Presentasi PPT Klmpok 5 New

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 24

KEPERAWATAN

MATERNITAS II
Dosen Pengajar : Ns Sefti Rompas, M.Kes
NAMA-NAMA KELOMPOK 5 :
Ribka Manoppo 17011104004
Irmawati Laepo 17011104003
Hana Wangka 17011104030
ChrIisty Paendong 17011104010
Mega Posuma 17011104054
Sarah Pudihang 17011104070
Zefanya Najoan 17011104062
Rivaldo Seko 17011104020
Distosia, Prematur, dan Postmatur
Distosia

Distosia adalah persalinan yang sulit ditandai adanya hambatan


kemajuan dalam persalinan
 Klasifikasi distosia
1. Distosia karena kelainan presentasi
Kelainan letak presentasi atau posisi:
Posisi oksipitalis posterior persisten, Presentasi puncak kepala, Presentasi
Muka, Presentasi Dahi, Letak sungsang, Letak lintang, Presentasi Ganda
2. Distosia Kelainan Tenaga dan / His
a. Inersia uteri atau Hypotonic uterine countraction
b. His terlampau kuat atau Hypertonic uterine contraction (tetania uteri)
c. Aksi uterus inkoordinasi atau uncoordinate hypertonic uterine contraction.
3. Distosia karena alat kandungan dan jalan lahir
Meliputi alat kelamin luardan dalam,adapun yang bisa mempengaruhi
kemajuan persalinan
4. Distosia karena kelainan janin
a. Pertumbuhan janin yang berlebihan (janin besar)
b. Hydrosefalus
c. Kembar siam

5. Distosia karena kelainan panggul ibu


Komplikasi
Distosia yang tidak ditangani dengan segera dapat mengakibatkan
komplikasi antara lain :
 Pada ibu akan terjadi ruptur jalan lahir akibat his yang kuat sementara
kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan dan juga dapat mengakibatkan
terjadinya fistula karena nekrosis pada jalan lahir
 Pada janin distosia akan berakibat kematian karena janin mengalami
hipoksia dan perdarahan
A. PARTUS PRAEMATURUS
1. Definisi
 Partus praematurus adalah persalinan yang berlangsung pada usia
kehamilan 20-37 minggu dipertimbangkan sebagai persalinan prematur
dan terjadi pada kurang lebih 10% persalinan di Amerika Serikat. Kendati
program pencegahan persalinan prematur, terapi farmakologis untuk
persalinan prematur, dan upaya mengenali faktor resiko persalinan
prematur telah digalakkan, angka persalinan prematur tidak berubah
selama 40 tahun terakhir.
 Persalinan belum cukup umur di bawah 37 minggu atau berat badan bayi
kurang dari 2500 gr. Partus praematurus merupakan sebab kematian
neonatal yang terpenting. Kejadian ± 7% dari semua kelahiran hidup.
 Partus prematurus atau persalinan prematur dapat diartikan sebagai
dimulainya kontraksi uterus yang teratur yang disertai pendataran dan
atau dilatasi serviks serta turunnya bayi pada wanita hamil yang lama
kehamilannya kurang dari 37 minggu (kurang dari 259 hari ) sejak hari
pertama haid terakhir.
A. Penyebab
1. Faktor Kehamilan
a.Perdarahan antepartum
b.Hamil usia muda, grandemultipara, dan interval pendek.
c.PROM – ketuban pecah dini.
d.Kehamilan hidramnion.
e.Gangguan keseimbangan hormonal.
f. Serviks inkompeten dan kelainan anatomis uterus.
g.Idiopatik dengan meningkatnya reseptor :
 Oksitosin
 Inositol trifosfatase (IP3)
h.Pre-eklampsia
2. Faktor Individu
a. Keadaan sosio ekonomi rendah :
 Kerja keras hamil tua
 Gizi kurang dan atau anemia
b. Penyakit sistemik ibu hamil :
 Paru, jantung, dan liver DM
 Hipertensi
 Infeksi organ vital
c. Infeksi kehamilan :
 Korioamnionitis
 Servisitis – endometritis.
 Infeksi plasenta
3. Faktor Resiko
Lebih dari setengah jumlah wanita hamil yang melahirkan
prematur diketahui tidak memiliki faktor resiko untuk persalinan
prematur.
1. Faktor Demografis
2. Kesehatan umum
3. Pekerjaan
4. Kondisi uterus
5. Faktor obstetrik
B. Etiologi Persalinan Normal
Penyebab persalinan prematur tidak diketahui dan tampaknya
disebabkan oleh banyak faktor. Pada beberapa kasus persalinan ini tidak
dapat dicegah dan berhubungan dengan PJT.

C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis meliputi kram seperti kram menstruasi, nyeri pada
punggung bawah, nyeri atau tekanan pada suprapubis, tekanan atau
rasa berat pada panggul, perubahan karakter atau jumlah rabas vagina,
diare, kontraksi uterus setiap 10 menit selama satu jam atau lebih yang
tidak reda setelah istirahat dan atau KPD.
D. Penatalaksanaan
1. Identifikasi wanita dengan faktor resiko untuk persalinan prematur
2. Perawatan preventif bagi wanita yang beresiko mengalami persalinan
premature
3. Untuk menyingkirkan persalinan prematur pada wanita yang menunjukkan
tanda dan gejala
4. Tindak lanjut setelah temuan negatif; ibu dapat dipulangkan dari rumah sakit
dengan diberi penjelasan untuk membatasi aktivitas, mengistirahatkan
panggul, dan kembali memeriksakan diri dalam seminggu untuk tindakan
selanjutnya. Tinjau kembali dan gejala persalinan dan aktivitas beresiko tinggi,
seperti penyalahgunaan zat.
5. Tegakkan diagnosis ketika pembukaan serviks mencapai  3 cm atau ketika
pemeriksaan serviks menunjukkan pembukaan 2-3 cm disertai fibronektin janin
positif, kontraksi persisten, dan terjadi perubahanserviks selama observasi.
6. Hidrasi IV dengan 500 ml larutan hipotonik akan membantu, jika wanita tersebut
mengalami dehidrasi. Pemberiannya tidak boleh menunda tindakan tokolisis.
7. Obat-obat tokolitik tidak mengurangi jumlah pelahiran prematur, tetapi
menundanya hingga 48 jam sehingga memberi waktu untuk memindahkan ibu ke
pusat perawatan tersier dan memberikan kortikosteroid serta antibioik, jika
diperlukan
8.Kontraindikasi terhadap pemberian tokolisis meliputi hipertensi berat pada ibu,
perdarahan berat, kematian janin atau kelainan letal, korioamnionitis, gawat janin,
preeklampsia atau eklampsi berat, pembukaan atau penipisan lanjut.
9. Pertimbangkan kortikosteroid antenatal
10. Antibiotik dapat memperpanjang kehamilan, tetapi tidak meningkatkan hasil
akhir pada ibu atau tidak menurunkan angka kematian neonatus.
11. Pemindahan bayi in utero ke pusat perinatal resiko tinggi menigkatkan hasil
akhir pada bayi dengan berat lahir rendah.
12. Penatalaksanaan rawat jalan setelah terapi untuk persalinan prematur; begitu
persalinan ditangguhkan, ibu dapat kembali ke rumah agar dapat mengurangi
aktivitas, mengistirahatkan panggul, mengurangi stres, dan melakukan
pemeriksaan dalam setiap minggu.
E. Masalah Menghadapi Persalinan Prematur
a. Penyebab tertinggi kematian neonatus
b. Tumbuh kembang janin sering terlambat
c. Memerlukan perawatan intensif, lama, dan mahal.
d. Penyebab utama kematian neonatus.
 Infeksi central nervus system
 Asfiksia-RDS (respiratory distress syndrome)
 Trauma persalinan dan perdarahan intraventrikuler
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Ultrasonografi: usia kehamilan, besar janin, jumlah janin, cacat
bawaan, letak dan mturasi plasenta, volume cairan amnion,
kelainan uterus
2. Kardiotokografi: kesejahteraan janin, frekuensi dan kekuatan
kontraksi
3. Pemeriksaan vaginal berkala untuk mengetahui dilatasi/
pemendekan serviks
4. Pemeriksaan surfaktan (amniosentesi)
5. Pemeriksaan bakteri vagina
6. Pemeriksaan kultur urine
7. Pemeriksaan gas dan ph darah janin.
B. PARTUS SEROTINUS
1. Definisi
 Yang dinamakan partus serotinus ialah persalinan setelah kehamilan 42
minggu atau lebih. Istilah lain yang sering dipakai adalah postmaturitas,
postdatism, atau postdates. Kira-kira 10% kehamilan berlangsung terus
samapi 42 minggi, 4% berlanjut sampai usia 43 minggu.
 Menurut Manuaba (1998), kehamilan lewat waktu merupakan
kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu dan belum terjadi
persalinan. Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari
dari Hari Pertama haid terakhir.
 Menurut Muchtar (1998), kehamilan postmatur adalah kehamilan yang
berlangsung lebih lama dari 42 minggu, dihitung berdasarkan rumus
Neagele dengan siklus haid rata – rata 28 hari.
 Menurut Parwirohardjo (2005), kehamilan lewat waktu atau post term
adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu.
2. Etiologi
 Menjelang persalinan terdapat penurunan progesteron, peningkatan
oksitosin tubuh dan reseptor terhadap oksitosin sehingga otot rahim
semakin sensitif terhadap rangsangan. Pada kehamilan lewat waktu
terjadi sebaliknya, otot rahim tidak sensitif terhadap rangsangan,
karena ketegangan psikologis atau kelainan pada rahim (Manuaba,
1998).
 Menurut Sujiyatini (2009), etiologinya yaitu penurunan kadar esterogen
pada kehamilan normal umumnya tinggi. Factor hormonal yaitu kadar
progesterone tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup
bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Factor
lain adalah hereditas, karena post matur sering dijumpai pada suatu
keluarga tertentu.
3. Patofisiologi
Pada kehamilan lewat waktu terjadi penurunan oksitosin sehingga tidak
menyebabkan adanya his, dan terjadi penundaan persalinan.
Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup
memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2 sehingga janin mempunyai
resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim ( Manuaba, 1998).
Sindroma postmaturitas yaitu : kulit keriput dan telapak tangan terkelupas,
tubuh panjang dan kurus, vernic caseosa menghilang, wajah seperti orang
tua, kuku panjang, tali pusat selaput ketuban berwarna kehijauan. Fungsi
plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 34 – 36 minggu dan
setelah itu terus mengalami penurunan. Pada kehamilan post term dapat
terjadi penurunan fungsi plasenta sehingga bisa menyebabkan gawat
janin. Bila keadaan plasenta tidak mengalami insufisiensi maka janin post
term dapat tumbuh terus namun tubuh anak akan menjadi besar
(makrosomia) dan dapat menyebabkan distosia bahu.
4. Tanda dan Gejala
 Tanda dan gejala tidak terlalu dirasakan, hanya dilihat dari tuanya
kehamilan. Biasanya terjadi pada masyarakat di pedesaan yang lupa
akan hari pertama haid terakhir. Bila tanggal hari pertama haid terakhir
di catat dan diketahui wanita hamil, diagnosis tidak sukar, namun bila
wanita hamil lupa atau tidak tahu, hal ini akan sukar memastikan
diagnosis. Pada pemeriksaan USG dilakukan untuk memeriksa ukuran
diameter biparietal, gerakan janin dan jumlah air ketuban (Muchtar,
1998).
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yaitu USG untuk menilai usia
kehamilan, oligohidramnion, derajat maturitas plasenta. KTG
untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin. Penilaian
warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi (tes
tanpa tekanan dinilai apakah reaktif atau tidak ada dan tes
tekanan oksitosin). Pemeriksaan sitologi vagina dengan
indeks kariopiknotik.
6. Penatalaksanaan
Persalinan anjuran atau induksi persalinan dapat dilakukan
dengan metode :
a. Persalinan anjuran dengan infus pituitrin (sintosinon)
b. Memecahkan ketuban
c. Persalinan anjuran yang menggunakan prostaglandin
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai