Anda di halaman 1dari 30

Stress dan manajemen stress

DOSEN PEMBIMBING :
REFLITA, S.KP.M.KES
Kelompok II

1. Aurellia Agnethasya (183110205)


2. Fini Andrika (183110214)
3. Ilham Wahyudi (183110216)
4. Innayah Nursafitri (183110217)
5. Nadila (183110223)
6. Yulia Nelri (183110240)
Pengertian

Stress menurut Hans Selye 1976 merupakan respon tubuh yang bersifat tidak
spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya.

dapat di katakan stress apabila seseorang mengalami beban atau


tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas
yangdibebankan itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak mampu
terhadap tugastersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami
stress.
Pengertian Menurut Para Ahli

1. Emanuelsen & Rosenlicht, 1986


Stress didefinisikan sebagai respon fisik dan emosionalterhadap
tuntutan yang dialami individu yang diiterpretasikansebagai sesuatu
yang mengancam keseimbangan
2. Soeharto Heerdjan, 1987
Stres adalah suatu kekuatan yang mendesak ataumencekam, yang
menimbulkan suatu ketegangan dalam diri seseorang.
3. Maramis, 1999
Secara umum, yang dimaksud ³Stres adalah reaksi tubuhterhadap
situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan,ketegangan emosi, dan
lain-lain.
4. Vincent Cornelli, sebagai manadikutip oleh GrantBrecht(2000)
Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yangdisebabkan oleh
perubahan dan tuntutan kehidupan, yangdipengaruhi baik oleh
lingkungan maupun penampilan individudi dalam lingkungan tersebut.
Gejala Stress

Cary Cooper dan Alison


Straw
Braham
1. Fisik
2. Prilaku
3. Watak dan 1. Fisik
kepribadian 2. Emosional
3. Intelektual
4. Interpersonal
Ciri – ciri stress
Baik

1. Mengahadapi sesuatu dengan penuh harapan untuk melawan rasa


takut dalam diri.
2. Memiliki jadwal yang sangat padat, tetapi didalam sela-sela jadwal
yang padat itu ada aktivitas yang sangat diharapkandan sangat
dinikmati.
3. Memiliki komitmen yang lebih terhadap apa yang Anda sayangi.
Misalnya: pernikahan, menjadi seorang ayah/ibu, menjadi
pekerja, atau menjadi pegawai negeri.
4. Bekerja dengan tujuan tertentu dan Anda tahu kecepatan Anda saat
bergerak akan berkurang saat tujuan itu tercapai atau bahkan
saat baru akan tercapai.
5. Merasa tertantang, siap dan bersemangat untuk menerima dan
menyelesaikan tugas yang akan Anda hadapi.
6. Merasakan kondisi badan yang cukup lelah namun akhirnya akan
menikmati tidur yang lelap dan nyaman.
Jahat

1. Menghadapi segala sesuatu dengan perasan takut, resah, gelisah dan


khawatir.
2. Memiliki jadwal yang sangat padat, tetapi tak ada satupun yang dapat
Anda nikmati dan mautidak mau, harus Anda penuhi kewajiban itu.
3. Merasa bahwa semua yang Anda lakukan tidaklah penting, tidak
memenuhi seluruh kebutuhan Anda, dan tak sebanding dengan tenaga,
pikiran dan waktu yang Anda curahkan.
4. Merasa tidak memegang kendali dan selalu merasa panic seakan-akan
tidak ada jalan keluar untuk menyelesaikan tugas, merasa tidak ada
selesainya, dan merasa tidak ada yang membantu menyelesaikannya.
5. Merasa lebih baik bekerja daripada berhenti/istirahat sejenak saat jam
kerja.
6. Memiliki tidur yang tidak lelap, tidur yang resah, sering sakit maag, sakit
punggung dan mempunyai sakit yang sifatnya menahun.
Faktor yang memperngaruhi Stress

Faktor Lingkungan Faktor Organisasi

Faktor Individu

Manajemen Stress

Koping merupakan cara-cara yang digunakan oleh individu


untuk menghadapi situasi yang menekan.
GG
Cara mengatasi stress

Olah Raga atau Latihan


Istirahat dan Tidur
Teratur

Berhenti Merokok Tidak Mengkonsumsi


Minuman Keras

Pengaturan Berat Badan Berhenti Merokok

Pengaturan Waktu Terapi Somatik

Terapi Psikofarmaka Psikoterapi


Jenis – jenis manajemen Stress

Manajemen Psikologis manajemen psiko-sosial


SOP teknik Relaksasi Otot Progresif
Pengertian
teknik relaksasi otot dalam yang tidak memerlukan imajinasi ,
ketekunan atau sugesti dalam dengan cara peregangan otot kemudian di
lakukan reaksasi otot
Tujuan

1. Menerunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan


punggung , tekanan darah tinggi , frekuensi jantung, metabolik
2. Mengurangi distripmia jantung, kebutuhan oksigen
3. Meningkatkan helombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar
dan tidam memfokur perhatian seperti relaks.
4. Meningkatkan rasa kebugaran , kosentrasi .
5. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres
6. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan , irirtabilitas , spasme
otot, fobia ringan , gagap ringan
Fase Prainteraksi
1. Mengidentifikasi kebutuhan / indikasi klien
2. Mencuci tangan
Fase Orientasi
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan prosedur tindakan
3. Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan
1. Menggenggam tangan kanan sambil membuat satu kepalan semakin kuat, kemudian kepalan
di lepaskan dan rasakan rileks selama 10 detik.setelas selesai tangan kanan kemudian tangan
kiri
2. Menekuk kedua lengan kebelakang pada pergelangan tangan dan jari-jari menghadap ke
langit-langit.
3. Menggengam kedua tangan sehingga menjadi kepadalan kemudian membawa kedua kepalan
ke pundak.
4. Mengangkat kedua bahu se tinggih tinggihnya dan Mengerutkan dahi dan alis sampai otot otot
terasa dan kulit keriput
5. Menutup keras keras mata dan Mengatupkan rahang, di ikuti dengan menggigit gigi-gigi
6. Memoncongkan bibir sekuat kuatnya
7. Meletakkan kepala sehingga dapat beristirahat, kemudian diminta untuk menekankan kepala
pada permukaan bantalan kursi
8. Membawa kepala kemungka , kemudian diminta untuk membenamkan dagu ke dadanya
9. Mengangkat tubuh dari sandaran kursi kemudian punggung di lengkungan , lalu busungkan
dada, peratahankan selama 10 detik, kemudian rileks dan letakkan tubuh kembali ke kursi
sambil membiarkan otot-otot menjadi rileks
10. Menarik nafas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak banyaknya. Pada saat
ketegangan dilepas , klien dapat bernafas normal dengan lega
11. Menarik kuat kuat perut ke dalam , kemudian menahannya sampai perut menjadi kencang dan
keras . setelah 10 detik di lepaskan bebas, kemudian di ulang kembali .
12. Meluruskan kedua belah telapak kaki dan mencuci mulut
13. Setelah menyelesaikan semua gerak, rileks dengan menghitung dari hitungan 5 sampai 1
perlahan , nafas dalam dan merkata buka mata , dan berkata rileks atau OK
Fase terminasi
1. Mengevaluasi respon pasien
2. Mengucapkan salam
3. Mencuci tangan
4. Mendokumentasikan prsedur dalam catatan klien
SOP Teknik Relaksasi Napas Dalam

A. Pengertian

Teknik relaksasi napas dalam merupakan suatu bentu


kasuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat
mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan
napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara
maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara
perlahan.
Tujuan
untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran
gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk,
mengurangi stress baik stress fisik mau pun emosional yaitu
menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.

Indikasi

Dilakukanuntukpasien yang mengalaminyeri pada ulu hati


Adapun langkah-langkah teknik relaksasi napas dalam adalah sebagai
berikut:
1. Ciptakan lingkungan yang tenang
2. Usahakan tetap rileks dan tenang
3. Menarik napas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3
4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks
5. Anjurkan bernapas dengan irama normal 3 kali
6. Menarik napas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut
secara perlahan-lahan
7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8. Usahakan agar tetap konsentrasi/mata sambal terpejam
9. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah nyeri
10.Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
11. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali
12.Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernapas secara dangkal dan
cepat
Prosedur Pelaksanaan

P
1. Melakukan pengkajian dan membaca mengenai status pasien R
A
2. Menyuci tangan
3. Menyiapka nalat I
4. Tahap orientasi N
5. Mengucapkan salam teraupetik kepada pasien T
E
6. Validasi kondisi pasien saat ini R
7. Menjaga keamanan privacy pasien A
8. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan terhadap pasien K
S
dan keluarga I
1. Memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya bila ada sesuatu yang
kurang dipahami/jelas
2. Atur posisi pasien agar rileks tanpa adanya beban fisik
3. Instruksikan pasien untuk melakukan Tarik napas dalam sehingga rongga
paru berisi udara
4. Instruksikan pasien dengan cara perlahan dan menghembuskan udara
membiarkannya keluar dari setiap bagian anggota tubuh, pada saat
bersamaan minta pasien untu kmemusatkan perhatiannya pada sesuatu hal
yang indah dan merasakanbetapanikmatnyarasanya
5. Instruksikan pasien untuk bernapas dengan irama normal beberapasaat (1-2
menit)
6. Instruksikan pasien untuk kembali menarik napas dalam, kemudian
menghembus kan dengan cara perlahan dan merasakan saat ini udara mulai
mengalir keseluruh anggota tubuh
7. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, udara
yang mengalir dan merasakan keluar dariujung-ujung jaritangan dan kaki
dan rasakan kehangatannya
8. Instruksikan pasien untuk mengulangit eknik-teknik ini apabila rasa mual
kembali lagi
9. Setelah pasien mulai merasakan ketenangan, mintapasien untuk melakukan
secara mandiri
Tahap terminasi

1. Evaluasihasilgerakan
2. Lakukankontrakuntukmelakukankegiatanselanjutnya
3. Akhirikegiatandenganbaik
4. Cucitangan
SOP Guided Imagery

Pengertian
upaya untuk menciptakan kesan dalam pikiran klien ,
kemudian berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara
bertahap dapat menurunkan persepsi klien terhadap nyeri (
Prasetyo , 2010 )
proses yang menggunakan kekuatan pikiran dengan
mengarahkan tubuh untuk menyembuhkan diri
memelihara kesehatan atau relaks melalui komunikasi
dalam tubuh , melibatkan semua indra ( visual , sentuhan ,
penciuman , penglihatan , pendengaran ) sehingga
terbentuklah keseimbangan antara pikiran , tubuh dan
jiwa.
Tujuan
untuk mengarahkan secara lembut seseorang kedalam keadaan
dimana pikiran mereka tenang tetap. Teknik ini dapat mengurangi
nyeri , mempercepat penyembuhan yang efektif dan membantu tubuh
mengurangi berbagai macam penyakit seperti depresi , alergi , dan
asma.

Teknik Guided Imagery

1. Guided Walking Imagery 3. Covert Sensitization

2. Autogenic Abstraction 4. Covert Behaviour Rehearsal


FASE PRAINTERAKSI
1. Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi klien
2. Mencuci tangan

FASE ORIENTASI
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan prosedur tindakan
3. Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
Fase kerja

1. Mengatur posisi yang nyaman menurut pasien sesuai kondisi pasien (


duduk / berbaring )
2. Menganjurkan klien menutup mata
3. Meletakkan tubuh senyaman-nyamannyar
4. Memeriksa otot-otot klien dalam keadaan relaks
5. Meminta klien mengambil nafas melalui hidung , tahan sebentar , dan
keluarkan melalui mulut perlahan-lahan ( sesuai bimbingan )
6. Meminta klien untuk membayangkan hal-hal yang menyenangkan atau
keindahan , dan pastikan klien mampu melakukannya
7. Tanyakan kepada klien , bila belum bisa dan gagal , secara terbimbing
meminta klien untuk melakukan imaginasi sesuai ilustrasi yang
dicontohkan perawat.
8. Membiarkan klien menikmati imaginasinya dengan iringan musik
9. Melihat adanya respon bahwa klien mampu , dan waktu dalam rentang
15 menit , minta klien untuk membuka mata.
Fase Terminasi
1. Mengevaluasi respon klien
2. Mengucapkan salam
3. Mencuci tangan
4. Mendokumentasikan prosedur dalam catatan klien
SOP teknik latihan fisik

Pengertian

Pijat dengan melakukan penekanan pada titik-titik syaraf. Titik-titik


syaraf tersebut berada pada kaki, kebanyakan titik-titik syaraf tersebut
berada di telapak kaki. Selain kaki pada tangan juga memilikititi-
titiksyaraftertentu.
Tujuan

1. Melancarkanperedarandarah
2. Mencegahberbagaimacampenyakit
3. Mengobatiberbagaimacampenyakit
4. Menjagameningkatkandayatahantubuh
5. Membantumengatasi stress
6. Mengurangiketergantunganobat
7. Menyembuhkan rasa capek dan pegal
Prosedur kerja:
1. Persiapan alat dan bahan
2. Minyak
3. Lotion/handbody
4. Persiapan lingkungan
5. Memberikan lingkungan yang aman dan nyaman
6. Tutup sketsel

Pelaksanaan:
1. Menjelaskanp rosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
2. Waktu pijat refleksi bisa dilakukan selama 30-45 menit.
3. Setiap titik refleksi hanya dipijat 5-9 menit dalam sekali pengobatan
4. Bisa menggunakan minyak agar kulit tidak lecet tatkala dipijat
5. Daerah refleksi yang terdapat di kaki, cara pijatnya dari arah bawah keatas.
Kesemuanya ini disesuaikan menurut arah aliran darah mengalir
6. Ketika melakukan pijat refleksi pada kaki, perlu menggunakan tulang jari
telunjuk yang dilipatkan untuk memijat, dipakai khusus titik refleksi yang
agak tersembunyi atau telapak kaki yang banyak dagingnya
FASE PRAINTERAKSI
 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi klien
 Mencuci tangan
FASE ORIENTASI
 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan prosedur tindakan
 Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
FASE KERJA
 Menentukan area pijatan (waktu pijat refleksi bisa dilakukan
selama 30-45 menit, tetapi bagi penderita penyaki tkronis, lanjut
usia harus lebih pendek disesuaikan dengan kemampuannya)
 Mengoleskan minyak agar kulit tidak lecet tatkala dipijat (setiap
titik refleksi hanya dipijat 5-9 menit dalam sekali pengobatan)
 Memijat area refleksi di kaki dengan cara dari arah bawah keatas.
Ke semuanya ini disesuaikan menurut arah aliran darah mengalir
 Memijat refleksi pada kaki menggunakan tulang jari telunjuk yang
dilipatkan untuk memijat, dipakai khusus titik refleksi yang agak
tersembunyi atau telapak kaki yang banyak dagingnya
 Melakukan komunikasi dengan klien selama pemijatan, jangan
membicarakan segala sesuatu yang dapat memberatkan mental
pasien khususnya mengenai pasien
FASE TERMINASI
1. Mengevaluasi respon klien
2. Mengucapkan salam
3. Mencuci tangan
4. Mendokumentasikan prosedur dalam catatan klien

Anda mungkin juga menyukai