Anda di halaman 1dari 39

PENDAHULUAN FISIKA INTI

Di Susun:
Kelompok 2
Addena Ridha (06111181621007)
Fitri Erdiana (06111181621002)
Jumalia (06111981621063)
Mona Puspitasari (06111181621061)
Kiki Wulandari (06111181621012)
Salmah Rianti (06111181621052)
Septania Pratiwi (06111181621020)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PELURUHAN BETA

• Peluruhan β merupakan jenis peluruhan yang paling umum


dikenal, sebab hampir semua nuklida tidak berada pada
daerah kestabilan..

• Peluruhan Beta adalah peluruhan radioaktif yang meman


carkan pertikel beta (elektron atau positron).
• Proses peluruhan β meliputi pancaran elektron secara
langsung dari inti. Baik elektron yang bermuatan negatif
maupun positron yang bermuatan positif dapat dipancarkan
oleh inti yang sama

Perubahan nuklida tidak stabil menjadi lebih stabil dengan memancarkan partikel beta.
Ada tiga jenis proses terjadinya peluruhan β:

N0 JENIS RUMUS
• Pada kasus pemancaran
sebuah elektron, peluruhan
disebut sebagai peluruhan 1. Pemancaran
beta minus (β - )
Elektron (β - )
• Pada kasus pemancaran 2. Pemancaran
sebuah positron, peluruhan
disebut sebagai peluruhan Positron (β +)
beta positive (β+)
3. Penangkapan
Elekton

SEPTANIA PRATIWI
PROSES TERJADINYA PELURUHAN
Proses terjadinya peluruhan β dapat dijelaskan dari skema tingkat dasar
proton dan neutron seperti pada gambar dibawah ini.

stabil stabil stabil

 Pada nuklida 𝐵= 5 12 dengan N=7 dan Z=5 sehingga memiliki (N>Z).


 Pada nuklida 𝐶= 6 12 merupakan inti stabil dengan jumlah neutron dan
proton yang sama (N=Z=6).
 Pada nuklida 𝑁= 7 12 dengan N=5 dan Z=7 sehingga memiliki (N<Z).
SEPTANIA PRATIWI
Inti atom 𝐵= 5 12 yang tak stabil meluruh dengan mengubah sat
u neutronnya menjadi proton agar stabil menjadi 𝐶= 6 12. Karen
a muatannya harus kekal maka harus dibentuk satu muatan negat
if (elektron). Namun demikian karena elektron tak dapat berada
Lanjutan dalam inti atom maka ia harus dikeluarkan dan dipancarkan seba
gai radiasi sinar β- dan anti neutrino

Untuk 𝑁 7 12 jumlah proton lebih besar dibandingkan dengan ca


cah neutronnya, sehingga inti tersebut meluruh dengan menguba
h satu protonnya menjadi neutron disertai dengan pemancaran za
rah positif dalam bentuk β + dan neutrino.

SEPTANIA PRATIWI
Untuk hubungan pemancaran elektron β- dan pemancaran positron β +
dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar diatas menujukkan Perubahan posisi radioisotop pada diagram


N-Z dalam proses
(a) pemancaran elektron β- dan
(b) pemancaran positron β +.

SEPTANIA PRATIWI
KONDISI UNTUK PELURUHAN SPONTAN

Peluruhan beta akan terjadi hanya jika energi yang tersedia dalam t
ransisi cukup untuk membuat elektron atau positron.
1. PEMANCARAN ELEKTRON Misal inti induk ZAX bermassa Mp
meluruh menjadi inti anak berma
ssa Md dan partikel beta positif at
Z X A Z +1Y A +-1 e0 au negatif dengan massa mα.

SEPTANIA PRATIWI
Berdasarkan prinsip konservasi energi:
Ei = E f
Pemancaran (1)

Elektron Atau dapat ditulis


Q = Kd + Kb - = (M p - M d - me )c2 (2)
Apabila M(Z) dan M(Z+1) adalah massa atom induk
dan massa atom anak, mengabaikan energi ikat

SEPTANIA PRATIWI
SEPTANIA PRATIWI
Pemancaran
Positron

MONA PUSPITA SARI


2. PEMANCARAN POSITRON

Energi disintegrasi untuk proses ini diberikan oleh:


(4)
Pernyataan persamaan ini dalam terminologi massa atomik, di mana:
(5)

(6)

