Anda di halaman 1dari 50

Case Report

PARKINSON DISEASE
PEMBIMBING :
Dr. Elvina Zuhir Sp.S

By: GUSTI RESTI FAUSAN


DEFINISI
Penyakit parkinson  proses degeneratif yang melibatkan neuron dopaminergik
dalam substansia nigra

sistem ekstrapiramidal yang


mengendalikan postur tubuh dan
koordinasi gerakan motorik
volunter

Parkinsonism suatu sindrom yang ditandai oleh tremor waktu


istirahat, rigiditas, bradikinesia dan hilangnya refleks postural akibat
penurunan kadar dopamin dengan berbagai macam sebab
EPIDEMIOLOGI
Penyakit parkinson  paling umum di Amerika Serikat, sekitar
60.000 tiap tahun, & insidensnya diprediksikan akan meningkat
A seiring pertambahan usia populasi

Penyakit Parkinson menyerang penduduk dari berbagai etnis dan


B Status sosial ekonomi

Di Indonesia: diperkirakan 876.665 orang dari total jumlah penduduk .


C Total kasus kematian : menempati peringkat ke-12 di dunia atau
peringkat ke-5 di Asia dgn prevalensi mencapai 1100 kematian pd
tahun 2002
KLASIFIKASI
Penyakit Parkinson dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian besar:

Parkinson primer
/idiopatik/paralysis
agitans Merupakan bentuk Parkinson kronis yang
Berbagai kelainan dapat menyebabkan sindrom
paling sering
Gejala dijumpai,
Parkinson hanyadimerupakan
mana penyebabnya
sebagian
Parkinson: aterosklerosis, anoreksia atau
tidak
dari diketahui. Diperkirakan, 7 dari 8Dari
kasus
Parkinsonisme iskemia serebral, obat-obatan, zat toksiksegi
gambaran penyakit keseluruhan. dan
Parkinson
terapi danpenyakit termasuk
prognosis, jenis ini.
perluensefalitis
dideteksi jenis
sekunder/simptomatik beberapa seperti viral, ini
sifilis
yang misalnya didapatkan
meningo-vaskular Penyakit
dan pasca Wilson,
ensefalitis.
Penyakit Huntington, Sindrom Shy Drager dan
Paraparkinson hidrosefalus normotensif.
(Parkinson Plus)
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO
Penyakit Parkinson : rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansia nigra Suatu kelompok sel
yang mengatur gerakan-gerakan involuntary. Akibatnya: penderita tidak bisa mengatur/menahan
gerakan-gerakan yang tidak disadarinya. Mekanisme bagaimana kerusakan itu belum jelas benar.

USIA TRAUMA KEPALA


JENIS DIABETES
KELAMIN

GENETIK LINGKUNGAN RAS


PENEGAKAN DIAGNOSIS
Ananmesis yang mengarahkan pada
penyebab lain:24 • Pengamatan saat pasien duduk
• Pemeriksaan bradikinesia
 Riwayat stroke • Pengamatan saat pasien berjalan
• Pemeriksaan instabilitas postural/tes retropulsi
 Riwayat trauma • Pemeriksaan fisik lain untuk menemukan tanda
kepala
negatif dari Penyakit Parkinson
 Riwayat infeksi otak
ANAMNESIS PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
 Riwayat ada tumor otak FISIK PENUNJANG

 Riwayat gangguan keseimbangan


• Anamnesis yang mengarahkan Pencitraan struktural:
 Riwayat mengkonsumsi obat-obat
pada Penyakit Parkinson • CT scan kepala
• Ananmesis yang mengarahkan • MRI kepala
tertentu seperti obat anti muntah, • Ultrasonografi transkranial
pada penyebab lain
obat psikosis Pencitraan fungsional:
• PET
• SPECT
Positron Emission Tomography (PET)
• Merupakan teknik imaging yang masih relatif baru dan telah
• memberi konribusi yang signifikan untuk melihat ke dalam sistem
• dopamin nigostriatal dan perannya dalam patofisiologi Penyakit Parkinson.

Single Photon Emissiom Computed Tomography (SPECT)


• SPECT adalah ligand untuk imaging sistem pre dan post sinapsis.
• SPECT memungkinkan untuk memvisualisasi dan menghitung degenerasi sel saraf
• nigostriatal pada Penyakit Parkinson.  imaging transporter dopamin pre-sinapis
• yang menggunakan ligand ini atau ligand baru lainnya terbukti berguna
• dalam mendeteksi orang yang berisiko terkena Penyakit Parkinson lebih dini.
Kriteria Diagnosis
Kriteria diagnosis yang dipakai di Indonesia adalah criteria Hughes (1992):

Gejala klinis kelompok A :


1. Didapatkan 2 dari 3 tanda cardinal: tremor, rigiditas, bradikinesia, atau
2. Didapatkan 3 dari 4 tanda motorik: tremor, rigiditas, bradikinesia dan ketidaks
tabilan postural

Gejala klinis kelompok B (gejala dini tak lazim), diagnosis alternative, terdiri dari:
1. Instabilitas postural yang menonjol pada 3 tahun pertama
2. Fenomena tak dapat bergerak sama sekali (freezing) pada 3 tahun pertama
3. Halusinasi (tidak ada hubungan dengan pengobatan) dalam 3 tahun pertama
4. Demensia sebelum gejala motorik pada tahun pertama.
Paling sedikit 2 dari gejala kelompok A dimana salah satu
diantaranya adalah tremor atau bradikinesia dan tak terdapat
POSSIBLE gejala kelompok B, lama gejala kurang dari 3 tahun disertai
respon jelas terhadap levedopa atau dopamine agonis.

Paling sedikit 3 dari 4 gejala kelompok A, dan tidak terdapat


PROBABLE gejala dari kelompok B, lama penyakit paling sedikit 3 tahun
dan respon jelas terhadap levedopa atau dopamine agonis.

DEFINIT Memenuhi semua criteria probable dan pemeriksaan


hepatologis yang positif.
Terdapat beberapa kriteria klinis untuk menegakkan diagn
osis Penyakit Parkinson:

 UKPD (United Kingdom Parkinsons Disease

Society)

 MDS Clinical Diagnostic Criteria for Parkinson

Disease (2015).
PENATALAKSANAAN
• Bekerja pada sistem dopaminergik
FARMAKOLOGI • Bekerja pada sistem kolinergik
• Bekerja pada Glutamatergik
• Bekerja sebagai pelindung neuron

PEMBEDAHAN • Deep-Brain Stimulation (DBS)


• Transplantasi

NON • Edukasi
FARMAKOLOGI • Terapi rehabilitasi
Bekerja pada sistem dopaminergik

1. Obat pengganti dopamin

A. Levedopa Di dalam otak levodopa dirubah menjadi dopamine. L-dopa akan
diubah menjadi dopamine pd neuron dopaminergik oleh L-aromatik asam ami
no dekarboksilase (dopadekarboksilase). Karena mekanisme feedback, akan
terjadi inhibisi pembentukan L-Dopa endogen.

B. Carbidopa  Carbidopa dan benserazide adalah dopa dekarboksilase inhibit


or, membantu mencegah metabolisme L-Dopa sbelum mencapai neuron dop-
aminergik. Levodopa mengurangi tremor, kekakuan otot dan memperbaiki ge-
rakan.
2. Agonis dopamin

Agonis dopamin seperti Bromokriptin (Parlodel), Pergolid (Permax),

Pramipexol (Mirapex), Ropinirol, Kabergolin, Apomorfin dan lisurid dianggap

cukup efektif untuk mengobati gejala Parkinson. Obat ini bekerja dengan mera-
ngsang reseptor dopamin
3. Penghambat Monoamine Oxidase (MAO Inhibitor)

Selegiline (Eldepryl), Rasagaline (Azilect). Inhibitor MAO diduga berguna pada


penyakit Parkinson karena neurotransmisi dopamine dapat ditingkatkan dengan mencegah
perusakannya. Selegilin dan rasagilin mengurangi gejala dengan dengan menginhibisi

monoamine oksidase B (MAO-B), sehingga menghambat perusakan dopamine yang di

keluarkan oleh neuron dopaminergik.


Bekerja pada sistem kolinergik

1. Antikolinergik
Obat ini menghambat sistem kolinergik di ganglia basal dan menghambat aksi
neurotransmitter otak yang disebut asetilkolin. Obat ini mampu membantu mengoreksi ke-
seimbangan antara dopamin dan asetilkolin, sehingga dapat mengurangi gejala tremor.

yang banyak digunakan untuk penyakit parkinson, yaitu thrihexyphenidyl (artane) 1-4 mg
dan benztropin (congentin) ¼-2 mg.

Bekerja pada glutamatergik

1. Amantadin

Berperan sebagai pengganti dopamin, tetapi bekerja di bagian lain otak.


• Bekerja sebagai pelindung neuron

1. Neuroproteksi 
 Neurotropik faktor
 Anti-exitoxin
 Anti oksidan
 Bioenergetic suplements
 Rotigotine

Terapi neuroprotektif dapat melindungi neuron


dari kematian sel yang diinduksi progresifitas
penyakit
PEMBEDAHAN

 Ada 2 jenis pembedahan yang bisa dilakukan:


1. Pallidotomi, yang hasilnya cukup baik untuk menekan gejal
a akinesia/bradikinesia, gangguan jalan/postural dan gangg
uan bicara.
2. Thalamotomi, yang efektif untuk gejala tremor, rigiditas dan
iskinesia karena Deep Brain Stimulation (DBS).
TERAPI NON FARMAKOLOGI

• pemahaman mengenai penyakitnya


a. Edukasi • Menimbulkan rasa simpati dan empati dari anggota
b. Terapi Rehabilitasi keluarganya

meningkatkan kualitas hidup penderita dan menghambat


bertambah beratnya gejala penyakit serta mengatasi masal
ah-masalah
 Latihan yang diperlukan penderita parkinson meliputi
latihan fisioterapi, okupasi dan psikoterapi
Komplikasi
Komplikasi motorik
• - Fluktuasi motorik
• - Dyskinesia

Komplikasi non motorik


• - Gangguan kognitif dan demensia
• - Psikosis
• - Depresi
• - Gangguan otonom
• - Gangguan tidur
• - Gangguan sensoris
Prognosis

The American Academy of Neurology mencatat bahwa tampilan klinis berikut dapat membantu

memprediksi tingkat perkembangan Penyakit Parkinson:

 Usia yang lebih tua dan kekakuan awal/hipokinesia dapat digunakan untuk memprediksi tingkat

prkembangan motorik yang lebih cepat pada mereka dengan Penyakit Parkinson yang baru di

diagnosis dan (perkembangan awal penurunan kognitif dan demensia, namun pada awalnya dengan

tremor dapat memprediksi perjalanan penyakit yang lebih tidak berbahaya dan manfaat terapeutik

yang lebih lama dari levodopa.


Tingkat perkembangan motorik yang lebih cepat juga dapat diprediksi jika pasien adalah laki-laki,

memiliki komorbiditas terkait dan memiliki ketidakstabilan postural/kesulitan berjalan.

 Usia yang lebih tua, demensia dan penurunan respon terhadap terapi dopaminergik dapat

memprediksi penempatan panti jompo lebih awal dan penurunan tingkat kelangsungan hidup.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

Nama : Ny. R
Keluhan utama:
Jenis kelamin : Perempuan Ekstremitas sebelah
Umur : 55 tahun kanan gemetar terus
Alamat : Desa Tanjung Rambutan
-menerus

Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Poliklinik : Saraf
No. RM : 165309
Tgl. Berobat : 26 April 2019
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang ke poliklinik saraf RSUD Bangkinang dengan keluhan ekstremitas
sebelah kanan kanan gemetar sejak + 4 tahun yang lalu. Pasien mengaku kelu-
han muncul secara tiba-tiba terutama dalam keadaan istirahat dan berkurang
hingga hilang ketika digunakan. Keluhan terasa semakin memberat seiring
dengan berjalannya waktu terutama jika berhenti mengkonsumsi obat. Pasien
mengatakan tidak terdapat faktor yang dapat memperingan keluhan ketika
serangan. Pasien mengaku keluhan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. Pasien juga mengaku ekstremitas nya menjadi lebih kaku dan sulit
digerakkan, sehingga membuat aktifitasnya menjadi melambat seperti jalan
terbata-bata dan perasaan ingin jatuh yang memberat sejak 6 bulan terakhir.
Selain itu pasien mengaku bahwa karena kaku dan jalan terbata bata hingga
mau jatuh sehingga pasien berjalan lebih membungkuk .
Riwayat penyakit keluarga:

• Tidak ada keluarga pasien yang


Riwayat penyakit dahulu:
• Pasien mengaku belum pernah mengeluhkan hal serupa dengan pasien
mengeluhkan hal serupa sebelumnya
• Riwayat DM di keluarga disangkal
• Riwayat hipertensi disangkal
• Riwayat hipertensi di keluarga ada
• Riwayat DM disangkal
• Riwayat trauma kepala disangkal • Riwayat stroke di keluarga disangkal
• Riwayat stroke disangkal
Riwayat pengobatan:
• Riwayat terpapar bahan kimia
Pasien belum pernah berobat selain di poli
disangkal
saraf, mulai berobat sejak 2015
PEMERIKSAAN FISIK

