Anda di halaman 1dari 34

TERAPI OBAT PADA GAGAL HATI

1. Nurinda Tamala 14330075


2. Siti Nur Asiah 15330024
3. Rizka Hannum Lubis 15330129
4. Haidy Maira 16330761
5. Ika Septiana 17330726
PENDAHULUAN
• HATI merupakan organ yang sangat penting dalam
pengaturan hemeostatis tubuh meliputi :
• Metabolisme
• Biotransformasi
• Detoksifikasi
• Sintetis
• Penyimpanan
• Imunologi
MACAM MACAM PENYAKIT HATI
1. HEPATITIS adalah peradangan pada sel – sel hati.

• Virus merupakan penyebab hepatitis yang paling sering,


terutama virus hepatitis A, B, C, D dan E, namun ada juga
yang menyebutkan adanya hepatitis F dan G (merupakan
virus baru).

• Pada umumnya penderita hepatitis A & E dapat sembuh,


sebaliknya hepatitis B & C dapat menjadi kronis. Virus
hepatitis D hanya dapat menyerang penderita yang telah
terinfeksi virus hepatitis B dan dapat memperparah keadaan
penderita.
2. Sirosis Hati
Sirosis hati adalah keadaan penyakit dimana fungsi hati sudah
sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati.

• Penyebab sirosis hati :


- Virus Hepatitis B dan C yang berkelanjutan,
- Alkohol,
- Perlemakan hati
- Penyakit yang menyebabkan sumbatan saluran empedu.

Sirosis tidak dapat disembuhkan, pengobatan dilakukan untuk


mengobati komplikasi yang terjadi (seperti muntah dan BAB
berdarah, asites/perut membesar, mata kuning serta koma
hepatikum).
3. Hemochromatosis
Gangguan genetik yang menyebabkan tubuh menyerap terlalu
banyak zat besi dari makanan yang masuk ke dalam tubuh.

4. Kanker hati
Kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan
hati. Kanker hati yang banyak terjadi adalah Hepatocellular
carcinoma (HCC).

HCC merupakan komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis,


terutama sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B, C dan
hemochromatosis. Pemeriksaan untuk mendeteksi kanker hati :
AFP, PIVKA II
5. Perlemakan Hati
Perlemakan hati terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5 % dari
berat hati atau mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati.

penyebab perlemakan hati :


 Mengkonsumsi alkohol berlebih disebut ASH (Alcoholic
Steatohepatitis),
 Bukan karena alkohol disebut NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis).

Pemeriksaan pada perlemakan hati : Enzim GOT, GPT, Fosfatase


Alkali
6. Kolestasis dan jaundice
Penyakit terjadi jika hati gagal untuk memproduksi atau
mengeluarkan cairan empedu dalam tubuh.

• Kolestasis dan jaundice meyebabkan:


kegagalan dalam penyerapan lemak,
vitamin (A.D,E,K) pada usus.
penumpukan bilirubin, asam empedu serta kolesterol di hati.

• Gejala :
kulit penderita menjadi kuning, warna feses terang dan urine
berwarna gelap.
• 7. Abses Hati ( Liver Abscesses )
bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri,
parasit, jamur

Bakteri ini bisa sampai ke hati melelui:


1. kandung kemih yang terinfeksi.
2. Luka tusuk atau luka tembus.
3. Infeksi didalam perut.
4. Infeksi dari bagian tubuh lainnya yang terbawa oleh aliran darah.

Gejala:
berkurangnya nafsu makan, mual dan demam serta bisa terjadi nyeri
perut.
FUNGSI HATI
Hati adalah organ penting yang bertanggung jawab terhadap:

Menyaring darah
Membuat empedu, suatu zat yang membantu pencernaan
lemak
Memproses dan mengikat lemak pada pengangkutnya
(protein) termasuk kolesterol. Gabungan lemak dan protein
disebut lipoprotein (Chylomicron, VLDL, LDL, HDL),
menyimpan gula dan membantu tubuh untuk mengangkut
dan menghemat energi.
Membuat protein-protein penting, seperti kebanyakan yang
terlibat pada pembekuan darah
Memetabolisme banyak obat-obatan
 Kebanyakan obat larut lemak dimetabolisme dihati, terdiri dari 2 fase :

Fase 1 : reaksi oksidasi, hidrolisi, dan reduksi,dimediasi oleh enzim


sitokrom P-450, yang mana terikat dengan membrane reticulum
endoplasma disamping hepatosit
Fase 2 : reaksi konjugasi untuk glukoronida, asetat, atau sulfat,
mungkin dimediasi dalam hati dengan enzim sitosolik yang terdapat
dalam hepatosit

Menyimpan besi, tembaga, vitamin A dan D, dan beberapa dari


vitamin B.
Membuat protein-protein penting seperti albumin yang mengatur
pengakutan cairan didalam darah dan ginjal.
Membantu mengurai dan mendaurulang sel-sel darah merah
PENYEBAB PENYAKIT HATI
1. Penyakit hati karena infeksi (misalnya hepatitis virus) Yaitu ditularkan melalui
makanan & minuman yang terkontaminasi, suntikan, tato, tusukan jarum yang
terkontaminasi, kegiatan seksual, dll.

2. Penyakit hati karena racun (misalnya alkohol / obat tertentu).


Alkohol bersifat toksik terhadap hati. Adanya penimbunan obat dalam hati
(seperti acetaminophen) maupun gangguan pada metabolisme obat dapat
menyebabkan penyakit pada hati

3. Gangguan imun (misalnya hepatitis autoimun) Penyakit autoimun merupakan


penyakit yang ditimbulkan karena adanya perlawanan terhadap jaringan tubuh
sendiri. Pada hepatitis autoimun umumnya yang dilawan adalah sel-sel hati,
sehingga terjadi peradangan yang kronis.
3. Faktor genetik atau riwayat keluarga
gen abnormal dari seorang ibu atau ayah diwariskan kepada anak sehingga
menyebabkan bangunan zat yang abnormal juga pada organ hati. Beberapa jenis
umum dari penyakit hati yang diturunkan adalah: Hemokromatosis, penyakit Wilson,
oksalosis, dan hiperoxaluria.

4. Kanker (misalnya Hepatocellular Carcinoma) Kanker hati dapat disebabkan oleh


senyawa karsinogenik. diantaranya aflatoxin, polyvinyl chloride (bahan pembuatan
plastik), virus,
FARMAKOKINETIK
Absorpsi
Pada pasien sirosis dengan perubahan hormon
gastrointestinal menyebabkan penundaan pengosongan
lambung. Tidak menyebabkan penurunan absorpsi.

Pada pasien yang memiliki sirosis terikat portosistemik /


penurunan kapasitas obat oral mengakibatkan peningkatan
bioavabilitas yang signifikan.
Distribusi
Hanya obat terikat yang dapat memasuki /
meninggalkan kompartemen jaringan .

Distribusi obat dalam tubuh tergantung pada


mengikat reversibel untuk darah, protein plasma, dan
jaringan makromolekul.

Banyak obat yang sangat terikat dengan albumin


signifikan lebih tinggi pada pasien penyakit hati
Ekskresi
Dalam hati normal hanya obat terikat yang dapat diangkut dari
pembuluh darah ke hepatosit

Biotransformasi terjadi melalui aktivitas enzim metabolik . Akibatnya


:
Aliran darah masuk ke hati
Tingkat protein plasma mengikat
Aktivitas metabolisme intrinsik mempengaruhi efisiensi hati untuk
menghilangkan obat tertentu

Eliminasi
Terjadi pengurangan GFR dan aliran plasma ke ginjal sehingga
terjadinya penurunan eliminasi di ginjal dari beberapa obat seperti
flukanazol dan ofloxacin.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN DALAM
PEMBERIAN OBAT YANG DIMETABOLISME DI HATI
• Obat-obat hepatotoksik.
Obat ini umumnya menyebabkan toksik pada pasien dengan gangguan fungsi
hati.

• Ikatan protein
Hati merupakan sumber utama dalam sintesis protein plasma (misalnya;
albumin).Pada gangguan hati, jumlah protein plasma akan berkurang,
sehingga protein yang tersedia untuk berikatan sedikit, dan obat yang bebas
akan banyak. Hal ini dapat meningkatkan efek dan toksisitas, terutama
untuk obat yang memiliki indeks terapeutik sempit dan ikatannya dengan
protein plasma tinggi.

• Antikoagulan dan obat-obat yang menyebabkan pendarahan


Hati merupakan tempat utama dalam pembentukan faktor pembekuan
darah dan akan terjadi resiko pendaharan pada penderita yang kondisi
hatinya buruk.
EFEK PENYAKIT HATI TERHADAP
AKTIVITAS FARMAKOLOGI OBAT
1. Perubahan terhadap parameter farmakokinetika obat.
2. Perubahan farmakodinamika akibat proses penyakit yang
terjadi.

