DADFYYYUJJ

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 22

Kewajiban Karyawan :

Karyawan wajib
- Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
- Memahami dan mentaati Peraturan Rumah Sakit.
- Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan
kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran
dan tanggung jawab.
- Menyimpan rahasia jabatan yang menyangkut
tugas dan tanggung jawab.
- Memberi keterangan yang benar, baik secara
lisan maupun tertulis kepada Pimpinan.
Karyawan wajib
1. Memahami dan mentaati tata tertib Rumah Sakit dan
peraturan lainnya yang berlaku.
2. Melaksanakan semua tugas dan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
3. Melaksanakan petunjuk dan instruksi yang diberikan kepadanya.
4. Memakai pakaian kerja beserta kelengkapannya.
5. Memelihara kebersihan lingkungan kerja dan pengamanan barang
– barang / perlengkapan kerja serta alat – alat Rumah Sakit.
6. Mengikuti upacara bendera pada tanggal 17 Agustus setiap
tahun, kepada seluruh karyawan RSA Jaury Jusuf Putera.
7. Segera melaporkan setiap barang perlengkapan dan alat Rumah
Sakit yang rusak / hilang.
8. Memelihara suasana kerja yang harmonis.
9. Memegang teguh rahasia Rumah Sakit yang diketahuinya.
10. Menghindari segala pemborosan dan kurang rasa tanggung
jawab yang menimbulkan kerugian bagi Rumah Sakit.
Karyawan dilarang:
1. Melakukan pekerjaan pada pihak ketiga yang mengakibatkan terganggunya pekerjaan
pokok di Rumah Sakit.
2. Melakukan kegiatan – kegiatan yang berkaitan dengan lapangan usaha Rumah Sakit
untuk kepentingan pribadi.
3. Meminta imbalan jasa dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan tugasnya.
4. Menggunakan barang milik Rumah Sakit untuk kepentingan pribadi.
5. Melakukan korupsi dan pencurian.
6. Melakukan perbuatan – perbuatan yang membahayakan dan atau merugikan teman
sekerja, penderita dan rumah sakit.
7. Mempengaruhi teman sekerja berbuat sesuatu yang melanggar hukum atau asusila.
8. Mabuk, judi, madat, memakai obat bius atau narkotika di tempat kerja.
9. Berkelahi dengan sesama rekan karyawan di tempat kerja.
10. Memberi keterangan palsu.
11. Menghina dan mengancam pimpinan, teman sekerja dan keluarganya.
12. Membuka rahasia penderita dan Rumah Sakit
13. Membawa barang, perlengkapan dan peralatan milik Rumah Sakit keluar dari lingkup
tugasnya tanpa izin.
14. Datang ketempat kerja karyawan lain untuk bercakap – cakap sehingga mengganggu
kelancaran tugas.
15. Keluar rumah sakit untuk keperluan pribadi selama jam kerja tanpa izin.
16. Membawa anaknya ke tempat kerja, kecuali untuk berobat.
17. Menerima tamu untuk urusan pribadi selagi bertugas.
18. Tidur waktu bertugas.
Karyawan dilarang memberi
keterangan kepada Pers atau Media
Massa tentang hal-hal yang
menyangkut masalah, tugas dan
situasi Rumah Sakit
HARI KERJA DAN JAM KERJA
- Hari kerja di Rumah Sakit adalah 6 (enam)
hari dalam 1 (satu) minggu.

- Jam kerja di Rumah Sakit dalam 1 (satu)


hari adalah 7 (tujuh) jam kerja atau 40
(empat puluh) jam sampai dengan 42 (empat
puluh dua) jam kerja dalam seminggu.
Berdasarkan jenis dan sifat pelayanan
yang ada di Rumah Sakit, terdapat 2
(dua) sistem peraturan dinas yakni :

- SHIFT.
- NON SHIFT
SISTEM SHIFT
Sistem ini di jalankan pada bagian – bagian yang
memberi pelayanan secara terus – menerus selama
24 (dua puluh empat) jam.

