INTRAPARTUM
• Hon (1958) : Pemantauan elektronik janin secara
kontinu Elektronic Fetal Monitoring, EFM)
• Pengamatan janin intrapartum dan indentifikasi distres
janin tidak lagi berdasarkan auskultasi berkala
menggunakan fetoskop. Sebaliknya, kertas berisi
grafik kontiniu yang menggambarkan denyut jantung
janin berpotensi diagnostik dalam proses pemeriksaan
kondisi patofisiologis yang mempengaruhi janin.
PEMENTAUAN JANIN SECARA
ELEKTRONIK
Pemantauan Elektronik Internal
• Pola deselarasi yang umum terjadi pada persalinan -> Oklusi Tali
Pusat
Deselerasi yang dilambangkan
dengan : (Lee, dkk. (1975)
(di disebabkan oleh perbedaan
derajat oklusi parsial tali pusat)
Deselerasi A sesuai seperti yang
terlihat pada oklusi total tali pusat
pada hewan percobaan ->
Hipertensi janin sistemik
Deselerasi B memiliki konfigurasi
yang berbeda karena adanya "bahu"
akselerasi sebelum dan sesudah
komponen deselerasi.
Oklusi tali pusat parsial atau total
Kulit dibersihkan dengan kapas dan dilapisi dengan gel silikon yang menyebabkan darah terkumpul
sebagai gelembung-gelembung diskret
Sayatan dibuat melalui kulit hingga kedalaman 2 mm menggunakan pisau khusus dengan gagang
yang panjang
Segera setelah setetes darah terbentuk di permukaan, secepatnya dikumpulkan ke dalam sebuah
tabung kapiler kaca yang berisi heparin. pH darah kemudian segera diukur
lnterpretasi
• Jika pH lebih besar dari 7,25, persalinan diobservasi
• Jika pH antara 7,20 dan 7,25, pengukuran pH diulang dalam waktu 30
menit
• Jika pH kurang dan 7,20, sampel darah kulit kepala lain segera
diambil, dan ibu dibawa ke ruang operasi dan dipersiapkan untuk
dioperasi
B.Stimulasi Kulit Kepala
• Clark dkk., (1984) menyarankan stimulasi kulit kepala sebagai suatu
alternatif terhadap pengambilan sampel darah kulit kepala
-> Didasarkan pada pengamatan bahwa akselerasi denyut jantung
akibat jepitan kulit kepala dengan klem Allis tepat sebelum
pengambilan darah, selalu dikaitkan dengan pH normal
C.Stimulasi Vibroakustik
• Direkomendasikan sebagai pengganti pengambilan sampel kulit
kepala (Edersheirn dkk 1987)
• Teknik ini menggunakan laring artifisial elektronik ditempatkan
sekitar 1 sentimeter dari, atau langsung pada perut ibu
• Respon rerhadap stimulasi vibroakustik dianggap wajar jika :
- akselerasi denyut jantung janin setidaknya 15 denyut/menit
selama setidaknya 15 detik, terjadi dalam waktu 15 detik setelah
stimulasi dan dengan gerakan janin yang berkepanjangan
• Teknik ini adalah prediktor asidosis janin yang efektif dalarn kondisi
deselerasi variabel ( Lin dkk,(2001) )
D.Oksimetri Nadi Janin
• Menggunakan teknologi yang sama dengan oksimeter denyut dewasa
• Sensor unik mirip bantalan dimasukkan melalui leher rahim dan
diletakkan berhadapan dengan wajah janin, serta tertahan oleh dinding
rahim
• Saturasi oksigen janin sangat bervariasi ketika diukur dalam darah
arteria umbilicalis
• Saturasi oksigen janin < 30 persen yang singkat dan sementara,
-> sering terjadi selama persalinan karena nilai tersebut
ditemukan pada 53 persen janin normal
• Nilai saturasi < 30 persen yang menetap selama 2 menit atau lebih,
dikaitkan dengan peningkatan risiko prognosis buruk pada janin
Elektrokardiografi Janin
Dengan memburuknya hipoksia janin terjadi perubahan gelombang T
dan segmen ST pada EKG janin.
Janin matur yang terpajan hipoksemia mengalami peningkatan segmen-
ST disertai kenaikan progresif tinggi gelombang T yang dapat
dintayakan sebagai rasio T: QRS mencerminkan kemampuan jantung
janin untuk beradaptasi dengan hipoksia dan muncul sebelum kerusakan
saraf terjadi.
• Hipoksia yang memburuk menyebabkan peningkatan defleksi segmen
ST negatif sedemikian rupa sehingga tampil sebagai gelombang
bifasik.
• Velosimetri doppler intrapartum
Bentuk gelombang doppler abnormal mungkin menandakan resistensi
pembuluh tali pusat – plasenta ptologis.
• Distres janin
• Patofisologi
Kontrol fisiologis denyut jantung mencakup berbagai mekanisme
keterhubungan yang bergantung pada aliran darah serta oksigenasi.
Kegiatan mekanisme kontrol ini dipengaaruhi oleh keadaan oksigenasi
janin sebelumnya. Janin yang terikat tali pusat sehingga aliran darah
dalam berbahaya.
Persalinan normal merupakan proses peristiwa hipoksia janin yang
berulang yang mengakibatkan asidemia.
• Diagnosis
Distres janin tidak dapat dinilai dari pola denyut jantung janin.
• Evaluasi sistem klasifikasi
Kelompok janin distres memuat pola-pola tanpa variabilitas ditambah
deselerasi variabel sedang sampai berat atau dengan frekwensi basal
<100denyut/menit selama 5 menit atau lebih.
• Mekonium dalam cairan amnion
Terjadi bila :
1. Janin mengeluarkan mekonium sebagai respons terhadap hipoksia
dan karenanya mekonium adalah tanda dari gangguan janin.
2. Menggambarkan pematangan saluran pencernaan normal dibawah
kendali saraf.
3. Stimulasi vagal akibat lilitan tali pusat yang umum terjadi tetapi
bersifat sementara sehingga mengakibatkan peningkatan peristaltsis.
• Mekonium menjadi bahaya bagi lingkungan janin ketika asidemia
janin terjadi. Namun, cairan jernih bukanlah penanda kesejahteraan
janin.
• Hal penting lainnya terkait aspirasi, adalah :
1. Pelahiran sesar
2. Penggunaan forcep
3. Kelainan denyut jantung intrapartum
4. Penurunan apgar
5. Kebutuhan akan bantuan napas saat lahir.
• Jika bayi mengalami depresi, trakea diintubasi dan mekonium dihisap
dari bawah glotis.
• Jika bayi memiliki usaha napas yang kuat, tonus otot baik, denyut
jantung <100dpm, penghisapan trakea tidak perlu dilakukan.
• Pilihan penatalaksanaan.
1. penghentian setiap pemeriksaan servviks
2. Mereposisi ibu keposisi berbaring lateral kiri dan kanan
3. Pemantauan tekanan darah ibu
4. Penilaian uterus pasien
• Tokolisis
Injeksi 0,25mg terbutalin sulfat intra vena atw subkutan yang diberikan
satu kali untuk merelaksasi uterus.
• Amnioinfusi
Dapat dilakukan untuk:
1. Tatalaksana deselerasi variabel atau memanjang
2. Profilaksis bagi oligohidramnion
3. Upaya untuk mencairkan atau membersihkan mekonium yang kental
• Pola denyut jantung janin dan kerusakan otak
Bayi kejang akibat hipoxic ischemic encephalopathy berhubungan
dengan pola denyut janin abnormal nonspesifik, hanya jika pola tersebut
telah ada selama rata-rata 72 menit.
• Bukti eksperimental
Deselerasi lambat adalah penanda asfiksia parsial jauh sebelum terjadi
kerusakan otak.
Pola denyut jantung janin yang paling umum selama persalinan akibat
oklusi tali pusat membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
memengaruhi janin secara signifikan dalam percobaan binatang.
• Bukti manusia
Kerusakan otak perinatal yang ditemukan setelah peristiwa asfiksia
dibagi dalam:
1. Dari 18 sampai 48 jam, nekrosis nuronal dengan piknosis atau
lisisnya nukleus dalam sel eosinofilik yang mengerut
2. Dari 48 sampai 72 jam nekrosis neuronal lebih intens dengan
respons makrofag
3. Lebih dari 3 hari, semua temuan diatas ditambah respon astrositik
dengan gliosis dan pada beberapa, kavitas dini.
Beberapa patologi nonintrapartum mayor terkait dengan cerebral palsy
1. Pelahiran kurang bulan
2. Perdarahan placenta previa, abrupsio
3. Kehamilan multi janin
4. Kelainan genetik dan anomali
5. Infeksi janin
6. Pembatasan pertumbuhan janin
7. Penyakit ibu
8. Infark placenta, thrombosis
9. Lilitan talipusat yang erat dileher
10. Penyebab masa kanak-kanak
11. Anemia janin
• Rekomendasi terkini
Jika menggunakan auskultasi, disarankan untuk melakukan setelah satu
kontraksi dan selama 60 detik.
Pengamanan aktivitas uterus intrapartum
- Pemantauan tekanan uterus internal
tekanan cairan ketuban diukur diantara dan selama kontraksi
menggunakan kateter plastik berisi cairan dengan ujung distal terletak di
bagian atas presentasi
- Pemantauan eksternal
- Dapat memberikan petunjuk yang baik tentang awitan, puncak dan
akhir kontraksi
Pola aktifitas uteus
Kinerja uterus adalah hasil dari intensitas penngkatan uterus di atas
tonus daras, kontraksi dalam mmhg dikalikan dengan frekwensi
kontraksi per 10 menit.
Peningkatan aktivitas uterus lebih lanjut sangat khas pada minggu-
minggu terakhir kehmilan, disebut prapersalinan. Selama fase ini,
serviks menjadi matang.
• Selama kala satu persalinan, kontraksi uterus meningkat secara
progresif dengan intensitas sekitar 25 mmHg pada permulaan
persalinan sampai 55mmHg pada akhir persalinan.
• Asal dan penyebaran kontraksi
Gelombang kontraksi normal pada persalinan berasal dekat ujung rahim
pada salah satu tuba uterina. Dengan demikian, area ini bertindak
sebagai pacemaker. Kontraksi menyebar dari area pacemaker ke seluruh
uterus dengan dekepatan 2cm/detik.
Persalinan normal ditandai oleh minimal tiga kontraksi yang rata-rata
lebih besar dari 25 mmHgdan interval kurang dari 4 menit antara dua
kontraksi.
TERIMAKASIH