Efek penyakit hati terhadap farmakokinetika obat terutama


disebabkan oleh :
• Obat dimetabolisme oleh satu atau lebih enzim pada sel
didalam bagian2 hati yang berbeda.
• Beberapa obat dan metabolitnya diekskresikan melalui sekresi
bilier
Penyakit hati dapat mengakibatkan antara lain:

Akumulasi obat
Kegagalan membentuk metabolit aktif/inaktif
Peningkatan ba oral
Efek lain yang terkait ikatan protein dan fungsi ginjal
TERAPI PADA PENYAKIT HATI
A. TERAPI TANPA OBAT
Diet seimbang, jumlah kalori yang dibutuhkan sesuai dengan
tinggi badan, berat badan dan aktivitas.

Diet rendah protein, banyak makan sayur dan buah serta


melakukan aktivitas sesuai kemampuan untuk mencegah
sembelit

Manjalankan pola hidup teratur

Konsultasi dengan petugas kesehatan


B. TERAPI OBAT
• Aminoglikosida:
Untuk abses hati yang disebabkan karena bakteri. Diberikan tiga kali
dalam sehari secara teratur selama tujuh hari berturut-turut atau
atas anjuran dokter .

• Antiamuba:
Dehydroemetine, diiodohydroxyquinoline, diloxanide furoate,
emetine, etofamide, metronidazole, secnidazole, teclozan,
tibroquinol, tinidazole adalah preparat yang digunakan untuk
amubiasis. Dengan terapi ini maka risiko terjadinya abses hati karena
amuba dapat diminimalkan.

• Antimalaria:
klorokuin, dapat juga digunakan untuk mengobati amubiasis. Obat
ini mencegah perkembangan abses hati yang disebabkan oleh
amuba
• Antivirus: Lamivudine adalah obat antivirus yang efektif untuk
penderita hepatitis B. Obat ini mempengaruhi proses replikasi
DNA dan membatasi kemampuan virus hepatitis B berproliferasi.
Pengobatan dengan lamivudine akan menghasilkan HBV menjadi
negatif pada semua pasien selama 1 bulan.

• Thymosin alpha 1 adalah suatu imunomodulator yang dapat


digunakan pada terapi hepatitis B kronik sebagai monoterapi atau
terapi kombinasi dengan interferon.
• Diuretik tertentu, seperti Spironolactone dan furosemid dapat
membantu mengatasi edema yang menyertai sirosis hati, dengan
atau tanpa asites. Obat ini tidak boleh diberikan pada pasien dengan
gangguan keseimbangan elektrolit atau gangguan ginjal berat
karena menyebabkan ekskresi elektrolit.

• Kolagogum, kolelitolitik dan hepatic protector, golongan ini


digunakan untuk melindungi hati dari kerusakan yang lebih berat
akibat hepatitis dan kondisi lain. Misalnya: kalsium pantotenate, L-
ornitine-L-aspartate, lactose, metadoxine, phosphatidyl choline,
silymarin dan ursodeoxycholic acid .

• Multivitamin dengan mineral, golongan ini digunakan sebagai


terapi, Sebagai terapi penunjang pada pasien hepatitis dan penyakit
hati lainnya. Vitamin terdiri dari vitamin larut lemak (A, D, E, K) dan
vitamin larut air (C dan B).
C. Terapi dengan Vaksinasi

Interferon mempunyai sistem imun alamiah


tubuh dan bertugas untuk melawan virus.

Obat ini bermanfaat dalam menangani


hepatitis B, C dan D. Imunoglobulin hepatitis B
dapat membantu mencegah berulangnya
hepatitis B setelah transplantasi hati.
D. Terapi dengan Transplantasi Hati
merupakan terapi yang diterima untuk kegagalan hati fulminan yang
tak dapat pulih dan untuk komplikasi-komplikasi penyakit hati kronis
tahap akhir.

Penentuan saat transplantasi hati sangat kompleks


Para pasien dengan kegagalan hati fulminan dipertimbangkan untuk
transplantasi bila terdapat tanda-tanda ensefalopati lanjut,
koagulapati mencolok (waktu prothrombin 20 menit) atau
hipoglikemia.

Pada pasien dengan penyakit hati kronis dipertimbangkan untuk


transplantasi bila terdapat komplikasi-komplikasi yang meliputi asites
refrakter, peritonitis bakterial spontan, ensefalopati, perdarahan
varises atau gangguan parah pada fungsi sintesis dengan koagulopati
atau hipoalbuminemia
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT PADA PENDERITA
GANGGUAN HATI YANG BERAT:
• Usahakan memilih obat yang eliminasinya melalui ekskresi
ginjal.
• Hindari penggunaan obat depresan SSP, diuretik, obat yang
menyebabkan konstipasi, antikoagulan oral, kontrasepsi oral,
dan obat hepatotoksik.
• Lakukan penyesuaian dosis. gunakan dosis yang lebih rendah
dari normal, terutama obat-obat yang eliminasi utamanya
melalui metabolisme hati,

dengan cara :
1. menurunkan dosis dengan interval pemberian normal
2. memberikan dosis biasa dengan memperpanjang interval
pemberian
3. mengatur besarnya dosis sekaligus interval pemberian
Obat-obat yang memerlukan perhatian khusus pada penderita
gangguan hati:

1. Sedatif (benzodiazepin, opioid) : dapat menimbulkan koma.


2. Diuretik : ensefalopati
3. Warfarin, AINS, aspirin : penurunan atau gangguan produksi
faktor pembekuan darah dapat menimbulkan risiko perdarahan
4. INH dan rifampisin : mempengaruhi enzim hati
5. Parasetamol, halotan, isoniazid : terkait dosis
Beberapa obat yang tidak dibolehkan atau
dihindarkan penggunaannya pada pasien penyakit
hati :
1. Morfin : merupakan obat yang dimetabolisme terutama
pada hati. Jika diberikan pada pasien dengan gangguan
fungsi hati maka akan memperlama kerja hati dalam
metabolisme obat sehingga akan memperparah fungsi hati
serta morfin atau golongan opiod lainnya akan
terakumulasi pada hati dan dapat meningkatkan kadar
opiod dalam plasma, sehingga dapat meningkatkan efek
samping yang mungkin muncul.

2. Diuretic tiazid dan diuretic kuat merupakan obat-obat yang


seutuhnya dimetabolisme di hati.

3. Obat-obat hepatotoksik : obat-obat ini akan mempercepat


perusakan dari sel-sel hati.
Golongan obat yang harus dihindari juga
pemakaiannya karena dapat menyebabkan
kerusakan pada hati
1. Antivirus : abacavir
2. Antigipertensi : ACE inhibitor
3. NSAID : asiklofenak
4. Antikoagulan : Acenokumarol
5. Opioid analgetik : alfentanil
6. Anxyolitik dan hipnotik : alprazolam
7. Diuretik : golongan thiazid
8. Gol.statin : atorvastatin
9. Kontrasepsi : desogestrol
10. Sulfonilurea : glibenklamid
OBAT-OBAT YANG DIMETABOLISME TERUTAMA
PADA ORGAN HATI
1. Lidokain
2. Procainamide
3. Quinidine
4. Phenytoin
5. Carbamazepine
6. Valproic acid
7. Phenobarbital
8. Ethosuximide
9. Cyclosporine
10. Tacrolimus
11. Theophyline
12. Diazepam
13. Isoniazid
Obat-obat yang menginduksi kerusakan hati:

1. ACE inhibitor : gangguan kolestatik


2. PCT : kerusakan sel hati
3. Alkohol : hepatitis dan sirosis
4. Aldesleukin
5. Allupurinol : hepatitis dan kerusakan sel hati
6. Aminoglutetimid : kolestasis
7. Asam amino salisilat : dapat menimbulkan reaksi
hipersensitivitas
8. Amiodaron : sirosis dan hepatitis
9. Amoxicilin dan asam klafulanat : kolestasis
Contoh kasus pasien gangguan hati :
Bapak Doni berusia 65 tahun, berat badan 70 kg. Memiliki
riwayat CHF dan mendapatkan terapi pengobatan dengan
digoksin tablet 0,25 mg/hari

Hasil Laboratorium :
- Total bilirubin 3,4 mg/dl
- Serum albumin 2,5 g/dl
- Protrombine time 6,7
- Ascites sedang
- Hepatic encephalopathy sedang
Dari data hasil lab dapat kita hitung
child-pugh scores, yaitu :
Dari data ini dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
penurunan fungsi hati yang signifikan , sehingga dosis awal perlu
diturunkan 50% dari dosis awal pada pasien normal.

Pemberian obat pada pasien gangguan hati dapat dengan cara dosis
diturunkan dn interval pemberian tetap

dosis digoksin 0,25mg/hr  0,125mg/hari (1x sehari)


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai