gerak
Thorax Simetris, retraksi Simetris, retraksi Simetris, retraksi
PASIEN: Cor aktif (+), :sadar
Inspeksi iktus penuh,
cordis tak aktif (+), :sadar
Inspeksi iktus penuh,
cordis tak aktif (+), :sadar
Inspeksi iktus penuh,
cordis tak
GCS E4V5M6
tampak E4V5M6
tampak E4V5M6
tampak
Tanda Vital 1. Suhu: 36,7 oC oC oC
Palpasi : iktus cordis 1. Suhu: 37,4
Palpasi : iktus cordis 1. Suhu: 37,3
Palpasi : iktus cordis
2.
tidakDenyut
teraba nadi: 135 2.
tidakDenyut
teraba nadi: 141 2.
tidakDenyut
teraba nadi: 139

FOLLOW UP 3.
x/menit : batas
Perkusi
Saturasi
jantung dalamO2batas
: 99% 3.
x/menit : batas
Perkusi
Saturasi
jantung dalamO2batas
: 98% 3.
x/menit : batas
Perkusi
Saturasi
jantung dalamO2batas
: 98%

PASIEN 4. Frekuensi
normal 4. Frekuensi
normal 4. Frekuensi
normal
pernapasan:56
Auskultasi : Bunyi pernapasan:52
Auskultasi : Bunyi pernapasan:54
Auskultasi : Bunyi
x/menit
Jantung I-II intensitas x/menit
Jantung I-II intensitas x/menit
Jantung I-II intensitas
BCD BC: +89,72
normal, ml bising (-) BC
regular, : - 14,3
normal, ml
regular, bising (-) BC : +35,4
normal, ml
regular, bising (-)
D: 0,63cc/kgBB/jam D: 2,77 ml/KgBB/jam D: 2,85 ml/KgBB/jam
(oliguria)
Follow Up 21/02/2019(DPH-3) 22/02/2019(DPH-4) 23/02/2019 (DPH-5)
Pulmo
Subjektif Inspeksi
Badan : pengembangan
kuning, Inspeksi
demam (- Badan : pengembangan
kuning, demam (- Inspeksi
Badan : pengembangan
kuning berkurang,
),dinding
kejangdada kanan//dada
(-), BAB cair (-) ),dinding
kejangdada kanan//dada
(-), BAB dinding dada
cair (-) demam kanan//dada
(-), kejang (-),
kiri kiri kiri
BAB cair (-)
BAB I Objektif
Palpasi : fremitus Palpasi : fremitus Palpasi : fremitus
raba kanan = kiri raba kanan = kiri raba kanan = kiri
STATUS Keadaan
umum
Membuka mata (+),
Perkusi
Membuka mata (+),
: sonor/sonor Perkusi
menangis kuat (+), gerak
Membuka mata (+),
: sonor/sonor Perkusi
menangis kuat (+), gerak
: sonor/sonor
menangis kuat (+), gerak
PASIEN: Auskultasi : SDV (+/+),
aktif (+), sadar penuh,
suara tambahan (-/-)
Auskultasi : SDV (+/+),
aktif (+), sadar penuh,
suara tambahan (-/-)
Auskultasi : SDV (+/+),
aktif (+), sadar penuh,
suara tambahan (-/-)
GCS E4V5M6 E4V5M6 E4V5M6
Abdomen Inspeksi: dinding perut Inspeksi: dinding perut Inspeksi: dinding perut
Tanda Vital 1. Suhu: 36,7oC 1. Suhu: 37,4oC 1. Suhu: 37,3oC
sejajar dengan dinding sejajar dengan dinding sejajar dengan dinding
2. Denyut nadi: 135 2. Denyut nadi: 141 2. Denyut nadi: 139
dada dada dada