Umum Tanda Vital

• Keadaan umum : Tampak sakit sedang • Tekanan darah : 130/80 mmHg


• GCS : E4V5M6 • Suhu tubuh : 36,9oC
• Kesadaran : Composmentis • Frekuensi denyut nadi : 83 kali/
• Kooperatif : Kooperatif menit, regular
• Tinggi badan : 152 cm • Frekuensi nafas : 20 kali/menit
• Berat badan : 48 kg
Thorax Jantung

 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat


 Inspeksi : Tampak simetris kanan dan  Palpasi : Ictus cordis kuat angkat, ictus cordis teraba
kiri, scar (-/-), retraksi dinding dada (-/-) 2 cm medial di SIC V linea midclavikula sinistra
 Palpasi : Pergerakan dinding dada  Perkusi :
simetris, vocal fremitus kanan dan kiri Kanan atas jantung: SIC II linea parasternalis dextra
simetris, nyeri tekan (-/-) Kanan bawah jantung: SIC IV linea parasternal dextra
 Perkusi : Sonor di kedua lapang paru Kiri atas jantung: SIC II linea parasternalis sinistra
 Auskultasi: Suara napas vesikuler di Kiri bawah jantung : SIC V linea midclavicula sinistra
seluruh bagian parenkim paru, wheezing  Auskultasi : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)
(-/-), rhonki (-/-) Kesan: Paru dan jantung dalam batas normal
• Abdomen
• Inspeksi : Cekung, scar (-)
• Auskultasi : Peristaltik (+)
• Perkusi : Timpani
• Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
• Pemeriksaan ginjal : Tidak teraba kanan dan kiri, nyeri ketok ginjal (-/-)
• Pemeriksaaan hepar : Tidak teraba
• Pemeriksaan lien : Tidak teraba
• Kesan : Abdomen dalam batas normal

• Korpus Vertebra
• Inspeksi : Tidak ada kelainan
• Palpasi : Tidak teraba kelainan
• Kesan : Tidak terdapat kelainan
STATUS NEUROLOGIS

• Tanda Rangsangan Selaput Otak


 Kaku Kuduk : Negatif
 Brudzinki II : Negatif
 Brudzinki I : Negatif
 Tanda Kernig : Negatif

• Tanda Peningkatan Tekanan Intrakranial
 Pupil : Isokor
Pemeriksaan Nervus Kranialis
N. I OLFAKTORIUS

Penciuman Kanan Kiri


Subyektif
Positif Positif
Obyektif dengan bahan
Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan

N. II OPTIKUS

Penglihatan Kanan Kiri


Tajam penglihatan
Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
Lapangan Pandang
Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
Melihat Warna
Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
Funduskopi
Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
Kanan Kiri
N.III Okulomotorius
Bola Mata
Normal Normal
Ptosis
Tidak ada Tidak ada
Gerakan bulbus
Normal Normal
Strabismus
Tidak ada Tidak ada
Nistagmus
Tidak ada Tidak ada
Ekso / endopthalmus
Tidak ada Tidak ada
Diplopia
Tidak ada Tidak ada
Pupil : Bentuk
Normal Normal
Reflek cahaya
Positif Positif
Reflek akomodasi
Normal Normal
Reflek konvergensi
Normal Normal
N. IV Troklearis

Kanan Kiri

Gerakan mata ke bawah Normal Normal

Sikap bulbus Normal Normal

Diplopia Tidak ada Tidak ada


Kanan Kiri
Motorik :
N. V Trigeminus Normal Normal
Membuka mulut
Mengerakkan rahang Normal Normal
Menggigit Normal Normal
Mengunyah Normal Normal
Sensorik :
Divisi optalmika
Reflek kornea Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
Sensibilitas Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
Divisi maksila
Reflek masseter Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
Sensibilitas Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
Divisi mandibula
Sensibilitas Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
Kanan Kiri

Gerakan mata ke lateral Normal Normal


N. VI Abdusen
Sikap bulbus Normal Normal

Diplopia Tidak ada Tidak ada

Kanan Kiri

Raut wajah Simetris Simetris


N. VII Fasialis Sekresi air mata Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Menggerakan dahi Normal Normal

Menutup mata Normal Normal

Mencibir/bersiul Normal Normal

Memperlihatkan gigi Normal Normal

Sensasi lidah 2/3 depan Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Kanan Kiri

Suara berbisik Normal Normal


N. VIII Vestibularis
Detik arloji Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Rinne test Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Weber test Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Scwabach test: Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Memanjang Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Memendek Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Nistagmus:

Pendular Tidak ada Tidak ada

Vertikal Tidak ada Tidak ada

Siklikal Tidak ada Tidak ada

Hiperakusis Tidak ada Tidak ada


Kanan Kiri
N. IX Glosso-
pharingeus Sensasi lidah 1/3 belakang
Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
Reflek muntah / Gag reflek
Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan

Kanan Kiri

N. X Vagus Arkus faring


Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
Uvula
Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
Menelan
Normal Normal
Artikulasi
Normal Normal
Suara Normal Normal

Nadi 83 x/menit 83 x/menit


Kanan Kiri

N. XI Asesorius Menoleh ke kanan Terdapat kekakuan Terdapat kekakuan

Menoleh ke kiri Terdapat kekakuan Terdapat kekakuan

Mengangkat bahu ke kanan Normal Normal

Mengangkat bahu ke kiri Normal Normal

Kanan Kiri

N. XII Hipoglosus Kedudukan lidah di dalam Normal Normal

Kedudukan lidah di julurkan:

Tremor + +

Fasikulasi Tidak ada Tidak ada

Atrofi Tidak ada Tidak ada


Pemeriksaan koordinasi dan keseimbangan
Keseimbangan Koordinasi

Cara berjalan Normal Tes jari - hidung Negatif

Romberg tes Negatif Tes jari - jari Negatif

Stepping tes Negatif Tes tumit lutut Tidak dilakukan

Tandem Walking tes Positif Disgrafia Negatif

Ataksia Negatif Supinasi-pronasi Negatif

Rebound phenomen Negatif


Pemeriksaan Fungsi Motorik
A. Berdiri dan berjalan Kanan Kiri

Gerakan spontan Normal Normal


Tremor Tidak ada Tidak ada
Atetosis Tidak ada Tidak ada
Mioklonik Tidak ada Tidak ada
Khorea Tidak ada Tidak ada
Bradikinesia Tidak ada Tidak ada
Pill rolling Tidak ada Tidak ada
A. Ekstremitas Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Normal Normal Normal Normal
Kekuatan 5 5 5 5
Trofi Normotrofi Normotrofi Normotrofi Normotrofi
Tonus Normal Normal Normal Normal
2. Patologis
Lengan Tungkai
Hoffman Negatif Negatif Babinski Negatif Negatif
Tromner Negatif Negatif Chaddoks Negatif Negatif
Oppenheim Negatif Negatif
Gordon Negatif Negatif
Schaeffer Negatif Negatif
Klonus kaki Negatif Negatif

Fungsi Otonom

Miksi : Normal
Defekasi : Normal
Sekresi keringat : Normal
Kesadaran Tanda Demensia

Reaksi bicara Normal Refelek glabella Negatif

Fungsi intelek Normal Reflek snout Negatif

Reaksi emosi Normal Reflek mengisap Negatif

Reflek memegang Negatif

Reflek palmomental Negatif


Diagnosis
Diagnosis klinis : Penyakit Parkinson
Diagnosis topik : Ganglia basalis substansia nigra pars kompakta
Diagnosis etiologi : Parkinson idiopatik
Diagnosis sekunder : Hipertensi
Deferensial Diagnosis : Demensia Lewy Bodies
Multiple system atrophy
Parkinsonism vaskular
Terapi non farmakologi

1. Edukasi
Pemahaman mengenai penyakit terhadap pasien dan keluarga
Menimbulkan rasa simpati dan empati dari anggota keluarganya sehingga
dukungan fisik dan psikis mereka menjadi maksimal .

2. Terapi Rehabilitasi
Meningkatkan kualitas hidup penderita dan menghambat bertambah beratnya
gejala penyakit dengan latihan fisioterapi dan okupasi.
Terapi Farmakologi
• R/ Levodopa tab 100 mg 3x/hari
• R/ Benserazide tab 25 mg 3x/hari
• Thrihexyphenidyl tab 2 mg 3x/hari
D
D
Thank you
This text can be replaced with your own text
Fully Editable Icon Sets : A

You can Resize without


losing quality

You can Change Fill Color &


Line Color

FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
Fully Editable Icon Sets : B

You can Resize without


losing quality

You can Change Fill Color &


Line Color

FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
Fully Editable Icon Sets : C

You can Resize without


losing quality

You can Change Fill Color &


Line Color

FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com

Anda mungkin juga menyukai