Anda di halaman 1dari 31

Dr. Deviana S.

Riu, SpOG
DEFINISI

 Kehilangan darah ≥ 500 ml pada


persalinan pervaginam; ≥ 1000 ml pada
persalinan dengan seksio sesaria atau
penurunan kadar hematokrit 10%.
 Kehilangan darah yang potensial
menyebabkan gangguan hemodinamik
 Dibedakan atas :
– Perdarahan dini : terjadi dalam 24 jam
pertama
– Perdarahan lanjut : terjadi setelah 24 jam
sampai 6 minggu post partum

 Ditemukan pada 1 – 10% persalinan


ETIOLOGI

 Perdarahan postpartum dini :


– Atonia uteri
– Retensi plasenta atau rest plasenta
– Laserasi pada traktus genitalia
– Ruptur uteri
– Inversio uteri
– Koagulopati
 Perdarahan postpartum lanjut :
– Polip plasenta
– Subinvolusi uteri
– Penyakit Von Willebrand’s
ATONIA UTERI

 Ketidakmampuan otot miometrium untuk


berkontraksi dan retraksi
 Disebabkan oleh :
– Distensi yang berlebihan dari uterus :
 Kehamilan multipel
 Makrosomia
 Polihidramnion, kelainan kongenital pada janin
(hidrosefalus)
 Abnormalitas dari uterus : mioma uteri
– Kelelahan uterus :
 Partus lama
 Partus presipitatus
– Faktor obat-obatan :
 Obat anestesi
 NSAID
 Obat tokolitik : Magnesium sulfat, beta mimetik,
nifedipin
– Lokasi insersi plasenta di SBR
PENCEGAHAN
 Kenali faktor risiko
 Penanganan aktif Kala III
 Observasi pada Kala IV :
– Tanda vital
– Kontraksi rahim
– perdarahan
DIAGNOSIS

 Nilai kontraksi rahim


 Bila plasenta telah lahir, periksa apakah
plasenta dan selaput lahir lengkap
 Jika kontraksi rahim baik dan perdarahan
minimal, pikirkan adanya robekan jalan
lahir
PENATALAKSANAAN
 A = airway
 B = breathing
 C = circulation
 Tentukan penyebab
 TATALAKSANA - ABC ’s
– Bicara dan observasi pasien
– Jalur IV besar (No 16 gauge)
– Kristaloid- jumlah banyak!
– Pemeriksaan hematologi
– Golongan darah dan Cross-matched
– Minta PERTOLONGAN!
 Simultan dengan ABC – nilai fundus
– Jika lembek  masase bimanual
 singkirkan inversio uteri
 mungkin terdapat trauma traktus bagian bawah
 evakuasi bekuan darah dari vagina & servik
 membutuhkan eksplorasi manual pd saat ini
ATONIA UTERI
1. Pemijatan fundus uteri (15 detik)

Evaluasi rutin. Bila


perdarahan masih
Uterus Ya berlangsung, periksa
berkontraksi? perineum, vagina dan
serviks
Tidak

2. Bersihkanlah bekuan darah dan/atau


selaput ketuban dari vagina & serviks
3. Pastikan kandung kemih kosong. Jika
penuh  kateterisasi
4. Lakukan kompresi bimanual internal
(KBI) 5 menit

 Teruskan KBI 2 menit


Uterus lagi
Ya
berkontraksi?  Keluarkan tangan
pelan-pelan
 Pantau kala IV
Tidak dengan ketat
Tidak
ATONIA UTERI
5. Anjurkan keluarga untuk melakukan
kompresi bimanual eksternal
6. Keluarkan tangan perlahan-lahan
7. Berikan ergometrin 0,2 mg IM (Jangan
diberikan jika hipertensi)
8. Pasang infus (jarum ukuran 16 atau 18)
500 ml RL + 20 U oksitosin. Habiskan
secepat mungkin
9. Ulangi KBI.

