Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS Tradition of Excellence

HYPERTENSION HEART FAILURE DENGAN


ACUTE KIDNEY INJURY

Oleh:
Devita Luthfia Fitrianasari
NIM 122011101081

Dokter Pembimbing:
dr. Dwi Ariyanti, Sp. JP, FIHA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


SMF/LAB. ILMU PENYAKIT DALAM
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
2018
1
Identitas Pasien
Tradition of Excellence
• Nama : Ny. A
• Umur : 47 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Panti, Jember
• Status : Menikah
• Pendidikan Terakhir : SMP
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Suku : Madura
• Agama : Islam
• Status Pelayanan : BPJS PBI
• No. RM : 215380
• Tanggal MRS : 01 Juni 2018
• Tanggal pemeriksaan : 04 Juni 2018
• Tanggal KRS : 07 Juni 2018

2
Anamnesis Tradition of Excellence

Anamnesis

• Autoanamnesis dan heteroanamnesis dilakukan kepada


pasien dan keluarga pasien pada tanggal 04 Juni 2018
(H4MRS) di Ruang A RSDS Jember.

Keluhan Utama

• Sesak
Anamnesis Tradition of Excellence
Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien mengeluh sesak sejak 2 bulan SMRS. Sesak dirasakan terutama saat beraktivitas.
Pasien mengeluh bila berjalan agak jauh maupun saat beraktivitas ringan sering merasa
ngos-ngosan. Seminggu terakhir, pasien merasa sesak semakin berat dan sesak tidak
berkurang ketika istirahat maupun tidur. Kaki pasien juga mengalami bengkak sejak 3
hari SMRS. Pasien akhirnya MRS melalui IGD pada 01 Juni 2018. Selama MRS, pasien
BAK (+) sedikit, BAB (+) normal, dan sesak serta bengkak dirasakan sudah berkurang.
• Sebelumnya, pasien sempat dilarikan ke Rumah Sakit Balung sesaat setelah merasa
sesak berat. Pasien mendapat obat anti hipertensi, lalu pada hari yang sama pasien
dirujuk ke Rumah Sakit dr. Soebandi untuk memperoleh penanganan yang lebih
intensif.
Anamnesis Tradition of Excellence

Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol

Riwayat Penyakit Keluarga

• Keluarga tidak ada yang memiliki keluhan maupun penyakit yang serupa
dengan pasien

Riwayat Pengobatan

• Pasien belum pernah menjalani pengobatan dimanapun sebelumnya


Anamnesis
Tradition of Excellence
Riwayat Sosial, Lingkungan, dan Ekonomi

• Community
• Pasien tinggal di dalam rumah dengan jumlah empat orang (dua dewasa dan dua anak).
• Home
• Pasien tinggal di rumah berukuran 8x6m dengan 2 kamar tidur, 1 ruang tamu dan 1 dapur dan 1 kamar mandi.
Menggunakan air sumur untuk kebutuhan mandi, cuci, kakus. Air minum berasal dari air sumur yang direbus.
• Occupational
• Pasien tidak bekerja. Suami pasien bekerja sebagai pedagang dengan penghasilan ± Rp 1.000.000 – 1.200.000
perbulan.
• Personal habit
• Pasien tidak merokok dan mengonsumsi obat-obatan tertentu. Suami pasien merokok dan bisa menghabiskan 1-2
bungkus rokok setiap harinya.
• Drugs and Diet
• Pasien tidak sedang mengonsumsi obat-obatan. Menu makan pasien terdiri dari nasi, sayur, kadang dengan lauk-
pauk. Pasien makan 2-3 kali sehari.
• Biaya pengobatan
• Pasien berasal dari keluarga dengan sosial ekonomi menengah kebawah. Status pembiayaan kesehatan pasien
yaitu BPJS PBI.
Kesan: riwayat sosio ekonomi kurang
Anamnesis Tradition of Excellence

Riwayat Gizi

• BB : 57 kg
• TB : 150 cm
• IMT : Berat Badan (kg) = 57
• Tinggi Badan(m)2 (1,50)2
• IMT : 25,3

Kesan: berat badan berlebih


Anamnesis Sistem Serebrospinal : nyeri kepala Tradition of Excellence
(+/-), penurunan kesadaran (-)

Respirasi: sesak (+), batuk (-)


Kardiovaskular: nyeri dada (-),
berdebar-debar (-)
Gastrointestinal: nyeri perut (-), mual
(-), muntah (-), diare (-), nafsu makan
menurun, BAB (+) normal Urogenital: BAK (+) sedikit, warna
kuning pekat, spontan
Muskuloskeletal: kelemahan pada
kedua kaki kanan dan kiri (-),
edema (+), atrofi (-), deformitas (-)
Pemeriksaan Fisik (04 Juni 2018)
Tradition of Excellence
• Keadaan Umum : cukup
• Kesadaran : komposmentis
• Tanda Vital: TD : 130/90 mmHg
• N : 110 x/menit, regular, kuat angkat
• RR : 26 x/menit
• Tax : 36,7 oC
• Pernapasan : sesak (+), batuk (-), mengi (-)
• Kulit : edema (-), sianosis (-), ikterus (-), anemis (-)
• Kelenjar limfe : pembesaran KGB (-), pembesaran kelejar tiroid (-)
• Otot : akral hangat (+) pada ekstremitas superior dan inferior, edema(-) pada
ekstremitas inferior dan superior.
• Tulang : tidak ada deformitas dan krepitasi
• Status gizi : BB : 57 kg
• TB : 150 cm
• IMT : 23,5 kg/m2
9
Pemeriksaan Fisik (04 Juni 2018)
Tradition of Excellence
• Kepala
Bentuk bulat, simetri
Rambut hitam, beruban, lurus, tidak mudah dicabut
Mata konjungtiva anemis : -/-
sklera ikterus : -/-
eksoftalmus : -/-
refleks cahaya : +/+
mata berkunang : -/-
Hidung sekret (-), bau (-), pernapasan cuping hidung
(-), perdarahan (-)
Telinga sekret (-), bau (-), perdarahan (-)
Mulut mukosa bibir sianosis (-), bau (-), luka (-)
10
Pemeriksaan Fisik (04 Juni 2018)
Tradition of Excellence
• Leher
KGB Tidak ada pembesaran
Tiroid Tidak ada pembesaran
JVP Tidak meningkat

11
Pemeriksaan Fisik (04 Juni 2018)
Tradition of Excellence
• Jantung
Inspeksi iktus kordis tidak tampak
Palpasi iktus kordis teraba di ICS VI AAL S
Perkusi Batas kanan atas : redup pada ICS II PSL D
Batas kanan bawah: redup pada ICS V PSL D
Batas kiri atas : redup pada ICS III PSL S
Batas kiri bawah : redup pada ICS VI AAL S
Auskultasi S1S2 tunggal, reguler, suara tambahan (-)

12
Pemeriksaan Fisik (04 Juni 2018)
Tradition of Excellence
• Paru
Ventral Dorsal

Inspeksi: Inspeksi:
 Simetris  Simetris
 Retraksi -/-  Retraksi -/-
 Ketinggalan gerak -/-  Ketinggalan gerak -/-
Palpasi Palpasi

N N N N
N N N N
↓ N ↓ N

13
Pemeriksaan Fisik (04 Juni 2018)
Tradition of Excellence
• Paru
Ventral Dorsal

Perkusi Perkusi
S S S S
S S S S
S S S S
S S R R S S R R
S S S S

Auskultasi V V
Auskultasi V V
V V V V
V V V V
V V V V V V V V
V V V V

14
Pemeriksaan Fisik (04 Juni 2018)
Tradition of Excellence
• Perut

Inspeksi cembung
Auskultasi Bising usus (+)
Palpasi soepel, hepatomegali (-), splenomegali (-),
nyeri tekan epigastrium (-)
Perkusi timpani

• Ekstremitas
Superior Akral hangat (+), edema (-)
Inferior Akral hangat (+), edema (+)

