Anda di halaman 1dari 18

CASE CONTROL STUDY

Oleh : Kelompok 3
Kelas : VI-C
Naomi Sabbathiny Laoli (141501151)
Wirdani Meiril (141501153)
Vitania Rebecca Gurning (141501155)
Elfina Rehngenana (141501177)
Bharata Samantha P. (141501178)
Nita Gia (141501179)
Vriona Ade Maenkar (141501201)
Lolyta F. Mustanti (141501202)
Josephine Yauvira (141501204)
Hanifah Siti Aisyah (141501225)
Debora R.M. Manullang (141501230)
A. DEFINISI
Penelitian Case Control adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut
bagaimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan
“retrospective”.
Ciri-ciri dari penelitian case control adalah pemilihan subyek yang
didasarkan pada penyakit yang diderita, kemudian lakukan pengamatan
yaitu subyek mempunyai riwayat terpapar faktor penelitian atau tidak.
Case Control dapat dipergunakan untuk mencari hubungan seberapa jauh
factor risiko mempengaruhi terjadinya penyakit.
Mis: hubungan antara kanker serviks dengan perilaku seksual, hubungan
antara tuberculosis anak dengan vaksinasi BCG atau hubungan antara
status gizi bayi berusia 1 tahun dengan pemakaian KB suntik pada ibu.
B. TAHAPAN
Terdiri dari 6 tahapan :
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang
sesuai
 Misalnya pertanyaannya adalah :
Apakah terdapat hubungan antara konsumsi jamu peluntur pada
kehamilan muda dengan kejadian penyakit jantung bawaan pada bayi
yang dilahirkan ?
 Hipotesis yang ingin diuji adalah:
Pajanan terhadap jamu peluntur lebih sering terjadi pada ibu yang
anaknya menderita penyakit jantung bawaan PJB disbanding pada ibu
yang anaknya tidak menderita PJB.
2. Mendeskiripsikan variable penelitian: faktor risiko, efek

Faktor Resiko
Intensitas pajanan faktor resiko dapat dinilai dengan cara mengukur
dosis,frekuensi atau lamanya pajanan.
Dalam mencari informasi tentang pajanan suatu faktor risiko yang diteliti
maka perlu diupayakan sumber informasi yang dapat diperoleh antara lain :
 Catatan medis rumah sakit, laboratorium patologi anatomi
 Data dari catatan kantor wilayah kesehatan
 Kontak dengan subyek penelitian, baik secara langsung, telepon, atau surat.

Efek atau Outcome


Karena efek/ outcome merupakan hal yang sentral, maka diagnosis atau
penentuan efek harus mendapat perhatian utama.
3. Menentukan populasi terjangkau dan sampel
(kasus,kontrol), dan cara untuk pemilihan subyek
penelitian.
- Kasus
cara yang terbaik untuk memilih kasus adalah dengan mengambil
secara acak subyek dari populasi yang menderita efek.
- Kontrol
Pemilihan control memberi masalah yang lebih besar daripada
pemilihan kasus, oleh karena control semata mata ditentukan
oleh peneliti, sehingga sangat terancam bias. Perlu ditekankan
bahwa control harus berasal dari populasi yang sama dengan
kasus, agar risiko yang diteliti.
 Ada bebrapa cara untuk memilih control yang baik :
1. Memilih kasus dan control dari populasi yang sama
Misalnya kasus adalah semua pasien dalam populasi tertentu sedangkan
control diambil secara acak dari populasi sisanya. Dapat juga kasus dan
control diperoleh dari populasi yang telah ditentukan sebelumnya yang
biasanya lebih kecil (misalnya dari studi kohort).
2. Matching. Cara kedua untuk mendapatkan control yang baik ialah
dengan cara melakukan matching , yaitu memilih control dengan
karakteristik yang sama dengan kasus dalam semua variable yang
mungkin berperan sebagai faktor risiko kecuali variable yang diteliti.
3. Cara lainnya adalah dengan memilih lebih dari satu kelompok
kontrol. Misalnya bila kelompok kasus diambil dari rumah sakit,
maka satu control diambil dari pasien lain di rumah sakit yang sama,
dan control lainnya berasal dari daerah tempat tinggal kasus. Apabila
ratio odds yang didapatkan dengan menggunakan 2 kelompok control
tersebut tidak banyak berbeda, hal tersebut akan memperkuat asosiasi
yang ditemukan. Apabila ratio odds antara kasus dengan masing-masing
control sangat berbeda, berarti salah satu atau kedua hasil tersebut
tidak sahih, dengan kata lain terdapat bias, dan perlu diteliti letak bias
tersebut.
4. Menetapkan besar sampel
Pada dasarnya untuk penelitian kasus control jumlah subyek yang
diteliti bergantung pada :
a. Beberapa frekuensi pajanan faktor risiko pada suatu populasi; ini
penting terutama apabila control diambil dari populasi. Apabila
densitas pajanan risiko terlalu kecil atau terlalu besar, mungkin pajanan
resiko pada kasus dan control hampir sama sehingga diperlukan sampel
yang besar untuk mengetahui perbedaannya.
b. Rasio odds terkecil yang dianggap bermakna (R).
c. Derajat kemaknaan (α ) dan kekuatan (power= 1- β) yang dipilih.
Biasa dipilih α = 5%, β = 10% atau 20% (power = 90% atau 80%).
d. Rasio antara jumlah kasus control. Bila dipilih control lebih
banyak, maka jumlah kasus dapt dikurangi. Bila jumlah control diambil
c kali jumlah kasus, maka jumlah kasus dapt dikurangi dari n menjadi
(c+1)n/2c.
e. Apakah pemilihan control dilakukan dengan matching atau tidak.
Diatas telah disebut bahwa dengan melakukan matching maka jumlah
subyek yang diperlukan untuk diteliti menjadi lebih sedikit.
5. Melakukan Pengukuran
Pengukuran variable efek dan faktor risiko merupakan hal yang
dentral pada studi kasus-kontrol. Penentuan efek harus sudah
didefenisikan dengan jelas dalam usulan penelitian. Pengukuran
faktor risiko atau pajanan yang terjadi pada waktu lampau juga
sering menimbulkan kesulitan. Namun lebih sering penentuan
pajanan pada masa lalu dilakukan semata-mata dengan anamnesis
atau wawancara dengan responden, jadi hanya dengan
mengandalkan daya ingat responden yang mungkin dipengaruhi
oleh statusnya (mengalami outcome atau tidak).
6. Menganalisis hasil penelitian
Analisis hasil studi kasus-kontrol dapat hanya bersifat sederhana
yaitu penentuan ratio odds, sampai pada yang kompleks yakni
dengan analisis multivariate pada studi kasus control dengan lebih
dari satu faktor resiko. Ini ditentukan oleh apa yang ingin diteliti
bagaimana cara memilih control (matched atau tidak), dan
terdapatnya variable yang menggangu ataupun yang tidak.
C. KEUNTUNGAN
a. Studi kasus-kontrol dapat, atau kadang bahkan merupakan
satu-satunya, cara untuk meneliti kasus yang jarang atau
yang masa latennya panjang.
b. Hasil dapat diperoleh dengan cepat.
c. Biaya yang diperlukan relative murah
d. Memerlukan subyek penelitian yang lebih sedikit.
e. Dapat digunakan untuk mengidentifikasikan berbagai factor
resiko sekaligus dalam satu penelitian.
D. KELEMAHAN
1. Data mengenai pajanan faktor risiko diperoleh dengan mengandalkan daya
ingat atau catatan medik. Daya ingat responden menyebabkan terjadinya
recall bias, baik karena lupa atau responden yang mengalami efek cenderung
lebih mengingat pajanan faktor risiko daripada responden yang tidak
mengalami efek. Data sekunder, dalam hal ini catatan medik rutin yang sering
dipakai sebagai sumber data juga tidak begitu akurat (objektivitas dan
reliabilitas pengukuran variabel yang kurang).
2. Validasi informasi terkadang sukar diperoleh.
3. Sukarnya meyakinkan bahwa kelompok kasus dan kontrol sebanding karena
banyaknya faktor eksternal / faktor penyerta dan sumber bias lainnya yang
sukar dikendalikan.
4. Tidak dapat memberikan incidence rates karena proporsi kasus dalam
penelitian tidak mewakili proporsi orang dengan penyakit tersebut dalam
populasi.
5. Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih dari satu variabel dependen,
hanya berkaitan dengan satu penyakit atau efek.
6. Tidak dapat dilakukan untuk penelitian evaluasi hasil pengobatan.
E. PERBEDAAN
Perbedaan Case Control Cohort
Desain Penelitian Mempelajari hubungan antara Mempelajari hubungan antara
penyebab dan penyakit dengan paparan dan penyakit dengan
membedakan antara kelompok membandingkan kelompok
kasus dan kontrol terpapar berdasarkan status
penyakit

Metode Penelitian Study retrospective (melakukan Longitudinal prospective (dimulai


penelusuran ke belakang thd. dari status keterpaparan kemudian
riwayat suatu penyakit) dilakukan penelusuran ke depan
thd. suatu penyakit)

Sampel Relative sedikit Relative banyak


Waktu/ Biaya Cepat dan murah Kurang efisien dari segi waktu dan
biaya
Hasil Penelitian Dapat melihat hubungan beberapa Menerangkan hub antara faktor
penyebab (resiko) thd satu akibat resiko dan efek
(penyakit)
Penyakit yang diteliti Untuk penyakit jarang Tidak efisien untuk penyakit jarang
JURNAL
METODOLOGI
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu kasus kontrol
yang bersifat retrospektif
1. Pendefinisian individu-individu sebagai kasus dan control
- Kasus : Penduduk Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan yang
telah didiagnosis menderita penyakit kusta oleh petugas
kesehatan atau Dinas Kesehatan berdasarkan pemeriksaan klinis
dan laboratorium
- Kontrol : Penduduk Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan
yang telah didiagnosis tidak menderita penyakit kusta oleh
petugas kesehatan atau Dinas Kesehatan berdasarkan
pemeriksaan klinis pada saat dilakukan survei kontak
2. Mengamati riwayat karakteristik paparan yang diduga dapat
mengakibatkan terjadinya penyakit
– Data primer yang diperoleh langsung dari responden dengan
menggunakan kuesioner dan observasi.
– Data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan dan
Puskesmas Tirto
– Populasi kasus adalah jumlah penderita kusta mulai tahun 2006 sampai
akhir bulan Juli 2007.

3. Dilakukan pengambilan sampel dan dilakukan analisis data


– Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan status paparan penyakit
(Fixed disease sampling).
– Jumlah sampel sebesar 126 yang terdiri dari 63 kasus dan 63 kontrol.
– Analisis data menggunakan program SPSS 10.00 for windows, meli-
puti : analisis univariat, bivariat (chi-square) dan multivariat (regresi
logistik).
HASIL
 Berdasarkan analisis data dengan menggunakan program SPSS 10.00 for
windows, meliputi : analisis univariat, bivariat (chi-square) dan
multivariat (regresi logistik) didapatkan hasil bahwa :
Kondisi ekonomi dari keluarga dan kebersihan perorangan adalah faktor
yang terbukti berpengaruh terhadap kejadian kusta di Kecamatan Tirto
Kabupaten Pekalongan.
Sedangkan faktor umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, kontak
serumah, kontak tetangga, lingkungan fisik rumah dan kepadatan
penghuni terbukti tidak berpengaruh terhadap kejadian kusta.
Kondisi ekonomi berkaitan dengan pendapatan keluarga menentukan
pemenuhan kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan yang
berkaitan dengan kesehatan. Sedangkan kebersihan perorangan akan
menentukan kesehatan orang tersebut.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai