Anda di halaman 1dari 28

Laporan Kasus

Pembimbing :
dr. Amir, sp.P

Disusun oleh:
Nia Karima
PENDAHULUAN

TB dianggap sebagai masalah kesehatan dunia yang penting karena sekitar1/3


penduduk terinfeksi oleh mikrobakterium TB. Dimana sebagian besar kasus TB
didapatkan 95% dengan angka kematiannya (98%) terjadi di Negara-negara
yang sedang berkembang. Berdasarkan survey kesehatan rumah tangga dan
survey kesehatan nasional, TB menempati peringkat nomor 5 sebagai penyebab
kematian tertinggi di Indonesia.

Indonesia sekarang berada pada peringkat kelima negara dengan


beban TB tertinggi di dunia. Menurut data WHO pada tahun 2010

Berdasarkan tingkat prevalensi kasus TB yang masih tinggi di Indonesia, maka


diharapkan para tenaga medis dapat dengan segera mendeteksi kasus TB guna
peningkatan pencapaian target global deteksi kasus agar dapat dilakukan
pengobatan dini guna meningkatkan keberhasilan pengobatan dan tingkat
kesembuhan pasien TB
Identitas Pasien
• Nama : Tn. J
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Usia : 45 tahun
• Pekerjaan : Buruh
• Tingkat Pendidikan : SD
• No.RM : 0380001
• Tanggal Masuk RS : 17 Juli 2018
ANAMNESIS

Dilakukan secara autoanamnesis dan aloanamnesis pada


tanggal 17 Juli 2018

Keluhan Utama :
Sesak nafas dirasakan memberat sejak 3 hari SMRS
Riwayat Perjalanan penyakit
Pada tanggal 17/07/2018 • Os juga mengeluhkan adanya
demam (+) disertai keringat
Os datang dengan keluhan malam tanpa menggigil,
sesak nafas yang dirasakan penurunan nafsu makan, dan
sejak 1 bulan SMRS dan penurunan BB beberapa
dirasa memberat sejak 3 hari bulan terakhir.
SMRS.
• Os mengatakan ada riwayat
Os juga mengeluhkan adanya batuk dahak bercampur
batuk lama sejak 2 bulan sedikit darah.
SMRS dengan dahak
berwarna kuning-kehijauan. • Mual-muntah (-), nyeri ulu
hati (+) hilang timbul, nyeri
Os juga mengeluhkan kejang dada (-), BAK dan BAB
saat di rumah 3 hari SMRS normal
sebanyak 3 kali dengan
durasi 3 menit saat di rumah
Riwayat Penyakit Dahulu : os tidak pernah mengalami gejala serupa, hipertensi (-
),DM (-),hepatitis (-),penyakit jantung (-),asma(-),TB(-).

Riwayat Penyakit Keluarga : keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa,
DM (-), Asma (-), HT (-), Tb(-), penyakit jantung (-), riw.keganasan (-).

Riwayat Pengobatan : os belum pernah berusaha mencari pengobatan ke tenaga


medis sebelumnya, riwayat pengobatan lama (OAT (-)), Alergi obat (-).

Riwayat Pribadi Sosial : Pasien merupakan seorang buruh, mengaku sejak sesak
aktivitasnya terhambat dan pekerjaannya terganggu, os merokok sejak remaja dan
mulai berhenti sejak 1 tahun terakhir.
Pemeriksaan fisik
• Status generalis
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Tingkat kesadaran : compos mentis
Vital sign
Tekanan darah: 127/80mmHg
RR: 28x/mnt
HR: 88x/mnt
Suhu: 37,6 derajat celcius
Head to Toe Examination

kepala • normocephal
• Lesi (-),deformitas (-), kaku kuduk (-)

mata • Konjungtiva anemis -/-,sklera ikterik -


/-

THT • Normotia,sekret (-),deviasi septum(-


),faring hiperemis (-) T1-T1 tenang.
• Mukosa lembab,sianosis (-
Mulut ),perdarahan gusi (-),
karies (-)

• KGB tidak membesar,nyeri


Leher tekan (-), JVP 5-2cmH2O
Abdomen :
Thorax I: datar
Cor  I: iktus kordis tidak terlihat A: BU + normal
P: iktus kordis tidak teraba P: timpani di seluruh lapang
P: kardiomegali (-) abdomen
A: S1-S2 regular,galllop (-), P: NTE (+),hepatosplenomegali(-)
murmur (-)
ParuI: simetris,normochest
P: vocal fremitus kanan=kiri
P: sonor di semua lapang paru
A: vesikular +/+, ronkhi+/+
wheezing (-) Punggung: nyeri ketok CVA (-)
Ekstremitas: akral hangat,turgor
baik,edema(-),CRT < 2s
Meningeal sign (-).
Diagnosa Sementara

• TB Paru kasus baru


• Suspek ME TB dd SOL

Diagnosa Banding

• CAP
• Ca Paru
• SOL
• Elektrolit imbalance

Rencana Diagnostik
Periksa DL, sgot/sgpt.ur/cr,elektrolit, GDS
Periksa BTA,TCM
Rontgen thorax, EKG, head CT-scan
Periksa kultur sputum, periksa LCS
Pemeriksaan Laboratorium
Parameter Normal

HGB 12.00 13,2 – 17,3 g/dL

HCT 35.0 40 – 52 [%]

RBC 4.91 4,4 – 5,9[10^6/ µL]

WBC 14.300 3,8 – 10,6 [10^3/ µL]

PLT 462 150 – 440 [10^3/ µL]

MCV 71.3 80,0 – 100 [fL]

MCH 24,4 26,0 – 34,0 [pg]

MCHC 34,3 32,0 – 36,0 [g/dL]

Diff count 0/2/0/79 */8/11*


Parameter Normal

GDS 152 70-140 mg/dl

Kreatinin 1.29 0,62 – 1,17

Ureum 53.93 20 – 40

SGOT 19 < 50

SGPT 24 < 50

135-147/3.5-5.0/95-105
Na/K/Cl 122/3.6/88

Protein total 4.83 6-8

Alb/globulin 2.25/2.58 3.4-4.8/1.3-2.7

Pemeriksaan anti HBsAg : ( - )


Pemeriksaan UL : Dalam Batas Normal
Pemeriksaan sputum : BTA I  (+), BTA II  (++)
Diagnosa Kerja
• Diagnosa Kerja
• TB paru kasus baru
• Riw. hemaptoe
• Obs.konvulsi dd susp.ME tb
• AKI
• Hipoalbuminemia
TATA LAKSANA
• IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
• OAT kategori I (4fdc 1x3tab) + B6 3x1
• Ceftriaxone 1x2gr
• Nebu combivent /8jam
• TSA 3x1
• Diazepam 1x10mg  Phenytoin 2x100mg
• Citicholine 2x500mg
• Dexamethasone inj. 4 amp/24jam
• Omeprazole 2x1
• Sucralfat 3x1cth
• Paracetamol 3x1 k/p
• Diet tinggi kalori dan tinggi protein
• Edukasi tentang penyakit TB paru dan lama Pengobatan
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad malam
• Quo ad functionam : dubia
• Quo ad sanationam : dubia ad malam
RESUME
• Pasien Tn. J usia 45 tahun, datang dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 3 hari SMRS. Sesak
dirasakan sudah sejak 1 bulan SMRS, pada awalnya sesak muncul secara perlahan hilang timbul, namun
dirasakan semakin memberat dan mengganggu aktivitas pasien. sesak dirasa tidak membaik walupun
pasien beristirahat, pasien masih bisa tidur dengan 1 bantal, os juga tidak mengeluhkan adanya bengkak
pada ekstremitas (-). Sesak nafas diikuti dengan keluhan batuk berdahak berwarna kuning kehijauan yang
dirasakan sejak 2 bulam SMRS, os juga mengatakan pernah ada riwayat batuk dahak bercampur sedikit
darah (hmeaptoe (+)), nyeri dada (+) dirasakan saat batuk terlalu keras atau sering. Os juga mengalami
kejang di rumah 3 hari SMRS dimana kejang terjadi 3 kali (tonik-klonik) dengan durasi sekitar 3 menit
dimana beberapa menit pasca kejang os sempat tak sadarkan diri. Keluhan juga disertai dengan adanya
demam yang dirasa tidak terlalu tinggi disertai keringat malam, nafsu makan os menurun diikuti dengan
penurunan berat badan sejak beberapa bulan terakhir. Keluhan BAK dan BAB (-) Riwayat penyakit DM(-),
HT (-), asma (-), alergi obat (-), riwayat keluhan serupa sebelumnya tidak ada. .Keluarga ataupun tetangga
os tidak ada yang memiliki riwayat batuk lama ataupun keluhan serupa. Os sebelumnya tidak pernah
berusaha mencari pengobatan ke klinik, PKM ataupun RS, os juga tidak memiliki riwayat konsumsi obat-
obatan atau riwayat pengobatan OAT selama 6 bulan. Os memiliki kebiasaan merokok sejak remaja
sebanyak 1-2 bungkus namun, os sudah mulai berhenti merokok sekitar 1 tahun terakhir.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan kelainan pada suara auskultasi paru berupa rhonki basah kasar pada
kedua lapang paru terutama bagian apeks, Pada pemeriksaan lab darah didapatkan leukositosis dan
peningkatan neutrophil segmen dan limfosit serta tanda-tanda AKI dan hipoalbuminemia. Pada rontgen
thorax terlihat kelainan yaitu infiltrate (perselubungan) pada ke-2 lapang paru disertai peningkatan
corakan bronkovaskular. Hasil BTA didapatkan (+), pada gene expert didapatkan M.TB terdeteksi dan tidak
ada resistensi terhadap OAT.
• Dari serangkaian pemeriksaan didapatkan diagnosa TB paru kasus baru dengan suspek ME TB, AKI dan
hipoalbuminemia dan diberikan terapi OAT FDC sesuai berat badan, dan untuk penanganan kecurigaan
adanya ME TB direncanakan CT-Scan kepala dan pemberian obat neuroprotektor dan anti inflamasi, anti
konvulsan, dan obat simptomatik lainnya, serta perencanaan diet sesuai kebutuhan gizi pasien.
PEMBAHASAN
Dosis Obat (mg)

Berat Badan Rifampisin INH Pirazinamid Etambutol Streptomisin


(R) (H) (Z) (E) (S)

< 40 300 150 750 750 Sesuai BB

40-60 450 300 1000 1000 750

>60 600 450 1500 1500 1000

Tahap Intensif Tahap Lanjutan


Berat Badan tiap hari selama 56 hari 3 kali seminggu selama 16 minggu
RHZE (150/75/400/275) RH (150/150)
30-37 2 tablet 2 tablet
38-54 3 tablet 3 tablet
55-70 4 tablet 4 tablet
>71 5 tablet 5 tablet
Efek Samping Penyebab Penatalaksanaan

Gatal dan kemerahan kulit Semua jenis OAT Ikuti petunjuk penatalaksanaan dibawah *).

Tuli Streptomisin Streptomisin dihentikan, ganti Etambutol.

Gangguan keseimbangan Streptomisin Streptomisin dihentikan, ganti


. Etambutol

Ikterus tanpa penyebab lain Hampir semua Hentikan semua OAT sampai
OAT ikterus menghilang.

Bingung dan muntah-muntah Hampir semua Hentikan semua OAT, segera


(permulaan ikterus karena obat) OAT lakukan tes fungsi hati.

Gangguan penglihatan Etambutol Hentikan Etambutol.

Purpura dan renjatan (syok) Rifampisin Hentikan Rifampisin.


Efek Samping Penyebab Penatalaksanaan

Tidak ada nafsu makan, Rifampisin Semua OAT diminum malam sebelum tidur
mual, sakit perut

Nyeri Sendi Pirazinamid Beri Aspirin

Kesemutan s/d rasa terbakar INH Beri vitamin B6 (piridoxin) 100mg per hari
di kaki

Warna kemerahan pada air Rifampisin Tidak perlu diberi apa-apa, tapi perlu penjelasan
seni (urine) kepada pasien
KESIMPULAN
• Tuberkulosis paru merupakan penyakit yang banyak terjadi di Indonesia. Penyakit TB merupakan suatu penyakit yang terjadi
akibat dari infeksi Mycobacterium tuberculosa yang merupakan suatu kuman aerob dengan focus infeksi utamanya terjadi di
paru, namun dapat juga menyebabkan infeksi yang menyebar ke organ lain seperti otak, usus, kelenjar getah bening, dan
lain-lain. Gejala klinis yang umum didapatkan pada penderita Tuberkulosis berupa gejala respiratorik seperti batuk lama >
2minggu,dan bila infeksi sudah berlangsung lama lebih lanjut dapat menimbulkan gejala sesak nafas, dapat juga timbul
gejala sistemik seperti, demam yang biasanya tidak terlalu tinggi namun tidak kembali ke suhu normal disertai adanya
keringat malam, penurunan nafsu makan, serta adanya penurunan berat badan yang cukup signifikan dalam beberapa bulan
terakhir.
• Dalam mendiagnosa tuberculosis pada pemeriksaan fisik biasanya terdapat kelainan pada pemeriksaan auskultasi paru
diantaranya adalah suara ronkhi basah yang sering terdapat di bagian apeks paru, bila sudah pada tahap lanjut sampai
dimana dapat terjadi komplikasi berupa efusi pleura pada palpasi dan perkusi dapat terjadi abnormalitas berupa penurunan
vocal fremitus dan perkusi menjadi redup, selain pemeriksaan fisik dapat dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang yaitu,
BTA dimana harus didapatkan minimal 2 kali hasil BTA positif dari total 3 kali pemeriksaan BTA, dan ditambah dengan foto
thorax yang biasanya memberi gambaran adanya perselubungan, infiltrate atau cavitas pada paru.
• Dalam pengobatan tb terdapat kategori lini I dan II dimana hal ini didasarkan pada kategori penderita apakah kasus baru,
relaps atau drop out dan sebagainya, untuk kategori I diberikan 2RHZE 4H3R3 dengan total pengobatan 6 bulan dari mulai
fase intensif sampai fase lanjutan. Pada kasus tb dengan focus infeksi paru dan organ lain seperti misalnya otak, lama
pengobatan biasanya lebih panjang sekitar 9 bulan dan obat yang diberikan bukan hanya kombinasi obat tb namun diberikan
obat terkait simtomatik dan manifestasi terkait focus infeksi di organ lain seperti pada ME TB diberikan juga kortikosteroid
dan bebrapa neuroprotektor serta antikonvulsan.
• Sampai saat ini tuberkulosa masih memiliki angka persebaran yang tinggi di Indonesia, hal ini terkait dengan factor tingkat
social ekonomi yang berpengaruh pada tingkat pengetahuan, semakin tinggi patogenitas kuman terkait semakin tingginya
resistensi akibat ketidakpatuhan pasien dalam berobat, semakin meningkatnya pasieng imunodefisiensi terkait pola hidup
masa kini yang tidak sehat, dan factor lingkungan dan perilaku lainnya. Maka dari itu, sebagai tenaga kesehatan kita dituntut
lebih teliti dalam menyaring, mendata dan menggerakkan pelaporan terkait pasien TB terutama di fasilitas kesehatan primer
agar dapat dilakukan diagnose dini sehingga dapat diberikan pengobatan efektif efisien sesegera mungkin agar
meningkatkan angka kesembuhan pasien guna meningkatkan derajat kesehatn masyarakat.
•TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai