Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

Skizofrenia Hebefrenik

Gabriella Selara Pangarepo


112018046

Pembimbing:
dr. Meutia Laksminingrum, Sp. KJ
Identitas Pasien

• Nama (inisial) : Nn. EA


• Tempat & tanggal lahir : Bandung, 23 Juli 2002 (16 thn)
• Jenis kelamin : Perempuan
• Suku bangsa : Sunda
• Agama : Islam
• Pendidikan : SMP
• Pekerjaan : Tidak bekerja
• Status perkawinan : Belum menikah
• Alamat : Kampung Ciloa, RT/RW 02/09, Desa Karyalaksana,
Kec. Ibun, Kota Bandung
Riwayat Psikiatrik
o Autoanamnesis : 6 Desember 2018, jam 15.00 (Hari perawatan ke 17 )

o Alloanamnesis dengan : ( 7 & 9 Des )


• Nama : Ny. NE, 31 tahun, Ibu kandung, tinggal serumah.
• Nama : Ny. A, 54 tahun, Nenek, tinggal beda rumah
Riwayat Gangguan Sekarang

1 Jam SMRS

• Mendengar suara
bisikan (halusinasi
• Mengamuk dan dengar).
marah-marah • Karena pasien
• Memiliki teman
(agresivitas verbal) melihat polisi.
bernama Roro, dan
memiliki 2 singa
• Akhirnya ibunya
• Sering keluyuran. (halusinasi lihat).
membawa pasien
• Merasa jika dirinya
ke rumah sakit
• Suka mondar- anggota CBI, seorang
untuk dirawat.
mandir (gelisah). dosen, anggota partai
perindo dan persib
(waham kebesaran)
Riwayat Gangguan Psikiatrik
2016:
2017 (April) :
Pulang acara camping
mengamuk, marah-marah pada orang sekitar
Insomnia (agresivitas verbal), merusak barang-barang,
tidak mau makan, suka berbicara sendiri jadi mudah tersinggung (irritable), berbicara
dan tertawa sendiri di kamar (autistik), selalu
tampak murung, merasa ketakutan jika pasien keluyuran, menjadi mondar-mandir (gelisah),
bertemu laki-laki, menjadi lebih pendiam mendengar suara bisikaN (halusinasi suara),
Terapi : dibawa ke orang pintar melihat makhluk gaib (halusinasi lihat)

2018 (Juni) :
Melihat polisi
2017 (Mei) : jadi suka keluyuran, tertawa sendiri, berbicara
sendiri, kalau diajak bicara mulai tidak nyambung
Melihat seragam polisi (flight of idea).
mengamuk lagi dan marah-marah (agresivitas sering mendengar suara seorang wanita yang
verbal) bernama Roro, ia juga mengatakan jika dirinya
Terapi : Risperidone dan clozapin seorang indigo yang bisa melihat hal-hal gaib
(halusinasi dengar dan lihat), dan pasien juga
mengatakan jika dirinya seorang anggota CBI dan
seorang dosen (waham kebesaran)
Riwayat Gangguan Sebelumnya

• Riwayat Gangguan Medik


Trauma Kepala (-), pingsan (-), kejang (-)

• Riwayat Penggunaan Psikoaktif


Alkohol (-), Rokok (-), NAPZA (-)
Riwayat Gangguan Sebelumnya

Riwayat Perjalanan Sakit


4
3
2
1
0
2016 (Okt) 2017 (Apr) 2017 (Mei) 2018 (Nov)

Riwayat Perjalanan Sakit


Riwayat Perkembangan Fisik :

• Proses tumbuh kembang seperti merangkak, berdiri,


berjalan dan berbicara sama seperti anak seusianya.
• Pasien bersekolah sampai tamat SD dan melanjutkan
sekolah menengah pertama.
• Kelainan pada proses tumbuh kembang dari bayi
sampai dewasa (-)
Riwayat Perkembangan Kepribadian

Masa kanak-kanak :
Mulai dari kanak-kanak mampu aktif bergaul
dengan orang lain di lingkungannya.

Masa remaja :
pasien melanjutkan pendidikan ke bangku SMP.
Hubungan sosial dengan keluarga dan teman-
teman pasien tetap berjalan baik.

Setelah kejadian yang menimpanya pasien mulai


menyendiri dikamar dan bila ada masalah, tidak
menceritakan masalah tersebut kepada
orangtua.
Riwayat :

Kehidupan Kehidupan
Pekerjaan : Pendidikan : beragama: sosial dan
perkawinan:
Pembantu Kelas 1 SMP Islam dan Belum
rajin sholat menikah
Riwayat Keluarga

SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG:


Kerangan :
Pasien adalah anak pertama dari tiga bersaudara.
Pasien belum menikah dan tidak bekerja. Pasien
tinggal bersama kedua orangtuanya. Pasien lebih
suka menyendiri daripada bergaul dengan teman-
temannya. Kehidupan pasien ditanggung oleh
ayah tiri pasien.
Status Mental

DESKRIPSI UMUM
Penampilan:
Postur tubuh normal. Kesadaran:
Perilaku dan aktivitas psikomotor:
Perawatan diri tampak baik. Kesadaran
Rambut hitam panjang dengan sensorium/neurologik: - Sebelum wawancara : pasien
kuku bersih dan terawatt. Compos mentis sedang mondar-mandir di ruang
bangsal
Seorang perempuan, Kesadaran Psikiatrik:
penampilan sesuai usia, Tidak tampak - Selama wawancara : pasien
memakai baju dan celana RSJ terganggu tenang, perhatian terhadap
berwarna pink, tampak rapi. pertanyaan, sering kali menjawab
Kontak mata ada. pertanyaan dengan memainkan
rambut (stereotipi)
- Sesudah wawancara : pasien
bersalaman lalu mengucapkan
terima kasih dan mondar-mandir di
dalam ruang bangsal

Pembicaraan:
Cara berbicara: spontan,
intonasi jelas, volume Sikap terhadap
bicara normal. pemeriksa:
Gangguan berbicara: Kooperatif
tidak ada gangguan
Alam perasaan (EMOSI)

• Suasana perasaan (mood) : eutimik


• Afek
a. Arus : cepat
b. Stabilisasi : stabil
c. Kedalaman : dangkal
d. Skala diferensisasi : luas
e. Keserasian : serasi
f. Pengendalian impuls : kuat
g. Ekspresi : wajar
h. Dramatisasi : tidak ada akting emosional
i. Empati : tidak dapat berempati
Gangguan Persepsi

• Halusinasi : ada halusinasi dengar dan lihat


• Ilusi : disangkal
• Depersonalisasi : disangkal
• Derealisasi : disangkal
Sensorium dan Kognitif

Taraf
pendidikan:
Tamat SD

Pengetahuan
umum:
cukup

Kecerdasan:
Rata-rata

Konsentrasi:
baik
Sensorium dan Kognitif

• Waktu • Persamaan VISUOSPASIAL


• Tempat
DAYA INGAT • Perbedaan
• Orang Bakat
BAIK Kreatif : Kemampuan menolong
BAIK
• Situasi
Berdandan diri sendiri :
BAIK • bisa
Nyanyi • Tingkat: baik menggambar
• Jangka panjang arah jarum jam
• Jangka pendek
PIKIRAN 12.00
ORIENTASI • Segera ABSTRAKTIF BAIK
• Gangguan = TIDAK ADA
Proses Pikir

ARUS PIKIR ISI PIKIR PENGENDALIAN


• Produktivitas: IMPULS
• Hanya menjawab • Kuat dan baik
pertanyaan yang • Preokupasi: (-)
diajukan, kadang pasien • Waham:
berbicara spontan. • Adanya waham
• Kontinuitas: kebesaran
• kohoren • Obsesi: (-)
• Hendaya bahasa: (-)
• Fobia: (-)
Proses Pikir

DAYA NILAI :
Tilikan 4 RELIABILITAS
Daya nilai sosial
Uji daya nilai BAIK
( menyadari dirinya (pasien tahu bahwa
BAIK sakit dan butuh menggunakan zat-zat
bantuan tetapi pasien terlarang itu buruk
Daya reabilitas : tidak mengetahui dan dapat dipenjara)
halusinasi dan waham penyebab dari
sakitnya )
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS INTERNUS STATUS NEUROLOGIK

• Keadaan umum : Baik • Saraf kranial (I-XII) : Tidak ditemukan


• Kesadaran : Compos mentis kelainan
• Tensi : 110/80 mmHg • Gejala rangsang meningeal : tidak dilakukan
• Nadi : 90x/menit • Mata : tidak dilakukan
• Suhu badan : 36,5°C • Pupil : tidak dilakukan
• Frekuensi pernafasan : 20x/menit • Ofthalmoscopy : Tidak
• Bentuk tubuh : Tidak dilakukan dilakukan pemeriksaan
pemeriksaan • Motorik : normotoni,
• Sistem kardiovaskuler :dalam batas normal normotrofi
• Sistem respiratorius :dalam batas normal • kekuatan motorik
• Sistem gastro-intestinal : bising usus (+) • Sensibilitas : baik
normal • Sistim saraf vegetatif : dalam batas normal
• Sistem musculo-skeletal : dalam batas • Fungsi luhur :
normal • Fungsi Bahasa: baik
• Sistem urogenital : Tidak dilakukan • Fungsi memori (ingatan): baik
pemeriksaan • Fungsi orientasi: baik
• Gangguan khusus : Tidak ditemukan
gangguan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Fungsi hati: SGOT, SGPT


2. Fungsi ginjal: ureum dan kreatinin
IKTHISAR PENEMUAN BERMAKNA
• Pasien tenang dan kooperatif, sering kali menjawab pertanyaan
dengan memainkan rambut dan pasien tampak senyum-senyum
sendiri disertai ketawa menyeringai.
• Pasien mengatakan bahwa ia dibawa ke rumah sakit jiwa karena
merasa dirinya sakit mental. Pasien mengatakan jika ia mendengar
suara bisikan dan melihat suatu bayangan (halusinasi dengar dan
lihat). Selain itu pasien juga merasa jika dirinya seorang anggota
CBI, seorang dosen, seorang yang mempunyai bakat indigo (waham
kebesaran). Pasien juga mengatakan jika dirinya ingin cepat pulang.
• Cara berbicara pasien spontan, artikulasi dan intonasi jelas, volume
suara normal. Suasana perasaan (mood) pasien tampak eutimik,
afek dangkal, arusnya cepat, ekspresi wajar, tidak dapat berempati.
• Tilikan 4
FORMULA DIAGNOSTIK
WD: SKIZOFRENIA HEBEFRENIK DD: Skizoafektif Tipe Manik
(F20.1) (F25.0)

• Adanya gejala-gejala definitif


• Usia remaja (15-25 thn) skizofrenia dan gangguan afektif
• Pasien cenderung suka menyendiri, sama-sama menonjol pada saat
afek pasien dangkal, senyum yang bersamaan
sendiri, mempunyai sikap tinggi
hati, tertawa menyeringai, austistik
• Terdapat waham kebesaran karena
pasien merasa dirinya anggota CBI,
seorang dosen, dan merasa dirinya
indigo.
• Terdapat halusinasi dengar dan
lihat
• Aksis II : tidak ada gangguan kepribadian dan
retardasi mental
• Aksis III : tidak ditemukan gangguan medik
• Aksis IV : masalah psikososial
• Aksis V :Global Assessment of Functioning
(GAF) Scale 60-51 gejala sedang (moderate),
disabilitas sedang
EVALUASI MULTIAKSIAL

• Aksis 1 : F20.1 Skizofrenia Hebefrenik


DD : F25.0 Skizoafektif Tipe Manik
• Aksis II : tidak ada ciri kepribadian dan
retardasi mental
• Aksis III : tidak ditemukan gangguan medik
• Aksis IV : masalah psikososial
• Aksis V : GAF 60-51 gejala sedang, disabilitas
sedang
Prognosis
Faktor yang memperbaiki Faktor yang memperburuk
Faktor presipitasi jelas Onset usia muda
Adanya dukungan keluarga Relaps berulang kali
untuk sembuh

Gejala positif Menarik diri

Gejala negatif menonjol


Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
DAFTAR PROBLEM

o Organobiologik : tidak ditemukan kelainan fisik


o Psikologi/psikiatrik : halusinasi dengar dan lihat,
agresivitas verbal, waham
kebesaran, austistik.
o Sosial/keluarga : tidak memiliki pekerjaan
TERAPI

Psikofarmaka

R/ Risperidone 3 mg No XIV
S101
----------------------------------------------
R/ Depakote tab 250 mg No VII
S001
-----------------------------------------------
R/ Clozapin 25 mg No IV
S 0 0 1/2
-----------------------------------------------
Pro : Nn. EA
Umur: 16 tahun
Psikoterapi suportif

• Psikoventilasi: pasien dibimbing untuk menceritakan segala


permasalahannya.
• Persuasi: membujuk pasien agar memastikan diri untuk selalu
control dan minum obat secara rutin.
• Desensitisasi: pasien dilatih bekerja dan terbiasa berada di
lingkungan kerja untuk meningkatkan kepercayaan diri.
Edukasi

• Keluarga mengenai penyakit pasien dan menerima


kondisi pasien
• Bahwa kondisi pasien seperti ini dapat dibantu dengan
mendukung kesembuhan pasien
• Bahwa kerja sama keluarga sangat diperlukan untuk
memastikan pasien minum obat teratur dan kontrol
teratur
• Agar pasien selalu menjalanI ibadah sesuai ajaran agama,
yaitu menjalankan sholat 5 waktu.

Anda mungkin juga menyukai