Anda di halaman 1dari 13

TALAK RINITIS ALERGI

1. Terapi yang paling ideal adalah menghindari


kontak dengan alergen penyebabnya
2. Medikamentosa
 Antagonis histamin H-1 (generasi 1),
pemberian dapat dikombinasi/tanpa kombinasi
dengan dekongestan oral.
 Contohnya difenhidramin, klofeniramin dan
prometasin
 Bersifat lipofilik dan dapat menembus sawar
darah otak (mempunyai efek pada SSP)
seperti rasa mengantuk, lemah, dizzines.
CTM
 Dewasa: 3 – 4 kali sehari 0.5 – 1 tablet.
Anak-anak 6 – 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.
Anak-anak 1 – 6 tahun: 0.25 dosis dewasa.
 Per oral: 4 mg tiap 4-6 jam; maksimal 24 mg/hari

ANAK
 di bawah 1 tahun tidak dianjurkan;
 1-2 tahun 0,25mg/kgBB/hr mg 2 kali sehari;
 2-5 tahun 0,25 mg/kgBB/hr tiap 4-6 jam,
maksimal 6 mg/hari;
 6-12 tahun 2 mg tiap 4-6 jam, maksimal 12
mg/hari.
 Antihistamin generasi II lebih bersifat lipofobik
sehingga sulit menembus sawar darah, efek pada SSP
sangat minimal.
 Yang termasuk kelompok ini adalah loratadin,
astemisol, azelastin, terfenadin dan cetirisin.
 Obat antihistamin generasi ke II mempunyai efek
antiinfiamasi, menurunkan akumulasi eosinofil,
pelepasan sel mediator dari mastosit dan basofil,
menurunkan migrasi sel eosinofil.
 Dosis : Loratadin
Dewasa, usia lanjut, anak 12 tahun atau lebih : 10 mg
sehari
Anak-anak usia 2 – 12 tahun : BB > 30 kg : 10 mg
sehari BB ≤ 30 kg : 5 mg sehari
 Preparat kortikosteroid dipilih bila gejala
sumbatan hidung akibat respon fase lambat
yang tdk berhasil diatasi.
 Yang sering dipakai adalah kortikosteroid
topikal (beklometason, budesonid,
flunisolid, flutikason, mometason furoat,
dan triamsinolon).
 Kerja korstikosteroid ini untuk mengurangi
jumlah sel mastosit pada mukosa hidung,
,mencegah pengeluaran protein sitotoksik
dari eosinofil, mengurangi aktivitas
limfosit.
DEKONGESTAN

ORAL
 Seperti pseudoefedrin, fenilpropanolamin
dan fenilefrin. Obat ini secara primer dapat
mengurangi sumbatan hidung dan efek
minimal dalam mengatasi rinore dan tidak
mempunyai efek terhadap bersin, gatal di
hidung maupun di mata.
 Pemberian pseudoefedrin dapat mengatasi hiperemi
jaringan, edem mukosa dan meningkatkan patensi
jalan napas hidung. Obat ini berguna untuk
mengatasi rinitis alergi bila dikombinasikan dengan
antihistamin.
 Efek samping dekongestan oral terhadap SSP yaitu
gelisah, insomnia, iritabel, sakit kepala dan terhadap
kardiovaskuler seperti takikardi, meningkatkan
tekanan darah, dapat menghambat aliran air seni.
 Penggunaan obat ini harus hati-hati pada orang tua
karena dapat meningkatkan tekanan darah dan
jangan diberikan pada pasien rinitis alergi dengan
kelainan jantung koroner
 DOSIS :
1. Pseudoephedrine
 2-5 th : 15 mg setiap 6 jam max 60 mg/24
jam
 6-12 th : 30 mg setiap 6 jam max 12 mg/24
jam
 D : 30-60 mg setiap 4-6 jam max 240 mg/24
jam
TOPIKAL
 Preparat dekongestan topikal seperti
oxymetazolin, fenilefrin, xylometazolin,
nafazolin dapat mengatasi gejala sumbatan
hidung lebih cepat dibandingkan preparat oral
karena efek vasokontriksi dapat menurunkan
aliran darah ke sinusoid dan dapat mengurangi
udem mukosa hidung
 Namun pemberian secara topikal hanya
beberapa hari saja ( 3 - 5 hari ) untuk mencegah
terjadinya rinitis medikamentosa.
 DOSIS
1. Oksimetazolin 0,05 %
 D dan A > 6 th : 2-3 tetes/semprot pd setiap
lbg hdg.
 A 2-5 th : 2-3 tetes oksimetazolin 0,025% pd
setiap lbg hdg
 Pemakaian sebaiknya saat pagi dan malam
menjelang tidur dan pemakaian tdk lebih dari
2x slm 24 jam.
KOMBINASI ANTIHISTAMIN DAN
DEKONGESTAN
 Pada penderita rinitis alergi yang disertai asma
bronkial, kombinasi loratadin dengan
pseudoefedrin lebih efektif untuk mengatasi
gejala hidung dan asma, fungsi paru dan
kualitas hidup dibandingkan hanya dengan
antihistamin saja.
 Ipratropium Bromida
 Topikal, antikolinergik
 Efektif mengatasi rinore terhadap kortikosteroid
topikal/antihistamin
 ES : iritasi hidung, krusta, epistaksis ringan
 Sodium Kromoglikat Intranasal
 Mengatasi bersin, rinore dan gatal pada hidung dan
mata, 4 x/hari
 Menstabilkan membran mastosit dengan
menghambat influks ion kalsium sehingga
pelepasan mediator tidak terjadi
 Preventif sebelum gejala alergi muncul ( musim
pollen )
 Aman pada ibu hamil, anak-anak, orang tua

Anda mungkin juga menyukai