Anda di halaman 1dari 29

PERDARAHAN

TRIMESTER
PERTAMA
KEHAMILAN
Maria F. Loho

Bagian / SMF Obstetri Ginekologi FK


UNSRAT / RSUP Prof. dr. R.D. Kandou
Manado
PENDAHULUAN

• Ada tiga topik yang akan dibahas :


• Abortus
• Kehamilan ektopik
• Molahidatidosa
• Paling sering ditemukan : abortus
• Paling sulit dikenal : kehamilan ektopik
• Paling merepotkan : mola hidatidosa

• Sangat penting dikenali oleh petugas kebidanan diujung tombak


pelayanan kebidanan,sebab termasuk dalam pelayanan darurat
kebidanan
ABORTUS
• Istilah abortus berasal dari bhs.Latin : aboriri yg
terjemahannya → keguguran.
• WHO mendefinisikan abortus →berak hirnya kehamilan
sebelum usia kehamilan 20 minggu atau berat janin < 500
gram.
• Perkembangan teknologi USG transvaginal dan pengukuran
kadar HCG, dapat membedakan usia kehamilan muda dan
membedakannya atas kehamilan intra uterin dan ektopik
ABORTUS
• International consensus group mengusulkan istilah PUL; (pregnancy
of unknown location) untuk kehamilan ektopik
• Sedangkan untuk yang intrauteri ; early pregnancy loss atau early
pregnancy failure
• Paling dikenal adalah istilah :
• abortus spontan terdiri dari
• ab imminens,
• ab insipiens,
• ab inkompletus,
• ab kompletus,
• missed abortion,
• abortus septik
PATOGENESIS

• 80% ab spontan terjadi dalam kurun 12 minggu


kehamilan
• kematian embrio biasanya mendahului abortus
• disertai perdarahan decidua basalis
• terjadi kematian jaringan, nekrosis memicu
kontraksi uterus
PENYEBAB

• Faktor Fetus dan Maternal


• Fetus
- an euploidi > euploidi
- aneuploidi terjadi
pada usia kehamilan 8
minggu ,euploidi pada
kehamilan 13 minggu
MATERNAL
• Umur ibu >35 th
• Penyebab sukar dipastikan, tapi ada pengaruh dari
• infeksi,
• gangguan medis diabetes, thyroid
• TBC, karsinoma, gangguan kardiovaskuler, gangguan
pencernaan
• Gangguan nutrisi prosedur pembedahan, faktor sosial dan
perilaku
• Faktor lingkungan dan pekerjaan, imunologi
MATERNAL
• Thrombophilia herediter
• Faktor bentuk dan gangguan diuterus
• Kelainan kromosom sperma  menambah risiko terjadi
abortus
• Belum banyak penelitian tentang pengaruh ini
• Bertambahnya usia pria  makin meningkatkan risiko
KLASIFIKASI KLINIS ABORTUS
SPONTAN
• Abortus imminens(threatened abortion)
• Abortus insipiens
• Abortus inkompletus
• Abortus kompletus
• Missed abortion
• Abortus septic
KLINIS ABORTUS SPONTAN

ABORTUS IMMINENS
•Perdarahan pervaginam tanpa pembukaan mulut rahim
•Diikuti nyeri perut hilang timbul, nyeri
pinggang/panggul
•Pemeriksaan USG abdominal / transvaginal
•Jika kehamilan ; baik  rawat konservatip  bed rest
•Beri analgetik a.l : acetominofen
ABORTUS INSIPIENS

• Pengeluaran cairan pervaginam


• Pembukaan mulut Rahim (+) robekan selaput
ketuban (+)
• Diikuti perdarahan, nyeri perut, kadang disertai
infeksi
 terminasi segera
ABORTUS INKOMPLETUS

• Terjadi perdarahan, sebagian jaringan sudah


keluar melalui pembukaan mulut Rahim
• Sebelum usia 10 minggu : biasa janin dan
jaringan keluar serentak
• Setelah usia tersebut : biasanya keluar tidak
bersamaan
• Penanganan dengan kuretase
ABORTUS KOMPLETUS
• Pengeluaran janin dan placenta sudah lengkap
• Pembukaan mulut Rahim (-)
• Riwayat nyeri perut dan perdarahan serta pengeluaran janin dan
placenta

• Jika tidak ada bukti pengeluaran janin dan placenta : perlu periksa
USG
• Jika ketebalan endometrium <15 mm  kemungkinan kehamilan
ektopik
• Periksa HCG  bila kadar rendah  KE : -
MISSED ABORTION
• Tertahannya janin yang mati untuk beberapa hari, minggu
bahkan bulan
• Penderita tetap amenorea, ada riwayat mual, muntah,
tegang buah dada
• Pemeriksaan dalam, mulut Rahim : tertutup
• Pemeriksaan USG transvaginal utk memastikan kematian
janin
• Terminasi kehamilan
ABORTUS SEPTIK
• Insiden menurun di negara yang melegalkan abortus ,msh
tinggi di negara berkembang
• Walaupun demikian, abortus elektip bisa disertai toksik syok
oleh kuman streptokokus pyogenus
• Terapi dgn antibiotika spectrum luas,
• Jika masih ada sisa jaringan  keluarkan dengan kuretase
hisap
• Konseling penderta dan keluarga akan bahaya yang akan
terjadi
KEHAMILAN EKTOPIK
• Kehamilan yg terjadi dimana zygote berimplantasi diluar
cavum uteri
• Sebagian besar berimplantasi dituba Falopii –(95%)
• Di ampula (+70%), di isthmika (+12%), di fimbria (+11%)
• Di ovarium (+3%), di interstitial (+2-3%), di serviks(+1%),
di intra ligamenter atau abdominal (1%)
PENYEBAB
• Anatomi tuba yang abnormal
• Penyakit menular seksual menyebabkan kelainan anatomi tuba
• Operasi kehamilan ektopik sebelumnya
• Koreksi setelah sterilisasi tuba
• Perlekatan peritubal setelah salpingitis, appendicitis,
endometriosis tuba
• Prosedur teknologi reproduksi berbantu
• Beberapa jenis kontrasepsic : IUD, LNG, S, progestin
KLINIS
• Riwayat haid terlambat
• Nyeri perut bgn bawah
• Perdarahan pervaginam sedikit
• Pemeriksaan ginekologik : nyeri goyang (+), cav.Douglasi
menonjol
• Jika terjadi robekan tuba : nyeri perut (+) sp pingsan
• Jika robekan terkena pembuluh darah, tanda2 perdarahan +
(akut abdomen)
• Luaran kehamilan ektopik bisa : abortus tuba, rupture tuba
DIAGNOSIS
• Klinis : anamnesis, pemeriksaan ginekologik, USG,
transvaginal
• USG transvaginal : rongga endometrium kosong, tebal <8
mm, massa adnexa (+)
• Cairan bebas di cav .Douglasi (+)
• Serum B HCG kuantitatip <1500 IU
• Serum progesteron <5ng
PENANGANAN
• Medikamentosa dg MTX,pd massa <3,5 cm, belum ada
denyut jantung janin
• Pembedahan : laparotomy atau laparoskopi
• Jenis pembedahan, sapingostomi, salpingektomi
• Perbaiki KU jika terdapat tanda-tanda syok
MOLA HYDATIDOSA
• Kehamilan buah anggur, terjadi proliferasi
trophoblas ,edema villi chorialis
• Degenerasi hidropik placenta-bisa komplit
, tanpa janin , bisa partial mola dengan
janin
• Insiden pada etnis tertentu : Asia, kulit
berwarna (di USA) >kulit putih
• Biasanya terjadi pada usia reproduksi
ekstrim,remaja atau >40 th
• Kehamilan mola berkembang dari
pembuahan kromosom abnormal
KLINIS
• Perdarahan pervaginam,hyperemesis,pembesaran uterus>usia kehamilan
• Dengan perkembangan teknologi, mola hyadatidosa ditemukan lbh dini
• Dengan USG abdominal terlihat kehamilan tanpa janin dgn gambaran
vesikel-vesikel
• Kista lutein diovarium terjadi pd 25-60% kasus
• Kista lutein dirawat konservatip, kecuali timbul torsi atau infark
• Kadar FT4,meningkat dan TSH menurun,  gejala tirotoksikosis
• Pada kehamilan yang agak besar, bisa terjadi eklampsia dan preeclampsia
DIAGNOSIS
• Anamnesa,riwayat amenorea diikuti oleh perdarahan
pervaginam sedikit
• Atau terlihat lahirnya gelembung mola bersamaan dgn
perdarahan pervaginam
• Pemeriksaan kehamilan ;tdk adanya ballotement dan bja (-)
• Pemeriksaan penunjang USG,-
• Serum B HCG kuantitatip>kehamilan normal
• Pemeriksaan patologi anatomi
PENANGANAN
• Kehamilan mola hydatidosa  terminasi
• Terminasi dengan kuretase hisap
• Preoperatip :
• periksa darah lengkap,
• golongan darah,
• persiapan transfusI darah
• X foto toraks-jika memungkinkan serum B HCG, fT4, TSH,
jika mulut rahim belum ada pembukaan  gunakan dilatator
PENANGANAN
• Saat evakuasi pasang infus 2 jalur, oxytocin pada salah satu
jalur dalam RL
• Gunakan Karman kanula no 10,12
• Pasca evakuasi : tindak lanjuti kadar B HCG, tiap minggu
sampai tak terdeteksi, tiap bulan - 6 bulan
• Kontrasepsi efektip
• Tindak lanjut hasil PA
KESIMPULAN

• Perlu pengenalan sedini mungkin ;perdarahan


trimester pertama kehamilan
• Hal ini mengurangi komplikasi yang akan terjadi
• Mengurangi angka kesakitan, bahkan menghindari
kematian ibu
• Menurunkan salah satu penyebab tingginya AKI

Anda mungkin juga menyukai