Anda di halaman 1dari 20

Giemsa

Kelompok 2

Helmi Kriston
Rahmawati Vitga Marco

Melan Fitri
Wulandari
Outline

Definisi

Sejarah

Prinsip Pewarnaan Giemsa

Komposisi

Cara Kerja Pembuatan Larutan Giemsa

Aplikasi

Kelebihan & Kekurangan


Definisi

Pewarnaan Giemsa adalah Pewarnaan yang digunakan untuk


pemeriksaan sitogenetik dan untuk diagnosis histopatologis
parasit malaria dan parasit lainnya. (Gandasoebrata, 2010)
Sejarah

Gustav Giemsa ( Jerman: [ɡi-mzaː] ; 20


November 1867 - 10 Juni 1948) adalah
seorang ahli kimia dan bakteriologis Jerman
yang merupakan penduduk asli Medar-
Blechhammer (sekarang bagian dari kota
Kędzierzyn-Koźle ). Dia dikenang karena
menciptakan larutan pewarna yang dikenal
sebagai " Giemsa stain ". Zat ini digunakan
untuk diagnosis histopatologis malaria dan
parasit seperti Plasmodium , Trypanosoma ,
dan Chlamydia .
Prinsip Pewarnaan Giemsa

Prinsip dari pewarnaan giemsa adalah presipitasi hitam yang terbentuk dari
penambahan larutan metilen biru dan eosin yang dilarutkan di dalam
metanol. Pewarnaan giemsa digunakan untuk membedakan inti sel dan
morfologi sitoplasma dari sel darah merah, sel darah putih, trombosit dan
parasit yang ada di dalam darah. Pewarnaan giemsa adalah teknik pewarnaan
yang paling bagus digunakan untuk identifikasi parasit yang ada di dalam
darah (blood-borne parasite).
Komposisi

Eosin

Metilen
Blue
Metanol

Gliserin
Cara Kerja Pembuatan Larutan Giemsa

Gelas Ukur
Alat Pipet

Reagen Giemsa
Bahan Buffer Phospat
Cara Kerja Pembuatan Larutan Giemsa

2. LARUTAN GIEMSA KONSENTRASI


1. LARUTAN GIEMSA KONSENTRASI
10%
5%
Pengenceran larutan giemsa dengan
Pengenceran larutan giemsa dengan
konsentrasi 10% yaitu dengan
konsentrasi 5% dengan perbandingan
Perbandingan antara giemsa dan
antara giemsa dan buffer adalah 1:20.
buffer adalah 1:10 Keterangan :
- 1 bagian giemsa
- 1 bagian giemsa
- 19 bagian buffer
- 9 bagian buffer
Cara pengencerannya :
Cara pengencerannya :
 Dipipet buffer kedalam gelas ukur
 Dipipet buffer kedalam gelas ukur
sebanyak 19 mL kemudian
sebanyak 9 mL kemudian
ditambahkan geimsa sebanyak 1
ditambahkan geimsa sebanyak 1
mL.
mL
 Lakukan pewarnaan giemsa 5%
 Lakukan pewarnaan giemsa 10%
waktu pendiaman adalah 30 – 45
dengan waktu pendiaman selama
menit
20 – 25 menit
3. LARUTAN GIEMSA KONSENTRASI Catatan :
20%  Buffer yang digunakan dalam
pembuatan larutan giemsa
Pengenceran larutan giemza dengan biasanya adalah buffer phospat
konsentrasi 20% yaitu perbandingan dengan pH 6,4.
antara giemza dan buffer adalah 1:5  Laboratorium seperti puskemas
Keterangan : yang masih minim dalam
- 1 bagian giemza ketersediaan bahan atau reagen
- 4 bagian buffer kerja dapat mengganti buffer
dengan menggunakan Aquades
 Cara pengencerannya : dengan pH yang netral.
Dipipet buffer kedalam gelas ukur  Perubahan pH dalam larutan
sebanyak 4 mL kemudian giemsa dapat mempengaruhi hasil
ditambahkan geimsa sebanyak 1 pengamatan morfologi sel darah.
mL. Homogenkan  Contohnya jika pada pH yang
 Lakukan pewarnaan giemsa 20% kurang dari 6,0 morfologi lekosit
waktu pendiaman adalah 10 – 15 akan memperlihatkan inti yang
menit kurang jelas.
Aplikasi Pewarnaan Giemsa

1. Sebagai tehnik standar untuk mewarnai parasit


plasmodium penyebab malaria.

Parasit Trypanosoma
Penyakit surra

Parasit Plasmodium
Penyakit malaria
2. Selain itu tehnik ini juga digunakan dalam Histologi
karena mampu mewarnai membran inti sel, dan
komponel sel lainnya dengan kualitas yang dinilai
memuaskan.

Potongan
jaringan kulit
pewarnaan

Giemsa
3. Tehnik pewarnaan Giemsa juga dapat digunakan
untuk membedakan bakteri dengan fungi.

Fungi Zygomycota pada pewarnaan Giemsa


Cara Pewarnaan Giemsa
Pembuatan Preparat Pemeriksaan Malaria menggunakan Giemsa

Alat Bahan

1. Objek glass 1. Darah Kapiler

2. Cover glass 2. Larutan giemsa 10%

3. Rak pewarnaan 3. Aquadest

4. Pipet ukur 1 mL dan 10 mL 4. Alkohol 70%

5. Pipet tetes 5. Preparat malaria

6. Botol semprot 6. Label

7. Auto click & lancet


Cara Kerja

Pembuatan Sediaan Tetes Tebal


1. Tetesan darah kapiler (12 µm) dilebarkan
dari luar ke dalam dengan diameter + 1 cm
menggunakan salahsatu ujung kaca objek
lain yang bersih
2. Dibiarkan sampai mengering

Pewarnaan Tetes Tebal dengan Giemsa 10%

1. Sediaan darah diletakkan di rak pewarnaan dan diatur jaraknya


2. Sediaan darah tebal diteteskan dengan aquades secara merata, dibiarkan
sampai lisis ( + 3menit )
3. Aquades ditiriskan
4. Sediaan diteteskan dengan larutan Giemsa 10% secara merata, lalu
dibiarkan 30 menit
5. Setelah 30 menit, warna Giemsa ditiriskan dan sediaan dibilas dengan
aquades
6. Sediaan dibiarkan kering dalam suhu ruang
Pembuatan Sediaan Tetes Tipis
1. Pada tepi tetesan darah, diletakkan tepi kaca objek lain
yang bersih dengan membentuksudut 30 – 40 derajat,
sehingga darah akan menyebar ditepi kaca objek lain
tersebut.
2. Bila darah telah menyebar rata, maka kaca objek yang
digunakan untuk membuat apusandidorong perlahan
membentuk apusan darah yang tipis dan rata dengan
ujung berbentuklidah.
3. Apusan darah dikeringkan

Pewarnaan Tetes Tipis dengan Menggunakan Giemsa 10%

1. Sediaan darah diletakkan di rak pewarnaan dan diatur jaraknya


2. Sediaan darah tipis diteteskan dengan methanol p.a secara merata, dibiarkan + 5 menit
3. Setelah 5 menit metanol ditiriskan
4. Sediaan diteteskan dengan larutan Giemsa 10% secara merata, lalu dibiarkan 30 menit
5. Setelah 30 menit, warna Giemsa ditiriskan dan sediaan dibilas dengan aquades
6. Sediaan dibiarkan kering dalam suhu ruang
Kelebihan & Kekurangan

Gambaran morfologi
Dengan eosinofil dengan pewarnaan
pewarnaan giemsa menunjukkan inti sel
berwarna biru keunguan
giemsa, apusan dan granula tampak cukup
darah lebih tahan jelas terlihat berwarna
lama setelah merah muda, tetapi
pewarnaan wright lebih
disimpan. menonjol dibandingkan
dengan pewarnaan giemsa.
Daftar Pustaka

Ernst Klee, Biography Of German


Scientist, 1945
Arry Pattipura, Komponen dan Rumus
Kimia Giemsa dan Zhiel Nelsen,2016
Nolis Febry, Larutan dan Reagen, 2015
Gandasoebrata,Penuntun Laboratorium
Klinik, 2010

Anda mungkin juga menyukai