Anda di halaman 1dari 53

TRAUMA MATA

Kelompok 10A
TUJUAN PEMBELAJARAN

• Anatomi Mata (palpebra-iris)


• Definisi dan Klasifikasi Trauma Mata
• Patofisiologi dan Manifestasi Klinis Trauma Mata
• Penegakan Diagnosis Trauma Mata
• Penatalaksanaan Kegawatdaruratan
• Penatalaksanaan Lanjutan dan Preventif
• Komplikasi Trauma Mata
• Prognosis Trauma Mata
ANATOMI MATA
PALPEBRA - KONJUNGTIVA
by.@ christ
by.@ christ
• Konjungtiva bulbaris (menutupi sebagian permukaan
anterior bola mata)
• Konjungtiva palpebralis (menutupi permukaan posterior
dari palpebra)
• Konjungtiva forniks (bagian transisi yang membentuk
hubungan antara bagian posterior palpebra dan bola
mata
ANATOMI MATA
KORNEA-IRIS
Cornea
•Transparan
•Fungsi utama merefreksi cahaya yang masuk
kemata
•Tidak ada pembuluh darah (avaskular)
•Usia lanjut terdapat penimbunan lemak ditepi
cornea, bentuk cincinArcus senillis.
Bila pada usia lebih mudaarcus presenilis

Iris
•Terdapat diantara cornae & lensa
•Membagi ruangan yang terdapat antara
cornea dan lensa menjadi 2 bagian:
-Camera oculi anterior (antara cornea-
iris)
-Camera oculi posterior (antara iris-
lensa)
DEFINISI
TRAUMA MATA

Trauma mata adalah rusaknya jaringan pada


bola mata, kelopak mata, saraf mata dan atau
rongga orbita karena adanya benda tajam atau
tumpul ataupun trauma lain yang mengenai
mata dengan keras/cepat ataupun lambat.
KLASIFIKASI
Trauma Mata
KLASIFIKASI TRAUMA MATA

Mekanis Kimiawi
• Tumpul • Asam
• Tajam • Basa

Radiasi
Benda asing •Sinar infra
merah dan UV
KLASIFIKASI TRAUMA MATA

MEKANIS KIMIA
• Tajam • Asam
• Tumpul • Basa

 TRAUMA TIDAK TEMBUS


 TRAUMA KORNEA SUPERFISIAL FISIK
• Erosi • TERMIS
• Corpus alienum
 TRAUMA KIMIA • SINAR LAS/UV
 TRAUMA FISIK • LEDAKAN
 TRAUMA TUMPUL

 TRAUMA TEMBUS
 DENGAN /TANPA BENDA ASING
KEDARURATAN MATA

SANGAT GAWAT GAWAT SEMI GAWAT


Tx..dlm.beberapa Tx.dlm.1- tx.dlm hari,
menit beberapa jam minggu
Mis.trauma kimia mis.tr.tumpul
tr.tajam
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Trauma Tumpul
Mata Berdarah?
Mata Sakit
Penurunan TIO

Mata kanan Laserasi pada


Epitel
tercolok pensil kornea
Bowmann

Stroma Lapisan
kornea

Descemet

Endotel

Tekanan Aquous humor


Palpasi OD lunak
intraokular ↓ keluar
Gangguan Visus

Terjadi injury
Menekan pada
Mata kanan Bulbuli ke pembuluh
tercolok pensil Terjadi arah darah di
kontusio anterior- ocular
posterior

Gangguan Cahaya yang Akumulasi


pembiasaan masuk darah pada
Hifema pada
cahaya terhalang COA
bagian COA
Iridodialisis?

Menekan Bulbuli ke arah


anterior-posterior
Trauma Terjadi kontusio

Iris terlepas Menyebabkan


dari perlekatan pelekatan uvea dan
lensa terganggu
PENEGAKAN
DIAGNOSIS
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN
FISIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Seidel Test
Untuk mengetahui letak dan adanya kebocoran kornea.
– Pada konjungtiva inferior ditaruh kertas fluoresein
atau diteteskan fluoresein.
– Bila terdapat kebocoran kornea adanya fistel kornea
akan terlihat pengaliran cairan mata yang berwarna
hijau.
2. CT Scan
• Di indikasikan bila terdapat benda asing atau dicurigai adanya
fraktur pada dinding orbita.