FOLLOW UP 3.
x/menit
Saturasi O2 : 99% 3.
x/menit
Saturasi O2 : 98% 3.
x/menit
Auskultasi : Bising usus (+) Auskultasi : Bising usus (+) Auskultasi : Bising usus (+)
Saturasi O2 : 98%
normal normal normal
PASIEN 4. Frekuensi
Perkusi : Timpani
4. Frekuensi
Perkusi : Timpani
4. Frekuensi
Perkusi : Timpani
pernapasan:56
Palpasi pernapasan:52
: Supel, hepar dan Palpasi pernapasan:54
: Supel, hepar dan Palpasi : Supel, hepar dan
lien x/menit
tidak teraba lien x/menit
tidak teraba lien x/menit
tidak teraba
BCD BC: +89,72 ml
membesar, nyeri (-), turgor BC : - 14,3 ml
membesar, nyeri (-), turgor BC : +35,4 ml
membesar, nyeri (-), turgor
D: 0,63cc/kgBB/jam
kulit kembali cepat D: 2,77
kulit ml/KgBB/jam
kembali cepat D: 2,85
kulit ml/KgBB/jam
kembali cepat
(oliguria)
Follow Up 21/02/2019(DPH-3) 22/02/2019(DPH-4) 23/02/2019 (DPH-5)
Pulmo
Subjektif
GIT BAB
Badan (+) kuning,
Inspeksi : pengembangan
demam (- BAB
Badan (+) kuning,
Inspeksi : pengembangan
demam (- BAB (+) kuning
Inspeksi
Badan : pengembangan
berkurang,
NGT(-) NGT(-) Muntah (-)
),dinding
Muntah dada
kejang(-) kanan//dada
(-), BAB cair (-) ),dinding
Muntah dada
kejang(-) kanan//dada
(-), BAB cair (-) dinding
Residu
demam (-)dada kanan//dada
(-), kejang (-),
Residu
kiri (-) Residu
kiri (-) NGT
kiri (-)
BAB cair (-)
BAB I Hasil Lab
Objektif
Gambaran Darah Tepi (21
Palpasi
Februari 2019)
rabaEritrosit:
: fremitus
St. Hematologi
-
Palpasi : fremitus
Perdarahan (-)
Palpasi : fremitus
kanan =normokrom,
kiri -rabaHb 10,4 =
kanan g/dl
kiri raba kanan = kiri
STATUS Keadaan
umum
Membuka mata
normosit,
Perkusi
(+), sel
ovalosit,
: sonor/sonor
target, polikromasi,
menangis kuat
-Membuka
-Perkusi
(+), gerak
Ht 31%mata (+),
menangis kuat
: sonor/sonor
AT 286 ribu/ul
(+), gerak
Membuka mata (+),
Perkusi : sonor/sonor
menangis kuat (+), gerak
PASIEN: eritroblas
Auskultasi
aktif Leukosit:
(+), sadar
suarabatas
tambahan
(-) (+/+),
: SDV
jumlah
normal,
penuh,dalam
(-/-) -suara
AE 3,06: juta/ul
-Auskultasi
-aktif MCV
(+), sadar
SDV (+/+),
102,0/um penuh,
MCH 34,2 pg (-/-)
tambahan
Auskultasi : SDV (+/+),
aktif (+), sadar penuh,
suara tambahan (-/-)
GCS E4V5M6 - E4V5M6
neutrofilia, metamielosit MCHC 33,5 ng/dl E4V5M6
Abdomen neutrofildinding
Inspeksi: (+), sel blast (-),
perut RDW 22,6
-Inspeksi: %
dinding perut Inspeksi: dinding perut
Tanda Vital 1. IT Suhu: o o Suhu: 37,3oC
ratio 36,7
0:12 C -1. MPV Suhu: 9,637,4
fl C 1.
sejajar dengan
Trombosit: jumlahdinding
-sejajarPDWdengan
56% dinding sejajar dengan dinding
2. dalam
Denyut nadi:
batas normal, -
135
2. Denyut nadi:
Retikulosit 12,96%
141 2. Denyut nadi: 139
dada dada dada
makrotrombosit, St. Infeksi
FOLLOW UP x/menit
clumping
Auskultasi
3. Simpulan:
Saturasi O
(-)
: Bising
:
usus (+)
99%
gambaran
2
x/menit
AL: 12,6
-Auskultasi
-3. Neutrofil:
Saturasi O
ribu/ul usus (+)
: Bising
2 : 98%
48,00%
x/menit
Auskultasi : Bising usus (+)
3. Saturasi O2 : 98%
normal normal normal
PASIEN darah tepi dengan
4. neutrofilia
Frekuensirelatif
Perkusi : Timpani
mengarah ke proses
-
4.
-Perkusi
Limfosit: 31,20%
Frekuensi
Monoait:
: Timpani
St. Metabolik
11,70% 4. Frekuensi
Perkusi : Timpani
pernapasan:56
Palpasi : Supel, hepar dan
infeksi -Palpasi
pernapasan:52
: Supel,
Bilirubin total:hepar
8,64 dan
pernapasan:54
Palpasi : Supel, hepar dan
 Saran:
x/menit CRP mg/dl
x/menit
lien tidak teraba -lien Bilirubintidakdirek: 0,85
teraba lien x/menit
tidak teraba
BCD BC: +89,72 ml
membesar, nyeri (-), turgor BC : -mg/dl
14,3 ml
membesar, nyeri (-), turgor BC : +35,4 ml
membesar, nyeri (-), turgor
- Bilirubin indirek: 7,79
D: 0,63cc/kgBB/jam
kulit kembali cepat D: 2,77
kulit ml/KgBB/jam
kembali
mg/dl cepat D: 2,85
kulit ml/KgBB/jam
kembali cepat
(oliguria)
Follow Up 21/02/2019(DPH-3) 22/02/2019(DPH-4) 23/02/2019 (DPH-5)
Ekstremitas
Pulmo Akral
Inspeksihangat, ADP teraba
: pengembangan Akral
Inspeksihangat, ADP teraba
: pengembangan Akral hangat,
Inspeksi ADP teraba
: pengembangan
Subjektif Badan kuning, demam (- Badan kuning, demam (- Badan kuning berkurang,
kuat, CRT < 2 detik kuat, CRT < 2 detik kuat, CRT < 2 detik
Asesment ),dinding
1. kejang dada kanan//dada
Hiperbilirubinemia
(-), BAB cair (-) ),dinding
1. kejang dada kanan//dada
Hiperbilirubinemia
(-), BAB low
cair (-) dinding
1.
demam dada kanan//dada
Hiperbilirubinemia
(-), kejang (-), low
kiri high risk zone ec kiri risk zone ec suspek kiri risk zone ec suspek
suspek inkompatibilitas ABO BAB cair (-)
inkompatibilitas ABO
BAB I Objektif
Palpasi
2.
: fremitus
inkompatibilitas
Anemia
ABO
hemolitik ec
Palpasi : fremitusec
2. Anemia hemolitik Palpasi : fremitus
2. Anemia hemolitik ec
raba kanan = kiri rabasuspek
kanan = kiri rabasuspek
kanan = kiri
STATUS Keadaan
umum
Membuka
Perkusi
suspekmata (+),
: sonor/sonor
inkompatibilitas
menangis kuat (+), gerak
ABO
Membuka
Perkusi
mata (+), ABO
inkompatibilitas
: sonor/sonor
menangis kuat (+), gerak
Membuka
Perkusi
mata (+), ABO
inkompatibilitas
: sonor/sonor
menangis kuat (+), gerak
PASIEN: Plan
Auskultasi : SDV (+/+),
aktif
1. Cek (+), laboratorium
sadar penuh,
suara tambahan (-/-)
Auskultasi : SDV (+/+),
aktif (+), sadar
1. Ambil hasilpenuh,
GDT
suara tambahan (-/-)
Auskultasi : SDV (+/+),
aktif (+), sadar penuh,
Cek laboratorium bilirubin
suara tambahan (-/-)
bilirubin total, direk, total, direk, indirek
GCS E4V5M6 E4V5M6 E4V5M6
indirek
Abdomen Inspeksi: dinding oC perut Inspeksi: dinding perut Inspeksi: dinding perut
Tanda
Terapi Vital Suhu: 36,7
1. Rawat di HCU 1. Suhu: 37,4oC 1. Suhu: 37,3oC
Neonatus
sejajar denganruangdinding 1. Infus maintenance
sejajar dengan dinding Infus maintenance
sejajar dengan dengan
dinding
2. pemulihan
Denyut nadi: 135 2. dengan
Denyut nadi:4 141
D5 1/4NS 2. D5Denyut nadi: 139
1/4NS 4 ml/jam
dada dada dada
2. Cairan:
x/menitmaintenance ml/jam Diet x/menit
susu ASI 8 x 40-50 ml
FOLLOW UP dengan: Bising
Auskultasi
3. ml/jam
D5 1/4NS
Saturasi O2 : 99%
usus4 (+) 2.
x/menit
Diet susu: ASI
Auskultasi 8 x 40-50
Bising
3. mlSaturasi O2 : 98%
usus (+) Auskultasi : Bising usus (+)
3. Saturasi O2 : 98%
normal normal normal
PASIEN 3. Diet ASI 5 x 25-30 ml
4. Frekuensi
4. Fototerapi
Perkusi : Timpani2x24 jam
4. Frekuensi
Perkusi : Timpani
4. Frekuensi
Perkusi : Timpani
(mulai 20 Febrari 2019
pernapasan:56 pernapasan:52 pernapasan:54
Palpasi : Supel, hepar dan Palpasi : Supel, hepar dan Palpasi : Supel, hepar dan
17.30 WIB)
lien x/menit tidak teraba lien x/menit
tidak teraba lien x/menit
tidak teraba
Monitoring
BCD 1.
BC: KUVS/3ml
+89,72
membesar, jam (-), turgor
nyeri 1.
BC : -KUVS/Si02
nyeri/ 8(-),
14,3 ml
membesar, jamturgor 1.
BC KUVS ml
: +35,4
membesar, /Si02
nyeri/ 8
(-),jam
turgor
2. BCD/8 jam 2. BCD/8 jam 2. BCD/8 jam
D:
3. 0,63cc/kgBB/jam
kulit kembali
Status cepat jam
hidrasi/8 D:
3. 2,77
kulit ml/KgBB/jam
kembali
Saturasi cepat
hidrasi/8 jam D: 2,85
kulit
3. ml/KgBB/jam
kembali
Saturasi cepat
hidrasi/ 8jam
(oliguria)
Follow Up
Follow Up 24/02/2019(DPH-6)
21/02/2019(DPH-3) 25/02/2019(DPH-7)
22/02/2019(DPH-4) 26/02/2019 (DPH-8)
23/02/2019 (DPH-5)
Subjektif Badan kuning berkurang, Badan kuning berkurang, Badan kuning berkurang,
demam (-), kejang (-), demam (-), kejang (-), demam (-), kejang (-),
BAB cair (-) BAB cair (-) BAB cair (-)
BAB I Objektif

STATUS Keadaan
umum
Membuka mata (+),
menangis kuat (+), gerak
Membuka mata (+),
menangis kuat (+), gerak
Membuka mata (+),
menangis kuat (+), gerak
PASIEN: aktif (+), sadar penuh, aktif (+), sadar penuh, aktif (+), sadar penuh,
GCS E4V5M6 E4V5M6 E4V5M6
Tanda Vital 1. Suhu: 37,4oC 1. Suhu: 37,1oC 1. Suhu: 37,4oC
Tanda Vital 1. Suhu: 36,7oC 1. Suhu: 37,4oC 1. Suhu: 37,3oC
2. Denyut nadi: 143 2. Denyut nadi: 144 2. Denyut nadi: 135
2. Denyut nadi: 135 2. Denyut nadi: 141 2. Denyut nadi: 139
x/menit x/menit x/menit
FOLLOW UP x/menit
3. Saturasi O2 : 99%
3. Saturasi O2 : 99%
x/menit
3. Saturasi O2 : 98%
3. Saturasi O2 : 98%
x/menit
3. Saturasi O2 : 98%
3. Saturasi O2 : 98%

PASIEN 4. Frekuensi
4. Frekuensi
pernapasan:56
4. Frekuensi
4. Frekuensi
pernapasan:55
4. Frekuensi
4. Frekuensi
pernapasan:54
pernapasan:56 pernapasan:52 pernapasan:54
x/menit x/menit x/menit
x/menit x/menit x/menit
BCD BC: +39,56 ml BC : +14,73 ml BC : +35,8 ml
BCD BC: +89,72 ml BC : - 14,3 ml BC : +35,4 ml
D: 2,66cc/kgBB/jam D: 2,79 ml/KgBB/jam D: 2,95 ml/KgBB/jam
D: 0,63cc/kgBB/jam D: 2,77 ml/KgBB/jam D: 2,85 ml/KgBB/jam
(oliguria)
Follow Up
Follow Up 24/02/2019(DPH-6)
21/02/2019(DPH-3) 25/02/2019(DPH-7)
22/02/2019(DPH-4) 26/02/2019 (DPH-8)
23/02/2019 (DPH-5)
Kulit
Subjektif Ikterikkuning,
Badan di area demam
wajah, (- Ikterikkuning,
Badan di area demam
wajah, (- Ikterikkuning
Badan di areaberkurang,
wajah,

),meluas
kejanghingga
(-), BABke
cair (-) ),meluas
kejanghingga
(-), BABke
cair (-) meluas (-),
demam hingga ke(-),
kejang badan
badan dan extremitas badan dan extremitas dan cair
BAB extremitas
(-) (derajat
BAB I Objektif (derajat KramerIII-IV, , (derajat Kramer III-IV, , Kramer III-IV, petekie (-

STATUS Keadaan
umum
petekie (-),
Membuka
sianosis (-)
menangis
ekimosis
mata (+), (-), Membuka
kuat (+), gerak
petekie (-), ekimosis
mata (+), (-), Membuka
sianosis (-)
menangis
), ekimosismata

kuat (+), gerak (-)


(-), sianosis

menangis
(+),
kuat (+), gerak
PASIEN: Kepala
aktif (+), sadar penuh,
Mesocephal,
aktif (+), sadar penuh,
Mesocephal,
aktif (+), sadar penuh,
Mesocephal,
GCS E4V5M6 E4V5M6 E4V5M6
normocephal = LK 36 cm normocephal = LK 36 cm normocephal = LK 36 cm
Tanda Vital 1. Suhu: 36,7oC 1. Suhu: 37,4oC 1. Suhu: 37,3oC
(0 SD < LK < +2 SD skala (0 SD < LK < +2 SD skala (0 SD < LK < +2 SD skala
2. Denyut nadi: 135 2. Denyut nadi: 141 2. Denyut nadi: 139
nellhaus), UUB datar nellhaus), UUB datar nellhaus), UUB datar

FOLLOW UP Mata 3.
x/menit
Konjungtiva
Saturasianemis
O : 99%
2
(-/-), 3.
x/menit
Konjungtiva
Saturasianemis (-/-),
O : 98%
2
x/menit
Konjungtiva
3. Saturasianemis
O : 98%
2
(-/-),

PASIEN sklera
4.
cekung
ikterik (+/+), mata
Frekuensi
(-/-), air mata
sklera
4. ikterik (+/+), mata
Frekuensi
cekung (-/-), air mata
sklera
4. ikterik (+/+), mata
Frekuensi
cekung (-/-), air mata
pernapasan:56 pernapasan:52 pernapasan:54
(+/+)x/menit (+/+)x/menit (+/+)x/menit

BCD
Hidung BC: +89,72
Nafas mlhidung (-),
cuping BC : - 14,3
Nafas ml hidung (-),
cuping BC : +35,4
Nafas ml hidung (-),
cuping
D: 0,63cc/kgBB/jam
sekret (-) D: 2,77 (-)
sekret ml/KgBB/jam D: 2,85(-)
sekret ml/KgBB/jam
(oliguria)
Follow Up
Follow Up 24/02/2019(DPH-6)
21/02/2019(DPH-3) 25/02/2019(DPH-7)
22/02/2019(DPH-4) 26/02/2019 (DPH-8)
23/02/2019 (DPH-5)
Telinga
Subjektif Sekretkuning,
Badan (-),tidak nyeri (-
demam Sekretkuning,
Badan (-),tidakdemam
nyeri (- Sekretkuning
Badan (-),tidak nyeri
berkurang,
),tekan,
kejangnormotia
(-), BAB cair (-) ),tekan
kejang (-), BAB cair (-) tekan (-), kejang (-),
demam
Mulut Mukosa basah , tonsil T1- Mukosa basah , tonsil T1- BAB cairbasah
Mukosa (-) , tonsil T1-
BAB I Objektif T1 T1 T1

STATUS Keadaan
Leher
umum
Membuka
Pembesaran
menangis
mata
KGB(+),
(-)
kuat (+),(-)gerak
Membuka
Pembesaran
menangis
mata
KGB(+),
(-)
kuat (+),(-)gerak
Membuka
Pembesaran
menangis
mata
KGB(+),
(-)
kuat (+),(-)gerak
Thorax Simetris, retraksi Simetris, retraksi Simetris, retraksi
PASIEN: Cor aktif (+), :sadar
Inspeksi iktus penuh,
cordis tak aktif (+), :sadar
Inspeksi iktus penuh,
cordis tak aktif (+), :sadar
Inspeksi iktus penuh,
cordis tak
GCS E4V5M6
tampak E4V5M6
tampak E4V5M6
tampak
Tanda Vital 1. Suhu: 36,7 oC oC oC
Palpasi : iktus cordis 1. Suhu: 37,4
Palpasi : iktus cordis 1. Suhu: 37,3
Palpasi : iktus cordis
2.
tidakDenyut
teraba nadi: 135 2.
tidakDenyut
teraba nadi: 141 2.
tidakDenyut
teraba nadi: 139

FOLLOW UP 3.
x/menit : batas
Perkusi
Saturasi
jantung dalamO2batas
: 99% 3.
x/menit : batas
Perkusi
Saturasi
jantung dalamO2batas
: 98% 3.
x/menit : batas
Perkusi
Saturasi
jantung dalamO2batas
: 98%

PASIEN 4. Frekuensi
normal 4. Frekuensi
normal 4. Frekuensi
normal
pernapasan:56
Auskultasi : Bunyi pernapasan:52
Auskultasi : Bunyi pernapasan:54
Auskultasi : Bunyi
x/menit
Jantung I-II intensitas x/menit
Jantung I-II intensitas x/menit
Jantung I-II intensitas
BCD BC: +89,72
normal, ml bising (-) BC
regular, : - 14,3
normal, ml
regular, bising (-) BC : +35,4
normal, ml
regular, bising (-)
D: 0,63cc/kgBB/jam D: 2,77 ml/KgBB/jam D: 2,85 ml/KgBB/jam
(oliguria)
Follow Up
Follow Up 24/02/2019(DPH-6)
21/02/2019(DPH-3) 25/02/2019(DPH-7)
22/02/2019(DPH-4) 26/02/2019 (DPH-8)
23/02/2019 (DPH-5)
Pulmo
Subjektif Inspeksi
Badan : pengembangan
kuning, Inspeksi
demam (- Badan : pengembangan
kuning, demam (- Inspeksi
Badan : pengembangan
kuning berkurang,
),dinding
kejangdada kanan//dada
(-), BAB cair (-) ),dinding
kejangdada kanan//dada
(-), BAB dinding dada
cair (-) demam kanan//dada
(-), kejang (-),
kiri kiri kiri
BAB cair (-)
BAB I Objektif
Palpasi : fremitus Palpasi : fremitus Palpasi : fremitus
raba kanan = kiri raba kanan = kiri raba kanan = kiri
STATUS Keadaan
umum
Membuka mata (+),
Perkusi
Membuka mata (+),
: sonor/sonor Perkusi
menangis kuat (+), gerak
Membuka mata (+),
: sonor/sonor Perkusi
menangis kuat (+), gerak
: sonor/sonor
menangis kuat (+), gerak
PASIEN: Auskultasi : SDV (+/+),
aktif (+), sadar penuh,
suara tambahan (-/-)
Auskultasi : SDV (+/+),
aktif (+), sadar penuh,
suara tambahan (-/-)
Auskultasi : SDV (+/+),
aktif (+), sadar penuh,
suara tambahan (-/-)
GCS E4V5M6 E4V5M6 E4V5M6
Abdomen Inspeksi: dinding perut Inspeksi: dinding perut Inspeksi: dinding perut
Tanda Vital 1. Suhu: 36,7oC 1. Suhu: 37,4oC 1. Suhu: 37,3oC
sejajar dengan dinding sejajar dengan dinding sejajar dengan dinding
2. Denyut nadi: 135 2. Denyut nadi: 141 2. Denyut nadi: 139
dada dada dada

FOLLOW UP 3.
x/menit
Saturasi O2 : 99% 3.
x/menit
Saturasi O2 : 98% 3.
x/menit
Auskultasi : Bising usus (+) Auskultasi : Bising usus (+) Auskultasi : Bising usus (+)
Saturasi O2 : 98%
normal normal normal
PASIEN 4. Frekuensi
Perkusi : Timpani
4. Frekuensi
Perkusi : Timpani
4. Frekuensi
Perkusi : Timpani
pernapasan:56
Palpasi pernapasan:52
: Supel, hepar dan Palpasi pernapasan:54
: Supel, hepar dan Palpasi : Supel, hepar dan
lien x/menit
tidak teraba lien x/menit
tidak teraba lien x/menit
tidak teraba
BCD BC: +89,72 ml
membesar, nyeri (-), turgor BC : - 14,3 ml
membesar, nyeri (-), turgor BC : +35,4 ml
membesar, nyeri (-), turgor
D: 0,63cc/kgBB/jam
kulit kembali cepat D: 2,77
kulit ml/KgBB/jam
kembali cepat D: 2,85
kulit ml/KgBB/jam
kembali cepat
(oliguria)
Follow Up
Follow Up 24/02/2019(DPH-6)
21/02/2019(DPH-3) 25/02/2019(DPH-7)
22/02/2019(DPH-4) 26/02/2019 (DPH-8)
23/02/2019 (DPH-5)
GIT
Pulmo BAB (+) : pengembangan
Inspeksi BAB (+) : pengembangan
Inspeksi BAB (+) : pengembangan
Inspeksi
Subjektif NGT(-) kuning, demam (-
Badan NGT(-) kuning, demam (-
Badan Muntahkuning
Badan (-) berkurang,
),dinding
Muntah dada
kejang(-) kanan//dada
(-), BAB cair (-) ),dinding
Muntah dada
kejang(-) kanan//dada
(-), BAB cair (-) dinding
Residu
demam (-)dada kanan//dada
(-), kejang (-),
Residu (-) Residu (-) NGT (-)
kiri kiri kiri
BAB cair (-)
BAB I Hasil Lab
Objektif
Gambaran Darah Tepi (21
Palpasi 2019) : fremitus
Februari
rabaEritrosit:
St. Hematologi
Palpasi
- Perdarahan : fremitus
(-) Palpasi : fremitus
kanan =normokrom,
kiri -raba Hb 10,2=g/dl
kanan kiri raba kanan = kiri
STATUS Keadaan
umum
Membuka
Perkusi
mata
normosit, (+), sel
ovalosit,
: sonor/sonor
target, polikromasi,
menangis
Membuka
- Ht 31%mata (+),
Perkusi
- : sonor/sonor
AT 330 ribu/ul
Membuka mata (+),
Perkusi : sonor/sonor
eritroblas (-) (+), gerak
kuat menangis
- kuat
AE 3,03 juta/ul(+), gerak menangis kuat (+), gerak
PASIEN: 
Auskultasi : SDV (+/+),
Leukosit: jumlah dalam
aktif (+), sadar penuh,
suarabatas normal,(-/-)
tambahan
Auskultasi : SDV (+/+),
-
-
suara
MCV 102,1/um
aktif (+), sadar penuh,
MCH 33,5 pg (-/-)
tambahan
Auskultasi : SDV (+/+),
aktif (+), sadar penuh,
suara tambahan (-/-)
GCS E4V5M6 metamielosit
neutrofilia, MCHC 32,8 g/dl
- E4V5M6 E4V5M6
neutrofil (+), sel blast (-),
- RDW 20,7 %
Abdomen Inspeksi: dinding perut
Inspeksi: dinding perut Inspeksi: dinding perut
Tanda Vital 1. ITSuhu: 0:12 oC
ratio 36,7 1.
- Suhu:
MPV 11,0 fl oC
37,4 1. Suhu: 37,3oC
sejajar dengan
Trombosit: jumlahdinding
sejajar
- PDWdengan
62% dinding sejajar dengan dinding
2. dalam
Denyut batas normal, 135
nadi: 2. Denyut
St. Infeksi nadi: 141 2. Denyut nadi: 139
dadamakrotrombosit, dada
- AL: 11,8 ribu/ul dada

FOLLOW UP x/menit
clumping
Auskultasi
3. Simpulan:
Saturasi O
(-)
: Bising
gambaran
2 : 99% 3.-
x/menit
Neutrofil:
-Auskultasi
usus (+) 37,30%
: Bising
Limfosit 43,80%
Saturasi O2 : 98%
usus (+)
x/menit
Auskultasi : Bising usus (+)
3. Saturasi O2 : 98%
normal normal normal
PASIEN darah tepi dengan
4. neutrofilia
Frekuensirelatif
Perkusi : Timpani
mengarah ke proses
4.
- Monosit: 8,80%
Frekuensi
St. Metabolik
Perkusi : Timpani
- Bilirubin total: 11,94
4. Frekuensi
Perkusi : Timpani
pernapasan:56
infeksi
Palpasi : Supel, hepar dan pernapasan:52
mg/dl
Palpasi : Supel, hepar dan pernapasan:54
Palpasi : Supel, hepar dan
 Saran: CRP - Bilirubin direk: 0,80
lien x/menit
tidak teraba lien x/menit
mg/dltidak teraba lien x/menit
tidak teraba
BCD BC: +89,72 ml - : -Bilirubin indirek: 11,14
membesar, nyeri (-), turgor BC 14,3 ml
membesar, nyeri (-), turgor BC : +35,4 ml
membesar, nyeri (-), turgor
mg/dl
D: 0,63cc/kgBB/jam
kulit kembali cepat D: 2,77
kulit ml/KgBB/jam
kembali cepat D: 2,85
kulit ml/KgBB/jam
kembali cepat
(oliguria)
Follow Up
Follow Up 24/02/2019(DPH-6)
21/02/2019(DPH-3) 25/02/2019(DPH-7)
22/02/2019(DPH-4) 26/02/2019 (DPH-8)
23/02/2019 (DPH-5)
Ekstremitas
Ekstremitas
Pulmo Akral
Inspeksi hangat,
hangat, ADP
ADPteraba
: pengembangan Akral
Akral
Inspeksi hangat,
hangat, ADP
ADPteraba
: pengembangan Akral
Akral
Inspeksihangat,
hangat, ADP
ADPteraba
: pengembangan
Subjektif Badan kuning, demam (- Badan kuning, demam (- Badan kuning berkurang,
kuat, CRT
teraba kuat,< 2 CRT
detik< 2 kuat, CRT
teraba < 2 detik
kuat, CRT < 2 kuat,
teraba CRT
kuat,< 2 detik
CRT < 2
Asesment ),dinding
1. kejang
detik dada kanan//dada
Hiperbilirubinemia
(-), BAB cair (-) ),dinding
1. kejang
detik dada kanan//dada
Hiperbilirubinemia
(-), BAB low
cair (-) dinding
1.
demam
detik dada kanan//dada
Hiperbilirubinemia
(-), kejang (-), low
Asesment 1. high risk zone ec
kiri Hiperbilirubinemia 1. risk zone ec suspek
kiri Hiperbilirubinemia kiri risk
1. zone ec suspek
Hiperbilirubinemia
suspek inkompatibilitas BAB cair (-)
risk zone ecABO inkompatibilitas
low risk zone ecABO
BAB I Objektif
2.
low
Palpasi
suspek
Anemia
risk zone ec
: fremitus
inkompatibilitas
hemolitik
ABO
ec
Palpasi
low
: fremitusec
2. Anemia hemolitik
suspek
suspek
Palpasi
2. : fremitusec
Anemia hemolitik
suspek
rabainkompatibilitas
kanan = kiri rabainkompatibilitas
kanan = kiri rabasuspek
kanan = kiri
inkompatibilitas ABO
STATUS Keadaan
umum
Membuka
2.
suspekmata (+),
ABO
Perkusi : sonor/sonor
inkompatibilitas
menangis
Anemia kuat
hemolitik
ABO
(+), gerakec
Membuka
PerkusiABO
menangis
2. Anemia
mata (+), ABO
inkompatibilitas
: sonor/sonor
kuat (+), gerak
hemolitik ec
Membuka
2.
menangis
suspek
mata (+), ABO
inkompatibilitas
Anemia :hemolitik
Perkusi sonor/sonor
kuat (+), gerak
ec

PASIEN: Plan
Auskultasi
1.
suspek
aktifCek
: SDV
(+), laboratorium
sadar penuh,
suarainkompatibilitas
tambahan (-/-)
(+/+), Auskultasi
suspek
aktifAmbil
1.
: SDV
(+), sadar
(+/+),
hasilpenuh,
suarainkompatibilitas
GDT
tambahan (-/-)
Auskultasi
aktif (+),
: SDV (+/+),ABO
inkompatibilitas
sadar
Cek laboratorium
suara tambahan (-/-)
penuh,
bilirubin
bilirubin total, direk, total, direk, indirek
GCS E4V5M6
ABO E4V5M6
ABO E4V5M6
indirek
Abdomen Inspeksi: dinding oC perut Inspeksi: dinding perut Inspeksi: dinding perut
Tanda
Terapi Vital
Plan Suhu:
1. Rawat 36,7
di HCU
1. Konsul hemato 1. Cek
1. Suhu: 37,4oC
laboratorium 1. Coomb’s
1.
oC
Suhu: 37,3test
Neonatus
sejajar denganruangdinding 1. Infus maintenance
sejajar dengan dinding Infus maintenance
sejajar dengan dengan
dinding
2. pemulihan
Denyut nadi: 135 DL2
2. dengan bilirubin
Denyut total,141
nadi: 2. D5(Prodia)
Denyut
D5 1/4NS 4 1/4NS 4 ml/jam 139
nadi:
dada dadadirek, indirek dada
2. Cairan:
x/menitmaintenance ml/jam Diet x/menit
susu ASI 8 x 40-50 ml
FOLLOW UP Terapi
dengan: Bising
Auskultasi
3. ml/jam
D5 1/4NS
Saturasi O2 : 99%
4 (+)
usus 2.
x/menit
Diet susu: ASI
Auskultasi 8 x 40-50
Bising
3. mlSaturasi O2 : 98%
usus (+) Auskultasi : Bising usus (+)
3. Saturasi O2 : 98%
normal normal normal
PASIEN 3. Diet ASI
1. ASI58x
4. Frekuensi
4. Fototerapi
Perkusi
x 25-30
40-50ml
: Timpani2x24 jam
ml Diet Frekuensi
4. ASI 8x 40-50 ml
Perkusi : Timpani
Diet Frekuensi
4. ASI 8x 40-50 ml
Perkusi : Timpani
Fototerapi 1x24 jam
(mulai 20 Febrari 2019
pernapasan:56 pernapasan:52 pernapasan:54
mulai
Palpasi : Supel, hepar dan Palpasi : Supel, hepar dan Palpasi : 11.00
Supel,hari
heparini dan
17.30 WIB)
lien x/menit
tidak teraba lien x/menit tidak teraba lien x/menittidak teraba
Monitoring 1.
1. KUVS/3
KUVS/3ml jam
jam 1. : -KUVS/Si02 / 8jam
jam 1. KUVSml /Si02/ /88jam
jam
Monitoring
BCD BC: +89,72
membesar, nyeri (-), turgor 1.
BC KUVS/Si02
membesar,14,3 mlnyeri/ 8(-), turgor 1.
BC KUVS
: +35,4
membesar, /Si02
nyeri (-), turgor
2.
2. BCD/8 jam
BCD/8 jam 2.
2. BCD/8
BCD/8 jamjam 2. BCD/8
2. BCD/8jam jam
D: 0,63cc/kgBB/jam
kulit kembali
3. Status cepat
hidrasi/8jam
Status hidrasi/8 D: 2,77
kulit
jam 3. Saturasi ml/KgBB/jam
kembali cepat
Saturasi hidrasi/8hidrasi/8 D: 2,85
kulit ml/KgBB/jam
Saturasicepat
kembali
jam 3. Saturasi hidrasi/hidrasi/
8jam
(oliguria) jam 8jam
Follow Up 27/02/2019(DPH-9)
Subjektif Badan kuning berkurang, sudah semakin samar, demam (-), kejang (-),
BAB cair (-)

BAB I Objektif
Keadaan Membuka mata (+), menangis kuat (+), gerak aktif (+), sadar penuh,
STATUS umum

PASIEN: GCS E4V5M6


Tanda Vital 1. Suhu: 37,4oC
2. Denyut nadi: 143 x/menit
3. Saturasi O2 : 99%
4. Frekuensi pernapasan:56 x/menit
FOLLOW UP BCD BC: +101,16 ml

PASIEN BB
D: 1,97 cc/kgBB/jam
3400 gram
Kulit Ikterik di area wajah, meluas hingga ke badan (derajat Kramer III,
petekie (-), ekimosis (-), sianosis (-)
Kepala Mesocephal, normocephal = LK 36 cm (0 SD < LK < +2 SD skala
nellhaus), UUB datar
Follow Up 27/02/2019(DPH-9)
Mata
Subjektif Konjungtiva
Badan kuninganemis (-/-),sudah
berkurang, sklerasemakin
ikterik (+/+),
samar,mata cekung
demam (-/-), air
(-), kejang (-),
mata (+/+)
BAB cair (-)

BAB I Objektif
Hidung Nafas cuping hidung (-), sekret (-)
Keadaan Membuka matanyeri
(+), menangis kuat (+), gerak aktif (+), sadar penuh,
STATUS Telinga
umum
Mulut
Sekret (-),tidak tekan, normotia
Mukosa basah , tonsil T1-T1

PASIEN: GCS
Leher E4V5M6 KGB (-)
Pembesaran
Tanda
ThoraxVital 1. 37,4oC (-)
Suhu:retraksi
Simetris,
Cor 2. Denyut
Inspeksi nadi:
: iktus 143tak
cordis x/menit
tampak
3. Saturasi: O
Palpasi 2 : 99%
iktus cordis tidak teraba
4. Frekuensi
Perkusi pernapasan:56
: batas x/menit
jantung dalam batas normal
FOLLOW UP BCD BC: +101,16: Bunyi
Auskultasi ml Jantung I-II intensitas normal, regular, bising (-)

PASIEN Pulmo
BB
D: 1,97 cc/kgBB/jam
Inspeksi : pengembangan dinding dada kanan//dada kiri
3400 gram
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Kulit Ikterik di area wajah, meluas hingga ke badan (derajat Kramer III,
Perkusi : sonor/sonor
petekie (-), ekimosis (-), sianosis (-)
Auskultasi : SDV (+/+), suara tambahan (-/-)
Kepala Mesocephal, normocephal = LK 36 cm (0 SD < LK < +2 SD skala
nellhaus), UUB datar
Follow Up 27/02/2019(DPH-9)
Abdomen
Subjektif Inspeksi: dinding
Badan kuning perut sejajar
berkurang, sudahdengan
semakindinding dada (-), kejang (-),
samar, demam
Auskultasi
BAB cair (-) : Bising usus (+) normal

BAB I Objektif Perkusi : Timpani


Keadaan Palpasi
Membuka : Supel, hepar
mata (+), dan lien
menangis kuat tidak teraba
(+), gerak aktifmembesar, nyeri (-),
(+), sadar penuh,
STATUS umum turgor kulit kembali cepat

PASIEN: GCS E4V5M6


Tanda Vital 1. Suhu: 37,4oC
GIT BAB (+)
2. Denyut nadi: 143 x/menit
NGT(-)
3. Saturasi O2 : 99%
Muntah (-)
4. Frekuensi pernapasan:56 x/menit
FOLLOW UP BCD
Residu (-)
BC: +101,16 ml
Hasil Lab 1. St. Metabolik
PASIEN BB
D: 1,97 cc/kgBB/jam
- Bilirubin total: 6,21 mg/dl
3400 gram
- Bilirubin direk: 0,63 mg/dl
Kulit Ikterik di area wajah, meluas hingga ke badan (derajat Kramer III,
- Bilirubin indirek: 5,58 mg/dl
petekie (-), ekimosis (-), sianosis (-)
Ekstremitas
Kepala Akral hangat,normocephal
Mesocephal, ADP teraba kuat,
= LKCRT < 2(0detik
36 cm SD < LK < +2 SD skala
nellhaus), UUB datar
Follow Up 27/02/2019(DPH-9)
Asesment
Subjektif 1. Hiperbilirubinemia
Badan kuning berkurang,low risksemakin
sudah zone ecsamar,
suspekdemam
inkompatibilitas
(-), kejangABO
(-),
2.
BAB Anemia
cair (-) hemolitik ec suspek inkompatibilitas ABO

BAB I Objektif
Plan 1. Cek laboratorium bilirubin total, direk, indirek besok post
Keadaan Membuka mata (+), menangis kuat (+), gerak aktif (+), sadar penuh,
fototerapi
STATUS umum 2. BLPL

PASIEN: GCS
Terapi E4V5M6
Tanda Vital 1. Suhu: 8xoC40-50 ml
37,4
Diet ASI
Monitoring 2.
1. Denyut nadi:
KUVS/3 jam 143 x/menit
3.
2. Saturasi
BCD/8 jamO2 : 99%
4.
3. Frekuensi pernapasan:56
Status hidrasi/8 jam x/menit
FOLLOW UP
PASIEN
Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia adalah terjadinya peningkatan kadar plasma bilirubin 2
standar deviasi atau lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi
atau lebih dari persentil 90 (Sukadi A, 2010). Kadar bilirubin serum orang
normal umumnya kurang lebih 0,8 mg % (17mmol/l), akan tetapi kira-kira 5%
orang normal memiliki kadar yang lebih tinggi (1 – 3 mg/ dl).
Hiperbilirubinemia secara klinis kondisi ini ditandai oleh adanya ikterus, baik
yang disebabkan oleh faktor fisiologik maupun non-fisiologik (Wong et al.
2007).
 Ikterus fisiologik umumnya terjadi pada bayi baru lahir dengan
kadar bilirubin tak terkonjugasi pada minggu pertama >2 mg/dL.
Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI, kadar bilirubin puncak
akan mencapai kadar yang lebih tinggi (7-14 mg/dL) dan
penurunan terjadi lebih lambat, bisa terjadi selama 2-4 minggu,
Ikterus bahkan dapat mencapai 6 minggu (Sukadi A, 2010).
fisiologik  Umumnya fenomena ikterus ini ringan dan dapat membaik tanpa
pengobatan. Ikterus fisiologik tidak disebabkan oleh faktor
tunggal tetapi kombinasi dari berbagai faktor yang berhubungan
dengan maturitas fisiologik bayi baru lahir (Sukadi A, 2010).
 Ikterus yang terjadi sebelum usia 24 jam
 Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan
fototerapi; peningkatan kadar bilirubin total serum >0,5
mg/dL/jam

Ikterus non-  Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasar pada setiap bayi
(muntah, letargis, malas menetek, penurunan berat badan yang
fisiologik cepat, apnea, takipnea, atau suhu yang tidak stabil)
 Ikterus yang bertahan setelah delapan hari pada bayi cukup bulan
atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan (Martin & Cloherty,
2004).
 hiperbilirubinemia fisiologik
 inkompabilitas golongan darah ABO dan Rhesus
 breast milk jaundice
Etiologi ikterus  Infeksi
 bayi dari ibu penyandang diabetes melitus
 polisitemia/hiperviskositas.
 rasa kantuk
 tidak kuat menghisap ASI/susu formula
 Muntah
Gambaran  Opistotonus

klinis  mata terputar-putar ke atas


 kejang
 Efek jangka panjang Kernicterus ialah retardasi mental,
kelumpuhan serebral, tuli, dan mata tidak dapat digerakkan ke
atas (American Academy of Pediatrics, 2004)
Panduan WHO mengemukakan cara menentukan ikterus secara
visual, sebagai berikut:
1. Pemeriksaan dilakukan pada pencahayaan yang cukup (di siang
hari dengan cahaya matahari) karena ikterus bisa terlihat lebih
parah bila dilihat dengan pencahayaan buatan dan bisa tidak
terlihat pada pencahayaan yang kurang.
Diagnosis 2. Kulit bayi ditekan dengan jari secara lembut untuk mengetahui
warna di bawah kulit dan jaringan subkutan.
3. Keparahan ikterus ditentukan berdasarkan usia bayi dan bagian
tubuh yang tampak kuning.
Secara visual atau klinis, ikterus biasanya dinilai dengan
menggunakan derajat Kamer seperti pada tabel 1.
Daerah/ Luas ikterus Kadar
Kramer bilirubin
(mg%)
I Kepala dan leher 5

II Daerah 1 (+) badan 9

Diagnosis . bagian atas


III Daerah 1,2 (+) badan 11
bagian bawah dan
tungkai
IV Daerah 1,2,3 (+) lengan 12
dan kaki dibawah lutut
V Daerah 1,2,3,4 (+) 16
tangan dan kaki
 Bilirubin serum
Pemeriksaan bilirubin serum merupakan baku emas penegakan
diagnosis ikterus neonatorum serta untuk menentukan perlunya
intervensi lebih lanjut. (Stevry et al., 2013).
 Bilirubinometer transkutan
Diagnosis  Bilirubinometer merupakan instrumen spektrofotometrik dengan
prinsip kerja memanfaatkan bilirubin yang menyerap cahaya
(panjang gelombang 450 nm). Cahaya yang dipantulkan
merupakan representasi warna kulit neonatus yang sedang
diperiksa (Stevry et al., 2013).
 Fototerapi harus diberikan pada kadar bilirubin indirek 4-5 mg/dl.
Sedangkan jika melihat nilai bilirubin total serum, indikasi
dilakukannya fototerapi disesuaikan dengan usia bayi, dan
kelompok bayi apakah beresiko rendah/sedang/tinggi.

Tatalaksana:
Fototerapi

Grafik 1. Panduan fototerapi bayi usia kehamilan >=35 minggu (Sukadi A, 2010)
Tatalaksana: Pada hiperbilirubinemia yang disebabkan oleh inkompatibilitas
golongan darah ibu dan bayi, pemberian IVIG dapat menu-runkan
Intravena kemungkinan dilakukannya transfusi tukar. Dosis IVIG yang
immunoglobul diberikan adalah 0.5-1 gr/kg (Sana Ullah et al., 2016).

in (IVIG)
 Transfusi pengganti digunakan untuk mengatasi anemia akibat
eritrosit yang rentan terhadap antibodi erirtosit maternal;
menghilangkan eritrosit yang tersensitisasi; mengeluarkan
bilirubin serum; serta meningkatkan albumin yang masih bebas
bilirubin dan meningkatkan keterikatannya dangan bilirubin
Tatalaksana: (Stevry et al., 2013).
Transfusi  Transfusi pengganti atau transfusi tukar dilakukan jika terjadi
anemia parah dengan nilai hemoglobin <10 mg/dL saat lahir) dan
pengganti atau hiperbilirubinemia berat dengan nilai serum bilirubin total
>350 mikro mol/L dalam 48 jam pertama kehidupan atau
hiperbilirubinemia yang meningkat secara pesat dengan
peningkatan >10 mikromol/L/jam (Murray & Roberts, 2007).
 Transfusi tukar segera perlu dilakukan jika muncul gejala
ensefalopati akut (hipertoni, arching, retrocollis, opistotonus, high
pitch cry, demam) atau bila kadar bilirubin total ≥ 5 mg/dl di atas
garis patokan (lihat grafik 2) (Sukadi A, 2010).

Tatalaksana:
Transfusi
pengganti

Grafik 2. Panduan transfusi tukar (Sukadi A, 2010).


Gambar 2. Panduan tatalaksana hiperbilirubinemia pada bayi sehat cukup
Tatalaksana: bulan berdasarkan rekomendasikan American Academy of Pediatrics

Transfusi (Sukadi A, 2010).

pengganti

Gambar 3. Panduan tatalaksana hiperbilirubinemia pada bayi sehat cukup bulan


berdasarkan berat badan dan bayi baru lahir yang cukup sehat (Sukadi A, 2010).
Anemia Hemolitik
pada Neonatus
Anemia hemolitik adalah konsentrasi hemoglobin dibawah rentang
normal sesuai umur dan jenis kelamin akibat proses pemendekan
usia eritrosit (<120 hari). Pada neonatus, anemia hemolitik biasanya
bermanifestasi sebagai salah satu dari:
1) Peningkatan hitung retikulosit secara persisten tanpa atau
dengan penurunan kadar Hb dan tanpa riwayat perdarahan.
2) Penurunan kadar Hb yang cepat tanpa peningkatan hitung
retikulosit, dan tanpa adanya perdarahan (Yulidar H et al.,
2010).
 Imun
Inkompatibilitas Rhesus
Inkompatibilitas ABO
Etiologi  Non-Imun
Kelainan membran eritrosit herediter
Defek enzim eritrosit
Diagnosis

Gambar 3. Algoritma
diagnostik anemia pada
neonatus (Yulidar H et al.,
2010)
 menstabilisasikan kondisi pasien

Tatalaksana:  menjaga kehangatan


 monitor tanda vital
Manajemen
 evaluasi
umum  keseimbangan input dan output cairan serta pemasangan infus
sebagai penggantian cairan.
 Inkompatibilitas Rh: Memberikan Ig Anti D pada ibu
untuk mengikat eritrosit janin yang masuk ke dalam
sirkulasi maternal. Dosis yang diberikan 300 μg anti-D
secara injeksi dalam waktu 72 jam setelah kelahiran
atau abortus.
 Inkompatibilitas ABO: fototerapi, Sn-protoporfirin atau
Tatalaksana: infus albumin. Transfusi ganti sangat jarang diberikan
Manajemen  Kelainan membran eritrosit herediter: fototerapi, tapi
jika bilirubin 12-14 jam pasca lahir >10 mg/dL, pasien
khusus diberikan transfusi tukar
 Defek enzim eritrosit: fototerapi, Sn-protoporfirin,
infus plasma atau albumin, dan transfusi ganti. Hal lain
yang harus dilakukan adalah dengan menanggulangi
factor pencetus yaitu infeksi dan bahan oksidan
Inkompatibilitas ABO
Inkompatibilitas ABO dibedakan menjadi inkompatibilitas ABO
mayor dan minor.
Inkompatibilitas ABO mayor didefinisikan sebagai ekspresi antigen
ABO pada eritrosit pendonor namun tidak terekspresikan pada
eritrosit resipien (donor bergolongan darah A, dan resipien
bergolongan darah O. Tubuh resipien pun membuat antibodi untuk
melawan antigen eritrosit pendonor.
Inkomaptibilitas ABO minor didefiniskan sebagai ekspresi antibodi
ABO di eritrosit resipien yang tidak ada di eritrosit pendonor (donor
bergolongan darah O, dan resipien bergolongan darah A).
 Transfusi sel darah merah yang inkompatibel
 Ketidakcocokan plasma atau platelet
 Penyakit hemolisis pada bayi baru lahir
Etiologi  Transplantasi Hematopoietic stem cell
 Transplantasi organ padat
 Immunoglobulin intravena (Daimon & William, 2015)
a. Hiperbilirubinemia mulai tampak pada 24 jam pertama kelahiran
b. Anemia ringan, retikulositosis, normoblastemia, dan banyak
sferosit dalam darah tepi
c. Uji Coombs direk serum bayi (-), kadang-kadang (+) lemah,
dikonfirmasi dengan pemeriksaan Eluat meamakai panel eritrosit
Diagnosis orang dewasa
d. Ditemukan anti-A atau anti-B bebas tipe IgG dalam serum janin
e. Terdapatnya anti-A atau anti-B tipe IgG dalam serum ibu dengan
titer tinggi
 Fototerapi
 Sn-protoporfirin
Tatalaksana
 Infus albumin
 Transfusi gant/tukar
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai