menahun. Penyakit ini umumnya yang ditandai dengan ruam memerah, kulit terkelupas, menebal, terasa kering, dan bersisik. Tanda-tanda tersebut juga terkadang disertai rasa gatal atau perih. Semua bagian tubuh bisa terserang gejala psoriasis. Namun, kondisi ini biasanya muncul pada lutut, punggung bagian bawah, siku, atau kulit kepala. PATOFISIOLOGI Patofisiologi psoriasis masih belum diketahui pasti karena akar penyebab utamanya masih belum diketahui secara jelas. Psoriasis merupakan penyakit kulit inflamasi kronis, dengan dasar genetik yang kuat, ditandai dengan perubahan yang kompleks pada pertumbuhan dan diferensisasi epidermal, biokimia, sistem imun, kelainan vaskuler, dan fungsi sistem saraf Pada orang normal, produksi sel kulit berlangsung sekitar 3-4 minggu, dimana sel kulit baru tumbuh di bagian terbawah dan secara perlahan naik ke permukaan kulit dan kulit yang berada di atasnya akan apoptosis sehingga berkurang dengan sendirinya. Pada penderita psoriasis, proses tersebut hanya berlangsung sekitar 3-7 hari menyebabkan peningkatan produksi sel. [6,7] Percepatan dari siklus hidup sel kulit menyebabkan produksi yang meningkat dan terus menerus, sehingga sel kulit tersebut terdorong dan menumpuk ke permukaan kulit sehingga menunjukkan gambaran plak keras pada area yang terkena. PATOFISIOLOGI
Proses genetik dan kelainan sistem imun berperan penting dalam
terjadinya psoriasis. Beberapa orang mewarisi gen yang menyebabkan mereka cenderung lebih mudah terkena psoriasis. Sampai saat ini telah ditemukan setidaknya 8 lokus kromosom yang berkaitan dengan psoriasis. Lokus tersebut dikenal dengan nama PSORS I-VIII. Penelitian mendetail tentang pemetaan gen telah menemukan bahwa HLA-Cw6 allele yang juga dikenal sebagai PSORS1 merupakan gen utama yang berperan pada kejadian psoriasis. Pada penderita psoriasis terdapat kelainan sistem imun dimana leukosit sel-T menerima sinyal yang salah yang menyebabkan penyerangan terhadap sel kulit. Secara spesifik, epidermis diinfiltrasi oleh sejumlah besar sel-T teraktivasi, dimana sel-T yang teraktivasi mampu menginduksi proliferasi keratinosit. Pada akhirnya, proses inflamasi dengan produksi besar dari sitokin (TNF- α, interferon-ᵞ, interleukin-12) , menyebabkan munculnya gambaran klinis dari psoriasis. PATOFISIOLOGI
Perubahan respon imun dan kelainan genetik
menyebabkan hiperplasia sel epidermal dan dilatasi pembuluh darah superfisial yang akan membuat peningkatan kecepatan turnover atau pergantian siklus hidup sel kulit, menyebabkan maturasi sel yang tidak baik PENYEBAB Etiologi psoriasis masih belum diketahui pasti. Penyebab timbulnya penyakit ini diduga adalah penyebab genetik dan kelainan pada sistem imun. Orang-orang yang mewarisi gen PSORS I-VIII diduga memiliki risko lebih tinggi untuk menderita penyakit ini. Keberadaan sel T yang overreaktif juga berperan dalam menyebabkan psoriasis. Tidak semua orang yang memiliki risiko terkena psoriasis akan memiliki manifestasi. Ada beberapa faktor pencetus yang dapat menyebabkan timbulnya gejala psoriasis. Faktor pencetus yang diduga terlibat diantaranya adalah infeksi (seperti infeksi Streptococcus), cedera jaringan kulit (seperti luka bakar), stres, merokok, konsumsi alkohol berlebihan, defisiensi vitamin D, dan beberapa jenis obat (seperti obat antimalaria dan lithium). HORMON YANG BERPERAN
Beberapa orang mewarisi gen yang menyebabkan
mereka cenderung lebih mudah terkena psoriasis. Sampai saat ini telah ditemukan setidaknya 8 lokus kromosom yang berkaitan dengan psoriasis. Lokus tersebut dikenal dengan nama PSORS I-VIII. Penelitian mendetail tentang pemetaan gen telah menemukan bahwa HLA-Cw6 allele yang juga dikenal sebagai PSORS1 merupakan gen utama yang berperan pada kejadian psoriasis HORMON YANG BERPERAN
Pada penderita psoriasis terdapat kelainan sistem imun dimana
leukosit sel-T menerima sinyal yang salah yang menyebabkan penyerangan terhadap sel kulit. Secara spesifik, epidermis diinfiltrasi oleh sejumlah besar sel-T teraktivasi, dimana sel-T yang teraktivasi mampu menginduksi proliferasi keratinosit. Pada akhirnya, proses inflamasi dengan produksi besar dari sitokin (TNF- α, interferon-ᵞ, interleukin-12) , menyebabkan munculnya gambaran klinis dari psoriasis Orang-orang yang mewarisi gen PSORS I-VIII diduga memiliki risko lebih tinggi untuk menderita penyakit ini. Keberadaan sel T yang overreaktif juga berperan dalam menyebabkan psoriasis ZAT GIZI YANG BAIK UNTUK PENYAKIT PSORIASIS Sampai saat ini belum di temukan sebuah bukti ilmiah yang menunjukan bahwa makanan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam mengatasi psoriasis Namun ada bukti menunjukan bahwa kehilangan berat badan akan mampu meredakan gejalanya. Menurut heather mangieri, RD seorang ahli gizi merekomendasikam agar penderita psoriasis melakukan gerakan diet sehat dan seimbang untuk dapat mengontrol berat badan dan penyakit psoriasis itu sendiri Dasar pola makan yang dianjurkan untuk penderita psoriasis ialah makanan sehat yang mengandung protein tanpa kulit, gandum, buah dan sayur. MAKANAN YANG DIANJURKAN
Ikan dan makanan laut
Wortel dan labu Biji bijian Daging tanpa lemak Kacang kacangan dan alpukat MAKANAN YANG DIANJURKAN
Blueberi Kunyit Bawang putih Selada Sayuran hijau brokoli Ikan salmon dan minyak ikan Ubi jalar