Anda di halaman 1dari 36

Bagian Anestesi dan Reanimasi Laporan kasus

Fakultas Kedokteran APRIL 2019


Universitas Pattimura

Anestesi Umum dengan Intubasi pada Corpus Alienum Esofagus

Disusun oleh :
Devana Maelissa (2013-83-049)

Pembimbing :

dr. Fahmi. M, Sp.An

Fakultas Kedokteran
Universitas Pattimura Ambon
2019
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
• Nama : Ny. RFM
• Umur : 27 Tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Asmil Benteng RT002/RW004
• Gol. Darah :0
• Berat badan : 55 kg
• Tinggi badan : 159 cm
• Tanggal MRS : 27 April 2019
• Tanggal Masuk ICU :-
• Tanggal Keluar ICU :-
• Agama : Islam
• Suku/Bangsa : Indonesia
• Bangsal/Kamar : Ruang THT/Mata
B. EVALUASI PRE-ANESTESI

ANAMNESIS

Keluhan utama: Nyeri menelan

Riwayat penyakit sekarang:


• Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. M. Haulussy Ambon dengan
keluhan nyeri menelan sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengaku keluhan ini terjadi
setelah pasien tidak sengaja menelan tualng daging sapi. Pasien juga mengeluhkan
sesak nafas dan kesulitan bernafas. Pasien juga mengeluhkan nafsu makan menurun.
ANAMNESIS
RPD : Asma (-), DM : (-), Hipertensi : (-)

Riw. Keluarga : (-)

Riw. Pengobatan : (-)

Riwayat Operasi & Anestesi: (-)

Riwayat Alergi: (-)

Riwayat Obat-Obatan: (-)


PEMERIKSAAN FISIK

B1 : A: bebas; B: spontan; RR: 20x/m reguler; Inspeksi:


pergerakan dada simetris ki=ka; Auskultasi: suara
napas vesikuler ki=ka; SpO2: 100%
B2 : Akral hangat, kering, merah; TD: 138/91 mmHg; N: 84/m,
reguler, B1B2 reguler, murmur (-), gallop (-).

B3 : Sadar, GCS: E4V5M6, pupil isokor, refleks cahaya +/+.

B4 : BAK spontan

B5 : Inspeksi: sikatriks (-), Palpasi: NT(-), Auskultasi: BU


normal.
B6 : Deformitas (-), oedem (-).
STATUS LOKALIS
REGIO LEHER

Pemeriksaan tenggorokan

Palatum mole Uvula di tengah dan


normal kiri dan hiperemis,
kanan,

Tampak tonsil
hiperemi, kripte (-), Edema dan massa juga
detritus (-). Laringoskop tidak didapatkan.
indirek hipofaring dan
epiglottis sulit dievaluasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(TANGGAL 26/04/2019)

DARAH RUTIN

• Hemoglobin : 11,5 g/dl

• Leukosit : 12,7.000/mm

• Eritrosit : 4,37 juta/mm3

• Trombosit : 332.000 ribu/mm3

RONTGEN PA THORAKS
RONTGEN PA
THORAKS
Corpus
Alienum
tulang Anestesi
Ekstraksi Puasa 8 jam
DIAGNOSIS rawan umum
PLANNING: Corpus sebelum
KERJA : daging sapi dengan
Alienum operasi.
1/3 intubasi
esophagus
proksimal
C. PRE-OPERATIF
Diagnosa Pra Bedah: Corpus Alienum
tulang rawan daging sapi 1/3 esofagus
proksimal

Premedikasi : Ranitidin Jenis Pembedahan:


50 mg/IV, Ketorolak Esophaguscopy +
30g/IV, pukul 08.30 WIT ekstraksi

Lama Operasi:
Jenis Anestesi :
09.50 WIT - 10.00
General anestesi
WIT.

Lama Anestesi:
09.35 WIT – 10.20 Posisi: Supine
WIT.
CONT’D
Persiapan alat untuk intubasi anestesi umum Obat-obatan

Persiapan
alat untuk
intubasi
anestesi
umum
5. Isofluran
Tube: 1,5 vol %
4.
ETT (Endo Atracurium
Tracheal 3. Propofol 20 mg
Tube) 130 mg

2. Fentanyl
Scope : 110 mg
Airway :
Stetoskop,
Guedel
Laringoskop 1.Sedakum
1,5 mg

Suction :
Introducer :
Penyedot
Stylet
dan tabung

Connector:
Penyambung
Tape:
pipa dan Obat-obatan
Plester
peralatan
anestesi
D. TEKNIK ANESTESI

Akses IV

Dilanjutkan dengan pemaasangan face mask dan mulai berikan O2 dan isoflurane
1.5 mac

Berikan pelumpuh otot atracurium 30 mg

Intubasi

Sambungkan ujung ETT dengan selang mesin anestesi, pompa balon


E. INTRA OPERATIF

Keseimbangan cairan:

• Cairan masuk: PO (D5


200 cc), DO (D5 200 cc)

• Cairan keluar : DO (-)


FOTO Benda Asing
(Tgl 27/04)
F. POST-OPERATIF

B1 : Airway bebas, napas spontan, RR: 20 x/m, Rh


(-), Wh (-).

B2 : Akral merah, hangat, kering, nadi: 121 x/m, TD:


111/76 mmHg, S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-).
B3 : Sadar, pupil isokor, refleks cahaya +/+.

B4 : BAK spontan

B5 : BU normal

B6 : edema (-), deformitas (-)


Terapi:
Awasi TTV setiap 15 menit selama 2 jam

Head up 30o

Bila nyeri berikan inj. Ketorolac 30 mg 8 jam/IV atau drip Tramadol


100 mg dalam RL 500 cc

Bila mual atau muntah berikan inj ondansentron 8 mg/IV

Berikan antibiobik inj Ceftriaxone 1 gr/IV

Makan minum jam 19.00 WIT

Lain-lain sesuai terapi dari dokter Sp.B


2.1. Anestesi Umum

Analgesia

Muscle
Hipnotik/sedasi
relaxant

Anestesi memiliki
tujuan-tujuan
sebagai berikut:
2.2. Persiapan Pre Operasi

History taking
(AMPLE)

Pemeriksaan Pemeriksaan
laboratorium fisik
1. Anamnesis

Alergi

Medikasi

Past Illness

Last Meal

Environment
2. Pemerikasaan fisik (6B)

Bone
Breath

Bowel Blood

Bladder Brain
Menentukan status fisik dengan klasifikasi
ASA (American Society Anesthesiology):

ASA I : ASA II :
Pasien normal sehat, Pasien dengan gangguan ASA III :
kelainan bedah sistemik ringan sampai Pasien dengan gangguan
terlokalisir, tanpa dengan sedang sebagai sistemik berat sehingga
kelainan faali, biokimiawi, akibat kelainan bedah aktivitas harian terbatas.
dan psikiatris. atau proses patofisiologis.

ASA IV :
ASA V :
Pasien dengan gangguan ASA VI :
Pasien dengan
sistemik berat yang Pasien mati otak yang
kemungkinan hidup kecil.
mengancam jiwa, tidak organ tubuhnya akan
Tindakan operasi hampir
selalu sembuh dengan diambil (didonorkan)
tak ada harapan.
operasi.
2.3. Teknik

A. Face mask dengan napas spontan

Indikasi
1. Siapkan peralatan dan kelengkapan obat anestetik
Prosedur
tindakan

2. Pasang infuse (untuk memasukan obat anestesi)

3. Premedikasi +/- (apabila pasien tidak tenang bisa


diberikan obat penenang) efek sedasi/anti-anxiety
:benzodiazepine; analgesia: opioid, non opioid, dll
4. Induksi
B. Intubasi endotrakeal

Indikasi Prosedur tindakan


• Sama dengan diatas,
hanya ada tambahan
obat (pelumpuh
otot/suksinil dgn durasi
singkat)
• Intubasi setelah
induksi dan suksinil
• Pemeliharaan
Cont..

Setelah operasi
selesai pasien
dipancing dan
akhirnya bisa nafas
Pasien sengaja spontan
dilumpuhkan/benar2
Intubasi endotrakeal tidak bisa bernafas
dengan nafas
terkontrol
Cara pemasangan endotrakeal tube :

Masukkan
Memberikan laringoskop,
Oksigenasi pelumpuh otot lidah disisihkan
Melakukan
pasien selama agar mudah ke kiri sehingga
ventilasi
3–5 menit melakukan lapangan
intubasi pandang tidak
terhalang.
Cont ..

Minta asisten untuk melakukan manuver sellick

Masukkan ET menggunakan tangan kanan melalui sudut kanan mulut


pasien ke dalam trakea. Dengan melihat melalui blade laringoskop,
masukkan ET sampai cuff tidak terlihat dari belakang pita suara.

Cuff dikembangkan dengan udara lewat spuit sekitar 5–10 cc sesuaidengan


kebutuhan.
Cont..

Sambil memegang ET pada Lakukan auskultasi pada


sudut bibir pasien, segera daerah epigastrium untuk
berikan ventilasi dan menyingkirkan kemungkinan
oksigenasi. intubasi esofagus.

Lakukan juga asukultasi pada


Jika terdengar suara gurgle,
daerah apek dan basal kedua
ET harus dicabut dan
paru untuk menyingkirkan
lakukan reintubasi.
kemungkinan intubasi bronkus

Jika suara paru kanan lebih besar


berarti ET masuk ke dalam bronkus
kanan
Cont..

Memasang pipa orofaringeal


(Guedel), memfiksasi ET dengan
Hubungkan pangkal ET dengan
plester melingkar yang
mesin anestesi dan atau alat
ditempatkan di bawah dan di
bantu napas ( alat resusitasi )
atas bibir yang diperpanjang
sampai ke pipi
2.4. Kesulitan intubasi
• Metode menilai kesulitan intubasi:
• A. LEMON

• L (Look externally)
• E (Evaluate 3-3-2-1)
• M (Mallampaty score)
• O (Obstruction)
• N (Neck mobility)

• B. STOP
• C. Four’s D
2.5 Obat-Obatan yang Digunakan
Dosis intubasi : Dosis relaksasi
Midazolam 0,5 – 0,6 otot : 0,5 – 0,6
mg/kgBB/iv mg/kgBB/iv

Dosis
Dosis induksi :
pemeliharaan :
0,15 – 0,45 Atrakurium
0,1 – 0,2
mg/kg IV.
mg/kgBB/ iv

Dosis yang
Fentanil dianjurkan 2,5 Isofluran
mg/kgBB

Pada dosis
dosis 100-150
Propofol anestesi (1,5%-
mcg/kgBB
3%)
Terapi Cairan
Pemberian cairan
operasi dibagi :

Setelah operasi Pra operasi

Kebutuhan cairan untuk


Selama operasi dewasa dalam 24 jam adalah
•Ringan = 4 ml/kgBB/jam 2 ml / kg BB / jam. Setiap
•Sedang = 6 ml/kgBB/jam kenaikan suhu 10 Celcius
•Berat = 8 ml/kgBB/jam kebutuhan cairan bertambah
10-15 %.
Pemulihan
Cont..
Cont..
BAB III
Penutup
GA (General anesthesia) adalah tindakan meniadakan nyeri secara
sentral dan membuat pasien tidak sadar secara reversibel (dapat
kembali seperti semula)

Trias anestesi meliputi sedasi, analgesi dan relaksasi

Pemberian obat anestesi umum dapat secara parenteral dan inhalasi

Pada kasus ini pasien dilakukan esofaguskopi sebagai alat diagnosis


dan terapi, proses pengangkatan tulang sapi

Tindakan Esophaguscopy + ekstraksi dengan anastesi umum yang


telah dilakukan dan kondisi pasien stabil, sehingga perlu
dilakukannya teknik anestesi umum yang terdiri dari trias anestesi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai