Anda di halaman 1dari 80

 Keadaan emergensi atau kedaruratan :

trauma & nontrauma

 Trauma pada tulang & jaringan lunak 


indikasi utama dilakukannya
pemeriksaan radiologi.
 Fraktur : diskontinuitas tulang, kartilago atau
keduanya disertai cedera jaringan lunak.
 Fraktur tertutup : fraktur, cedera kulit (-)
 Fraktur terbuka : fraktur + cedera kulit
 Fraktur komplit, bila seluruh lingkaran tulang
terputus (disrupted). Simple  ta 2 fragmen
tulang
 Fraktur kominutif : lebih dua garis fraktur
 Fraktur inkomplit, fraktur pada satu sisi
korteks, pada anak2
 Fraktur avulsi, fragmen fraktur terlepas
dari induk tulangnya oleh tarikan otot,
ligamen atau tendon.
 Fraktur impaksi, bila satu fragmen
menumpuk dengan fragmen lainnya.
Fraktur kompresi, pada vertebra &
fraktur depresi, pada kalvaria.
 Fraktur patologis : fraktur karena trauma
minimal atau tanpa trauma sama sekali.
 Dislokasi, hilangnya kontak antara 2
tulang pembentuk sendi.
 Subluksasi, hilangnya kontak antara 2
tulang pembentuk sendi bersifat parsial.
 Distracted, fragmen fraktur bergeser
mengikuti aksis longitudinal.
 Displaced, fragmen fraktur bergeser
keluar dari aksis longitudinal.
Greenstick Simple Comminuted
Transversal Oblik Spiral Longitudinal
Angulasi Rotasi Kontraksi Distraksi
MODALITAS RADIOLOGI :
 FOTO POLOS : cepat, murah
 USG : cepat, murah
 CT SCAN : sudah mulai tersedia tiap
rumah sakit
 MRI : terbatas/kurang praktis pada situasi
emergency  jarang dijadikan pilihan
 Foto kepala
posisi lateral :
garis lusen
berbatas
tegas, tidak
bercabang
 fraktur
linear
 CT Scan kepala
potongan axial,
bone window :
fraktur
depressed
parietal kiri
 Foto kepala posisi
AP : pelebaran
sutura
frontozygomatica
kiri
 CT Scan kepala : Bentuk bikonveks /
lentikuler,1tidak melewati sutura,1sisi (single)
atau bilateral
 CT Scan kepala : bentuk bulan sabit
(crescent shape)
 CT Scan
kepala
potongan axial
: lesi hiperdens
ruang
subarachnoid
 CT Scan kepala
potongan axial :
lesi hiperdens
pada frontal
kanan & kiri.
CT-Scan
potongan
axial, reformat
coronal & 3D
 fragmentasi
dari dinding
anterior dan
posterior dari
sinus frontal
dengan
densitas
cairan di
dalamnya
(defek pada
dura), tampak
pula contusio
Blow-out fracture (trap door)
A. Foto Water's  dasar orbita kiri dengan batas tidak tegas disertai
bayangan polipoid (soft tissue mass) sisi superior sinus maksilla kiri
(tear drop),
B. B. CT Scan potongan Coronal defek pada dasar orbita kiri
dengan prolaps soft tissue kedalam sinus maksilla (tear drop)
 Fraktur Le Fort I
palatum terpisah
dari maksilla
(floating palatum)
 Fraktur Le Fort II,
maxilla terpisah
dari wajah
(floating maxilla)
 Fraktur Le Fort III,
terjadi
craniofacial
dysjunction
(floating face)
 Fraktur maksilla
dengan klasifikasi
Le Fort I pada sisi
kiri
Fraktur Mandibula
 (a) pada foto panoramik mulanya didapat satu fraktur
condylus kiri
 (b,c) pada CT potongan coronal didapatkan fraktur
 Foto cervical
posisi lateral :
fraktur pada
cervical 2
(fraktur
Hangman)
 Foto servikal
posisi lateral :
subluksasi
 tampak penipisan CV L1 terutama bagian
anterior yang tidak melibatkan discus
 Foto lumbosacral posisi lateral
: fraktur kominutif CV L2
 CT Scan lumbosacral
potongan sagital dan axial
 Foto toraks
 Diskontinuitas
costa dan
klavikula 
Fraktur kosta &
klavikula
 Tidak terdapat
kubah
diafragma kiri
 Ruptur
diafragma kiri
KONTUSIO PARU

• kontusio paru
akan terlihat
6-8 jam
setelah
RAD

trauma 
sebagi
peningkatan
densitas non
homogen.
CT Scan toraks potongan axial, Fraktur kosta posterior kiri dan pneumotorax.
Efek sekunder tampak kontusio dan kollaps paru kiri.
 Fraktur spiral
humerus
 Posisi
AP &
lateral
 Fraktur displaced olecranon
 Fraktur pada ujung olecranon. Pada posisi
lateral tampak adanya garis fraktur pada
ujung olecranon.
 Foto polos antebrachium : Garis
radiocapitellar tidak melewati
capitellum akibat dislokasi caput radial
 Foto wrist joint :
fraktur distal
radius disertai
dislokasi ulna
 Foto wrist
joint :
fraktur
distal
radius
dengan
fragmen
distal ke
dorsal
 Foto wrist joint
: fraktur distal
radius
dengan
fragmen
distal ke volar
 Posisi
dorsovolar
tampak fraktur
collum
metacarpal V
 Foto polos genu posisi AP (A) dan lateral
(B) memperlihatkan fraktur kominutif
patella dengan displaced
(a). plain radiografi menunjukkan keretakan kortikal pada lateral tibial plateau. Mengarah
pada fraktur nondisplaced.
(b).MRI proton density weighted potongan coronal menunjukkan fraktur tibial plateau lateral.
(c) MRI T2-weighted potongan sagital memperlihatkan ACL (anterior cruciatum ligament)
tampak samar dengan peningkatan intensitas signal (panah),sesuai dengan partial tear.
A.Fraktur komminutif
neck talar,
B. Foto lateral proc.
posterior & talar
body
C. CT coronal fraktur
body talar yang
meluas sisi
posterior subtalar
joint
CT fraktur calcaneus. ♂ 34 tahun dicurigai
fr.calcaneus kanan (A) tampak perluasan garis
fraktur ke sendi subtalar (B) Reformat sagital
tampak fr. proc. anterior calcaneus sampai ke
permukaan subtalar
Fraktur March (fatigue fracture) pada
metatarsal II. (a) Foto kaki kanan pesenam
saat awal & (b) fraktur pulih sempurna setelah
istirahat beberapa lama kemudian
 Trauma hepar Hematoma subkapsular
hepar
 Laserasi hepar multilobus memberikan
gambaran “bear claw”
 Hematoma subkapsular ( ),laserasi perifer kecil ( ),
perdarahan aktif dengan ekstravasasi kontras (H)
 Trauma limpa Laserasi & hematoma limpa Tampak
daerah hipodens berbentuk bulan sabit yang
merupakan hematoma subkapsular
 CT Scan ginjal
kanan
memperlihatkan
laserasi ginjal
dengan
hematoma
disekitarnya
 Tampak daerah
berbatas tegas
yang merupakan
daerah hipoperfusi
karena infark.
Tampak
24 JAM PERTAMA 48 JAM

DENSE
MIDDLE
ARTERY
SIGN

54
 Foto toraks :
hiperlusen
avaskular
hemithorax
kanan 
pneumotoraks
dextra
 Foto thorax :
perselubunhan
inhomogen
pada paru2
kiri, trachea
dan jantung
shift ke kiri
 Foto Toraks :
perselubung
an homogen
pada
hemithorax
sinistra 
efusi pleura
sinistra
Foto thorax :
Pneumonia
berupa abses
paru
 Kardiomegali, kranialisasi atau sefalisasi vascular,
efusi pleura
 CT Scan toraks potongan axial windows paru :
konsolidasi, ground glass appearance,
penebalan halus septal interlobular dan bilateral
 Foto polos abdomen : loop2 usus dilatasi
(herring bone app), air fluid level
bertingkat
 Foto polos abdomen : dilatasi loop usus
(colon) dengan air fluid level panjang2
 Foto toraks posisi AP/lateral : udara bebas
subdiafragma  pneumoperitoneum
 USG abdomen : appenddix melebar
dengan dinding yang inflamasi 
appedicitis akut
 Uretrosistografi
: kontras
dimasukkan
dari uretra ke
vesica
urinaria,
tampak
dinding wu yg
tidak intak
 Retropyelography :
ekstravasasi kontras
daerah ureter
kanan  Tanda-
tanda obstruksi
ureter setinggi CV.
L4 disertai
ekstravasasi kontras
(rupture)
 Urethrogarphy
posisi Ablique :
tampak
extravasasi
kontras
 di urethra pars
bulbosa sampai
membranosa,ko
ntras tidak
sampai buli-buli
Infiltrat pada
parenchym paru
Penyebab :
virus,bakteri,mycopla
sma,fungi dll
DD klinis : bronchitis
 Foto toraks :
infiltrat pada
lapangan
bawah
kedua paru
Akumulasi cairan pada
cavum pleura
Isi :
transudat,exudat,darah
,lymphe.
Efusi pleura minimal :
posisi right lateral
decubitus/left lateral
decubitus,USG
thorax,CT Scan thorax
Pulmonal stenosis
Overiding aorta
VSD
Hypertrophy right
ventricle
-. Pelebaran
mediastinum
-Deviasi trachea
-- Gold standart :
aortography, bila
memungkinkan.
 Foto toraks : loop loop usus hemitorax
kiri

Anda mungkin juga menyukai