Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK 1

AIR PERMUKAAN SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH

CHRISTIAN ANGGAKUSUMA R
DEDE WAHYU A
HILDA FITRIAH
MEILYANA TRIWULAN
RAUFITA HERIYAH
RIZKY AMALIA
RIZQIA SYAFFA S
1
KARAKTERISTIK
AIR PERMUKAAN
Air permukaan ini terdiri dari 2 macam yaitu air sungai dan
air rawa. Untuk menggunakan air sungai sebagai air minum
diperlukan pengelolahan yang sempurna mengingat bahwa
air sungai mengandung kotoran yang sangat tinggi
sedangkan air rawa biasanya berwarna yang berasal dair
zat organik yang telah membusuk sehingga warnyanya jadi
kuning coklat.
Untuk mengenal karakteristik air baku perbukaan maka air
ini digolangkan menjadi 6, yaitu;
1. Air permukaan dengan tingkat kekeruhan yang tinggi
2. Air permukaan dengan tingkat kekeruhan yang rendah
3. Air permukaan dengan tingkat kekeruhan yang sifatnya
temporer
4. Air permukaan dengan kandungan warna yang sedang
sampai tinggi
5. Air permukaan dengan kesadahan yang tinggi.
6. Air permukaan dengan tingkat kekeruhan sangat
rendah

3
KARAKTERISTIK UMUM AIR PERMUKAAN

4
KARAKTERISTIK SPESIFIK AIR PERMUKAAN

5
KARAKTERISTIK SPESIFIK AIR PERMUKAAN

6

KUALITAS AIR
PERMUKAAN

7
Variabel-variabel Kualitas Air Permukaan:
• sifat fisika (warna, kekeruhan, dan temperatur) dan
• sifat kimia (kandungan oksigen, karbondioksida, pH,
amoniak, dan alkalinitas).

Kualitas air permukaan secara nasional telah diatur dalam


Peraturan Pemerintah No. 82/2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Kualitas
badan air tergantung dari karakteristik dan kuantitas air
yang masuk ke dalamnya. Oleh karena itu, limbah cair yang
masuk ke perairan juga perlu diatur dalam peraturan
perundang-undangan, sehingga tidak memperuruk kualitas
air permukaan

Pemantauan parameter-parameter kualitas air perlu


dilakukan dalam melakukan pengelolaan kualitas air pada
suatu air permukaan, seperti Daerah Aliran Sungai (DAS).
Menurut Erianto, E.W. dan B. Machbub (2004) pada
umumnya pemantauan kualitas air dilakukan baik secara
berkelanjutan maupun berkala (time series) tergantung
kebutuhan dan dana yang ada.
8
JENIS SUMBER AIR
PERMUKAAN
Air permukaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

Perairan Darat
Perairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan
misalnya seperti rawa-rawa, danau, sungai, dan lain sebagainya.
 Air sungai
 Air Danau.
 Rawa

Perairan Laut
Perairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas.
Contohnya seperti air laut yang berada di laut. Berdasarkan luas
dan bentuknya, klasifikasi perairan laut terdiri dari:
 Teluk adalah bagian laut yang menjorok ke darat
 Selat adalah laut yang relative sempit dan terletak antara dua
pulau
 Laut adalah perairan yang terletak di antara pulau-pulau yang
relative lebih luas dibandingkan dengan selat
 Samudera adalah laut yang sangat luas dan terletak diantara
benua

10
MENGHITUNG DEBIT
AIR PERMUKAAN
Debit adalah jumlah aliran air (volume) yang mengalir melalui
suatu penampang dalam waktu tertentu, umumnya dinyatakan
dalam satuan volume/waktu yaitu (m3/detik). Pengukuran debit
air permukaan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu langsung
dan idak langsung.

Pengukuran Langsung
Pengukuran langsung di lapangan meliputi pengukuran lebar,
tinggi air, tinggi saluran drainase, sisi miring, dan diameter pada
masing-masing saluran drainase.