3. Ultrasonography
– Beresiko meningkatkan
tekanan pada bola mata
– Menentukan lokasi ruptur dan
meliat benda asing
4. Pemeriksaan menggunakan optalmoskop
mengkaji struktur internal dari okuler,
papiledema, retina hemoragi.

Commotio retina (tanda


panah) dan perdarahan
vitreous setelah trauma
tumpul.
PENATALAKSANAAN
KEGAWATDARURATAN
PENATALAKSANAAN
KEGAWATDARURATAN

Kegawatdaruratan (emergency) di bidang oftalmologi


(penyakit mata) diklasifikasikan menjadi tiga yaitu :
1. Sangat gawat.
2. Gawat.
3. Semi gawat.
PENATALAKSANAAN
KEGAWATDARURATAN

• Penatalaksanaan pada trauma mata bergantung pada


berat ringannya trauma ataupun jenis trauma itu
sendiri.

• Tujuan utama dalam mengatasi kasus trauma mata


adalah :
 Memperbaiki penglihatan.
 Mencegah terjadinya infeksi.
 Mempertahankan arsitektur mata.
 Mencegah sekuele jangka panjang.
TRAUMA MEKANIK
(SESUAI SKENARIO)
PENATALAKSANAAN
KEGAWATDARURATAN

1. Penatalaksanaan sebelum tiba di rumah sakit :


 Mata tidak bolah dibebat dan diberikan perlindungan tanpa kontak
 Tidak boleh dilakukan menipulasi yang berlebihan dan penekanan bola
mata
 Jika ada benda asing tidak boleh dikeluarkan tanpa pemeriksaan lanjutan
2. Penatalaksanaan di rumah sakit :
 Pemberian antibiotic spectrum luas
 Pemberian obat sedasi,antiemetik, dan analgetik sesuai indikasi
 Pemberian toksoid tetanus sesuai indikasi
 Pengangkatan benda asing di kornea, konjungtiva atau intraokuler (bila
mata intak)
 Tindakan pembedahan /penjahitan sesuai dengan kausa dan jenis cedera.
PENATALAKSANAAN
KEGAWATDARURATAN

HIFEMA
Tujuannya:
Mengurangi angka perdarahan ulang.
Menghilangkan hifema.
Menangani lesi jaringan terkait.
Mengurangi gejala sekunder dari hifema.
Pengobatan :
Pasien dirawat dengan tidur di tempat yang
ditinggikan pada bagian kepala.
Mata di tutup.
Atropine 1% tetes 3-4 X/hr.
Hemostatis / anti perdarahan oral 3-4 tab/ hr.
Analgesik ringan.
Bila TIO  20 –30 mmhg  timolol 0,5% 2dd
50 mmhg  timolol + diamox 3-4 x/hr
TATALAKSANA MEDIKAMENTOSA

 Sikloplegik/midriatik untuk mengurangi rasa sakit dan risiko


terjadinya sinekia posterior.
 Analgesik (asetaminophen atau codein) tergantung pada tingkat
nyeri yang dirasakan pasien
 Kortikosteroid topical untuk mengurangi inflamasi dan mencegah
iritis/iridosiklitis
 Agen antifibrinolitik seperti asam aminokaproattopical dan/atau
oral serta asam traneksamat oral untuk mengurangi risiko
perdarahan ulang.
 Tissueplasminogen activator untuk fibrinolisis clotting yang
stagnan. Dosis tPA adalah 10 mikrogram, diberikan injeksi
intrakamera.
 Terapi antiglaukoma jika dibutuhkan, seperti dengan pemberian
asetazolamid atau beta-blocker seperti timolol.
TRAUMA KIMIA
PENATALAKSANAAN
KEGAWATDARURATAN

 Lakukan irigasi dengan air selama 30 menit sebanyak


2000ml; lebih lama lebih baik.
 Periksa dengan kertas lakmus; pH normal air mata 7,3.
 Lakukan debridemen (pengeluaran benda asing).
 Berikan antibiotika untuk mencegah infeksi.
 Beriksan steroid untuk menekan peradangan.
 Verban pada mata.
 Pembedahan (keratoplasti).
TRAUMA TERMIS
PENATALAKSANAAN
KEGAWATDARURATAN

• Umumnya bersifat simptomatis, berupa


medikamentosa analgesik, steroid, artificial tear
ataupun verban tekan untuk mengurangi rasa sakit
bila mata digerakkan.
PENATALAKSANAAN
LANJUTAN
TATALAKSANA OPERATIF

Indikasi untuk melakukan operasi pada pasien


hifema adalah
• Absorpsi darah secara spontan terlalu lambat
 corneal blood staining
• Terdapat kelainan penggumpalan darah yang
dapat menjadi resiko perdarahan sekunder
• Peningkatan TIO tidak bisa diatasi dengan
obat-obatan (>35 mmHg selama 7 hari atau
>50 mmHg selama 5 hari)
TATALAKSANA OPERATIF

Untuk mencegah atropi papil saraf


optik dilakukan pembedahan bila
• TIO > 50 mmHg selama 5 hari
• TIO > 35 mmHg selama 7 hari

Untuk mencegah imbibisi


kornea,dilakukan pembedahan bila
• Tekanan bola mata rata-rata > 25
mmHg selama 6 hari
TATALAKSANA OPERATIF

Untuk mencegah sinekia posterior perifer


dilakukan pembedahan bila
• Hifema total (grade III-IV) bertahan selama 5
hari
• Hifema difus (grade II) bertahan selama 9 hari
PARASINTESIS

• Membuat insisi pada kornea


sepanjang 2 cm dari limbus kearah
kornea sejajar permukaan iris
• Kemudian dilakukan penekanan
pada bibir luka sehingga
koagulum/darah pada bilik mata
depan keluar
• Bila tetap tidak keluar maka dapat
dibilas/dilakukan irigasi dengan
garam fisiologis
• Luka insisi ini tidak perlu dijahit
TERAPI NON-OPERATIF
TINDAKAN PREVENTIF

• Trauma mata pada kecelakaan dan non


okupasinal tidak dapat dihindari
• Trauma okupasional dapat dihindari
dengan pemakaian kacamata pelindung
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
Laserasi
kelopak mata • Laserasi biasanya punya hasil yang baik.
Biasanya yang menyebabkan terjadi
(eyelid komplikasi adalah infeksi.
laceration)

• Prognosis tergantung dengan ukuran


hiphema dan tergantung apa terjadi
Hiphema pendarahan atau tidak. Komplikasinya
adalah penurunan visus dan glaukoma.

http://www.emedicinehealth.com/eye_injuries/page9_em.htm
Abrasi Kornea (scratch cornea)
• Prognosis tergantung dari debris, jika tatalaksana baik,
maka tidak akan terjadi infeksi. Kebanyakan abrasi akan
membaik dalam 24 jam.
Laserasi kornea
• Laserasi berat akan membutuhkan pembedahan, dan jika
tidak ditangani dapat menyebabkan penurunan sampai
kehilangan penglihatan.
Laserasi kelopak mata
• Kebanyakan laserasi kelopak mata memiliki prognosis yang
baik, namun membutuhkan perawatan khusus untuk
menghindari tutup bentukan dan pertumbuhan bulu mata
yang salah arah (trikiasis, distikiasis)
Hiphema
• Pada banyak kasus, prognosisnya baik, darah akan bersih
dan tanpa menimbulkan komplikasi.

Sumber : http://www.eyehealthweb.com/eye-injury/
Jika cedera serius, walaupun telah dilakukan pengobatan
medis dan bedah, tetap dapat mengakibatkan hilangnya
sebagian atau total dari visus akibat radang, jika tidak
ditangani. Tetes kortikosteroid sering digunakan untuk
mengobati reaksi radang.

http://www.merckmanuals.com/home/injuries-and-poisoning/injuries-to-the-eye/lacerated-eyeball
Prognosis ablasio retina akibat trauma buruk karena
adanmnyna cedera makula, robekan besar pada
retina dan pembentukan membran fibrovaskulsr
intraviteral yang terjadi pada trauma tembus.

Membran fibrovaskular intraviteral menghasilkan


gaya kontraktil yang cukup besar untuk membentuk
ablasio retina.

Whitcher John P. dkk. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. 2015. EGC.

Anda mungkin juga menyukai