Kumarin merupakan senyawa metabolit sekunder berupa minyak atsiri yang terbentuk
terutama dari turunan glukosa nonatsiri saat penuan atau pelukaan.[1] Hal ini penting
terutama ada tumbuhan alfalfa dan semanggi manis di mana kumarin menyebabkan
timbulnya aroma yang khas sesaat setelah kedua tumbuhan itu dibabat.[1] para peneliti
telah mengembangkan galur semanggi tertentu yang mengandung sedikit kumarin dan galur
lainya yang mengandung kumarin dalam bentuk terikat.[1] semua galur itu secara ekonomi
sangat penting karena kumarin bebas dapat berubah menjadi produk yang beracun,
dikumarol, jika semanggi rusak selama penyimpanan.[1] dikumarol adalah senyawa
antipenggumpalan yang menyebabkan penyakit semanggi manis (penyakit pendarahan)
pada hewan ruminansia (pemamah biak seperti sapi) yang memakan tumbuhan yang
mengandung dikumarol.
CONTOH KUMARIN
Kumarin adalah zat yang banyak ditemukan pada tanaman maupun tumbuhan.
Fungsi senyawa kumarin bermacam-macam mulai dari antipiretik, antihipertensi,
antirematik, antiinflamasi, antidiabetes, anti kolestrol, antibiotik, antiscabies,
antibakteri dan anti kortikosteroid alam yang terkandung dalam bagian tanaman dan
tumbuhan hijau. Kandungan zat kumarin dalam tanaman hanya beberapa persen
saja, selain itu juga terdapat kandungan zat senyawa lain seperti flavonoid,
polikumarin, alkaloid, saponin, kumarin dan minyak atsiri. Kegunaan kumarin dalam
bidang farmasi dimanfaatkan sebagai antidiabetes, antikonvulsan dan bisa sebagai
antivirus alam.
CONTOH TANAMAN KUMARIN
Nymphaea calliantha