Pengukuran tidak langsung


Ada 3 cara untuk pengukuran tidak langsung :
1. Velocity area methods
2. Slope area methods
3. Dilution methods

12
Pengukuran tidak langsung
Velocity area methods
Pada prinsipnya untuk mengetahui debit suatu aliran, dilakukan pengukuran kecepatan aliran dan
penampang basah sungai. Kecepatan aliran dianggap seragam di setiap titik pada tampang lintang yang
besarnya sama dengan kecepatan. Rumus yang digunakan adalah:
Q=AxV
Keterangan:
Q =Debit Aliran (m3/s)
A = Luas Penampang (m2)
V = Kecepatan Aliran (m/s)
Penampang basah (A) diperoleh dengan pengukuran lebar permukaan air dan pengukuran
kedalaman dengan tongkat pengukur atau kabel pengukur. Kecepatan aliran dapat diukur dengan metode
current meter dan metode apung

13
Slope area methods
Cara slope area dapat digunakan untuk menghitung debit secara tidak langsung, yaitu setelah
banjir surut dengan menggunakan data bekas banjir pada tebing sungai atau pelekat yang dipasang pada
jarak tertentu. Cara ini menggunakan rumus hidraulika, yaitu rumus Manning atau Cherry.
Apabila pemilihan badan air yang akan diprakirakan kecepatan airnya memiliki aliran yang kurang lebih
seragam.
Rumus :
Dimana:
V = kecepatan aliran (m/detik),
r = jari-jari hidrolik (m),
S = kemiringan permukaan air,
n = koefisien kekasaran manning.

Dilution methods
Pengukuran debit dengan menggunakan bahan-bahan kimia, pewarna atau radioaktif sering
digunakan untuk jenis sungai yang aliran airnya tidak beraturan (turbulent). Bahan-bahan tersebut di atas
biasanya dalam bentuk:
mudah larut dalam air sungai,
bersifat stabil,
mudah dikenali dalam konsentrasi rendah,
tidak meracuni biota perairan dan tidak menimbulkan dampak negatif yang permanen pada badan perairan,
relatif tidak mahal.
14
PENGOLAHAN AIR
PERMUKAAN
Pengolahan adalah usaha-usaha teknis yang dilakukan untuk
mengubah sifat-sifat suatu zat (Sutrisno, 2006). Hal ini penting
artinya bagi air minum karena dengan adanya pengolahan, maka
akan didapatkan air minum yang memenuhi standar air minum
yang telah ditentukan.

Menurut (Sutrisno, 2006) ada dua cara proses pengolahan air,


yaitu :
 Pengolahan lengkap atau Complete treatment proces
Pengolahan lengkap adalah pengolahan air yang meliputi
pengolahan fisik, kimia, dan bakteriologik. Pengolahan ini
biasanya dilakukan terhadap air sungai yang kotor/keruh.

 Pengolahan sebagian atau Partial treatment proces


Pengolahan sebagian, misalnya hanya diadakan pengolahan
kimiawi dan/atau pengolahan bakteriologik saja. Dan pengolahan
ini biasanya hanya dilakukan untuk mata air bersih atau air dari
sumur yang dangkal/dalam.

16
Tingkatan-tingkatan pengolahan (Sutrisno, 2006, p.51), yaitu :

1. Pengolahan fisik
Pengolahan fisik atau yang sering disebut dengan proses filtrasi yaitu suatu tingkat pengolahan yang
bertujuan untuk mengurangi/menghilangkan kotoran-kotoran yang kasar, penyisihan lumpur dan pasir,
serta mengurangi kadar zat-zat organik yang ada dalam air yang akan diolah.

a) Sedimentasi
merupakan unit yang berfungsi memisahkan padatan dan cairan dengan menggunakan pengendapan
secara gravitasi untuk memisahkan partikel tersusupensi yang terdapat dalam cairan tersebut

b) Filter Karbon
Karbon aktif dengan media granular (Granular Activated Carbon) merupakan proses filtrasi yang
berfungsi untuk menghilangkan bahan-bahan organik, desinfeksi, serta menghilangkan bau dan rasa
yang disebabkan oleh senyawa-senyawa organik.

c) Membran atau Filtrasi


Proses ini untuk menyaring air yang telah dikoagulasi dan diendapkan untuk menghasilkan air minum
dengan kualitas yang baik.