Uterus Pantau ibu selama


Ya
berkontraksi kala IV
?
Tidak

10. Rujuk segera


11. Dampingi ibu ke tempat rujukan
12. Lanjutkan infus RL + 20 U oksitosin 500
ml/jam hingga tiba ditempat rujukan.
Kemudian 125 ml/jam (40 tetes/menit),
berikan juga minuman untuk rehidrasi
Kompresi Bimanual
– Jika dengan kompresi bimanual dan oksitosin
respon tidak ada lanjutkan dengan eksplorasi
– Eksplorasi manual akan:
 Singkirkan adanya inversio uteri
 Palpasi luka servik
 Evakuasi sisa plasenta atau bekuan darah dari uterus
 Singkirkan adanya ruptura uteri atau dehisens
RETENSIO PLASENTA

 Defenisi : Tertahannya/belum
lahirnya plasenta > 30’ setelah bayi
lahir
 Sebagian besar gangguan pelepasan
plasenta disebabkan gangguan
kontraksi uteri
JENIS RETENSIO PLASENTA

PLASENTA ADHESIVA
Implantasi kuat dari jonjot korion
plasenta, sehingga mekanisme
separasi fisiologik gagal
PLASENTA AKRETA
Implantasi memasuki sebagian lapisan
miometrium
PLASENTA INKRETA
Implantasi mencapai/memasuki
miometrium
PLASENTA PERKRETA
Implantasi menembus lapisan otot
mencapai lapisan serosa dinding
uterus

PLASENTA INKARSERATA
Tertahannya plasenta di dalam kavum
uteri, disebabkan oleh konstriksi
ostium uteri
 Regangkan tali pusat & pasien meneran.
 Bila ekspulsi tidak terjadi  coba traksi terkontrol
tali pusat dgn terkendali
 Infus oksitosin 20 u dalam 500 cc NS/RL 40
tetes/mnt
 Bila gagal : Manual plasenta
 Bila manual plasenta tidak memungkinkan atau
tidak lengkap : kuret
Plasenta Akreta :
 Pem. Luar  ikutnya
fundus/korpus bila tali pusat
ditarik
 Pem. Dalam  perabaan tepi
plasenta sulit karena implantasi
yang dalam
 Tindakan  operatif
Sisa Plasenta :
 Dini  periksa apakah plasenta lahir
lengkap atau tidak
 Sbgn besar dgn keluhan perdarahan
setelah 6-10 hr dgn sub involusi uterus
 Antibiotika
 Eksplorasi digital, dgn AVM atau D&K
 Transfusi darah bila perlu
INVERSIO UTERI

1. Bagian uterus masuk ke kavum uteri


2. Fundus uteri belum keluar dari kavum
3. Korpus uteri yang terbalik sudah
masuk vagina
4. Uterus & vagina sudah terletak di luar
vagina
PATOFISIOLOGI
 SPONTAN : karena tekanan intra abdomen
yg tiba-tiba meninggi
 Karena TINDAKAN : Perasat Crede pada
hipotomi / atoni uteri & tarikan pada
plasenta yg belum lepas
GEJALA-GEJALA

 Pada awal  tidak selalu jelas


 Nyeri hebat sampai syok
 Perdarahan hebat
DIAGNOSIS
 Perdarahan  sampai syok
 Fundus uteri tdk ditempatnya
 Teraba tumor lunak diatas serviks uteri
/ didalam vagina
Penanganan : Reposisi secepat mungkin :
– Atasi gejala2 lebih dahulu (infus I.v. &
transfusi darah)
– Dgn anestesi umum  masukkan tangan
kanan seluruhnya utk mendorong pelan2
korpus uteri
– Uterotonika
– Bila gagal  laparotomi
 Reposisi Uterus yang inversi
 Reposisi Uterus yang Inversi
Bila Perdarahan Uterus Berlanjut
– Kemungkinan koagulopati - PTT, waktu
pembekuan, fibrinogen
– Bila koagulopati :
 koreksi dengan faktor pembekuan, platelets
– Bila koagulasi normal:
 siapkan Kamar Operasi
 singkirkan ruptura uteri, mungkin perlu reparasi
 pertimbangkan ligasi uteri/ hipogastrik ,
histerektomi

Anda mungkin juga menyukai