15
Pemeriksaan Laboratorium (01 Juni 2018)
Tradition of Excellence
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 15,3 13,5-17,5 gr/Dl
Leukosit 7,9 4,5-11,0 x 109/L
Hematokrit 47,7 41-53%
Trombosit 211 150-450 x 109/L
SGOT 45,6 10 – 31 U/L
SGPT 53 9 – 36 U/L
Albumin 3,1 3,4-4,8 gr/dL
GDS 114 < 200 mg/dL
Natrium 132,7 135 – 155 mmol/L
Kalium 4,76 3.5 – 5.0 mmol/L
Chlorida 97,4 90 – 110 mmol/L
Kreatinin Serum 2,07 0.5 – 1.1 mg/dL
Urea 81,2 12 – 43 mg/dL
16
Pemeriksaan Radiologi (01 Juni 2018)
Tradition of Excellence

1) Trakea : tidak tampak adanya deviasi


2) Sudut costophrenicus : dextra tampak tajam,
sinistra tampak tajam
3) Diafragma kanan cembung, diafragma kiri
cembung dan bersinggungan dengan jantung.
4) Cardio thoracic ratio (CTR) : 70 %
(kardiomegali)

17
Pemeriksaan EKG
Tradition of Excellence
• 01 Juni 2018

18
Resume Tradition of Excellence

Anamnesis

• Wanita, 47 tahun
• Sesak terutama saat aktivitas
• Kaki bengkak

Pemeriksaan Fisik

• Batas jantung melebar, ditemukan pitting edema di kedua ekstremitas bawah

Pemeriksaan Penunjang

• Foto Thorax: Cardiomegali


• EKG
Tatalaksana Tradition of Excellence
Planning Diagnostik

• Pemeriksaan Foto Thorax, EKG

Planning Terapi

• O2 3-4 lpm (jika sesak)


• Inf. PZ 7 tpm
• Inj. Furosemide 1-0-0
• Spironolakton 25 mg 1-0-0
• Ramipril 2,5 mg 0-0-1
• Concor 2,5 mg ½-0-0
• Asam folat 3x1
• Aminefron 3x1
• Allopurinol 300 mg 0-0-1
Tatalaksana Tradition of Excellence
Planning Monitoring

• Observasi keluhan utama dan tanda vital


• Produksi urine/24 jam
• Berat badan
• Faal ginjal
• EKG basal

Planning Edukasi

• Istirahat yang cukup


• Menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien kepada keluarga penyebab, perjalanan
penyakit, perawatan, prognosis, komplikasi serta usaha pencegahan komplikasi
• Mengedukasi pasien untuk melakukan diet rendah garam dan rendah kolesterol serta
membatasi minum
Prognosis Tradition of Excellence
Prognosis

• Quo ad vitam : dubia ad malam


• Quo ad functionam : dubia ad malam
• Quo ad sanationam : dubia ad malam
Follow Up Tradition of Excellence
Kondisi Pasien 01/06/2018 02/06/2018 03/06/2018 04/06/2018
Keluhan Sesak, kaki bengkak Sesak, kaki bengkak Sesak berkurang, kaki bengkak Sesak berkurang, kaki bengkak
berkurang
TD 120/90mmHg 110/80 mmHg 110/70mmHg 110/80mmHg
Nadi 76 x/ menit 88 x/ menit 82 x/ menit 84 x/ menit
RR 24 x/menit 22 x/menit 20 x/menit 18 x/menit
Suhu Tubuh 36,7 °C 36,5 °C 36,6 °C 36,7 °C
K/L a/i/c/d : -/-/-/+ a/i/c/d : -/-/-/+ a/i/c/d : -/-/-/+ a/i/c/d : -/-/-/+
Cor I Ictus cordis tidak tampak Ictus cordis tidak tampak Ictus cordis tidak tampak Ictus cordis tidak tampak
P Ictus cordis teraba Ictus cordis teraba Ictus cordis teraba Ictus cordis teraba
di ICS VI AAL sin di ICS VIAAL sin di ICS VI AAL sin di ICS VI AAL sin
P Redup Redup Redup Redup
A S1 S2 tunggal, e/g/m -/-/- S1 S2 tunggal, e/g/m -/-/- S1 S2 tunggal, e/g/m -/-/- S1 S2 tunggal, e/g/m -/-/-
Pulmo I Simetris, retraksi (-) Simetris, retraksi (-) Simetris, retraksi (-) Simetris, retraksi (-)
P Fremitus raba +/+ Fremitus raba +/+ Fremitus raba +/+ Fremitus raba +/+
P Sonor +/+ Sonor +/+ Sonor +/+ Sonor +/+
A Vesikuler +/+ Vesikuler +/+ Vesikuler +/+ Vesikuler +/+
Rhonki -/- Rhonki -/- Rhonki -/- Rhonki -/-
Wheezing -/- Wheezing -/- Wheezing -/- Wheezing -/- 23
Kondisi Pasien 01/06/2018 02/06/2018 03/06/2018 04/06/2018
Abdomen I Cembung Cembung Flat Flat
A Bising usus normal Bising usus normal Bising usus normal Bising usus normal
P Tymphani Tymphani Tymphani Tymphani
Tradition of Excellence
P Soepel, nyeri tekan (-) Soepel, nyeri tekan (-) Soepel, nyeri tekan (-) Soepel, nyeri tekan (-)
Ekstermitas Akral Hangat Akral Hangat Akral Hangat Akral Hangat
 Superior +/+  Superior +/+  Superior +/+  Superior +/+
 Inferior +/+  Inferior +/+  Inferior +/+  Inferior +/+
Edema Edema Edema Edema
 Superior -/-  Superior -/-  Superior -/-  Superior -/-
 Inferior +/+  Inferior +/+  Inferior +/+  Inferior +/+ berkurang
Produksi urine/24 200 cc 600 cc 550 cc 270 cc
jam
Berat badan 57 kg 57 kg 55,5 kg 55,5 kg
Diagnosis HHF + AKI HHF + AKI HHF + AKI HHF + AKI
Terapi Inf. PZ 7 tpm Inf. PZ 7 tpm PZ7 tpm PZ7 tpm
Furosemide 1-0-0 Furosemide 1-0-0 Furosemide 1-0-0 Furosemide 1-0-0
Spironolakton 25 mg 1-0-0 Spironolakton 25 mg 1-0-0 Spironolakton 25 mg 1-0-0 Spironolakton 25 mg 1-0-0
Ramipril 2,5 mg 0-0-1 Ramipril 2,5 mg 0-0-1 Ramipril 2,5 mg 0-0-1 Ramipril 2,5 mg 0-0-1
Concor 2,5 mg ½-0-0 Concor 2,5 mg ½-0-0 Concor 2,5 mg ½-0-0 Concor 2,5 mg ½-0-0
Asam folat 3x1 Asam folat 3x1 Asam folat 3x1 Asam folat 3x1
Aminefron 3x1 Aminefron 3x1 Aminefron 3x1 Aminefron 3x1 (stop)
Allopurinol 300 mg 0-0-1 Allopurinol 300 mg 0-0-1 Allopurinol 300 mg 0-0-1 Allopurinol 300 mg 0-0-1 24
Follow Up
Kondisi Pasien 05/06/2018 06/06/2018 07/6/2018 Tradition of Excellence
Keluhan Sesak berkurang, kaki bengkak Sesak berkurang, kaki bengkak Sesak berkurang, kaki bengkak (-)
berkurang berkurang
TD 110/70 mmHg 120/70 mmHg 120/80 mmHg
Nadi 82 x/ menit 86 x/ menit 80 x/ menit
Respiratory Rate 20 x/menit 18 x/menit 20 x/menit
Suhu Tubuh 36,6 °C 36,5 °C 36,4 °C
Kepala dan Leher a/i/c/d : -/-/-/+ a/i/c/d : -/-/-/- a/i/c/d : -/-/-/-
Cor I Ictus cordis tidak tampak Ictus cordis tidak tampak Ictus cordis tidak tampak
P Ictus cordis teraba Ictus cordis teraba Ictus cordis teraba
di ICS VI AAL sin di ICS VI AAL sin di ICS VI AAL sin
P Redup Redup Redup
A S1 S2 tunggal, e/g/m -/-/- S1 S2 tunggal, e/g/m -/-/- S1 S2 tunggal, e/g/m -/-/-
Pulmo I Simetris, retraksi (-) Simetris, retraksi (-) Simetris, retraksi (-)
P Fremitus raba +/+ Fremitus raba +/+ Fremitus raba +/+
P Sonor +/+ Sonor +/+ Sonor +/+
A Vesikuler +/+ Vesikuler +/+ Vesikuler +/+
Rhonki -/- Rhonki -/- Rhonki -/-
Wheezing -/- Wheezing -/- Wheezing -/-

25
Kondisi Pasien 05/06/2018 06/06/2018 07/6/2018
Abdomen I Cembung Cembung Flat
A Bising usus normal Bising usus normal Bising usus normal
P Tymphani Tymphani Tymphani
Tradition of Excellence
P Soepel, nyeri tekan (-) Soepel, nyeri tekan (-) Soepel, nyeri tekan (-)
Ekstermitas Akral Hangat Akral Hangat Akral Hangat
 Superior +/+  Superior +/+  Superior +/+
 Inferior +/+  Inferior +/+  Inferior +/+
Edema Edema Edema
 Superior -/-  Superior -/-  Superior -/-
 Inferior +/+  Inferior +/+  Inferior +/+
Produksi urine/24 200 cc 600 cc 550 cc
jam
Berat badan 57 kg 57 kg 55,5 kg
Diagnosis HHF + AKI HHF + AKI HHF + AKI
Terapi Inf. PZ 7 tpm Inf. PZ 7 tpm PZ7 tpm
Furosemide 1-0-0 Furosemide 1-0-0 Furosemide 1-0-0
Spironolakton 25 mg 1-0-0 Spironolakton 25 mg 1-0-0 Spironolakton 25 mg 1-0-0
Ramipril 2,5 mg 0-0-1 Ramipril 2,5 mg 0-0-1 Ramipril 2,5 mg 0-0-1
Concor 2,5 mg ½-0-0 Concor 2,5 mg ½-0-0 Concor 2,5 mg ½-0-0
Asam folat 3x1 Asam folat 3x1 Asam folat 3x1
Aminefron 3x1 Aminefron 3x1 Aminefron 3x1
Allopurinol 300 mg 0-0-1 Allopurinol 300 mg 0-0-1 Allopurinol 300 mg 0-0-1 26
Pembahasan Pemeriksaan Fisik
- Peningkatan JVP -
Textbook Pasien - Refluks hepatojugular -
Anamnesis - Suara jantung S3 (gallop) -
Tradition of Excellence
- Sesak nafas + - Apex jantung bergeser ke lateral +
- Ortopneu + - Bising jantung -
- Paroxysmal nocturnal dyspnoe + - Edema perifer +
- Toleransi aktifitas yang berkurang + - Krepitasi pulmonal -
- Cepat lelah + - Sura pekak di basal paru pada perkusi +
- Bengkak di pergelangan kaki + - Takikardia +
- Batuk di malam / dini hari - - Nadi ireguler -
- Mengi - - Nafas cepat +
- Berat badan bertambah > 2 kg/minggu - - Hepatomegali -
- Berat badan turun (gagal jantung stadium - - Asites -
lanjut) - Kaheksia -
- Perasaan kembung/ begah + Diagnosis
- Nafsu makan menurun - 1. EKG +
- Perasaan bingung (terutama pasien usia - 2. Foto Thorax +
lanjut) 3. Laboratorium +
- Depresi + Tatalaksana
- Berdebar + 1. Diuretik +
- Pingsan - 2. ACE-inhibitor +
3. Beta Blocker -
4. ARB -
5. Antagonis Aldosteon +
6. OAD +
27
HYPERTENSION HEART FAILURE Tradition of Excellence

• Definisi
Hipertensi tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg atau lebih untuk
usia 13-50 tahun dan tekanan darah mencapai 160/95 mmHg untuk
usia di atas 50 tahun, dan harus dilakukan pengukuran tekanan darah
minimal sebanyak dua kali untuk lebih memastikan keadaan tersebut
(WHO, 2001)

Hypertension Heart Failure (HHF)  gagal jantung yang disebabkan


oleh hipertensi. Hipertensi yang dialami bisa dikarenakan adanya
pengaruh salah satu penyakit metabolik yaitu Diabetes Mellitus.
Tradition of Excellence
• Gagal jantung yang dialami bisa diklasifikasikan berdasarkan tabel
berikut ini :

29
PATOFISIOLOGI Tradition of Excellence

30
MANIFESTASI KLINIS Tradition of Excellence

31
DIAGNOSIS
Kriteria Framingham dapat pula dipakai untuk diagnosis gagal jantung yaitu dengan terpenuhinya
Tradition of Excellence
2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor. Adapun kriteria Framingham sebagai
berikut:
Kriteria Mayor : Kriteria Minor :
• Paroksismal nocturnal dispnu atau • - Oedem ekstremitas
ortopnoe • - Batuk malam hari
• Distensi vena leher • - Dispnea d’effort
• Ronki paru • - Hepatomegali
• Kardiomegali • - Efusi pleura
• Edema paru akut • - Takikardia (>120 x/menit)
• Gallop S3
• Central venous pressure > 12 mmHg
• LVH pada EKG
• Penurunan BB ≥ 4,5 kg dalam 5 hari
pengobatan
32
Elektrokardiogram (EKG)
Harudikerjakan pada ss emua pasien diduga gagal jantung.Abnormalitas EKG sering dijumpai pada gagal
Tradition of Excellence
jantung. Abnormalitas EKG memiliki nilai prediktif yang kecil dalam mendiagnosis gagal jantung, jika EKG
normal, diagnosis gagal jantung khususnya dengan disfungsi sistolik sangat kecil (< 10%).
Foto Toraks
Merupakan komponen penting. Rontgen toraks dapat mendeteksi kardiomegali, kongesti paru, efusi pleura dan
dapat mendeteksi penyakit atau infeksi paru yang menyebabkan atau memperberat sesak nafas. Kardiomegali dapat
tidak ditemukan pada gagal jantung akut dan kronik.
Tradition of Excellence
Tradition of Excellence
TATALAKSANA Tradition of Excellence
• Terapi Nonfarmakologi • Terapi Farmakologis
• Tujuan
• Ketaatan pasien berobat a. Mencegah bertambah progresifnya penyakit,
• Pemantauan berat badan mandiri mengurangi gejala / keluhan, mengurangi masa
rawatan dan mencegah kematian.
• Asupan cairan b. Membatasi aktifitas fisik untuk mengurangi kerja
• Pengurangan berat badan jantung
• Kehilangan berat badan tanpa rencana c. mengurangi pre load pada jantung dengan membatasi
cairan dan garam, penggunaan vasodilator untuk
• Latihan fisik dilatasi vena dan penggunaan diuretik untuk
• Aktvitas seksual mengurangi volume cairan.
d. Mengurangi after load dengan penggunaan
vasodilator arteri atau menghambat angiotensin II
dengan pemakaian Angiotensin Converting Enzyme (
ACE ) inhibitors
e. Meningkatkan kontraktilitas jantung dengan
pemberian inotropik positif - Mengurangi efek
adrenergik dengan antagonis reseptor β
Tradition of Excellence
a. Diuretik
• overload  pemberian lebih awal berhubungan dengan hasil yang lebih baik. Pada pasien ini tujuan pemberian
diuretik adalah mencapai peningkatan output urin dan penurunan berat badan 0,5 – 1 kg/hari sampai tercapai
euvolemia secara klinis.

• b. Vasodilator
- Pemberian vasodilator seperti nitrogliserin diberikan pada pasien yang kurang respon dengan hanya pemberian
diuretik.
- Tujuan pemberian vasodilator akan mengurangi preload dan mempercepat pengurangan bendungan paru.
- Golongan nitrat ( nitrogliserin ) mendilatasi arteri perifer dan vena dengan merelaksasikan otot polos vaskuler
yang menyebabkan pengurangan preload dan afterload. P
- emberian nitrat ( sublingual/IV ) mengurangi preload dan berguna untuk pasien dengan angina serta gagal
jantung. Pada dosis rendah bertindak sebagai vasodilator vena dan pada dosis yang lebih tinggi menyebabkan
vasodilatasi arteri termasuk arteri koroner.
- Sodium nitropusside gagal jantung refrakter, gagal jantung dengan krisis hipertensi.
- Pemberian nitropusside dihindari pada gagal ginjal berat
• dan gangguan fungsi hati.

37
c. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor Tradition of Excellence
- Pentingnya aktivasi sistem RAA dalam progresifnya gagal jantung maka blokade sistem ini menjadi salah satu
dasar keberhasilan terapi.
- memblok pembentukan angiotensin II dan aldosteron  penurunan resistensi vaskuler dan mengurangi retensi
sodium/cairan.
- Pasien dengan tidak ada kontra indikasi maupun pasien yang masih toleran terhadap ACEI harus digunakan pada
semua pasien dengan gagal jantung yang simtomatik dan LVEF <40% dimana dengan ACE inhibitor akan
memperbaiki fungsi ventrikel.
- Beberapa contoh obat golongan ACE inhibitor adalah captopril, enalapril, lisinopril, ramipril dan trandolapril.

d. Inotropik
- Pasien dengan low output dan adanya tanda – tanda hipoperfusi atau bendungan dipertimbangkan untuk
pemberian obat inotropik seperti dopamin, dobutamin, milrinone, enoximone dan levosimendan.
- Obat – obatan ini akan memperbaiki gejala yang berhubungan dengan perfusi yang buruk dan mempertahankan
fungsi end organ pada pasien dengan disfungsi sistolik berat.
- Memberikan hasil yang bagus pada pasien dengan hipotensi relatif dan intoleran atau tidak respon dengan
vasodilator dan diuretiks.
- Dobutamin dan dopamin bekerja dengan merangsang reseptor B adrenergik sehingga meningkatkan
kontraktilitas miokard dan cardiac output.

38
e. Glikosida Digoksin
Tradition of Excellence
- diberikan pada pasien gagal jantung dan atrial fibrilasi dimana digoksin digunakan
untuk mengurangi frekuensi jantung.
- Digoksin bekerja dengan menghambat kerja sodium – potassium ATPase. Blokade
terhadap enzim ini berhubungan dengan:
(1)Memberikan efek inotropik positif yang menghasilkan perbaikan dan fungsi ventrikel
kiri.
(2)Menstimulasi baroreseptor jantung
(3)Mengurangi sekresi renin dari ginjal.
(4)Menyebabkan aktivasi parasimpatik sehingga menghasilkan peningkatan aktifitas
vagal.
• Pemberian digoksin pada pasien dewasa dengan gagal jantung dan fungsi ginjal
normal dengan dosis 0,25 mg. Pada pasien tua dan adanya gangguan ginjal dosis
dikurangi menjadi 0,0625 mg sampai 0,125 mg. Efek samping obat ini dapat berupa
blok sinoatrial dan AV, aritmia serta tanda – tanda toksisitas seperti mual, anoreksia,
pusing dan gangguan penglihatan warna.

39
• f. Beta Blocker Tradition of Excellence
- Menghambat efek sistemik saraf simpatis yang dimediasi melalui
reseptor beta-1, beta-2 dan alpha-1 pada otot jantung.
- Manfaat dari pemberian B-bloker adalah :
(1)Mengurangi frekuensi jantung dimana memperlambat pengisian
diastolik sehingga memperbaiki perfusi miokard
(2)Meningkatkan LVEF Carvedilol bekerja dengan menghambat reseptor
beta-1, beta-2 dan alpha-1.
(3)Sementara itu bisoprolol, nebivolol dan metaprolol merupakan
antagonis selektif beta-1.

40
Tradition of Excellence

41
Tradition of Excellence

TERIMA KASIH

42

Anda mungkin juga menyukai