17
2. Pengolahan kimia
Yaitu suatu tingkatan pengolahan dengan menggunakan zat-zat kimia untuk membantu proses
pengolahan selanjutnya. Bertujuan untuk menyisihkan senyawa organik maupun senyawa anorganik
dalam air. Misalnya dengan pembubuhan kapur dalam proses pelunakan dan pembubuhan tawas pada
proses sedimentasi.

a) Flokulasi
Flokulasi adalah tahap pengadukan lambat yang mengikuti unit pengaduk cepat. Proses ini bertujuan
untuk mempercepat laju tumbukan partikel, sehingga menyebabkan aglomerasi dari partikel koloid
terdestabilisasi secara elektrolitik kepada ukuran yang terendapkan dan tersaring.

b) Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme patogen yang terdapat di
dalam air baku yang masuk ke dalam instalasi pengolahan air minum. Proses ini tidak berlaku bagi
mikroorganisme yang berada dalam bentuk spora.

c) Pengolahan bakteriologik
Pengolahan bakteriologik atau desinfektan yaitu suatu tingkat pengolahan untuk
membunuh/memusnahkan bakteri yang terkandung dalam air minum yakni dengan cara membubuhkan
kaporit (zat desinfektan) atau melalui penyinaran ultraviolet.

18
Langkah-langkah dasar dalam pengelolaan air berdasarkan standar Internasional seperti yang ditetapkan
oleh IHS (International Health Standart) adalah standart AWWA (American Water Works Association’s)
yang memiliki otoritas dalam penelitian air bersih. HIS sendiri adalah lembaga Internasional nonprofit
yang bergerak di bidang penelitian dan pendidikan sosial untuk meningkatkan kualitas air minum. Standar
AWWA memiliki 5 tahap, yaitu :

Tahap 1 : Source
Tahap 2 : Treatment (Sedimentation, Filtration, and Disinfection )
Tahap 3 : Distribution
Tahap 4 : Storage
Tahap 5 : Pumping

19
Alur Proses Pengolahan Air Permukaan

20
Secara umum proses pengolahan air dibagi dalam 3 unit, yaitu:
1. Unit Penampungan Awal (Intake)
Unit ini dikenal dengan istilah unit Sadap Air (Intake). Unit ini berfungsi sebagai tempat penampungan air
dari sumber airnya.

2. Unit Pengolahan (Water Treatment)


Pada unit ini, air dari unit penampungan awal diproses melalui beberapa tahapan:
a) Tahap Koagulasi (Coagulation)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghancurkan partikel koloid (yang menyebabkan air keruh) tadi
sehingga terbentuk partikel-partikel kecil namun masih sulit untuk mengendap dengan sendirinya.
b) Tahap Flokulasi (Flocculation)
Proses Flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air dengan cara penggumpalan partikel untuk
dijadikan partikel yang lebih besar (partikel Flok).
c) Tahap Pengendapan (Sedimentation)
Pada tahap ini partikel-patikel flok tersebut mengendap secara alami di dasar penampungan karena
massa jenisnya lebih besar dari unsur air.
d) Tahap Penyaringan (Filtration)
Pada tahap ini air disaring melewati media penyaring yang disusun dari bahan-bahan biasanya berupa
pasir dan kerikil silica. Proses ini ditujukan untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tak terlarut.

3. Unit Penampung Akhir (Reservoir)


Setelah masuk ke tahap ini berarti air sudah siap untuk didistribusikan ke masyarakat.
21
Secara umum setelah melalui proses penyaringan ini air langsung masuk ke unit Penampungan Akhir.
Namun untuk meningkatkan kualitas air kadang diperlukan proses tambahan, seperti:

1. Proses Pertukaran Ion (Ion Exchange)


Proses pertukaran ion bertujuan untuk menghilangkan zat pencemar anorganik yang tidak dapat
dihilangkan oleh proses filtrasi atau sedimentasi. Proses pertukaran ion juga digunakan untuk
menghilangkan arsenik, kromium, kelebihan fluorida, nitrat, radium, dan uranium.

2. Proses Penyerapan (Absorption)


Proses ini bertujuan untuk menyerap / menghilangkan zar pencemar organik, senyawa penyebab rasa,
bau dan warna. Biasanya dengan membubuhkan bubuk karbon aktif ke dalam air tersebut.

3. Proses Disinfeksi (Disinfection)


Sebelum masuk ke unit Penampungan Akhir, air melalui Proses Disinfeksi dahulu. Yaitu proses
pembubuhan bahan kimia Chlorine yang bertujuan untuk membunuh bakteri atau mikroorganisme
berbahaya yang terkandung di dalam air tersebut.

22
SELESAI :’)

23

Anda mungkin juga menyukai