Anda di halaman 1dari 35

NYERI

Kelompok B
DEFINISI

■ Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosiaonal yang tidak menyenangkan yang
telah terjadi atau yang akan terjadi atau yang digambarkan dengan kata-kata
kerusakan jaringan (IASP (International Association for the Study of Pain)
■ Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang timbul bila ada jaringan
tubuh yang rusak, dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan cara
menghindari stimulus nyeri. (Guyton)
ETIOLOGI

– Mekanik
– Kimia
– Suhu
■ Receptor nyeri  nosiseptor (ditemukan pada ujung syaraf bebas di kulit dan
jaringan)
■ 3 macam nosiseptor  nosiseptor thermal, nosiseptor mechanical, dan nosiseptor
chemical.
KLASIFIKASI
■ Berdasar penyebab:
– Somatogenic Pain  nyeri yang penyebab fisiknya jelas
– Psychogenic Pain  nyeri yang tidak jelas penyebab fisiknya.
■ Berdasar Lokasi:
– Skin Pain
– Deep Pain: Visceral dan Skeletomuscular
– Reffered Pain
■ Berdasar Kecepatan :
– Fast Pain
– Slow Pain
 Tipe nerve fiber Fast pain Slow pain

Tipe nerve fiber A delta C


Origin Parietal Visceral
Karakteristik Well localize, acute, Poor localized, dull, burning
sharp, pricking

Ascending pathway Neospinothalamic Paleospinothalamic


Neurotransmitter Glutamate Utama: Substansi P
Lain: glutamate
Onset nyeri 0,1” 1“
Kecepatan 6-30 m/s 0,5-2 m/s
Stimulus Mechanic, Chemical, thermal, mechanic
Thermal  45o C
■ Berdasarkan keadaan pathway
Nyeri Nosiseptif
Merupakan nyeri yang ditransmisikan melalui jalur (pathway) normal, mulai dan
tranduser pada kulit atau mint melalui saraf perifer ke sistem saraf pusat. Contohnya arthritis,
myofascial pain.
Nyeri Neuropati
Merupakan nyeri yang diinisiasi atau disebabkan oleh lesi primer atau disfungsi pada
sistem saraf. Contohnya painful diabetic neuropathy, post herpetic neuralgia. (International
Association for The Study of Pain)
■ Berdasarkan onset dan durasi
acute pein
chronic pain
■ STRUKTUR PEKA NYERI
Yang termasuk struktur peka nyeri :
a. Struktur Ekstrakranial
- Kulit, scalp, fascia
- Mukosa
- Arteri
b. Struktur Intrakranial
- Sinus venosus
A. Meningea anterior dan media
- Durameter di dasar otak
A. Karotis intena bagian proksimal dan cabang-cabangnya di dekat Sirkulus Willisi
c. Nervus
- N. Cranialis 11, III,V,IX, X
- N. Cervical I, II, III
Fisiologi Nyeri
Serabut syaraf yang berperan pada fisiologi nyeri
Tipe Saraf Diameter Saraf Kecepatan Fungsi Saraf
Rambat (m/s)
A  dan  Besar, 5-20 30-70 Sentuhan,
bermielin Tekanan

A- Kecil, 2-5 12-30 Nyeri dan


bermielin temperatur,
beberapa
sentuhan
C Kecil, tidak 0.3-1.1 0.5-2 Nyeri dan
bermielin temperatur
Ada 2 pathway untuk
mentrasmisikan rasa nyeri
 Neospinothalamic tract
 Paleospinothalamic tract
1.Neospinothalamic Tract untuk nyeri cepat
Serat nyeri cepat tipe A  terutama mengirimkan nyeri mekanik dan
nyeri suhu akut. Serat ini berakhir pada lamina I (lamina marginalis) pada
kornu dorsalis, dan disini merangsang neuron kedua traktur
neospinotalamikus. Neuron ini akan mengirimkan sinyal ke serat panjang
yang segera menyilang ke sisi medula spnilasi yang berlawanan melalui
komisura anterior dan selanjutnya berbelok naik ke otak dalam kolumnsa
anterolateral.
Tempat berakhirnya traktus neospinotalamikus dalam batang otak
dan talamus. Glutamat kemungkinan neurotrasmitter serat nyeri cepat
tipe A. Diduga glutamat merupakan substansi neurotrasmitter yang
disekresikan di medula spinalis pada ujung-ujung serat saraf nyeri tipe A.
2. Paleospinothalamic Pathway untuk
mengirimkan nyeri lambat-kronik
Lokalisasi nyeri yang dihantarkan lewat paleospinothalamic pathway
bersifat tidak akurat. Hal ini sesuai dengan sifat pathway yang
konektivitasnya difus dan multisinaptik.
Skor Penilaian Nyeri
 Ada beberapa cara untuk membantu mengetahui akibat
nyeri menggunakan skala assessment nyeri tunggal
atau multidimensi.
 Skala assessment nyeri Uni-dimensional:
– Hanya mengukur intensitas nyeri
– Cocok untuk nyeri akut
– Skala yang biasa digunakan untuk evaluasi
outcome pemberian analgetik
– Skala assessment nyeri uni-dimensional ini
meliputi:
VAS (Visual Analog Scale)

■ Paling banyak digunakan.


