Anda di halaman 1dari 35

ENGORGEMENT,

MASTITIS, INVERTED
NIPPLE PASCA SALIN

Pembimbing:
DR.Don F. B. Leiden, Sp.OG.,
MMR

SMF Obstetri dan Ginekologi


RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya
Fisiologi Laktasi

Sekresi estrogen dan Impuls syaraf dari


progesteron menurun hisapan bayi

Stimulasi Stimulasi Stimulasi hipofisis


hipofisis anterior hipotalmus posterior

Sekresi Prolaktin Sekresi Oksitosin

Produksi ASI dalam Kontraksi sel myoepitel


sel alveolar sekitar alveoli
Let down Refleks
(Mengalirnya ASI ke sinus laktiferus)
Engorgement
(Payudara bengkak)
Definisi

• Engorgement atau Pembengkakan payudara adalah


pembendungan ASI karena penyempitan duktus lakteferi atau
oleh kelenjar – kelenjar yang tidak dikosongkan dengan
sempurna atau karena kelainan pada puting susu. Bendungan
ASI dapat terjadi pada hari ke 2 atau ke 3 ketika payudara
telah memproduksi ASI disebabkan oleh pengeluaran ASI yang
tidak lancar
Etiologi dan faktor resiko
• Produksi ASI berlebihan

• Tidak melakukan IMD


setelah melahirkan
• Bayi tidak sering menyusu

• Posisi dan perlekatan


menyusui yang salah
• Kelainan puting susu
PATOFISIOLOGI
Faktor dari hipotalamus yang menghalangi keluarnya hormon prolaktin
waktu hamil sangat dipengaruhi oleh estrogen, setelah bayi lahir dan
plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron turun dalam 2-3 hari.
sehingga terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis anterior.

Hormon ini menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar payudara terisi


dengan air susu, tetapi untuk mengeluarkannya dibutuhkan refleks yang
menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitelial yang mengelilingi alveolus dan
duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut. Refleks ini timbul jika bayi
menyusu.

Pada permulaan nifas apabila bayi belum menyusu dengan baik, atau
kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna,
maka dapat terjadi pembendungan air susu.
TANDA DAN GEJALA
Payudara Bengkak: Payudara Penuh:
• Pembengkakan bilateral • Payudara terasa berat
• Payudara membesar, tegang, dan keras.
dan nyeri • Tidak ada demam
• Puting susu kencang
• Kulit payudara mengkilat
• Teraba keras
• Demam
Tatalaksana
Terapi farmakologi:
• Anti Inflamasi : serrapeptase (danzen) 10 mg atau Bromelain
2500 unit
• Analgesik: Paracetamol 500 mg

Terapi Non Farmakologi


 Masase payudara
 ASI diperas atau dipompa
 Kompres hangat untuk memperlancar aliran darah payudara
 Menyusui lebih sering
 Memakai bra yang tidak terlalu ketat
Pencegahan
• Lakukan IMD

• Posisi dan perlekatan yang baik saat menyusui

• Jika bayi tidak dapat menyusui sebaiknya ASI dikeluarkan

terlebih dahulu agar ketegangan menurun.


• Susui bayi tanpa jadwal

• Lakukan perawatan payudara masa nifas secara teratur.


Komplikasi
• Infeksi akut kelenjar susu

• Mastitis

• Abses payudara
Nipple inverted
(puting terbenam)
Definisi
Inverted nipple atau Puting susu terbenam
adalah puting susu yang tidak dapat menonjol
dan cenderung masuk kedalam, sehingga ASI
tidak dapat keluar dengan lancar.
ETIOLOGI
• Kelainan bawaan sejak lahir karena pendeknya

duktus laktiferus
• Kulit payudara disekitar puting menjadi longgar

sehingga puting terlihat masukke dalam


Patofisiologi
• Grade I : puting dapat dengan mudah ditarik keluar secara manual.
Puting muncul oleh palpasi lembut di sekitar areola . Pada grade ini
puting terdiri atas jaringan lunak yang utuh dan duktus laktiferus
normal .
• Grade II: Puting juga muncul oleh palpasi tetapi tidak semudah
grade 1. Puting cenderung terbenam lagi. Puting mengalami fibrosis
sedang dan retraksi duktus laktiferus Hal ini disebabkan puting
tersusun atas kolagen stromata dengan otot polos.
• Grade III: puting mengalami inversi dan retraksi yang signifikan.
Cara manual sangat sulit untuk memperbaiki puting, sehingga perlu
operasi untuk menjaga puting tetap menonjol . Duktus laktiferus
terminalis lobular yang atrofi dan diganti dengan jaringan
Tanda dan gejala
Pencegahan
•  Setelah umur kehamilan 34 minggu, putting susu di pijat

dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk pada dasar puting.


Lakukan 2 kali dalam sehari
• Pakailah bra dari bahan katun yang dapat menyangga korpus.

Pada masa menyusui, menggunakan bagian depan bra


terbuka, sehingga puting susu bebas. Pada malam hari
sebaiknya jangan memakai bra
tatalaksana
MASTITIS
Definisi
Peradangan payudara yang terjadi pada masa nifas
sampai 3 minggu setelah persalinan. Penyebabnya
adalah sumbatan saluran susu dan pengeluaran ASI
yang kurang sempurna.
Klasifikasi
1. Mastitis periductal

Biasanya muncul pada wanita di usia menjelang menopause


penyebab utamanya tidak jelas diketahui.

2. Mastitis puerperalis
Banyak dialami oleh wanita hamil atau menyusui. Penyebab utama
mastitis puerperalis yaitu kuman yang menginfeksi mammae
ibu,yang ditransmisi ke nipple ibu melalui kontak langsung.
...Klasifikasi
3. Mastitis supurativa

Paling banyak dijumpai. Penyebabnya bisa dari kuman


Staphylococcus, jamur, kuman TBC dan juga sifilis.
Etiologi
1.Statis ASI

Statis ASI terjadi jika ASI tidak dikeluarkan dengan efisien dari
mammae

2.Infeksi

Organisme yang paling sering ditemukan pada mastitis dan


adalah organisme koagulase-positif Staphylococcus aureus
... Etiologi
• Kuman tersering pada kultur  Stafilococcus aureus sebanyak 40%.
Sumber utama  kuman di hidung dan mulut bayi melalui luka puting
payudara yang terjadi saat meneteki.
Patofisiologi
Mastitis peningkatan tekanan di dalam duktus (saluran ASI) akibat
stasis ASI. Bila ASI tidak segera dikeluarkan maka terjadi tegangan
alveoli yang berlebihan dan mengakibatkan sel epitel yang memproduksi
ASI menjadi datar dan tertekan, sehingga permeabilitas jaringan ikat
meningkat.

Beberapa komponen (terutama protein kekebalan tubuh dan natrium)


dari plasma masuk ke dalam ASI dan selanjutnya ke jaringan sekitar sel
sehingga memicu
respons imun. Stasis ASI, adanya respons inflamasi dan
kerusakan jaringan memudahkan terjadinya infeksi.
Terdapat beberapa cara masuknya kuman yaitu melalui duktus
laktiferus ke lobus sekresi, melalui puting yang retak/ luka
masuk kedalam kelenjar limfe sekitar duktus (periduktal) atau
melalui penyebaran hematogen (pembuluh darah).
Tanda dan gejala
1. Demam

2. Mialgia

3. Payudara bengkak, terlihat membesar

4. Teraba keras dan benjol-benjol

5. Nyeri pada payudara

6. Merasa lesu

7. Suhu badan meningkat, suhu lebih dari 38 0C

8. Benjolan pada payudara nipple discharge (keluar cairan dari puting susu, bisa
mengandung nanah) gatal-gatal pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi
yang sama dengan payudara yang terkena.
FAKTOR RISIKO
• Primipara
• Stres
• Teknik menyusui yang tidak benar sehingga pengosongan payudara tidak
terjadi dengan baik.
• Pemakaian BH yang terlalu ketat.
• Adanya luka pada puting payudara
Pemeriksaan fisik
Inspeksi :

-Kemerahan pada mammae

-Tampak ada luka pada mammae

-Bengkak pada mammae

-Benjol – benjol pada mammae

-Bentuk prisma segitiga tidak beraturan (wedge) pada mammae

Palpasi :

-Mammae teraba keras/tegang/indurasi

-Nyeri tekan pada daerah yang terinflamasi

-Teraba hangat pada Mammae yang terinflamasi


Pemeriksaan diagnostik
- Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan
hasil pemeriksaan fisik.
- Pemeriksaan darah: WBC akan meningkat

- Mammografi atau biopsi payudara, ultrasound payudara.


Pencegahan
1. Perawatan puting susu atau perawatan payudara

2. Susukan bayi setiap saat

3. Pembersihan puting susu sebelum dan sesudah menyusui untuk


menghilangkan kerak dan susu yang sudah kering

4. Teknik menyusui yang benar, bayi harus menyusu sampai ke


areola
TATALAKSANA
1. Antibiotik

Pengobatan mastitis umumnya membutuhkan waktu sekitar 1


0 -14 hari pemberian antibiotik
2. Analgetik
Rasa nyeri merupakan faktor
penghambat produksi hormon oksitosin
yang berguna dalam proses pengeluaran ASI.
Analgesik diberikan untuk mengurangirasa nyeri pada
mastitis
3. Perawatan Sendiri
Istirahat, tetap terus menyusui dan minum lebih banyak cairan
akan membantu tubuh mengatasi infeksi mammae
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai