DFMLDSFMLFM
DFMLDSFMLFM
RS ISLAM JAKARTA CP
“Vaksin
Pneumokokus
”
|
Oleh:
Nadiyah Bayan Hafizah
Pe m b im bing
d r. J h o n w a n , S p . A
Latar Belakang
• Streptococcus pneumoniae
adalah penyebab terjadinya
meningitis dan Pneumonia
• Mengandung 13 Valent:
1, 3, 4, 5, 6A, 7F, 9V, 14, 18C,
19A, 19F, dan 23F.
Indikasi Vaksin Pneumokokus
Pneumococcus Conjugate Vaccine Pneumococcus Polysaccharide Vaccine
(PCV) (PPV)
• Usia > 2 bulan baik dengan atau • Usia > 65 tahun
tanpa risiko IPD (Invasive
Pneumococcal Disease) • Usia > 2 tahun dengan risiko tinggi
untuk mengalami IPD (Invasive
• Sangat penting untuk anak-anak Pneumococcal Disease) seperti
yang tinggal di hunian padat, di HIV/AIDS, leukemia, disfungsi
lingkungan yang terpapar spleen dan diabetes insipidus
banyak asap rokok, dan
terserang otitis media • Anak-anak yang mengalami
imunosupresi karena sedang
menjalani pengobatan kemoterapi
atau kortikosteroid
Kontraindikasi Vaksin Pneumokokus
Pneumococcus Conjugate Vaccine Pneumococcus Polysaccharide Vaccine
(PCV) (PPV)
• Usia < 2 bulan • Usia < 2 tahun
PCV dibagi menjadi 3 dosis, masing- PPV diberikan kapan saja selama usianya sudah
masing diberikan pada usia 2, 4, dan 6 lebih dari 2 tahun
bulan
Jarak minimal antar dosis ialah selama 4- Pada HIV diberikan sebelum terjadi imuno-
8 minggu supresi, atau jika sudah terjadi imunosupresi
maka diberikan setelah imunitasnya kembali
PCV booster diberikan pada anak usia Pada pengobatan imunosupresan, diberikan 2
antara 12 hingga 15 bulan minggu sebelum pemberian imunosupresan
Jadwal Pemberian
Pneumococcus Conjugate Vaccine Pneumococcus Polysaccharide Vaccine
(PCV) (PPV)
Booster dilakukan minimal 2 bulan Pada splenektomi, PPV diberikan 4-6 minggu
setelah pemberian dosis yang ketiga. sebelum operasi, atau jika tidak memungkinkan
maka setidaknya 2 minggu sebelum operasi atau
jika masih tidak memungkinkan, maka 2 minggu
setelah operasi
• Bukan imunisasi yang wajib, namun sangat dianjurkan untuk penderita imunodefisiensi
• Reaksi yang dapat timbul antara lain kemerahan, bengkak, nyeri, demam dan reaksi
anafilaksis
• Mencegah lebih baik daripada mengobati terutama pada pasien yang resisten terhadap
antibiotik