Peraturan jam kerja diatur sebagai berikut :


Shift I dari pukul 07.00  14.00
Shift II dari pukul 14.00  21.00
Shift III dari pukul 21.00  07.00

Pada bidang pekerjaan yang terdapat pembagian


sistem Shift, karyawan secara teratur dipertukarkan
bergiliran setiap minggu.
SISTEM NON SHIFT
Sistem ini dijalankan pada bagian – bagian
yang tidak memberi pelayanan secara terus –
menerus selama 24 (dua puluh empat) jam.
Peraturan jam kerja diatur sebagai berikut :

Senin s/d Kamis dari pukul 07.00  14.00


J u m a t …………….. pukul 07.00  11.00
S a b t u ……………... pukul 07.00  14.00
KEHADIRAN DAN PULANG KERJA

Setiap karyawan harus berada di


tempat tugas masing – masing sesuai
dengan jam yang telah ditentukan oleh
Rumah Sakit dengan mengisi kartu
daftar hadir (Clock card) pada saat
jam datang dan jam pulang.
M A N G K I R
a. Karyawan yang tidak masuk kerja tanpa izin pada hari dan
jam kerja dianggap mangkir.

b. Karyawan yang dalam 1 (satu) bulan mangkir, selama 3


(tiga) hari berturut – turut dan atau mangkir 6 (enam) hari
tidak berturut - turut dalam waktu 1 (satu) bulan akan
mendapat peringatan keras.

c. Karyawan yang mangkir selama 5 ( lima ) hari berturut – turut


(tanpa pemberitahuan ) dan telah dipanggil oleh Rumah Sakit 2
(dua) kali secara tertulis tetapi karyawan tidak memberikan
keterangan tertulis dengan bukti yang sah, dianggap secara
sepihak telah berhenti bekerja pada Rumah Sakit dan
Rumah Sakit dapat melakukan Proses Izin Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) ke P4D / P4P
L E M B U R
Jam kerja yang melebihi 7 (tujuh) jam sehari atau 40 (empat puluh) jam
sampai dengan 42 (empat puluh dua) jam seminggu pada hari-hari kerja
biasa atau pekerjaan yang dilakukan pada hari-hari libur resmi adalah kerja
lembur.

Kerja lembur dilaksanakan dalam hal :


-Memenuhi rencana kerja Rumah Sakit
-Pekerjaan yang harus diselesaikan dan tidak dapat ditangguhkan.
-Keadaan luar biasa seperti kebakaran, peledakan, banjir, gempa bumi dan
lain – lain.
Untuk kerja lembur pada pada point 1 dan 2 harus dengan Surat Perintah
dari atasan masing – masing.

Jumlah jam kerja lembur, tidak melebihi 10 (sepuluh) jam sehari, atau
tidak melebihi 30 (tiga puluh) jam sebulan.

Kerja lembur yang melebihi 30 (tiga puluh) jam dalam sebulan harus dengan
izin atasan langsung yang disahkan oleh Wakil Direktur terkait.

Karyawan yang bekerja dengan sistem shift hanya dapat lembur untuk 1
(satu) shift dalam sehari.
PEMBEBASAN DARI KEWAJIBAN UNTUK BEKERJA

Hari Libur
Hari libur adalah hari minggu dan hari Raya yang
ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Untuk yang menggunakan sistem shift ditetapkan


sebagai berikut :
Karena sistem ini bekerja terus – menerus selama
1 (satu) minggu, maka pada hari Minggu dan hari
Raya karyawan tetap bekerja.

Hari istirahat mingguan dan hari Raya dapat


diganti dengan hari lain.
Cuti Sakit
1. Berhak atas cuti sakit selama 1 (satu) hari dengan
ketentuan memberitahukan kepada atasan yang
bersangkutan minimal 1 shift sebelumnya.
2. Karyawan yang sakit lebih dari 2 (dua) – 14 (empat
belas) hari berhak atas cuti dengan ketentuan harus
mengajukan permintaan secara tertulis dengan
melampirkan surat keterangan dokter.
3. Cuti sakit dapat diberikan paling lama 1 (satu) tahun
apabila belum sembuh dapat ditambah selama paling
lama 6 (enam) bulan. Dari hasil pengujian kesehatan
karyawan belum sembuh maka karyawan tersebut
diberhentikan dengan hormat.
Cuti Di luar Tanggungan

1. Cuti di luar tanggungan Rumah Sakit dapat


diberikan kepada karyawan dalam jangka waktu
5 (lima) tahun sekali, kecuali cuti tersebut
untuk pelaksanaan ibadah.
2. Lamanya cuti tersebut pada ayat 1 minimum 1
(satu) bulan dan maksimum 2 (dua) bulan
dengan mengajukan permohonan secara
tertulis selambat – lambatnya 2 (dua) minggu
sebelumnya dan diketahui atasan langsung.
3. Selama cuti tersebut di atas dilaksanakan,
karyawan yang bersangkutan tidak mendapat
gaji bersih / penghasilan sebagai karyawan.
Cuti Khusus
Cuti khusus hanya diberikan kepada karyawan
yang akan melaksanakan perjalanan ibadah.

Lamanya cuti tersebut adalah 45 (empat puluh


lima) hari dengan mengajukan permohonan secara
tertulis selambat – lambatnya 2 (dua) minggu
sebelumnya dan diketahui atasan langsung.

Cuti khusus hanya berlaku 1 (satu) kali.

Selama cuti dilaksanakan, karyawan mendapat gaji


bersih.
I z i n
Atas permintaan tertulis dari karyawan dan disertai keterangan yang
dibenarkan oleh atasan, kepada yang bersangkutan diberikan izin untuk
meninggalkan pekerjaan selama :
- 4 (empat) hari pada waktu pernikahan karyawan sendiri dapat digabung dengan
cuti tahunan.
- 2 (dua) hari pada waktu pernikahan anak karyawan.
- 2 (dua) hari pada waktu khitanan / baptisan anak karyawan.
Izin khusus diberikan untuk dipergunakan hanya pada saat peristiwa itu
terjadi yaitu :
- 2 (dua) hari pada waktu isteri karyawan yang terdaftar melahirkan.
- 3 (tiga) hari pada waktu suami karyawati / isteri karyawan yang terdaftar
meninggal dunia.
- 3 (tiga) hari pada waktu anak kandung, orang tua kandung dan mertua
meninggal dunia.
- 1 (satu) hari pada waktu kakek / nenek, saudara kandung dan saudara
kandung suami / isteri meninggal dunia.
- 1 (satu) hari pada waktu orang yang tinggal serumah meninggal dunia.
- 1 (satu) hari pada waktu suami / isteri yang terdaftar, anak kandung, orang
tua kandung, mertua dan saudara kandung dalam keadaan sakit keras.
Perlengkapan Kerja
1. Rumah Sakit menyediakan alat – alat perlengkapan
kerja yang diperlukan untuk jenis pekerjaan tertentu.
2. Karyawan diwajibkan memelihara perlengkapan kerja
sebaik – baiknya.
3. Menghilangkan atau merusak alat – alat perlengkapan
kerja dan barang milik Rumah Sakit akan dikenakan
sanksi berupa penggantian harga alat – alat kerja
tersebut.
4. Peralatan perlengkapan kerja tetap merupakan milik
Rumah Sakit dan hanya dipergunakan sewaktu
bekerja.
Jenis- jenis pelanggaran :

Pelanggaran ringan :
- Datang terlambat dan atau pulang sebelum waktu kerja
berakhir.
Meninggalkan pekerjaan waktu kerja tanpa surat izin atasan.
- Berada diruangan lain yang bukan bagiannya tidak untuk
kepentingan dinas / tugas.
- Menerima tamu selagi bertugas.
- Tidak mengikuti Upacara Bendera 17 Agustus setiap tahun
- Membawa anak ketempat kerja bukan untuk berobat.
- Tidak memakai pakaian kerja beserta kelengkapannya saat
bertugas.
Pelanggaran sedang :

- Tidur pada waktu bertugas


- Tidak datang kerja / mangkir
- Melakukan pekerjaan pada pihak ketiga
- Menolak perintah yang layak dan melalaikan kewajiban
- Menolak pemindahan / mutasi kerja
- Membawa senjata yang membahayakan Rumah Sakit dan
teman
- Kelalaian dan ketidak telitian karyawan yang mengakibatkan
salah dalam memberi obat / infus dan atau salah suntik atau
akibat lain yang tidak membahayakan jiwa.
Memberi keterangan palsu atau yang dipalsukan.
- Mabuk, judi, madat, memakai obat bius atau Narkotika di tempat
kerja.
- Melakukan perbuatan asusila di tempat kerja.
- Melakukan tindakan kejahatan misalnya : mencuri, menggelapkan,
menipu, - memperdagangkan barang terlarang baik dalam lingkungan
Rumah Sakit
maupun diluar lingkungan rumah sakit.
- Menganiaya, menghina atau mengancam Pimpinan, keluarga Pimpinan
atau teman sekerja.
- Membujuk untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan
hukum.
- Dengan sengaja atau ceroboh merusak, merugikan atau membiarkan
dalam keadaan bahaya milik rumah sakit.
- Dengan sengaja atau ceroboh merusak atau membiarkan diri atau
teman sekerjanya dalam keadaan bahaya.
- Membocorkan rahasia Rumah Sakit atau mencemarkan nama baik
Pimpinan Rumah Sakit dan keluarganya.
- Kelalaian dan ketidak telitian karyawan yang mengakibatkan salah
dalam memberi obat / infus dan atau salah suntik atau akibat lain yang
membahayakan jiwa.

Anda mungkin juga menyukai