Karena Q harus positif, peluruhan positron dari suatu atom akan terja
di hanya jika massa diamnya lebih besar dari jumlah massa diam dua elektron
dan suatu atom dengan A sama dan dengan Z berkurang satu.
MONA PUSPITA SARI
3. PENANGKAPAN ELEKTRON
Energi disintegrasi pada kasus ini diberikan
oleh:
(7)
Supaya penangkapan elektron terjadi, massa
atom induk harus lebih besar dari massa sebuah
atom dengan A sama dan dengan Z berkurang
satu. Jika elektron-elektron inti berat, dalam
proses dari elektron-elektron itu bergerak
melingkar yang dekat dengan inti (gambar:
tangkapan pancaran dan elektron auger), maka
elektron-elektron tersebut akan ditangkap
Peristiwa tangkapan elektron ini tidak dapat dideteksi secara langsung melainkan
biasanya dilakukan dengan jalan mendeteksi elektron auger-nya.
MONA PUSPITA SARI
Syarat Penangkapan Elektron

1 2 3 4
•Jika elektron yang • Ruang kosong pada • Karena terdapat partikel •Terdapat beberapa
tidak bermuatan kemungkinan pemancaran
dikulit K yang kulit K atau kulit L sinar X, kulit K yang
dipancarkan dalam proses
ditangkap, proses diisi oleh muatan dari penangkapan elektron, bereksitasi akan melakukan
penangkapan elektron- kulit yang berada di maka proses yang diamati eksitasi lagi dengan
elektron tersebut disebut luarnya memberikan energinya pada
hanya pada pemancaran elektron kulit L yang akan
K capture atau karakteristik sinar X. dipancarkan dengan energi
penangkapan K kinetik Ke

MONA PUSPITA SARI


Pengukuran Energi Partikel Beta (β)

Melibatkan dua
jenis electron
Eelektron konversi ya
Elektron yan ng
g dipancarka dipancarkan oleh pros
n es
dalam proses peluruhan gamma, ya
peluruhan be ng Peluruhan beta adalah teori relativ
ta biasanya mengikuti itas, karena partikel beta yang dip
peluruhan beta ancarkan dari inti radioaktif memi
liki kecepatan yang mendekati kec
epatan cahaya.
JUMALIA
Spektrometer Magnetik.

Spektrum sinar beta dari unsur-unsur radioaktif alami pertama kali dianalisis oleh L.Baeyer dan O
Hahn, dalam bentuk peningkatan spektrum sinar beta yang fokus pada spektrometer magnetik
berbentuk setengah lingkaran

Gambaran dan teori spektrometer sinar beta


 Kinerja berbagai jenis spektrometer dibandingkan dengan angka merit, yang
didefinisikan oleh rasio T / R dimana;
 Koefisien transmisi, yang didefinisikan sebagai fraksi dari jumlah partikel energi yang
berikan atau momentum yang dipancarkan oleh sumber yang diterima oleh detektor.
 Resolusi yang didefinisikan sebagai ΔE / Edi mana ΔE adalah lebar maksimu

pada energi E. plot biasanya terbuat dari jumlah elektron diba


ndingkan momentum partikel beta (Hr)
T adalah koefisien transmisi,
R adalah resolusi
JUMALIA
Sinar beta spektrometer magnetik
terbagi menjadi tiga bagian

Spektrometer
Spektrometer Spektrometer
fokus setengah
lensa magnetik fokus ganda
lingkaran

JUMALIA
4. Energi yang Hilang Karena Elektron
Komplikasi ini timbul untuk bidang-bidang berikut:
• Karena massa yang kecil dan kecepatan yang tinggi dari partikel
beta, maka hal ini menjadi perlu untuk mempertimbangkan efek
relativitas.
• Sebaliknya untuk massa yang berat,elekktron mungkin kehilangan
sebagian besar dari energi kinetik dalam tabrakan tunggal.
• Tumbukan antara elektron dan atom, dimana elektron hanya
dibelokan tanpa ada energi yang hilang (tumbukan sempurna)
• Efek yang paling dominan terjadi pada saat kecepatan tinggi
adalah energi yang hilang oleh radiasi begitu banyak.
• Elektron yang dipancarkan dalam proses peluruhan beta tidak
memiliki kesamaan energi.

Addena Ridha
Addena Ridha
Elektron dengan Energi Tinggi

A.Energi yang hilang akibat tumbukan tak sempurna.


Persamaan dari stopping power untuk partikel bermuatan berat:

Harus diubah untuk dua alasan yang berbeda. (a) karena mereduksi massa d
ari dua sistem elektron. Untuk kondisi log 2mv2 harus disubtitusi ke log mv2. (
b) identifikasi dari elektron berenergi tinggi seperti kemunculan elektron prime
r dari batas energi tumbukan yang hilang pada berbagai tumbukan adalah ¼
mv2 bukan ½mv2.
B. Energi yang Hilang dari Elektron yang Cepat Karena
Radiasi
Menurut teori elektromagnetik klasik, percepatan pancaran energi elektromagnetik
partikel bermuatan pada tingkat tertentu diberikan oleh persamaan berikut

Dimana partikel bermuatan seperti elektron


dan proton berpindah di dalam inti itu
dipercepat dan memancarkan gelombang
elektromagnetik.

Addena Ridha
Energi kritis oleh H. Bethe W. Heitler

Kerugian radiasi untuk kehilangan energi ionisasi ditunjukan oleh:

Addena Ridha
Sebagai contoh gambar 8.9 menunjukan total kerugian energi untuk elektron, dimana :

Addena Ridha
KARAKTERISTIK
SPEKTRUM Spektrum kontinu mempunyai karakteritistik sebagai berikut :
• Terdapat suatu batasan maksimum dalam distribusi, dan energi yang
KONTINU bersesuaian Ad tergantung jenis inti yang mengalami peluruhan beta.
• Terdapat suatu batasan energy maksimum yang hamper sesuai dengan
peluruhan yang tersedia .Dimana energy maksimum adalah suatu fungsi
peluruhan initi. Sekali lagi, energi titik-akhir maximum adalah fungsi
dari inti membusuk.
• Spektrum kontinyu diamati βˉ dan β + baik untuk alam serta penghasil
beta buatan.

Addena Ridha
Adsorbsi dan Hubungan Energi dengan
Jarak
Dimana
Pengertian
μ/ρ : koefisien adsorbs
Adsorpsi merupakan suatu peristiwa penyerapan massa (cm2/mg)
pada lapisan permukaan, dimana molekul dari X : ketebalan penyerap
suatu materi terkumpul pada bahan (mg/cm2)
pengadsorpsi atau adsorben. Io : intensitas
I : intensitas setelah
Persamaan eksponensial dari adsorbsi sekitar melewati penyerap
partikel beta untuk reaksi nuklir sinar beta. Dalam dengan ketebalan x
area yang terbatas intensitas sinar beta dari penyerap.
diberikan persamaan.
I=Ioe-μx/ρ

Kiki Wulandari
Alumunium tipis diletakkan diantara
sumber dan detektor. Sinyal dari detektor
disalurkan menuju penguat dan menghitung
lintasan. Tingkat perhitungan diteliti untuk
perbedaan ketebalan dari alumunium foil
dengan menambahkan alumunium foil
secara berkala

Intensitas dari sinar beta ditransmisikan melewati penyerap dapat


dihitung dengan metode sederhana pada gambar 8.10
Kiki Wulandari
Gambar 8.11. Prosentase transmisi p
artikel beta plus (2.7Mev) dibandingka
n dengan ketebalan alumunium dalam
satuan mg/cm2 dengan energi akhir 2.
91 MeV). Titik dimana kurva adsorbsi
kembali bertemu dan menuju ground,
karena sinar gama menyertai peluruh
an nukleus dan sinar kosmik, ini diseb
ut jarak Rβ dari sinar beta.

Ketebalan
alumunium Kiki Wulandari
Ketelitian dari energi sinar betadapat dihitung dengan metode adsorbsi yang mana memiliki 2 faktor:
(1) penentuan jarak secara akurat
(2) hubungan jarak dan energi yang diketahui.

Penentuan jarak secara akurat termasuk lokasi yang teliti dari titik dimana kurva adsorbs bertemu de
ngan dasar. Metode tinjauan secara visual adalah yang paling sederhana tetapi paling tidak masih b
ias diandalkan

Kiki Wulandari
Dengan persamaan berikut ini yang mem Gambar 8.13. kurva rentang energi untuk el
berikan hubungan empiris Antara jarak da ectron. Pada titik ini diperoleh pengukuran y
n energi ang actual dengan penelitian yang berbeda.

R=412E0n untuk E0< 2.5 MeV


n=1.265-0.094 ln E0

R=530 E0-106 untuk E0 > 2.5 MeV

Pada gambar menjelaskan bahwa tidak a


da perbedaan diantara (i) rentang energi t
unggal electron dan partikel beta dan (ii) p
ositron dan electron, memiliki besar energ
i yang sama.

Kiki Wulandari
SALMAH RIANTI

NEUTRINO DAN ANTIEUTRINO


Hipotesa Neutrino
Postulat Wolfgang
Pauli

3 Hukum Kekekalan
pada Peluruhan Beta

HIPOTESA
NEUTRINO
Sifat Neutrino dalam
Memenuhi Peluruhan Beta

Diperoleh

3 Proses Peluruhan Beta

SALMAH RIANTI
Partikel beta mempunyai energi antara nol
3 Hukum dan harga maksimum tertentu. Tiga hukum
Kekekalan pada kekekalan diaplikasikan pada partikel yakni:

Peluruhan Beta Hukum Kekekalan energi

Kekekalan momentum linier

Konservasi momentum sudut


Dari hasil eksperimen diperoleh reaksi seba
gai berikut:

SALMAH RIANTI
Momentum Sudut
Untuk momentum sudut, momentum angular dirumuskan sebagai beri
kut :

Dimana I merupakan spin nuklir, spin nuklir ini ditentukan oleh jumlah nukleon.
Inti induk dan inti anak memiliki jumlah nukleon sama yakni A sehingga:
Jika A genap, maka I merupakan bilangan bulat
Jika A ganjil, maka I merupakan ½ bilangan bulat yang ganjil
Sedangkan β- memiliki momentum angular ½ћ, sehingga apabila β- tidak ada
akan terpenuhi bahwa I pada kondisi awal yang sama dengan I pada kondisi
akhir yang genap.
Genap Genap (tepenuhi)
Sedangkan kenyataanya adalah
Genap Genap + ½ ћ SALMAH RIANTI
• Massanya sangan kecil
Sifat Neutrino 1 bahkan dapat dianggap
massa diamnya nol
dalam Memenuhi
• Mempunyai Spin ½
Peluruhan Beta 2

• Hanya berinteraksi lewat


interaksi lemah dan gravitasi,tak
3
satupun lewat interaksi kuat
atau interaksi elektromagnetik

SALMAH RIANTI
3 Proses
Peluruhan
Beta

• Dengan disebut anti neutrino


dan v merupakan neutrino

SALMAH RIANTI
Neutrino & Antineutrino

• Neutrino (partikel dengan vektor


spin antipararel ke vektor momentum
dari keadaan yang berlawanan).
Helisitas atau spiralitas sebesar -1.

• Antineutrino (partikel dengan vektor


spin sejajar dengan vektor momentum
dari keadaan yang searah). Helisitas
atau spiralitas sebesar +1.

SALMAH RIANTI
Upaya mengukur massa neutrino berhasil
dilakukan peneliti di Observatorium
Kamiokande Super di Jepang yang mulai
beroperasi tahun 1996. Observatorium ini
terletak 1.000 meter di bawah tanah di
Tambang Mozumi di daerah Kamioka Hida.
Detektor neutron yang digunakan antara
lain berupa tabung foto sebanyak 13.000
buah yang ditanamkan dalam tanah pada
kedalaman hingga 2 kilometer (km).
Penelitian ini menemukan ukuran neutrino
yang juga disebut partikel ”titik”, yaitu
sepersejuta massa elektron atau di bawah
dua elektron volt.

Detektor Neutrino SALMAH RIANTI


Pengukuran Massa Neutrino

SALMAH RIANTI
Penerapan Peluruhan Beta
1. isotop iodin-131 (I131) 2. Pengobatan polycythemia rubavera
Caranya yaitu ketika I-131 ini dimasukkan kedalam tubuh Caranya P32 disuntikan kedalam tubuh sehingga
dalam dosis yang kecil,maka I-131 ini akan masuk ke radiasinya memancarkan sinar beta dapat
dalam pembuluh darah traktus gastrointestinalis. I-131 menghemat pembentukan sel darah merah pada
akan melewati kelenjar tiroid yang kemudian sumsum tulang. Dengan Reaksi yang terjadi:
menghancurkan sel-sel glandula.

131 → 131 + e0 15 P 32
16 S 32
+ -1 e 0

53I 54Xe -1

1 → 1 0 4. Partikel beta digunakan dalam quality


0n 1p +-1e
control untuk menguji ketebalan suatu
kertas
Fitri Erdiana
Kerugian Peluruhan Beta

1. Penyinaran langsung dari partikel beta dapat berbahaya karena emisi dari
pemancaran beta yang kuat bias memanaskan atau membakar kulit.
2. Apabila terhirup dari udara partikel beta langsung dipancarkan ke dalam

jaringan hidup sehingga menyebabkan bahaya ditingkat molekuler yang

dapat mengganggu fungsi sel.

Fitri Erdiana
THANK’S YOU

Anda mungkin juga menyukai