■ Skala linier ini menggambarkan secara visual gradasi tingkat
nyeri yang mungkin dialami seorang pasien.
■ Rentang nyeri diwakili sebagai garis sepanjang 10 cm, dengan
atau tanpa tanda pada tiap centimeter.
■ Tanda pada kedua ujung garis ini dapat berupa angka atau
pernyataan deskriptif.
■ VAS juga dapat diadaptasi menjadi skala hilangnya/reda rasa
nyeri.
■ Digunakan pada pasien anak >8 tahun dan dewasa.
■ Manfaat utama VAS adalah penggunaannya sangat mudah dan
sederhana.
■ Untuk periode pascabedah, VAS tidak banyak bermanfaat karena
VAS memerlukan koordinasi visual dan motorik serta
kemampuan konsentrasi.
Verbal Rating Scale
■ Skala ini menggunakan angka-angka 0-10 untuk menggambarkan
tingkat nyeri.
■ Skala numerik verbal ini lebih bermanfaat pada periode pascabedah,
karena secara alami verbal/kata-kata tidak terlalu mengandalkan
koordinasi visual dan motorik.
■ Skala verbal menggunakan kata-kata dan bukan garis atau angka untuk
menggambarkan tingkat nyeri.
■ Skala yang digunakan dapat berupa:
– Tidak ada nyeri
– Sedang
– Parah.
■ Hilang/redanya nyeri dapat dinyatakan sebagai:
– Sama sekali tidak hilang
– Sedikit berkurang, cukup berkurang
– Baik/nyeri hilang sama sekali

Karena skala ini membatasi pilihan kata pasien, skala ini tidak dapat
membedakan berbagai tipe nyeri.
Verbal Rating Scale
Numeric Rating Scale
 NRS adalah skala sederhana yang digunakan secara linier dan
umumnya digunakan untuk mengukur intensitas nyeri dalam praktek
klinis.
 NRS khas menggunakan skala 11 point dimana titik akhirnya mewakili
nyeri yang paling ekstrim.
 NRS ditandai dengan garis angka nol sampai sepuluh dengan interval
yang sama dimana 0 menunjukkan tidak ada nyeri, 5 menunjukkan
nyeri sedang, dan 10 menunjukkan nyeri berat.
Wong Baker Pain Rating Scale
■ Menurut Wong dan Baker (1998) pengukuran skala nyeri ini
digunakan untuk anak usia pra sekolah dan sekolah,
pengukuran skala nyeri menggunakan Face Pain Rating Scale
yaitu terdiri dari 6 gambar ekspresi wajah.
FARMAKOLOGI
Farmakoterapi merupakan salah satu cara terapi non konvensional yang biasanya
paling awal dilakukan untuk terapi nyeri.
Obat-obatan yang digunakan meliputi :
■ NSAID (nonsteroidal anti-inflammatory drugs)
■ Analgetik non-opioid
■ Analgetik opioid
■ Relaksan otot
■ Antidepresan
ANALGETIK
Analgetik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem

syaraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa

sakit tanpa mempengaruhi kesadaran. Pemilihan analgetik untuk

terapi nyeri dapat didasarkan pada intensitas nyerinya.


1. Nyeri ringan : digunakan analgesic non opioid atau NSAID seperti : aspirin, ibuprofen,
parasetamol

2. Nyeri sedang : diberikan analgetik narkotik (opioid) ringan seperti : codein, dihidrokodein,
dekstropropoksifen, pentazosin. Kombinasi antara NSAID dengan analgetik narkorik ringan
dapat juga diberikan

3. Nyeri berat : diberikan opioid seperti : morfin, diamorfin, petidin, buprenorfin. NSAID dapat
juga ditambahkan bila terdapat kerusakan jaringan seperti pada metastasis, gout.

4. Nyeri akut yang berat : diberikan opioid ditambah dengan sedativa-anxiolilika (misalnya
diazepam) atau tranquilizer fenotiazin seperti : klorpromazin, metotri meprazin.
KLASIFIKASI ANALGETIK
■ Berdasarkan Mekanisme Kerja
Golongan obat NSAID bekerja di perifer
Menghambat pelepasan mediator sehingga aktifitas enzim siklooksigenase (COX)
terhambat dan sintesa prostaglandin tidak terjadi.
Golongan opioid bekerja di sentral
Menempati reseptor di dorsal horn medulla spinalis sehingga terjadi penghambatan
pelepasan neurotransmitter, perangsangan ke saraf spinal tidak terjadi.
■ Berdasarkan pembagian senyawa
Analgetika narkotika
Analgetika narkotika mempunyai sifat analgetik dan hipnotik yang merupakan
alkaloid golongan opium. Jenis obat ini umumnya dapat menimbulkan ketergantungan pada
pemakai. Obat Analgetik Narkotik ini biasanya khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri
hebat, seperti pada kasus patah tulang dan penyakit kanker kronis.
Analgetik non-narkotika
■ Hampir semua obat NSAID mempunyai tiga jenis efek yang penting yaitu:
■ Efek anti-inflamatori: memodifikasi reaksi inflamasi
■ Efek analgesik: meredakan suatu rasa nyeri
■ Efek antipiretik: menurunkan suhu badan yang meningkat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai