BULAN ANJENI
DHILLAH ADHELIYAH
NIRMALA SULTHON S. PUTRI
SITI RAVITA NOVIA
SUCI ARUM MELATI
ALKALOID
DEFINISI ALKALOID
9. Golongan Purine:
i. Xantina: Kafein, teobromina, theophylli
10. Golongan Terpenoid:
j. Alkaloid Aconitum: aconitine
k. Alkaloid Steroid (yang bertulang punggung steroid pada struktur yang bernitrogen):
-) Solanum (contoh: kentang dan alkaloid tomat) (solanidine, solanine, chaconine)
-) Alkaloid Veratrum (veratramine, cyclopamine, cycloposine, jervine, muldamine)
-) Alkaloid Salamander berapi (samandarin)
-) lainnya: conessine
11. Senyawa ammonium quaternarys: muscarine, choline, neurine
12. Lain-lainnya: capsaicin, cynarin, phytolaccine, phytolaccotoxin
CARA
MENDAPATKAN
SENYAWA
ALKALOID
ISOLASI ALKALOID
Satu-satunya sifat kimia alkaloida yang paling penting adalah kebahasaannya. Metode pemurnian
dan pencirian ialah umumnya mengandalkan sifat ini, dan pendekatan khusus harus dikembangkan
untuk beberapa alkaloida (misalnya: rutaekarpina, kolkhisina, dan risinina) yang bersifat biasa. Umumnya
isolasi bahan bakal sedian galenik yang mengandung alkaloida dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Dengan menarik menggunakan pelarut – pelarut organik berdasarkan azas keller, yaitu alkaloida
disekat pada pH tertentu dengan pelarut organik. Prinsip pengerjaan dengan azas keller yaitu alkaloida
yang terdapat dalam suatu bakal sebagai bentuk garam, dibebaskan dari ikatan garam tersebut menjadi
alkaloida yang bebas. Di tambahkan basa lain yang lebih kuat.
PENARIKAN ALKALOID
Alkaloid dapat diisolasi melalui metode ekstraksi antara lain :
1. Soxhletasi
Soxhlet merupakan ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru, umumnya dilakukan menggunakan alat
khusus sehingga terjadi ekstraksi konstan dengan adanya pendingin balik (kondensor). Di sini sampel
disimpan dalam alat soxhlet dan tidak dicampur langsung dengan pelarut dalam wadah yang di panaskan,
yang dipanaskan hanyalah pelarutnya, pelarut terdinginkan dalam kondensor dan pelarut dingin inilah yang
a. Dapat digunakan untuk a. Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul
sampel dengan tekstur yang pada wadah di sebelah bawah terus-menerus dipanaskan
sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh
lunak dan tidak tahan terhadap panas.
pemanasan secara langsung.
b. Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan
b. Digunakan pelarut yang melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga
lebih sedikit dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan
volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.
c. Pemanasannya dapat diatur
c. Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok
untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang
terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena seluruh alat
yang berada di bawah kondensor perlu berada pada
temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.
2. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan
jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Ekstraksi refluks digunakan untuk
mengektraksi bahan-bahan yang tahan terhadap pemanasan.
Prinsip refluks:
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu alas
bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada
kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas
bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya
berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan
sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN